[Web Novel 15] Rapat Pengurus & Hari
Minggu
Setengah tahun telah berlalu lagi.
Belakangan ini Eris, yang sudah
berubah menjadi agak jinak, kembali bersikap kasar lagi.
Kenapa, kenapa? Siapa yang
menyebabkan kekacauan ini?
Sekalipun aku merasa sedikit
frustasi, aku menyadari sesuatu.
Tidak ada hari libur.
Setelah makan malam, aku memanggil
Ghyslaine dan guru etik untuk datang ke dalam kamarku.
Sebagai catatan, si guru etik tidak
tinggal di dalam mansion, dan dia datang dari rumahnya sendiri di Roa untuk
bekerja.
Jadi aku menyuruh seorang butler
untuk memberikan undanganku kepada dia.
[Pertama-tama, senang bertemu dengan
kalian, namaku adalah Rudeus Greyrat.]
[Nama saya adalah Edona Leilon, saya
bertugas untuk mengajarkan etika dan tata krama kepada Eris-sama.]
Aku meletakkan satu tanganku di dada
dan memperkenalkan diri dengan gaya kasual, tapi Edona membalasku dengan salam
yang sopan.
Guru etik ini tepat seperti apa yang
aku bayangkan.
Edona adalah seorang wanita paruh
baya, dan kerutan bisa terlihat di wajahnya.
Dia memiliki wajah bulat, dengan
senyum lembut yang cocok dengan imejnya yang hangat.
[Aku Ghyslaine.]
Ghyslaine dengan otot-otot tubuhnya,
tetap sama seperti biasanya. Aku menunjuk ke arah kursi dan menyarankan agar
mereka duduk. Setelah mereka berdua duduk, aku menuangkan minum yang sudah
dipersiapkan si butler terlebih dahulu, dan mulai membahas topik.
[Hari ini aku mencari kalian berdua
untuk satu alasan yang sama, yaitu, untuk mendiskusikan jadwal pelajaran
Eris-sama.]
[Jadwal?]
[Ya, saat ini, dia berlatih pedang
di pagi hari, punya waktu luang di siang hari, belajar tata krama di malam
hari, kira-kira seperti itu bukan?]
[Tepat seperti yang anda katakan.]
Mata pelajaran Eris adalah bahasa,
matematika, ilmu sihir, sejarah, ilmu pedang, dan tata krama, totalnya ada 6.
Kalau menggunakan sebutan modern,
mata pelajarannya adalah bahasa nasional, matematika, olah raga, dan pendidikan
moral.
Sekalipun disini tidak ada jam, satu
kelas tidak berlangsung selama berjam-jam. Biasanya mata pelajaran itu dibagi
menjadi 3 sesi, dengan makan pagi, makan siang, dan waktu minum teh sebagai
indikasi untuk istirahat.
Setelah makan pagi > Kelas >
Setelah makan siang > Kelas > Setelah waktu minum teh > Kelas >
Setelah makan malam > Waktu luang.
Tidak ada guru sejarah yang
dipekerjakan, jadi Philip lah yang akan mengajari Eris disaat ia memiliki waktu
luang.
[Karena sekarang ada aku disini,
bahkan waktu luang dimalam hari pun bisa digunakan untuk belajar, dan kita akan
menghabiskan seluruh waktu Ojou-sama secara menyeluruh.]
[Benar, pelajaran Ojou-sama telah
berjalan dengan lancar, dan Tuan besar juga memperhatikan itu.]
Tebakanku benar.
[Memang benar kalau pelajaran
Ojou-sama telah berjalan dengan mulus, tapi ada satu masalah.]
[Masalah?]
[Ya, mempelajari segalanya, hari
demi hari, menyebabkan Ojou-sama mengalami stress yang terus menumpuk.]
Eris selalu memiliki mood jengkel
saat ia mengikuti kelas matematika, dan bila dia menghadapi pertanyaan yang
sedikit sulit, dia akan menerjang ke arahku.
Itu terlalu berbahaya.
Aku tak tahu kapan aku akan
ditunggangi dan dihajar dari atas.
Sekali lagi, itu terlalu berbahaya.
[Sekalipun semuanya masih normal
sekarang, dia mungkin tidak akan tahan lagi di masa depan, dan akan melarikan
diri dari satu mata pelajaran atau apalah.]
[Um……]
Edona menutupi mulutnya dengan kedua
tangannya, dan mengangguk setuju.
Aku tak pernah melihat kelas tata
krama sebelumnya, tapi Eris sepertinya mau memperhatikan kelas tersebut.
Aku dengar kalau Edona adalah ibu
ASInya Eris, tapi aku tak tahu kenapa Eris menyukai dia.
[Jadi aku mengajukan rencana, agar
kita memilih satu hari dalam setiap 7 hari, dan tidak mengadakan kelas dalam
hari itu.]
Sebagai catatan, di dunia ini ada
yang namanya kalender, dan ada juga yang namanya bulan dan hari, tapi tidak ada
yang namanya konsep 1 minggu.
Setahun memiliki beberapa hari yang
dianggap sebagai hari istirahat, tapi yang namanya hari minggu itu tidak ada.
Aku menggunakan angka 7 karena itu
mudah untuk diingat, sekalipun aku tak tahu kenapa angka itu begitu spesial di
dunia ini.
Angka itu dianggap sebagai angka
keberuntungan, dan di ilmu pedang juga ada 7 tingkatan.
[Dan 6 hari sisanya, kita bisa
mengadakan kelas bahasa, matematika, ilmu sihir, sejarah, ilmu pedang, dan tata
krama, dengan 6 mata pelajaran tersebut.]
[Boleh saya bertanya?]
[Silahkan, Edona-san.]
[Kalau anda mendistribusikan waktu
belajarnya menjadi seperti itu, kelas untuk tata krama hanya akan menjadi tiga
kali, upahnya……]
Jadi ternyata kau cuma memikirkan
uangnya! Tapi aku tidak mau menyalahkan Edona, karena aku juga bekerja untuk
mencari uang.
Edona memikirkan tentang bagian
dimana [Apakah upah yang diterima akan dipotong, karena kelasnya menjadi lebih
sedikit?]
Aku sudah mendiskusikan ini dengan
Philip sebelmnya, dan tidak ada masalah dengan itu.
Ditambahlagi, karena upahnya dibayar
bulanan, sekalipun ada satu kelas yang tidak dihadiri Eris, upahnya masih akan
tetap diberikan.
Tentu saja, kalau tidak ada satu
kelaspun yang dihadiri, akan ada orang yang dipecat bulan depan.
Aku tak perlu mengatakan itu kan?
Orang yang tidak memahami cara kerja
dunia jelas sudah lama dipecat dari sini.
[Tentu saja mata pelajarannya tidak
akan dibagi seperti itu, kelas bahasa dan matematika hanya perlu diadakan dua
kali dalam seminggu. Namun tidak ada artinya kalau kau tidak berlatih ilmu
pedang setiap hari, dan sekalipun ilmu sihir harus dilatih setiap hari, tapi
ada batasan dalam mana yang bisa
digunakan, jadi kau tidak perlu membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk
melatihnya, dan aku berencana untuk menggunakan waktu ekstranya untuk
mengadakan kelas bahasa dan matematika.]
Sekalipun ini sudah direncanakan,
pada dasarnya ya seperti ini.
[Hari ini aku X kali menggunakan
waterball, dan stok mana ku berkurang
sebanyak Y. Kalau begitu, berapa banyak waterball yang masih bisa aku
gunakan]—pertanyaan seperti itu.
Sebuah pertanyaan yang berdasarkan
pada berapa kali sihir yang bisa digunakan oleh Eris dan Ghyslaine.
Dibandingkan dengan melihat
nomer-nomer yang ada di dalam ruangan, aku lebih suka untuk melakukan praktek,
karena itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan mereka.
Karena kau tidak bisa melihat jumlah
mana mu secara pasti, jawaban yang
benar sulit untuk dijawab dengan pasti.
Yah, makin sering kau menggunakan
kalkulasi mental, kau akan makin terbiasa dalam menggunakannya, dan otakmu juga
akan beradaptasi.
Aku juga berencana untuk mengajarkan
voiceless incantations dan ilmu sains di masa depan.
Tapi aku harus menunggu sampai Eris
menguasai matematika dan bahasa terlebih dahulu.
[Aku minta maaf Edona-san, tapi
kelas tata krama harus dipotong menjadi 3 sampai 4 kali dalam sebulan.]
[Saya mengerti.]
Edona mengangguk setuju.
Dengan begitu, 1 hari memiliki 3
kelas, 6 hari 18 kelas. Pembagian untuk masing-masing mata pelajaran adalah,
tata krama 5 kali, ilmu pedang 6 kali, bahasa 2 kali, matematika 2 kali, dan
sihir 3 kali.
Aku merasa tidak ada cukup waktu
untuk kelas sihir ku, tapi karena isinya kebanyakan hanyalah latihan yang
diulang-ulang, aku akan memikirkan itu nanti.
[Kalau ada situasi dimana kalian
tidak bisa mengajar, tolong beritahu aku.]
[Bisakah anda menjelaskannya dengan
lebih detail?]
[Aku selalu ada di dalam mansion,
kalau aku memiliki waktu luang aku akan mengadakan kelas, jadi semisal kalian
ingin libur panjang, itu juga tidak apa.]
[Saya mengerti.]
Edona terus-terusan tersenyum, aku
tak tahu apa dia benar-benar mengerti atau tidak.]
[Ditambah lagi, saya ingin kita
mengadakan rapat setiap bulan di hari pertama.]
[Dan kenapa begitu?]
[Kalau kita para guru bisa
berkoordinasi dengan lebih baik, kita akan bisa mengatasi masalah bila suatu
saat nanti masalah tersebut akan muncul. Begitulah yang saya pikirkan.
Sekalipun memang itu tidak terlalu diperlukan, namun ini untuk meningkatkan
keefektifan, dan juga untuk jaga-jaga. Apakah itu tidak bisa dilakukan?]
[Tidak, bukan itu maksudku.]
[Rudeus-sama sebenarnya masih sangat
kecil, tapi anda benar-benar sangat memperhatikan Eris-sama.]
Aku terus merasa kalau dia
menganggapku lucu. Oh, yasudahlah.
Dengan begitu, aku mendapat waktu
istirahat.
***
Setelah satu minggu berlalu, kami
sampai di hari libur yang pertama, dan tampak Ojou-sama duduk dengan gelisah.
Ini adalah pertama kalinya dia
memiliki waktu luang sepanjang hari.
Setelah aku menyapa Philip, aku
memutuskan untuk jalan-jalan ke kota, dan aku tak sadar sejak kapan ada Eris
dan Ghyslaine di pintu.
[Kamu mau pergi kemana?]
[Kota Roa, jalan-jalan.]
[Jalan-jalan…… itu artinya kamu mau
pergi ke kota sendirian?]
[Memangnya kamu lihat ada orang
lain?]
[Kamu jahat, aku belum pernah keluar
rumah sendirian.]
Eris menghentakkan kakinya ke lantai
dengan keras.
[Kalau Ojou-sama keluar sendirian,
nanti kamu bakal diculik oleh seseorang kan?]
[Bukannya kamu juga diculik!]
Ah, benar juga, aku juga pernah
diculik.
Tapi aku juga merupakan anggota dari
keluarga Greyrat, mungkin aku bisa digunakan untuk meminta tebusan.
Tapi.
[Kalau aku diculik, aku bisa
melarikan diri tanpa bantuan orang lain.]
Aku tersenyum sambil mengucapkan
itu, dan kemudian melihat Eris mengangkat tinjunya.
Aku buru-buru mengambil pose untuk
mempertahankan diriku, tapi sepertinya tinju itu tidak kunjung tiba.
Ini adalah situasi yang langka.
[Ajak aku juga!]
Oh, jadi seperti itu. Sampai
sekarang, tinjunya selalu datang lebih dulu sebelum dia bicara, Ojou-sama sudah
tumbuh ya.
Tentu saja aku tidak punya alasan
untuk menolak, daripada bergerak sendirian, dua orang akan lebih aman bila
bersama-sama.
[Kalau begitu, ayo kita berangkat
sekarang.]
[Apa benar ini akan baik-baik saja?]
[Ghyslaine juga akan ikut kan?]
[Ya, tugasku adalah untuk melindungi
Ojou-sama.]
Jadi waktu rapat, Ghyslaine sama
sekali tidak memahami arti dari hari libur.
Karenanya, akan lebih baik buat dia
untuk terus dekat dengan Eris.
Pada mulanya dia dipekerjakan
sebagai pengawal, jadi itu sudah aku perkirakan.
[Tunggu aku sebentar, aku akan
bersiap-siap, Alphonse! Alphonse!]
Aku melihat Eris berlari-lari di
dalam mansion, dan teriakannya masih keras seperti biasa.
[Rudeus.]
Aku menoleh saat mendengar panggilan
Ghyslaine, dia berdiri tepat disampingku.
Aku mendongak, dan tinggi badannya hampir
2 meter, aku pikir sekalipun aku sudah besar nanti, aku tetap harus mendongak
untuk bertatap muka dengannya.
[Jangan terlalu percaya diri.]
Aku diberikan peringatan.
Apa itu karena aku bilang kalau aku
bisa melarikan diri sendirian?
[Aku tahu, aku cuma ingin Ojou-sama
berusaha lebih keras.]
[Oh, kalau begitu, misal ada sesuatu
yang terjadi cukup panggil aku, aku akan datang menyelamatkanmu.]
[Hmm, kalau situasi seperti itu
benar-benar terjadi, aku akan menembakkan kembang api besar lagi.]
Aku kembali memikirkan insiden
penculikan sebelumnya.
[Ghyslaine, apa kamu pernah
memberitahu hal yang sama kepada Ojou-sama?]
[Hmm? Memberitahu apa?]
[Harusnya kamu menambahkan, kalau
dia hanya boleh teriak di tempat dimana teriakannya bisa terdengar.]
[Nanti aku sampaikan, tapi untuk apa
itu?]
[Di insiden penculikan sebelumnya,
Ojou-sama nyaris terbunuh gara-gara berteriak meminta bantuan.]
[…… Kalau aku bisa mendengar
teriakannya, aku pasti akan pergi menghampiri Ojou-sama.]
Tapi, pada saat itu dia memang
menunjukkan kecepatan gerak yang tidak masuk akal. Aku merasa Ghyslaine akan
bisa tiba tepat waktu, tak peduli dimanapun dia berada, dan pendengarannya juga
sangat bagus.
Ditambah lagi, Eris tidak meminta
bantuan Philip atau Sauros, tapi Ghyslaine.
Wanita ini benar-benar bisa
diandalkan.
[Kamu harus memberitahu dia bahwa
dia tidak boleh berteriam meminta bantuan dalam kondisi tertentu.]
Saat aku selesai bicara, Eris telah
kembali. Apakah pakaian itu digunakan saat ia keluar dari rumah? Aku tak pernah
melihatnya sebelum ini.
Aku memuji pakaiannya, dan aku
mendapat pukulan di kepalaku.
Apa sebenarnya salahku coba?
***
Kota Roa adalah kota yang terbesar
di teritori Fedoa, namun sekalipun kota ini adalah kota yang paling besar, bila
dibandingkan dengan seluruh lading gandum yang ada di desa Buina, kota ini
tampak jauh lebih kecil.
Kau hanya butuh waktu 2 jam untuk
mengitari tembok kota.
Roa adalah kota yang dikelilingi
oleh tembok yang tingginya sekitar 7 sampai 8 meter.
Tapi tembok itu tidak melingkar
dengan sempurna, karena tanah yang digunakan sebagai landasan tidak rata, dan
aku tidak bisa memastikan panjang temboknya secara pasti.
Mungkin sekitar 30 kilometer.
Kota ini benar-benar tidak terasa
seperti kota yang besar, dan kota yang dikelilingi oleh tembok seperti ini
harusnya sangatlah sedikit. Sekalipun aku tidak pernah mengunjungi kota yang
dikelilingi oleh tembok lainnya, tapi aku sangat yakin kalau menciptakan tembok
sebesar ini bukanlah tugas yang mudah.
Apa ada sihir yang bisa menciptakan
tembok seperti ini? Kalau iya, pasti itu adalah sihir tingkat King atau
Emperor.
Atau apakah tembok ini dibuat dengan
tangan manusia?
Saat aku memikirkan itu, kami
meninggalkan area tempat para bangsawan berkumpul, dan tiba di ruang yang luas
dimana banyak orang berlalu-lalang.
Tempat ini adalah area untuk para
pedagang, dan karena lokasinya sangat dekat dengan teritori para bangsawan, ada
banyak toko yang indah disini.
Tapi aku bisa melihat beberapa
pedagang yang berjualan di area terbuka.
Aku melihat barang-barang mahal yang
dijual salah satu pedagang.
[Selamat datang tuan muda, tuan
putri, silahkan dilihat-lihat, barangkali ada yang minat.]
Aku menikmati kalimat Ossan(paman)
penjaga toko yang biasa terdengar di game-game RPG, dan melihat barang-barang
yang sedang dijual.
Aku mencatat barang-barang tersebut
di secarik kertas, dan sejujurnya, semuanya adalah produk yang aneh.
Harga aphrosidiac 10 koin emas,
catat, catat.
[Apa yang kamu tulis, aku sama
sekali tidak mengerti!]
Eris berteriak tepat disamping
telingaku, di hari itu aku nyaris menjadi tuli.
Aku melihat kertas yang sedang
kupegang, dan menyadari kalau aku tanpa sadar telah menulis dengan huruf
Jepang.
[Aku cuma mau mencatat beberapa hal,
yang penting aku bisa memahaminya.]
[Cukup katakan saja apa yang kamu
tulis.]
Ojou-sama benar-benar suka memaksa,
tapi aku tidak punya alasan untuk tidak memberitahu dia.
[Itu adalah nama dan harga barang
yang dijual.]
[Kenapa kamu menyelidiki itu?]
[Menyelidiki harga pasar adalah ilmu
dasar dari game online.]
[Onle…… apa itu?]
Aku pikir Eris tidak akan paham
sekalipun aku menjelaskan itu, dan aku mengganti topik pembicaraan dengan
menunjuk ke arah sebuah produk; sebuah aksesoris kecil.
[Kamu lihat ini? Toko itu menjual
barang ini seharga 5 koin emas, tapi kamu bisa membelinya seharga 4 koin emas
dan 5 koin perak disini.]
[Ohhh, tuan muda, anda benar-benar
memiliki mata yang bagus, barang-barang yang aku jual disini murah kan?]
Aku mengabaikan si Ossan dan
berbalik menghadap Eris.
[Eris, kalau kamu menawar dan
harganya turun menjadi 3 koin emas, dan kemudian kamu menjualnya di toko lain
seharga 4 koin emas, berapa banyak uang yang bisa kamu dapat?]
[Hmm, coba kupikir, 5-3+4, 6 koin
emas!]
Oh my god,
apa yang sebenarnya kamu hitung?
[Salah, jawabannya 1 koin emas.]
[A, aku sudah mengerti itu!]
Eris cemberut dan memalingkan
wajahnya.
[Apa kau benar-benar memahami itu?]
[Kita aslinya punya 10 koin emas,
terus nanti jadi 11 koin emas.]
Woah, kamu akhirnya mengerti.
Tunggu, bukannya ini penjumlahan?
Biarkan saja lah, pokoknya aku akan
memuji dia dulu.
Harga diri Eris itu benar-benar
tinggi, dia hanya akan mengalami kemajuan kalau dia mendapat pujian.
[Woah, kamu benar, wow, Eris
benar-benar pintar.]
[Hmph, tentu saja.]
[Erm, tuan muda, itu disebut resale,
dan itu bukan sesuatu yang layak untuk dipuji, anda tidak boleh melakukan itu.]
[Tak usah khawatir, aku akan
melakukan itu. Kalau aku benar-benar ingin melakukan itu, aku akan memberitahu
toko lain kalau kamu menjual barang itu seharga 4 koin emas disini. Aku ambil 1
koin perunggu besar sebagai biaya informasi.]
Si Ossan menunjukkan ekspresi yang
tampak benar-benar jengkel dan melihat ke arah Ghyslaine untuk meminta bantuan,
tapi sekarang Ghyslaine sedang memperhatikan penuh dengan hal-hal yang aku
ucapkan.
Setelah memahami bahwa mengucapkan
kalimat lain hanya akan membuang-buang waktunya saja, si Ossan menurunkan
pundaknya dan menghela nafas.
Maaf ya, karena kami cuma
lihat-lihat, tolong maklumi kami.
[Sekalipun kita tidak membeli atau
menjual barang, kita harus tahu harga pasar.]
[Memang kenapa kalau kamu tahu harga
pasar!]
[Contohnya ya, kamu bisa menebak
harga barang sekalipun kamu tidak pergi ke toko.]
[Iya itu gunanya apa?]
Gunanya apa? Erm, saat barangnya dijual
ulang, kau bisa mendapat lebih banyak uang… ah, bukan jawaban yang tepat.
Okelah, aku serahkan sisanya kepada Ghyslaine.
[Ghyslaine, menurutmu ini gunanya
apa?]
[…… Um, aku tidak tahu.]
Oh sial, benarkah? Kau tak tahu? Aku
pikir kau benar-benar memahami ini. Biarin saja lah, toh ini bukan waktunya aku
mengajari mereka di dalam kelas.
[Em, kalau begitu mungkin memang
benar itu tidak ada gunanya.]
Ujung-ujungnya ini adalah pelajaran
buat diriku sendiri, sekalipun aku tidak memahami itu ya tidak apa-apa.
Kalau aku melihat pasar, hal pertama
yang aku lakukan adalah menyelidiki informasi produk.
Aku selalu melakukan itu, jadi tidak
mungkin itu salah.
Sekalipun aku berpikiran seperti
itu, ini adalah pertama kalinya aku memeriksa harga secara pribadi, jadi aku
tidak benar-benar yakin apakah hal yang aku lakukan ini memang ada gunanya atau
tidak.
[Kalau memang itu mungkin tidak ada
gunanya, terus kenapa kamu melakukan itu?]
[Soalnya aku pikir itu ada gunanya.]
Eris memiliki ekspresi serasa dia
tidak bisa menerima jawabanku.
Toh, aku tidak bisa menjawab segala
pertanyaan.
Ada beberapa hal yang membutuhkan
pemikiranmu sendiri untuk dipahami, dan tidak bisa diajarkan oleh orang lain.
[Coba kamu pikir sendiri, kalau kamu
pikir ini berguna, belajarlah dariku, kalau tidak, cukup tertawakan aku.]
[Kalau begitu aku yang akan
menertawakanmu, begitu?]
[Ahahahahaha.]
[Kenapa kamu malah ketawa
sekarang!?]
Aku dipukul lagi, hiks.
Aku juga melihat-lihat pedagang yang
ada di sekitar, tapi harga dari barang-barang yang dijual pedagang yang
memiliki tingkatan lebih tinggi itu terlalu tinggi, jadi aku menghentikan
penyelidikanku.
***
Aku perlahan mulai bergerak menuju
bagian luar kota, dan rata-rata harga barang yang dijual pedagang mengalami
perubahan yang jelas, turun dari sekitar 5 koin emas menjadi sekitar 1 koin emas.
Itu masih lumayan mahal, tapi harga
sekitar itu masih berada dalam jangkauanku.
Para pembeli juga bertambah banyak,
mulai dari orang-orang yang kelihatan seperti bangsawan sampai para adventurer.
Karena harga barangnya sekitar 1
koin emas, aku masih bisa membeli barang disana.
Saat aku mencatat harga-harga di
catatanku, ada sebuah toko yang menarik perhatianku; toko buku.
Saat aku memasuki toko itu, ternyata
suasana di dalam sana terasa tenang.
Bisa dibilang suasana toko itu sama
seperti suasana di toko buku yang utamanya menjual buku-buku erotis.
Ada dua rak buku yang memiliki 2
sampai 3 buku dengan judul yang sama yang diletakkan berdampingan.
Sebuah buku harganya rata-rata
sekitar 1 koin emas, dengan pengecualian beberapa buku yang disimpan di dalam kabinet
berkaca.
Di dalam kabinet tersebut harga
rata-ratanya sekitar 8 koin emas, dengan yang paling mahal mencapai 20 koin
emas, apa itu barang yang paling bernilai yang dimiliki toko ini?
Pemilik toko tidak menganggapku
sebagai seorang pembeli, dan tidak menyapaku.
Penilaiannya benar.
Aku mencatat judul buku-buku yang
dijual, dan si pemilik toko menatapku dengan curiga.
Arara, tenang saja bos, aku tidak
menyentuh bukunya.
Ditambah lagi aku tidak mengambil
foto.
Sebuah buku ensiklopedia harganya
sekitar 7 koin emas, kalau 1 koin emas nilainya sekitar ¥100.000, berarti aku butuh ¥700.000 untuk beli itu. (¥100=$1)
Di rumah ibuku juga ada buku
ensiklopedia, kekonyolan macam apa ini……
Tapi memang sudah seperti yang aku
duga, buku ensiklopedia tampaknya merupakan buku yang benar-benar mahal. Buku
yang wajib aku baca, <<Summoning Magic Shigu>>, membutuhkan 10 koin
emas.
Gaji bulananku yang sekitar 2 koin
perak tidak cukup untuk membuatku mampu membeli buku itu.
Buku yang paling mahal adalah
<<Tata krama istana kerajaan Asura>>, buku yang sama sekali tidak
memiliki arti buatku.
[Hal menarik apa yang kamu cari?]
Eris bertanya padaku, mungkin dia
merasa terganggu gara-gara aku cuma melihat-lihat dan tidak mencatat lagi.
[Tidak, aku cuma berpikir kalau buku
yang dijual disini tidak terlalu menarik.]
[Aku dengar kamu suka baca buku?]
[Dengar dari mana kamu?]
[Dari Otou-sama.](ayah)
Philip hmm? Memang pernah sih aku
meminta ijin darinya untuk masuk perpustakaan.
[A-, aku bisa membantu membelikan
buku untukmu.]
[Kamu kok gampang sekali ngomongnya,
memang kamu punya uang, Eris?]
[Nanti Oji-sama akan memberiku
uang!](kakek)
Benar. Tapi terlalu memanjakan
dirimu itu bukan hal yang bagus.
Sekalipun aku menginginkan itu……
Sekalipun aku menginginkan itu!
[Aku tak mau.]
[Kenapa!]
Eris cemberut, dia selalu melakukan
itu kalau dia merasa jengkel.
Kalau suasana hatinya terus-terusan
memburuk, dia bakal menjelma menjadi iblis.
Tapi untuk sekarang masih tidak apa,
dia masih bisa berpikir dengan jelas.
[Eris tidak boleh membagi-bagikan
uang seenaknya.]
[Apa maksudmu?]
Eris merajut kedua alisnya, dia
menjadi semakin sebal karena dia tidak paham dengan ucapanku.
Belakangan ini aku bisa secara kasar
mengukur meteran-amarah Eris.
Bagaimana ya caranya untuk menjelaskan
ini dengan baik. Kalau dipikir-pikir, pentingkah bagi wanita dari keluarga
bangsawan untuk mempelajari tentang pentingnya cara menggunakan uang?
[Aku sekarang kan jadi guru
privatnya Eris, apa kamu tahu berapa banyak uang yang aku dapat?]
[…… 5 koin emas, iya kan?]
[2 koin perak.]
[Murah banget!]
Eris menjerit dengan suara
melengking, dan di pojokan sana tampak si pemilik toko menunjukkan ekspresi
yang mengatakan ‘kalian terlalu berisik’.
[Tidak juga, pencapaianku tidak
begitu banyak dan umurku juga masih kecil, jadi itu harga yang tepat buatku.]
Ditambah lagi keluargamu akan
membantuku membayar biaya untuk belajar di universitas.
[T, tapi Ghyslaine saja menerima
upah 2 koin emas. Bukannya Rudeus mengajariku banyak hal?]
[Ghyslaine memiliki pencapaian
tinggi dan memiliki ranking Sword King. Dia bahkan bertindak sebagai
pengawalmu, karena itulah gajinya Ghyslaine lebih tinggi dariku.]
Ditambah lagi ada kebiasaan buruk
yang dimiliki keluarga Boreas Greyrat.
Kalau aku memikirkan mereka, aku
membayangkan mereka akan memiliki ide seperti [Gadis dari ras beast akan
menerima perlakuan spesial!].
[Kalau begitu, kira-kira kalau aku
kerja aku dapat gaji berapa?]
[Kamu tidak bisa sihir, ilmu
pedangmu dibawah rata-rata, dan tidak memiliki pencapaian apapun, jadi gaji tertinggi
yang bisa diterima Ojou-sama tetap tidak akan mampu melebihi 1 koin perak.]
Eris kehabisan kata-kata mendengar
penjelasanku, dan ditambah lagi, dia belum pernah menerima uang saku.
[Kalau kamu mau membelikan sesuatu
untuk seseorang, carilah uang dengan tanganmu sendiri, baru kita bicarakan
itu.]
[Aku mengerti……]
Kepala Eris tertunduk lemas, dengan
ekspresi sedih yang jarang terlihat. Kalau dia bisa terus seperti itu, aku
tidak akan merasa kesulitan untuk mengatasi dia……
[Yah, kamu bisa meminta beberapa
uang saku dari Philip-sama.]
[Benarkah?]
Eris mengangkat kepalanya, aku
merasa kalau meteran-cinta nya kepadaku telah meningkat.
Yah, sekalipun dia tidak diberikan
sepeserpun uang saku, memberinya apapun yang dia inginkan itu sama saja kalau
dia terlalu dimanja.
Akan lebih baik kalau dia diberikan
sedikit uang agar dia bisa mempelajari sendiri cara untuk menggunakannya dengan
benar.
Setelah mencatat beberapa judul buku
yang penting, aku pergi keluar dari toko buku.
Aku telah mendapat kesan menyeluruh
tentang hal-hal yang ingin aku beli setelah seharian jalan-jalan mengunjungi
berbagai toko.
***
Saat aku melihat ke atas langit,
tampak ada sebuah kastil yang melayang disana.
Kastil itu diselimuti dan tertutup
oleh awan-awan, tapi kastil yang tampak sekilas itu pasti ada disana.
[Apa!]
Aku menunjuk ke arah langit, dan
orang-orang yang ada disekitarku ikut melihat ke arah yang aku tunjuk, tapi tak
lama setelahnya mereka mulai kehilangan minat.
Hah? Kalian lihat itu kan? Apa cuma
aku? Satu-satunya orang yang melihat kastil di langit itu cuma aku? (ref.anime
castle in the sky)
Ayahku adalah pembohong?(ref.anime
castle in the sky)
[Apa ini pertama kalinya kamu
melihat itu? Itu adalah kastil langit milik [Armored Dragon King] Pergius.]
Apa kau tahu itu nona…… Ghyslaine!?
Tapi, mari kita kembali ke topik
utama, kastil langit.
Woah, itu benar-benar keren coy.
[Pergius itu apa?]
[Kamu tidak tahu itu?]
Sepertinya aku pernah mendengar nama
itu sebelumnya, tapi aku tidak bisa mengingatnya.
[Apa itu?]
Ghyslaine, dengan tampang yang
sedikit terkejut, mencoba untuk menjelaskan itu kepadaku.
Tapi kali ini, Eris menyilangkan
lengannya dan muncul di hadapanku.
[Biar aku yang mengajarimu!]
[Kalau boleh, tolong ajari aku.]
[Baiklah! Pergius adalah salah satu
dari 3 pahlawan yang mengalahkan Demon God Laplace.]
Eris mengucapkan itu dengan bangga.
Demon God Laplace, sepertinya aku pernah mendengar itu di suatu tempat…?
[Dia itu sangat, sangat, sangat
kuat, memimpin 12 pengikutnya yang ada di kastil langit menuju kastilnya
Laplace.]
[Wow, itu benar-benar keren.]
[Luar biasa kan!]
[Ojou-sama benar-benar pintar,
terima kasih.]
[Ufufu! Rudeus masih belum cukup
pintar!]
Kalau aku menyangkal itu, pasti aku
akan dihajar. Sudah lama aku mempelajari itu.
Karena itulah, aku kembali melakukan
penyelidikan.
Setelah bertanya kepada Philip,
sekarang aku tahu kalau ada buku dengan informasi tentang Pergius di sekitar
sini, dan setelah aku mengerahkan cukup banyak usaha, akhirnya aku menemukan
buku itu.
Dan setelah aku melihatnya, ternyata
buku itu adalah buku yang sama dengan buku yang ada di desa Buina.
<<Legenda Pergius.>>
Sebelumnya aku sangat yakin kalau
itu adalah cerita dongeng, tapi sepertinya itu adalah sejarah asli.
[Armored Dragon King] Pergius, tidak
ada yang tahu darimana dia datang atau dimana dia tumbuh dewasa. Pada suatu
saat, dirinya yang masih muda dan tidak memiliki sedikitpun ketenaran, dibawa
ke organisasi adventurer oleh Dragon God Urupein, itulah catatan tentang
Pergius yang paling awal.
Pergius segera menunjukkan
kekuatannya dalam waktu yang singkat, berkelompok dengan Dragon God Urupein,
North God Kalman, Twin Emperor Migus dan Gumis, dan mengalahkan banyak lawan.
Karena Pergius dianggap seperti adik
dari Urupein, tidak ada yang tahu sejak kapan dia diberikan gelar [Armored
Dragon] diantara [5 Dragon Warrior] yang bekerja dibawah Dragon God.
Dia menggunakan seluruh kemampuannya
tanpa reservasi, dan menggunakan sihir andalannya untuk menciptakan 12
familiar, yang dibagi menjadi – Void – Darkness – Brightness – Wave – Life –
Earthquake – Time – Storm – Destruction – Observation – Insanity – Atonement.
Dengan kemampuan untuk mengontrol 12
familiar terkuat dan mensummon kastil langit kuno bernama [Chaos Breaker], Pergius
dan anak buahnya mulai bertarung habis-habisan melawan Laplace.
Namun sekalipun dengan semua itu,
mereka masih belum mampu membunuh Laplace, dan pada akhirnya hanya mampu untuk
menyegel Laplace.
Setelah menyaksikan kekuatan,
martabat, dan juga [Chaos Breaker] miliknya, gelar [Armored Dragon King] mulai
tersebar.
Kerajaan Asura, dengan alasan untuk
mengakui usaha yang telah dikerahkan Pergius, memutuskan untuk mendirikan nama
era yang baru.
Itulah era saat ini, [Tahun Armored
Dragon(AD)]. (Sebagai tambahan, sekarang adalah tahun 414 AD.)
[Armored Dragon King] tidak memiliki
hubungan dengan kerajaan apapun maupun menguasai suatu teritori tertentu, dan
hanya terbang mengelilingi dunia dengan menggunakan kastil langit [Chaos
Breaker].
Tidak ada yang tahu apa tujuan yang
ia miliki.
Tapi serius deh, 400 tahun? Hmm, apa
benar dia masih hidup?
Itu bukan kastil kosong yang terbang
kemana-mana tanpa tujuan yang jelas kan?
Kalau ada kesempatan, aku pasti akan
berkunjung ke sana.
***
Hari kedua.
Mood Eris hari ini lumayan bagus,
sampai-sampai orang lain yang melihatnya pun bisa terkejut, mungkin itu karena
dia bisa bermain seharian kemarin.
Atau mungkin itu ada hubungannya
dengan kunjungannya ke toko-toko berkelas tinggi.
Terlepas dari alasan mana yang
benar, sepertinya mengatur hari libur adalah hal yang tepat untuk dilakukan.
[Lain kali ajak aku main keluar
lagi!]
Eris melakukan posenya yang biasa,
dengan wajah sedikit memerah.
Apa yang menyebabkan wajahnya
memerah?
Marah? Penghinaan? Apa?Jangan-jangan
karena malu?
Bagaimana mungkin, itukan Eris!
[Anu…]
Melihatku menunjukkan ekspresi
gelisah, Eris menggertakkan giginya, memutar pinggangnya, memegang rambutnya
dengan kedua tangannya , dan berkata:
[T, tolong ajak aku, nyan~?]
[O-, oke, aku ajak, aku ajak kamu
nanti, tapi tolong jangan lakukan itu.]
Aku buru-buru menghentikan dia,
memang benar pose seperti itu sangat manis, tapi itu sangat buruk buat
jantungku.
Aku merasa kalau meteran-karma ku
akan meningkat, dan saat karma itu kembali untuk menghantuiku, aku akan dibalas
dengan pukulan.
[Hmph! Bagus lah kalau kamu
mengerti.]
Eris melepaskan genggamannya dari
rambutnya, dan sebelum rambutnya kembali rapi, Eris duduk di belakang meja.
[Kalau begitu, kamu boleh
melanjutkan pelajarannya.]
[Kok rasanya hari ini kamu semangat
banget.]
[Soalnya, kalau aku tidak bersikap
baik, kamu gak akan mau mengajakku keluar kan!]
O, Ojou-sama sekarang sudah
bijaksana!?
[I, itu benar, aku akan mengajakmu
kalau kamu mau menurut!]
Aku menyelesaikan kelas hari ini
dengan hati tersentuh.
--Status—
Nama : Eris Boreas Greyrat
Profesi : Cucu dari Lord
Sifat : Sedikit kasar
Kalau bicara dengannya : Dia mau
mendengarkan sebentar
Bahasa : Bisa membaca banyak hal
Matematika : Tahu soal pengurangan
Sihir : Sedang mempelajari tingkat
elementary
Ilmu Pedang : Teknik Sword-God
tingkat elementary
Tata Krama : Memahami etika normal
Orang yang dia sukai : Kakek,
Ghyslaine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar