[Web Novel 22] Rahasia Shishou
Aku bermimpi.
Dalam mimpi itu, ada bidadari-bidadari
yang turun dari langit.
Berbeda dari kemarin, aku yakin ini
adalah mimpi yang indah.
Tapi disaat aku memikirkan itu, aku
melihat ada mosaik yang menutupi selangkangan mereka, dan mereka juga
cekikikan dengan wajah yang menjijikkan, sambil mengeluarkan suara
[Fufufu].
Itu terasa seperti mimpi buruk.
Saat aku menyadari fakta tersebut, aku
terbangun.
[Itu cuma mimpi....]
Belakangan ini aku sering mengalami
mimpi buruk....
Dihadapanku adalah dunia yang penuh
dengan tanah dan bebatuan, yang memanjang tanpa batas sampai ke
cakrawala.
Demon Continent.
Pecahan dari sebuah benua raksasa yang
terbelah saat Human-Demon war berlangsung. Tempat ini dulunya adalah
area yang digunakan oleh Demon God Laplace untuk mengumpulkan ras
demon.
Luas area benua ini hanyalah sekitar
setengah dari luas Central Continent.
Tapi hampir tidak ada tanaman yang
tumbuh disini. Tanah disini penuh dengan retakan, dan memiliki
permukaan yang sangat tidak rata. Ada batu-batu yang luar biasa
besarnya yang menghalangi pandangan, yang otomatis membuat tempat ini
menjadi labirin alami.
Dan juga, konsentrasi Mana di Demon
Continent sangatlah tebal, dan ada banyak Magical Creature kuat yang
hidup disini. Dari kabar yang beredar, katanya, untuk menyeberangi
Demon Continent, kau akan membutuhkan waktu 3 kali lebih lama
daripada saat kau menyeberangi Central Continent.
***
Ini akan jadi perjalanan
yang panjang.
Saat aku berpikir untuk
menjelaskan situasi ini kepada Eris, aku melihat ternyata dia sedang
merasa sangat bersemangat. Kedua matanya tampak berbintang-bintang
saat dia mengamati dataran Demon Continent.
[Eris, sehubungan dengan
tempat ini, kita sedang berada di Demon Continent....]
[Demon Continent! Kalau
begitu petualangan kita akan segera dimulai!]
Dia benar-benar merasa
senang.
Tak merasa panik sedikitpun.
Hal apapun yang aku katakan
sekarang tidak akan bisa membuatnya merasa minder.
***
Eris dan Ruijerd menjadi
sangat dekat. Sepertinya saat aku tidur, mereka masih mengobrol
dengan satu sama lain.
Yah, itu lebih baik daripada
mereka bertengkar.
Eris dengan gembira
menceritakan kisah-kisah yang terjadi di rumahnya, tentang belajar
ilmu sihir dan ilmu pedang.
Sekalipun Ruijerd sangat
jarang mengucapkan sesuatu, tapi dia selalu menjawab dengan ramah
saat Eris sedang berbicara.
Apa yang terjadi dengan
sikap ketakutan yang kau tunjukkan di awal-awal?
Eris ternyata tidak lagi
merasa takut kepada pria yang menakutkan ini.
Sekalipun terkadang Eris
mengucapkan sesuatu yang amat sangat kasar, yang terkadang membuat
keringat dingin mengalir di punggungku, Ruijerd tetap tidak merasa
marah.
Tak peduli hal sekasar
apapun yang dikatakan oleh Eris, Ruijerd sama sekali tidak memikirkan
itu.
Siapa sebenarnya yang
menyebar rumor kalau ras Supard itu gampang bersikap kasar?
Tapi sekalipun aku
berpikiran seperti itu, Eris yang sekarang kurang lebih mampu membaca
suasana.
Sehubungan dengan itu, aku
pikir Edona berhasil mengajari Eris dengan benar, untuk tidak
mengucapkan hal-hal yang mungkin akan membuat orang lain marah.
Aku harap begitu.
Tapi aku tidak tahu seberapa
banyak toleransi yang dimiliki oleh Ruijerd terhadap orang asing, dan
aku berharap Eris akan lebih bijaksana dalam memilih kata-katanya.
Tentu saja, tingkat
kesabaran Eris juga sangatlah rendah, jadi aku harap Ruijerd juga
berhati-hati dalam memilih kata-kata.
Saat aku memikirkan itu, aku
bisa mendengar suara Eris menjadi lebih keras.
[Apa Rudeus saudaramu?]
[Bukan!]
[Tapi, Greyrat itu nama
keluarga bukan?]
[Meskipun benar itu adalah
namanya, tapi dia itu bukan saudaraku!]
[Saudara tiri dari sisi ibu?
Saudara tiri dari sisi ayah?]
[Bukan dua-duanya!]
[Sekalipun aku tidak begitu
yakin soal ras manusia, tapi kamu harus menghargai anggota
keluargamu.]
[Aku bilang, kamu itu salah
paham!]
[Tidak apa-apa, pokoknya,
kamu hanya perlu menyayangi dia.]
[Uuu....]
Eris kehilangan momentumnya,
dan dengan nada yang kuat berkata.
[A, aku memang menyayangi
dia...]
Yah, memang benar sih kalau
kami bukan saudara kandung sungguhan.
Eris itu lebih tua dariku.
***
Hanya ada bebatuan di Demon
Continent, dan perbedaan ketinggian di tanahnya pun sangat terjal.
Tanahnya juga keras, seperti terbuat dari batu.
Kalau kau menggali di tanah,
bongkahan tanahnya akan berhamburan kemana-mana.
Sama sekali tidak ada
nutrisinya.
Tanah disini hanya kurang
satu langkah sebelum menjadi padang pasir. Kalau kau terus-terusan
hidup di tempat ini, bahkan ras demon pun akan bertarung melawan satu
sama lain untuk memperebutkan sumber daya alam.
Hampir tidak ada
tumbuh-tumbuhan disini, dan terkadang aku melihat batu yang memiliki
bentuk seperti kaktus.
[Hmm. Tunggu sebentar.
Jangan sampai kalian bergerak dari tempat ini.]
Dalam setiap 10 menit,
Ruijerd akan mengucapkan itu, dan lari ke arah yang berada di hadapan
kami. Kemudian dia melompat ringan melewati bukit yang penuh dengan
bebatuan, dan menghilang dalam sekejap.
Dia benar-benar memiliki
kekuatan fisik yang luar biasa.
Sekalipun Ghyslaine juga
bisa dibilang luar biasa, tapi kalau kau mengkonversikan tingkat
kelincahan mereka menjadi angka, maka mungkin saja kalau Ruijerd
memiliki tingkat kelincahan yang bahkan lebih tinggi daripada yang
dimiliki oleh Ghyslaine.
Ruijerd kembali ke posisi
kami dalam waktu kurang dari 5 menit.
[Maaf membuat kalian
menunggu lama, ayo kita jalan lagi.]
Sekalipun dia tidak
mengucapkan apapun, ada bau darah yang samar di ujung trisula
miliknya. Mungkin dia maju terlebih dahulu untuk menghabisi monster
yang menghalangi jalan kami.
Benar, di kamus yang ditulis
Roxy, batu berwarna merah delima yang ada di dahi ras Supard memiliki
kemampuan yang mirip seperti sebuah radar. Dengan kemampuan itu,
mereka mampu menemukan musuh mereka dengan cepat.
Ruijerd terlebih dahulu
membunuh Magical Creature dalam sekejap sebelum mereka menyadari
keberadaan kami.
[Hey! Apa sebenarnya yang
terus kamu lakukan sejak awal?]
Tanya Eris dengan kasar.
[Aku membereskan Magical
Creature yang menghalangi jalan kita.]
Jawab Ruijerd dengan
ringkas.
[Bagaimana bisa kamu tahu
dimana mereka berada, padahal sudah jelas kamu tidak bisa melihat
mereka!]
[Kalau aku, aku bisa melihat
mereka.]
Ucap Ruijerd, dan dia
menyibakkan rambutnya dari wajahnya.Di dahi Ruijerd,
kami bisa melihat ada batu berwarna merah delima yang tertanam
disana.
Sekalipun Eris mundur untuk
sesaat, dia mengamati batu itu dengan cermat, dan menganggapnya
menarik. Kemudian dia menunjukkan ekspresi ketertarikan.
[Bagus sekali itu!]
[Memang kelihatannya bagus,
tapi aku sudah berulang kali berpikir bahwa akan lebih baik bila aku
tidak memiliki ini.]
[Kalau begitu aku akan
memasangnya di dahiku untuk membantumu! Ayo, keluarkan!]
[Itu mustahil.]
Ruijerd tertawa kecut. Eris
sudah mulai belajar untuk bercanda....
Itu tadi cuma bercanda kan?
Mereka sepertinya sangat
bersenang-senang, aku juga akan bergabung dalam obrolan mereka.
[Omong-omong, aku dengar
Magical Creature di tempat ini sangat kuat...]
[Tidak ada banyak Magical
Creature yang kuat disini. Jumlah mereka disini mungkin lumayan
tinggi karena kita berada jauh dari kota-kota besar.]
Benar, mereka ada banyak.
Dari awal, Ruijerd akan
membereskan para monster setiap 10 menit. Kalau di kerajaan Asura,
kau tidak akan bertemu dengan satupun Magical Creature sekalipun kau
mengendarai kereta kuda selama berjam-jam.
Di kerajaan Asura, para
ksatria dan adventurer akan membersihkan Magical Creature pada waktu
yang sudah ditentukan.
Tapi sekalipun kita sedang
berada di Demon Continent, jumlah monster yang kami temui ini terlalu
tinggi.
[Mulai dari awal kamu sudah
bertarung sendirian, apa benar kamu baik-baik saja?]
[Tidak apa-apa. Aku membunuh
mereka semua dalam sekali serang.]
[Oh begitu... Kalau kamu
merasa lelah, tolong beritahu aku. Aku bisa membantumu karena aku
bisa menggunakan Healing Magic.]
[Anak-anak tidak perlu
merasa terlalu cemas.]
Saat dia mengatakan itu,
Ruijerd meletakkan tangannya di atas kepalaku dan mengusapnya dengan
malu-malu.
Mungkin orang ini
benar-benar suka mengusap kepala anak-anak?
[Kamu hanya perlu untuk
bertahan di samping adikmu untuk melindunginya.]
[Aku kan sudah bilang! Siapa
adiknya! Aku itu kakaknya!]
[Hmm, benarkah? Aku minta
maaf.]
Ruijerd mengucapkan itu dan
mengusap kepala Eris, tapi hasilnya adalah tangannya mendapat
tamparan keras.
Ruijerd yang malang...
***
Sudah hampir 3 jam berlalu.
Karena banyaknya perbedaan ketinggian
yang ada di jalan yang kami lalui, kami harus sering berhenti. Untuk
menyeberangi jalan yang berbentuk seperti ular, kami juga
menghabiskan banyak waktu.
Kalau dihitung dengan garis lurus,
mungkin kami belum mencapai 1 kilometer.
Aku capek. Kemarin juga seperti ini.
Aku tidak tahu kenapa tubuhku terasa
begitu capeknya. Apa ini gara-gara teleportasi? Atau hanya karena aku
memang tidak memiliki cukup banyak stamina?
Dibawah bimbingan Ghyslaine, harusnya
aku sudah berlatih untuk meningkatkan kemampuan fisik ku dengan
benar...
[Ada sebuah desa!]
Eris sama sekali tidak tampak merasa
lelah, dan dia melihat tempat itu dengan minat yang besar. Aku iri
dengan stamina yang dia miliki.
Sekalipun Eris bilang kalau itu adalah
desa, tapi tempat ini lebih terasa seperti dusun kecil. Belasan rumah
dibangun berjejer-jejer dan dikelilingi oleh pagar yang dibuat secara
kasar. Ada sawah kecil di samping pagar.
Sekalipun aku tidak yakin dengan
tumbuh-tumbuhan seperti apa yang ditanam disana, aku pikir sawah itu
gersang.
Dengan tempat seperti ini, dimana tidak
ada air sungai atau hal lain yang mirip, mungkin itu adalah usaha
yang sia-sia.
[Berhenti!]
Pintu masuk menuju desa itu diblokade.
Saat aku melihatnya dari dekat, tampak ada pemuda yang kira-kira
seumuran dengan anak SMP. Rambut di kepalanya berwarna biru, dan
mengingatkanku tentang Roxy.
[Ruijerd, siapa orang-orang ini!]
Dia bicara dengan menggunakan bahasa
Demon God. Sepertinya kemampuan mendengar bahasa Demon God ku bisa
dibilang oke. Aku bisa memahami ucapannya dengan OK.
[Mereka adalah bintang jatuh yang
tadi.]
[Mereka tampak mencurigakan, kau tak
boleh membiarkan orang-orang ini masuk ke dalam desa!]
[Kenapa. Apanya yang kelihatan
mencurigakan?]
Ruijerd mengencangkan wajahnya, dan
mendekat sekaligus memberikan tekanan kepada pemuda itu untuk
memberikan jawaban.
Benar-benar hawa membunuh yang luar
biasa.
Kalau aku melihat Ruijerd untuk pertama
kalinya saat dia sedang menunjukkan hawa membunuh seperti itu, aku
pasti akan langsung melarikan diri tanpa banyak pikir panjang.
[B, bagaimanapun juga, mereka tampak
mencurigakan!]
[Mereka hanya secara tidak sengaja
terlibat dalam Malapetaka Mana yang terjadi di Asura, dan
diteleportasi ke tempat ini.]
[T, tapi-]
[Kau brengsek, apa kau berniat untuk
mengabaikan anak-anak ini....?]
Ruijerd mengepalkan tinjunya. Secara
reflek aku menggenggam tangannya.
[Ini memang bagian dari pekerjaannya,
tolong tahan dirimu.]
[Apa....?]
[Maksudku, untuk seorang bawahan
seperti dia, dia tidak akan bisa menyelesaikan masalahnya. Bukannya
akan lebih baik kalau kita menemui seseorang dengan posisi yang lebih
tinggi?]
Pemuda itu mengernyitkan dahinya saat
dia mendengar aku mengucapkan kata bawahan.
[Kau benar. Robin, panggil Chief.]
Ruijerd melotot ke arah pemuda itu,
tatapannya seperti berkata <Cukup basa-basinya>.
[Ahh, aku juga memikirkan hal yang
sama.]
Pemuda bernama Robin itu menutup kedua
matanya, dan terdiam seperti itu selama lebih dari 10 detik...
[…..]
Apa yang dilakukan orang ini? Cepat
pergi sana.
Pakai menutup mata segala,
jangan-jangan kau sedang tidur!
Atau, apakah kau sedang menunggu
datangnya ciuman?
[Ruijerd-san, ini...?]
[Ras Migurd bisa berbicara dengan satu
sama lain sekalipun mereka tidak berada dalam lokasi yang sama.]
[Ah, kalau aku ingat-ingat, Shishou ku
juga mengajarkan ini kepadaku.]
Lebih tepatnya, hal itu tertulis di
dalam surat yang dikirim Roxy. Ras Migurd bisa berhubungan dengan
satu sama lain bila mereka sedang berdekatan.
Ditambah lagi, Roxy juga menulis bahwa
untuk bisa melarikan diri dari kemampuan itu, dia pergi meninggalkan
desa tempatnya tinggal.
Roxy yang malang....
Meski begitu, ini artinya tempat ini
adalah komunitas Migurd.
Mungkin akan lebih baik kalau aku
mengucapkan nama Roxy. Ah, jangan, aku masih belum tahu hubungan apa
yang dimiliki oleh Roxy dengan desa ini, ada kemungkinan kalau aku
malah akan membawa masalah yang tidak ada gunanya kepada diriku
sendiri.
[Chief akan segera datang.]
[Kalau kami masuk dan mencari dia juga
tidak apa-apa kan?]
[Bagaimana bisa aku membiarkan kalian
masuk ke dalam desa!]
[Begitukah?]
Untuk sementara, suasananya menjadi
tidak nyaman.Eris menarik lengan bajuku dengan pelan.
[Hey, apa yang terjadi?]
Eris tidak mengerti bahasa Demon God.
[Dia bilang kalau kita ini sangat
mencurigakan, jadi dia memilih untuk menunggu agar Chief desa datang
dan memeriksa situasinya.]
[Apa, bagian mana dari kita yang
kelihatan mencurigakan...]
Eris cemberut dan melihat pakaiannya
sendiri. Itu adalah pakaian yang sama yang ia gunakan saat ia pergi
ke kota atau menghadiri kelas ilmu pedang.
Sekalipun mungkin pakaian itu terlihat
agak ringan untuk dipakai, tapi itu tidak kelihatan aneh sama sekali.
Paling tidak, aku pikir Eris tidak
terlalu berbeda dari Ruijerd. Justru kalau dia mengenakan sesuatu
yang mirip seperti gaun, itu baru kelihatan mencurigakan....
[Kita akan baik-baik saja kan?]
[Apa maksudmu dengan baik-baik saja?]
[Kalau kamu menanyakan itu kepadaku,
aku juga kesulitan untuk menjelaskannya... Itu, kau tau...]
[Tenang saja, kita akan baik-baik
saja.]
[I-ya....?]
Sudah kuduga, saat kami beradu mulut di
depan pintu masuk desa, Eris sepertinya merasa sedikit gelisah. Tapi
setelah aku berkata padanya bahwa kita akan baik-baik saja, dia
segera menjadi penurut.
[Chief sudah tiba.]
Tampak ada seorang remaja dengan wajah
kekanak-kanakan yang berjalan dengan menggunakan tongkat yang keluar
dari desa. Dan ada dua gadis yang kelihatan seperti siswi SMP yang
berpegangan kepada si remaja.
Semua orang tampak begitu muda.
Mungkin, saat seorang Migurd menjadi
dewasa, mereka akan tetap memiliki penampilan seperti anak SMP? Kamus
yang ditulis Roxy tidak menuliskan informasi tentang itu.
Oh tunggu dulu, kalau tidak salah
gambar ras Migurd yang ada di kamus mirip seperti anak SMP.
Aku pikir itu Roxy yang menggambar
dirinya sendiri, bahkan dadanya pun tampak lebih berisi... Apa
mungkin, kalau itu memang merupakan penampilan ras Migurd yang sudah
dewasa?
Saat aku memikirkan itu, si Chief mulai
bicara dengan Robin.
[Mereka adalah anak-anak bukan....?]
[Ya, dan sepertinya salah satu dari
mereka bisa berbicara dengan bahasa Demon God, bagaimanapun kau
melihatnya, itu terasa mencurigakan.]
[Bahasa atau apalah, siapapun bisa
menggunakannya kalau mereka mempelajari itu bukan?]
[Untuk alasan apa manusia dengan umur
sekecil itu belajar bahasa Demon God!]
Serius deh.
Si Chief menepuk pundak Robin.
[Sudah, sudah. Kau harus menenangkan
dirimu.]
Si Chief perlahan berjalan ke
sampingku, dan aku menundukkan kepalaku.
Bukan tata krama seorang bangsawan,
tapi ojigi*-nya orang Jepang. (*sesuatu yg ada hubungannya dengan
gaya membungkuk org jepang)
[Senang bertemu denganmu untuk pertama
kalinya. Namaku Rudeus Greyrat.]
[Oh, sopan sekali kamu. Aku adalah
Chief dari komunitas ini, Rocks.]
Aku mengirim sinyal mata kepada Eris.
Rocks tampak seumuran dengan Eris, tapi sikapnya benar-benar berbeda
dari Eris, dan dia tak tahu dengan apa yang harus ia lakukan.
Dia menyilangkan tangannya, kemudian
menurunkannya kembali, dan kelihatannya dia tidak bisa bersikap
tenang.
Dia merasa ragu, apakah dia harus
menyilangkan tangannya dan bersikap arogan seperti biasa atau tidak.
[Eris, ayo ucapkan salammu.]
[T, tapi, aku tak bisa menggunakan
bahasa Demon God?]
[Cukup lakukan saja hal yang diajarkan
kepadamu di kelas tata krama. Aku akan menerjemahkannya untukmu.]
[Uu- se, senang bertemu denganmu,
namaku Eris Boreas Greyrat.]
Eris menunjukkan apa yang ia pelajari
di kelas tata krama dan mengucapkan salam. Rocks tersenyum setelah
melihat itu.
[Gadis yang disana, apa dia
mengucapkan salam?]
[Ya, ini adalah cara kami untuk
mengucapkan salam di kota kelahiran kami.]
[Hoh~ Tapi caranya berbeda denganmu?]
[Laki-laki dan perempuan memiliki cara yang berbeda.]
Rocks mengangguk dengan gaya [aku
mengerti, aku mengerti], kemudian dia meniru contohku dan menundukkan
kepalanya di hadapan Eris.
[Aku adalah Chief dari komunitas ini,
Rocks.]
Eris menatapku dan tampak kebingungan
setelah ia melihat si Chief tiba-tiba mendukkan kepalanya.
[Rudeus, apa yang dia katakan?]
[Dia bilang, “Aku adalah Chief dari
komunitas ini, Rocks.”]
[Be, benarkah? Hm, hmph. Jadi benar
yang dikatakan Rudeus, kita bisa berkomunikasi dengan satu sama
lain.]
Eris mengucapkan itu sambil tersenyum.
Baiklah, dengan ini situasinya beres
kan?
[Jadi, bisakah kami diberi ijin untuk
masuk ke dalam desa?]
[Hmmmm.....]
Rocks mengamati seluruh bagian tubuhku,
rasanya seperti dia ingin menjilatiku.
Tolong hentikan.
Kalau kau menatapku dengan penuh gairah
seperti itu, aku jadi merasa kalau aku perlu melucuti pakaianku...
Tatapan Rocks berhenti di depan dadaku.
[Darimana kamu mendapat kalung ini?]
[Shishou memberikan ini kepadaku.]
[Siapa nama Shishou mu?]
[Nama Shishou ku adalah Roxy.]
Aku mengucapkan namanya dengan jujur.
Kalau dipikir-pikir, ini adalah nama Shishou ku yang terhormat,
kenapa aku harus menyembunyikan fakta itu?
[Apa!]
Robin berteriak keras. Dia buru-buru
menggenggam kedua pundakku.
Apa aku baru saja menggali kuburanku
sendiri?
[K, kau, b-barusan bilang Roxy!?]
[Ya, dia adalah Shishou ku...]
Saat aku menjawabnya, di pojokan mataku
aku melihat Ruijerd sudah siap untuk mengayunkan tinjunya, dan aku
buru-buru menghentikan dia.
Robin tidak tampak seperti orang yang
sedang marah, tapi gelisah.
[D-dimana Roxy sekarang?!]
[Aku sudah lama tidak bertemu
dengannya, jadi aku...]
[Cepat beritahu aku! Roxy, Roxy adalah
anakku!!]
Permisi, apa yang barusan dia bilang?
[Maafkan aku, aku tidak mendengar
ucapanmu yang terakhir dengan jelas.]
[Roxy adalah anakku! Apa dia masih
hidup?!]
Maaf bisa tolong diulangi? Nah, aku
mendengarnya dengan jelas.
Tunggu dulu, aku lebih memikirkan orang
ini, yang kelihatan seperti anak SMP. Hanya dengan melihat
penampilannya saja, kau mungkin akan menganggap kalau dia adalah
adiknya Roxy.
Tapi, begitu ya, hm---.
[Cepat beritahu aku, dia pergi
meninggalkan desa ini sejak 20 tahun yang lalu, dan kami belum
menerima kabar sama sekali sejak saat itu!]
Sepertinya Roxy diam-diam pergi
meninggalkan rumahnya. Aku tidak mendengar soal urusan ini dari dia.
Sheesh. Penjelasan Shishou ku masih belum cukup mendetail.
Erm, dia bilang 20 tahun.
Huh? Berapa umur Roxy sekarang?
[Aku mohon, tolong jangan diam saja,
cepat beritahu aku tentang sesuatu.]
Oh, maaf.
[Roxy sekarang....]
Aku baru sadar kalau saat ini kedua
pundakku masih digenggam oleh Robin. Rasanya seperti aku sedang
diancam olehnya. Sekalipun sebenarnya ini berbeda.
Tapi tetap saja rasanya kalau kamu itu
berusaha untuk menundukkanku dengan menggunakan kekerasan, iya kan!
Kalau kau ingin aku menyerah dengan
menggunakan kekerasan, paling tidak kau harus menghancurkan PC ku
dengan menggunakan tongkat baseball, menghajarku dengan karate, dan
mematahkan hatiku dengan kata-kata yang tidak senonoh!
Kalau aku tidak menunjukkan sikap yang
tegas, aku akan membuat Eris merasa gelisah bukan?
[Sebelum itu, tolong jawab
pertanyaanku. Berapa umur Roxy sekarang?]
[Umur? Anu, dibandingkan itu...]
[Ini adalah hal yang sangat penting!
Dan tolong beritahu aku tentang rentang hidup ras Migurd!]
Ini adalah sesuatu yang harus aku
dengar.
[Ah, ahh.... Kalau Roxy... Harusnya dia
sekarang berusia 44 tahun. Rentang hidup untuk ras Migurd itu sekitar
200 tahun. Sekalipun ada diantara kami yang meninggal karena
penyakit, tapi bila mereka mampu tumbuh hingga usia tua, kira-kira
mereka akan hidup sampai 200 tahunan.]
Umurnya Roxy sama denganku. Aku sedikit
merasa senang.
[Jadi begitu.... Ah, tolong berhenti
menggenggam pundakku.]
Robin akhirnya melepaskan tangannya.
Bagus sekali, baaagus sekali, kita akhirnya bisa bicara.
[Setengah tahun yang lalu, Roxy
harusnya masih berada di Shirone. Sekalipun aku belum pernah bertatap
muka dengannya, tapi aku berkomunikasi dengannya menggunakan surat.]
[Surat...? Anak itu bisa menulis dengan
bahasa manusia?]
[Paling tidak 7 tahun yang lalu, dia
bisa menulis menggunakan bahasa itu dengan sempurna.]
[B, begitu ya.... Jadi dia baik-baik
saja?]
[Kalau dia tidak mengalami kecelakaan
atau terserang penyakit, harusnya sih dia masih sangat sehat.]
Saat aku mengucapkan itu, Robin
berlutut di tanah dengan tubuhnya gemetaran. Dia menunjukkan ekspresi
lega sambil meneteskan air mata.
[Jadi begitu... Dia selamat... Dia selamat... Haha... Syukurlah.]
Syukurlah, ayah mertua.
Tapi dengan melihatnya, aku jadi
mengingat ayahku, Paul. Kalau Paul tahu bahwa aku selamat dari
bencana itu, dia mungkin juga akan menangis.
Aku jadi ingin mengirim surat ke Buina
sesegera mungkin...
[Kalau begitu, maukah anda mengijinkan
kami untuk memasuki desa?]
Aku melihat Robin yang menangis di
pojok mataku, sambil berbicara dengan Chief Rocks.
[Tentu saja. Bagaimana mungkin kami
bersikap dingin kepada seseorang yang membawa informasi tentang
keselamatan Roxy?]
Efek dari kalungnya Roxy benar-benar
luar biasa. Semisal aku tahu kalau ini bakal terjadi, aku akan
menunjukkan kalung itu dari awal.
Ah, tidak, berdasarkan perkembangan dari
percakapan kami, ada kemungkinan kalau mereka akan curiga bahwa aku
telah membunuh Roxy dan mencuri kalungnya.
Ras Demon benar-benar memiliki umur
yang panjang, dan pasti ada orang-orang yang memiliki penampilan
berbeda dari usia mereka yang sesungguhnya.
Kalau usiaku yang sudah lebih dari 40
tahun ketahuan, tak peduli semirip apapun diriku dengan anak berusia
10 tahun, itu tetap akan mencurigakan bukan?
Aku harus lebih berhati-hati. Lakukan
lebih banyak tindakan yang sesuai dengan yang biasa dilakukan
anak-anak.
Dan dengan itu, kami memasuki desa ras
Migurd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar