[Web Novel 21] Ras
Supard
Saat
aku bangun, hari sudah malam.
Di
atas sana terlihat langit yang penuh dengan bintang.
Ada
beberapa ranting pohon yang terbakar dan mengeluarkan bunyi berderak.
Bayangan
yang terbuat dari bara api tampak bergoyang dan menari.
Sepertinya
aku sedang tertidur disamping api unggun.
Tentu
saja, aku tidak memiliki ingatan tentang membuat api unggun
sebelumnya, dan aku juga tidak memiliki ingatan tentang membuat
kemah.
Ingatan
terakhir yang aku miliki...... Ah.
Warna
langit tiba-tiba berubah, dan tubuh kami diselimuti oleh cahaya
berwarna putih.
Dan
kemudian, mimpi itu.
Sialan.
Aku
melihat sebuah mimpi yang menjengkelkan.
[Hah.......!]
Aku
buru-buru melihat tubuhku dengan panik.
Ternyata
yang ada disana bukanlah tubuh gendut dan lambat yang tidak mampu
melakukan apa-apa. Rudeus yang muda dan kuat telah kembali.
Saat
aku memastikan itu, ingatanku tentang mimpi yang tadi mulai memudar.
Aku
menghembuskan nafas lega.
[Tch.]
Human
God sialan itu benar-benar membuatku merasa tidak nyaman.
Tapi
ini sangat bagus. Sepertinya aku aku masih hidup di dunia ini.
Masih
ada banyak hal yang belum aku lakukan..... Paling tidak, ijinkan aku
untuk membuang bukti bahwa aku telah menjadi seorang penyihir*.
(*pepatah
buat otaku di jepang, kalo elu bisa tetep virgin sampe umur 30 tahun,
elu bisa jadi penyihir. Jadi dia ngmong klo dia kgk mau mati virgin.)
Aku
mencoba untuk bangun.
Punggungku
benar-benar sakit. Apa itu gara-gara aku terus berbaring di tanah
sejak aku mendarat?
Di
bawah langit malam, terbentang tanah yang kering kerontang.
Sepertinya
hampir tidak ada tanaman yang tumbuh di sekitar sini. Bahkan tidak
ada serangga disini. Selain bunyi berderak api unggun, aku tidak bisa
mendengar bunyi apapun.
Dimana
ini?
Paling
tidak dalam ingatanku aku belum pernah melihat tempat seperti ini.
Kerajaan
Asura penuh dengan hutan dan padang rumput.
Apakah
cahaya putih itu mengubah pemandangannya menjadi seperti ini...?
Aah,
bukan.
Bukan
itu. Bukan seperti itu.
Hitogami
sudah bilang sebelumnya, aku telah diteleportasi.
Ke
Demon Continent.
Kalau
begitu, tempat ini harusnya adalah Demon Continent.
Pasti
ini gara-gara cahaya itu.... Oh.
Ghyslaine
dan Eris...!
Setelah
aku berdiri, aku menoleh dan melihat apa yang ada di belakangku. Eris
sedang tertidur sambil menggenggam mansetku.
Kenapa
ada mantel yang menyelimuti tubuhnya?
Aku
tidak memakai sesuatu seperti itu....
Yah,
ladies first, mungkin.
Dibelakang
Eris ada tongkat sihir, “Aqua Heartia”.
Sepertinya
dia tidak terluka, dan sekali lagi aku merasa lega.
Mungkin
Ghyslaine telah melakukan sesuatu untuk Eris.
Sekalipun
aku ingin membangunkan Eris, aku merasa kalau dia akan menganggapku
menjengkelkan, jadi aku membiarkan dia terlebih dahulu.
Dimana
Ghyslaine?
Aku
mengamati daerah yang ada di sekelilingku sekali lagi, dan ada
seseorang yang duduk di samping api unggun yang sebelumnya tidak aku
sadari.
[….!?]
Aku
segera menyadari bahwa ternyata orang itu bukanlah Ghyslaine.
Dia
adalah seorang pria.
Dia
duduk disana tanpa bergerak sedikitpun, dan hanya memandang dan
mengamatiku.
Tapi
aku tidak merasa kalau dia sedang bersikap berhati-hati.
Lebih
tepatnya, hmm, ah, benar juga.
Dia
seperti seorang Onee-chan yang berjalan mendekati seekor kucing yang
pemalu.
Karena
kami adalah anak-anak, dia pasti merasa khawatir kalau kami merasa
takut dengannya.
Jadi,
tidak ada tanda-tanda permusuhan.
Saat
aku mulai merasa tenang, aku menyadari penampilan tubuhnya.
Rambut
berwarna hijau zamrud. Kulit berwarna putih pucat. Ada batu berwarna
merah delima yang mirip seperti mata di dahinya. Dibawah tangannya
ada sebuah trisula.
Ras
Supard.
Wajahnya
penuh dengan luka.
Tatapan
matanya tajam, ekspresi wajahnya serius, dan dia kelihatan berbahaya.
Aku
kembali mengingat apa yang diajarkan oleh Roxy kepadaku.
[Jangan
mendekati ras Supard, dan jangan bicara dengan mereka.]
Aku
langsung bersiap untuk meraih Eris dan melarikan diri dengan seluruh
kemampuanku, tapi kemudian aku mengingat saran yang diberikan oleh
Hitogami, dan berhenti.
[Bergantunglah
kepada orang yang ada disampingmu, dan bantu dia.]
Ucapan
makhluk yang mengaku sebagai dewa itu tidak bisa dipercaya.
Setelah
dia mengucapkan apa yang ingin dia ucapkan, tiba-tiba ada orang aneh
yang muncul di hadapan kami, jadi kenapa aku harus percaya dengan
kata-katanya?
Ditambah
lagi, orang aneh itu berasal dari ras Supard.
Aku
mendengar segala jenis hal yang mengerikan tentang ras ini dari Roxy.
Sekalipun
si dewa itu berkata “bergantunglah kepadanya kemudian bantu dia”,
kenapa aku harus percaya dengannya?
Siapa
yang harus aku percayai?
Human
God yang bahkan tidak aku kenal, atau Roxy.
Sudah
jelas, yang akan aku percayai adalah Roxy.
Jadi
aku harus melarikan diri saat ini juga.
Tidak.
Justru karena situasi seperti inilah yang membuat Hitogami memberikan
saran kepadaku. Kalau aku tidak memiliki informasi lain mengenai
situasi ini, aku pasti akan melarikan diri.
Dengan
hasil seperti itu, kalau aku berhasil melarikan diri... Apa yang akan
terjadi setelahnya?
Aku
mengamati daerah yang ada di sekelilingku. Tempat ini sangat gelap,
dan aku belum pernah melihat tempat seperti ini sebelumnya. Tanah
disini penuh dengan retakan dan ditutupi oleh bebatuan.
[Diteleportasi
ke Demon Continent.]
Kalau
dipikir-pikir, gara-gara pengaruh yang diberikan Human God, aku jadi
lupa bahwa sebelum ini aku pernah melihat sebuah mimpi yang aneh.
Mimpi
dimana aku terbang ke segala tempat yang ada di dunia ini.
Pegunungan,
laut, hutan, lembah..... Tempat dimana kami pasti akan langsung mati
bila mendarat disana.
Kalau
mimpi itu ada hubungannya dengan situasi yang kami alami saat ini,
maka ada kemungkinan kalau kami memang benar-benar telah
diteleportasi.
Saat
ini, aku bahkan tidak yakin di bagian Demon Continent yang mana
tempat kami berada sekarang. Kalau kami melarikan diri, itu bisa
berarti bahwa kami akan terdampar di tempat yang luas ini.
Pada
akhirnya, memang benar-benar tidak ada pilihan lain bagi kami.
Melarikan
diri dari pria ini atau bertarung dan menang melawannya, hasil
akhirnya adalah aku dan Eris akan berkeliaran di Demon Continent
sendirian, dan itu adalah hasil yang buruk.
Atau,
haruskah aku membuat pertaruhan? Di siang hari, aku akan bertaruh
bahwa akan ada sebuah desa yang terletak di dekat sini?
Jangan
bercanda.
Bukannya
aku sangat paham tentang betapa sulitnya situasi yang akan kami alami
kalau kami tidak memiliki tujuan yang jelas?
Tenanglah.
Ambil nafas dalam-dalam.
Aku
tidak akan mempercayai Human God. Tapi, bagaimana dengan orang ini?
Lihat
dia dari dekat. Amati wajahnya. Ekspresi seperti apa yang ia miliki
saat ini?
Itu
adalah kegelisahan. Wajahnya memiliki campuran antara ekspresi
gelisah dan pasrah.
Setidak-tidaknya,
dia bukanlah monster yang tidak memiliki emosi.
Roxy
bilang, jangan mendekati ras Supard. Tapi sejujurnya, dia juga bilang
kalau dirinya belum pernah bertemu dengan mereka.
Aku
sadar akan konsep <Diskriminasi> dan <Persekusi>. Ada
kemungkinan bahwa ras Supard telah disalahpahami. Roxy seharusnya
tidak memiliki niat untuk memberiku informasi yang salah, tapi ada
sebuah kemungkinan kalau kebanyakan orang salah paham tentang mereka.
Naluriku
berkata, dia bukanlah orang yang berbahaya. Paling tidak, aku tidak
merasakan aura meragukan seperti yang dimiliki Human God dari
dirinya. Sekalipun, penampilan yang dia miliki akan mampu untuk
membuat orang merasa bahwa mereka harus berhati-hati saat berhadapan
dengannya.
Aku
sudah membuat keputusanku.
Aku
akan bicara dengannya.
[Halo.]
[...Aah.]
Aku
mendapat jawaban darinya setelah aku menyapanya. Apa yang harus aku
tanyakan selanjutnya?
[Apa
anda adalah utusan dari God-sama?]
Pria
itu memiringkan kepalanya setelah mendengar pertanyaanku.
[Sekalipun
aku tidak memahami apa maksud dari pertanyaanmu, tapi kalian jatuh
dari langit. Anak-anak dari ras manusia sangatlah lemah, jadi aku
membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh kalian.]
Nama
<Hitogami> tidak muncul. Apa mungkin Human God tidak bicara
dengan orang ini?
Kalau
aku mempercayai ucapan [Karena itu menarik], maka situasi ini tidak
hanya berdasar pada tindakanku saja.
Namun
juga berdasarkan hobi yang dimiliki Human God, yaitu mengamati
interaksi diantara kami berdua.
Kalau
memang benar begitu, maka pria ini mungkin adalah orang yang bisa
dipercaya. Aku akan coba lebih banyak bicara.
[Anda
menyelamatkan kami. Terima kasih banyak.]
[…
Apa kedua matamu tidak bisa digunakan untuk melihat?]
[Hah?]
Tiba-tiba
aku mendapat pertanyaan aneh.
[Um,
kedua mataku bisa melihat dengan jelas?]
[Kalau
begitu, kau dibesarkan tanpa mendengarkan kisah-kisah tentang ras
Supard dari orang tuamu?]
[Sebenarnya
bukan orang tuaku, tapi Shishou ku yang memberitahuku untuk
berhati-hati saat berhadapan dengan ras Supard. Shishou bilang,
jangan dekati mereka.]
[…
Apa kamu tidak ingin mematuhi ajaran dari Shishou mu?]
Dia
bertanya secara perlahan-lahan, layaknya dia sedang memastikan
sesuatu.
[Kamu,
bahkan saat melihatku, tidak merasa takut?]
Aku
tidak takut. Aku memang tidak merasa takut, tapi aku merasa curiga.
Tapi,
aku tidak perlu mengatakan itu terang-terangan.
[Tidak
sopan rasanya kalau aku merasa takut dengan orang yang telah menyelamatkan kami.]
[Kamu
benar-benar anak yang aneh.]
Dia
menunjukkan ekspresi bingung.
Aneh,
hm.
Yah,
mungkin menghindari ras Supard adalah hal yang normal.
Aku
sudah membaca tentang sejarah Laplace. Setelah peperangan usai, ras
Supard mengalami penindasan.
Sekalipun
penindasan terhadap ras demon sudah menghilang, namun berbeda bagi
ras Supard.
Rasanya
mirip seperti perlakuan tentara Amerika terhadap tentara Jepang,
dimana semua ras disini melakukan penindasan terhadap ras Supard.
Rasanya
seperti ada pepatah seperti ini: kalau ada yang namanya kejahatan
absolut di dunia ini, itu adalah ras Supard.
[….]
Dia
melemparkan ranting-ranting pohon kering ke dalam api unggun. Ranting
itu mengeluarkan bunyi retakan. Aku tak yakin apakah hal ini
disebabkan oleh bunyi tersebut, Eris sepertinya terbangun dan
mengeluarkan suara [Nuuu]. Mungkin dia sudah bangun dari tidurnya.
Uh oh,
itu gawat. Kalau Eris bangun, dia pasti akan membuat keributan.
Sebelum semuanya menjadi kacau, paling tidak aku harus memperkenalkan
diri terlebih dahulu.
[Namaku Rudeus Greyrat. Boleh aku tahu namamu?]
[Ruijerd
Supardia.]
Beberapa
ras demon kerap menggunakan nama ras mereka sebagai nama keluarga.
Pada
dasarnya, menggunakan nama keluarga adalah sesuatu yang hanya
dilakukan oleh ras manusia.
Terkadang
ras lain yang penasaran akan menanyakan itu.
Sebagai
catatan, nama keluarga Roxy adalah Migurdia. Itu tertulis dalam buku
kamus yang ditulis Roxy.
[Ruijerd-san. Aku pikir gadis yang disana akan segera bangun. Karena dia adalah
gadis yang sedikit berisik, aku akan meminta maaf terlebih dahulu. aku minta maaf.]
[Tidak
apa, aku sudah terbiasa.]
Kalau
itu Eris, tidak aneh rasanya kalau dia akan memukul wajah Ruijerd
begitu dia melihatnya. Agar kami tidak bertarung melawannya, aku
harus menghentikan Eris terlebih dahulu.
[Permisi.]
Aku
melirik wajah Eris, dan aku pikir situasinya masih aman untuk saat
ini.
Aku
kembali mengamati Ruijerd.
Di
bawah cahaya yang redup, aku bisa melihat kalau dia sedang mengenakan
sesuatu yang mirip seperti pakaian adat.
Dia
memiliki gambaran seperti orang yang berasal dari Indian Amerika. Ada
sulaman di rompi dan celana yang ia pakai.
[Mu.....]
Itu
membuatku merasa tidak enak.
Dia
terasa berbeda dari Human God yang melakukan pendekatan secara paksa,
dan aku memiliki kesan yang bagus tentang dirinya.
[Dimana
sebenarnya tempat ini?]
[Tempat
ini adalah Bigoya, area yang terletak di bagian timur laut Demon
Continent. Lokasinya berada di dekat kota Kishirisu.]
[Demon
Continent....]
Kalau
tidak salah, kota Kishirisu terletak di bagian timur laut Demon
Continent. Itu, kalau ucapannya bisa dipercaya.
[Kenapa
kami jatuh disini?]
[Kalau
kalian sendiri saja tidak tahu, bagaimana mungkin aku bisa
mengetahuinya?]
[Hmm,
benar juga.]
Aku
pikir, karena ini adalah dunia fantasi, maka situasi seperti ini
bukanlah sesuatu yang mengejutkan...
Bahkan
orang besar seperti pengikutnya Pergius pun ikut mengambil tindakan,
jadi mungkin peristiwa ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara
kebetulan. Itu artinya, ada kemungkinan yang sangat tinggi bahwa
peristiwa ini ada hubungannya dengan Human God.
Tapi
kalau memang kami hanya secara kebetulan terlibat dalam peristiwa
ini, maka bisa dibilang bahwa kami sudah sangat beruntung karena bisa
bertahan hidup.
[Bagaimanapun
juga, aku berterima kasih atas bantuan anda.]
[Kamu
tak perlu berterima kasih padaku. Omong-omong, kemana tujuan kalian?]
[Kerajaan
Asura di Central Continent, kota Roa di wilayah Fedoa.]
[Asura......
jauh sekali, hmm.]
[Benar.]
[Tapi
tak usah khawatir, aku akan mengantar kalian pulang.]
Wilayah
timur laut Demon Continent dan kerajaan Asura. Dua tempat yang berada
di ujung dunia yang berbeda. Kira-kira sama jauhnya seperti Las Vegas
dengan Paris.
Ditambah
lagi, di dunia ini, kapal hanya berlayar di tempat-tempat tertentu.
Karenanya, kami harus berjalan melewati jalur darat sampai kami
mencapai tempat yang bisa digunakan untuk berlayar.
[Apa
kalian punya petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi?]
[Petunjuk....
Saat langit mulai bersinar, seseorang bernama Arumanfi of the Bright
muncul di hadapan kami, dan berkata bahwa dia datang untuk
menghentikan fenomena tersebut. Saat kami sedang berbicara dengannya,
tiba-tiba cahaya putih turun dari langit..... Sesaat berikutnya, aku
bangun di tempat ini.]
[Arumanfi....
Bahkan Pergius ikut mengambil tindakan? Kalau benar begitu, pasti ada
sesuatu yang telah terjadi. Kalian beruntung peristiwa itu hanya
berakhir dengan teleportasi.]
[Anda
benar. Kalau cahaya itu menyebabkan ledakan besar, kami akan langsung
mati.]
Bahkan
saat Ruijerd mendengar nama “Pergius”, dia tidak tampak kaget.
Mengejutkan. Mungkin Ruijerd adalah seseorang yang tidak bisa
dipengaruhi oleh apapun.
[Omong-omong,
apa anda pernah mendengar tentang eksistensi bernama Hitogami?]
[Hitogami*?
Tidak pernah. Apa itu nama seorang manusia?] (*ruijerd ngmong pake
katakana, rudeus ngmong pake kanji)
[Ah,
tidak apa-apa kok kalau memang anda belum pernah mendengarnya.]
Aku
pikir dia tidak berbohong.
Aku
tidak bisa memikirkan alasan tentang..... mengapa dia harus
menyembunyikan pengetahuan yang ia miliki tentang Human God.
[Meski
begitu, kerajaan Asura hmm.]
[Sangat
jauh bukan? Tidak apa-apa. Anda hanya perlu mengantarkan kami ke desa
terdekat....]
[Tidak,
seorang prajurit Supard tidak akan mengubah keputusan yang telah ia
buat.]
Ucapannya
terdengar keras kepala, namun mantap.
Sekalipun
tanpa saran dari Human God, hanya dengan poin itu saja mungkin akan
bisa membuatku percaya dengan Ruijerd.
Tapi
aku masih merasa curiga.
[Tapi
Asura terletak di ujung dunia yang lain, anda tahu itu bukan?]
[Anak
kecil tidak usah terlalu banyak memikirkan hal yang tidak-tidak.]
Ruijerd
dengan malu-malu meletakkan tangannya di atas kepalaku, dan
mengusapnya.
Dia
tampak rileks saat melihat aku tidak menolak tindakannya.
Orang
ini, apa dia suka anak-anak?
Tapi
perjalanan ini bukanlah perjalanan pendek selama 10 menit. Sekalipun
dia bilang kalau dia akan mengantar kami pulang, aku masih merasa
kesulitan untuk mempercayai ucapannya.
[Apa
kau bisa berbicara dengan bahasa Demon God? Apa kau punya uang? Apa
kau tahu tempat-tempat yang harus kau datangi?]
Dia
bertanya, dan aku memikirkan kembali kata-katanya.
Sampai
saat ini aku terus menggunakan bahasa manusia untuk berbicara
dengannya, namun pria dari ras demon ini mampu menjawab dengan lancar
dalam bahasa manusia.
[Aku
bisa bicara dengan menggunakan bahasa Demon God. Aku bisa
menggunakan sihir, jadi aku bisa mencari uang. Kalau anda membawa kami ke tempat dengan banyak orang, kami bisa mencari cara untuk
pulang sendiri.]
Aku
mencoba untuk membelokkan percakapan kami menuju penolakan. Sekalipun
orang ini bisa dipercaya, tapi aku merasa kalau situasinya akan
mengarah menuju apa yang diharapkan oleh Human God, dan aku pikir
akan lebih baik kalau aku menghindari situasi seperti itu.
Tapi
setelah memikirkan ucapanku yang sarat dengan kecurigaan, Ruijerd
dengan mantap menjawab.
[Kalau
begitu, ijinkan aku untuk menjadi pengawalmu. Aku akan melukai harga
diri ras Supard bila aku meninggalkan anak-anak untuk mempertahankan
diri mereka sendiri.]
[Ras kalian benar-benar memiliki harga diri tinggi.]
[Itu
adalah harga diri yang telah terluka.]
Dengan
guarauan itu, aku tertawa dengan 'haha'.
Ruijerd
juga menekuk sudut bibirnya dan tertawa.
Senyuman
itu berbeda dari senyuman mencurigakan milik Human God, itu adalah
senyuman yang hangat.
[Bagaimanapun
juga, lebih baik kita pergi ke sebuah desa yang biasa aku kunjungi
terlebih dahulu.]
[Ya.]
Sekalipun
aku tidak benar-benar percaya dengan Human God, tapi mungkin orang
ini bisa dipercaya.
Paling
tidak, sampai kami sampai di desa tersebut, aku akan mempercayainya.
***
Setelah
beberapa saat, kedua mata Eris terbuka lebar. Dia langsung mengambil
posisi duduk dan melihat-lihat sekeliling. Tak lama setelahnya, dia
mulai merasa gelisah, namun dengan jelas menunjukkan ekspresi lega
setelah tatapannya bertemu dengan tatapan kedua mataku.
Dan
kemudian tatapannya ganti bertemu dengan tatapan dari kedua mata
Ruijerd.
[KYAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!]
Teriakan
yang datang dari dasar jiwanya. Dia mundur kebelakang sambil
berbaring, dan kemudian dia mencoba untuk berdiri dan melarikan diri,
tapi jatuh terjerembab ke tanah.
Begitu
takutnya dia sampai tubuhnya tidak bisa digerakkan dengan benar.
[TIIIIIIDDDAAAAaaaaaaAAAKKKKK!!!]
Eris
jatuh dalam kepanikan.
Tapi
sekalipun dia tidak meronta-ronta, dia tetap tidak bisa merangkak
menjauh.
Dia
meringkuk disana, gemetaran, dan berteriak.
[Tidak!
Tidaaak! Takut! Akutakuttakuttakut! Tolong aku, Ghyslaine! Ghyslaine!
Ghyslaineeee! Kenapa kamu tidak datang kesini! Tidak, tidak! Aku
tidak mau mati! Aku tidak mau mati! Maaf! Maaf! Maafkan aku Rudeus!
Aku minta maaf telah menendang dan memukulmu! Maafkan aku Rudeus
karena aku bersikap seperti seorang pengecut! Aku tidak bisa menepati
janjiku. Maaf, aku minta maaffffff, wahhhh, wahhhhhhhhh!]
Akhirnya
dia meringkuk seperti kura-kura yang bersembunyi di dalam
cangkangnya, dan menangis.
Aku
merinding setelah melihat adegan seperti itu.
(Itu,
Eris, benar-benar ketakutan......)
Eris
adalah gadis yang berkemauan keras. Kemungkinan besar, semboyan yang
ia miliki adalah [Aku adalah ratu penguasa seluruh dunia!].
Dia
itu benar-benar kasar dan egois, dan dalam kebanyakan kasus, dia akan
memukulmu terlebih dahulu sebelum berpikir dengan baik-baik. Dia
adalah anak yang memiliki sifat seperti itu.
Apa
mungkin bahwa aku telah membuat kesalahan yang luar biasa besarnya?
Apa
mungkin bahwa ras Supard adalah ras yang benar-benar tidak boleh
didekati?
Aku
melihat ke arah Ruijerd. Dia masih tenang.
[Itu
adalah reaksi yang normal.]
Bagaimana
mungkin?
[Apakah
itu karena aku adalah orang yang tidak normal?]
[Kamu
memang tidak normal. Tapi...]
[Tapi?]
[Kamu
itu tidak buruk.]
Dari
samping, wajah Ruijerd tampak benar-benar kesepian.
Aku
memikirkan itu untuk sesaat, sambil berdiri dan berjalan mendekati
Eris. Mendengar langkah kakiku, tubuh Eris gemetar ketakutan.
Aku
membelai punggungnya pelan-pelan. Kalau kupikir-pikir, setiap aku
menangis disaat aku takut akan sesuatu, nenek akan membelai
punggungku, sama seperti yang aku lakukan sekarang.
[Ba~~ik,
jangan takut, jangan takut.]
[Hiks,
apa maksudmu jangan takut! I-itu ras Supard!]
Aku
tak tahu kenapa dia merasa begitu ketakutan. Maksudku, itu Eris. Dia
adalah Eris yang akan memperlihatkan taring-taringnya saat berhadapan
dengan Ghyslaine. Harusnya tidak ada hal yang mampu membuatnya merasa
takut.
[Begitu
seramkah dia?]
[K,
karena, ras, ras Supard akan! M, memakan anak-anak! Mereka akan
memakan anak-anak, iya kan? Hiks.....]
[Dia
tidak akan memakanmu.]
Dia
tidak akan memakan kami, iya kan? Aku melihat ke arah Ruijerd, dan
dia menggelengkan kepalanya.
[Aku
tidak memakan anak-anak.]
Tuh,
benar kan?
[Sudah,
sudah, kamu dengar kan, dia bilang dia tidak akan memakan anak-anak.]
[T,
t, tapi! Tapi dia adalah seorang Supard! Dia berasal dari ras demon!]
[Sekalipun
dia berasal dari ras demon, dia bisa bicara dengan bahasa manusia.]
[Masalahnya
bukan soal bahasa!]
Eris
mengangkat kepalanya dan menggeram padaku. Dia sudah kembali normal.
Sudah kuduga, ekspresi ini dimiliki oleh Eris yang asli.
[Oh,
apa kau yakin kau akan baik-baik saja? Kalau kau tidak meringkuk, kau
akan dimakan, iya kan?]
[Jangan
memperlakukanku seperti orang idiot!]
Eris
melotot ke arahku setelah aku bicara kepadanya dengan menggunakan
nada seolah aku sedang berurusan dengan orang idiot.
Kemudian
dia mempertahankan ekspresinya dan menatap tajam ke arah Ruijerd.
Tubuhnya
gemetaran. Kedua matanya juga berkaca-kaca. Kalau dia berdiri dengan
menggunakan pose seperti biasanya, mungkin dia akan jatuh gara-gara
kakinya yang gemetar.
[S,
s, s, senang. Berteeee-emu denganmu. Na-namaku, Eris, Bo, Bo,
Boreas... Greyrat!]
Dengan
agak berteriak, Eris memperkenalkan dirinya.
Memperkenalkan
diri sambil bersikap sombong itu kelihatan agak lucu.
Ahh,
bukan, bukan aku yang mengajari dia salam seperti itu. Saat bertemu
dengan seseorang, cukup perkenalkan dirimu terlebih dahulu untuk
meluncurkan serangan pendahuluan.
[Eris
Boboboreas Greyrat? Aku tidak tahu kalau ras manusia mulai suka
menggunakan nama-nama yang lucu.]
[Bukan!
Namaku Eris Boreas Greyrat! Aku cuma sedikit tergagap! Dibandingkan
itu, sekarang gantian kamu yang memperkenalkan diri!]
Setelah
berteriak, Eris mengeluarkan suara [Ah!] dan menunjukkan ekspresi
gelisah. Dia akhirnya sadar, siapa sebenarnya yang barusan dia
teriaki.
[Benarkah?
Aku minta maaf. Namaku Ruijerd Supardia.]
Eris
menenangkan ekspresi tegangnya, dan memamerkan kemenangannya.
Ekspresi
di wajahnya seperti mengucapkan, “Lihat, aku tidak takut sama
dia!”.
[Benar
kan, aku bilang tidak apa-apa? Selama kita bisa berkomunikasi,
semuanya bisa menjadi teman.]
[Iya! Yang dikatakan Rudeus benar! Okaa-sama bohong kepadaku!]
Jadi
Hilda yang mengajari Eris? Itu kan cuma dongeng yang
dilebih-lebihkan. Oh, tunggu sebentar, bahkan aku pun akan merasa
takut kalau aku melihat roh yang tidak memiliki kaki, atau sejenis
namahage.
[Apa
yang dikatakan Hilda?]
[Kalau
aku tidak mau tidur dengan cepat, ras Supard akan datang dan
memakanku.]
Oh
begitu, jadi Hilda menggunakan takhayul untuk menidurkan anaknya.
[Tapi
dia tidak akan memakan anak-anak. Kenapa kamu tidak coba untuk
berteman dengan ras Supard, agar kamu bisa pamer kepada semua orang.]
[B-bahkan
kepada Ojii-sama dan Ghyslaine, aku bisa pamer...?]
[Tentu
saja.]
Aku
melihat ke arah Ruijerd, dan dia tampak terkejut. Bagus.
[Ruijerd-san
kelihatannya tidak memiliki banyak teman, aku pikir kalau Eris mau,
dia akan berteman denganmu.]
[T,
tapi...]
Apa
aku mengucapkan sesuatu yang terlalu kekanak-kanakan ya....?
Saat
aku memikirkan kembali apa yang telah aku ucapkan, Eris tampak
ragu-ragu.
Kalau
aku pikir baik-baik, Eris sebenarnya juga tidak memiliki teman,
dan.... situasiku juga tidak banyak berbeda.
Mungkin
dia masih agak merasa takut untuk mengucapkan kata “teman”.
Sepertinya Eris masih membutuhkan sedikit dorongan.
[Hey,
Ruijerd-san juga!]
Saat
aku memberikan dorongan kepada Ruijerd, sepertinya dia akhirnya
menyadari situasi saat ini.
[Eh?
Ahh. Eris.... Aku mohon, bersikaplah baik denganku.]
[!
M, mau bagaimana lagi! A, aku akan menjadi temanmu!]
Melihat
Ruijerd menundukkan kepalanya, ada sesuatu yang runtuh di dalam hati
Eris.
Itu
bagus.
Tapi
setelah melihat adegan ini, aku paham, Eris itu benar-benar
sederhana. Aku merasa bodoh karena telah memikirkan ini dan itu.
Tapi,
aku tidak membenci sifat naif yang dimiliki Eris, hmmm...
[Phew,
omong-omong, ayo istirahat sebentar untuk hari ini.]
[Apa,
kamu sudah mau tidur?]
[Iya
Eris, sekarang aku benar-benar merasa lelah. Aku merasa sangat
mengantuk.]
[Benarkah?
Ya sudah kalau begitu. Selamat malam.]
Aku
berbaring di tanah, dan Eris yang berada di sampingku meletakkan
sesuatu yang mirip seperti mantel (aku yakin benda itu dimiliki oleh
Ruijerd) di atas tubuhku untuk menyelimutiku.
Aku
benar-benar kelelahan.
Sebelum
aku kehilangan kesadaranku,
[Apa
kamu sudah tidak merasa takut?]
[Aku
akan baik-baik saja kalau Rudeus ada bersamaku.]
Aku
mendengar beberapa kalimat yang ia ucapkan.
Hah,
sekalipun itu hanya Eris, aku harus membawanya pulang dalam keadaan
selamat.
Aku
tertidur saat memikirkan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar