[Web Novel] 19 Titik Balik
Istana Kerajaan Shirone.
Roxy dengan santai melihat keluar
jendela dan mengernyitkan dahinya.
Warna yang ada di langit sangatlah
aneh, ada abu-abu, hitam, ungu, dan kuning.
Warna biru yang biasanya tidak
tampak.
Tapi warna tersebut sebelumnya
pernah terlihat di suatu tempat.
[Apa itu………]
Sekalipun dia pernah melihat warna
itu sebelumnya, tapi Roxy belum pernah melihat warna langit berubah seperti
itu.
Tapi hanya dengan melihatnya,
siapapun akan tahu, bahwa itu adalah fenomena yang tidak wajar.
Kemungkinan besar ada sesuatu yang
menyebabkan mana menjadi kacau.
Skala sebesar itu. Dari jauh, langit
terlihat seperti pusaran mana.
Roxy akhirnya ingat dimana dia
pernah melihat itu sebelumnya. Lokasi yang bersinar seperti itu pernah ia lihat
di Universitas Sihir sebelumnya. Mirip dengan Summoning Magic.
[Lokasi itu berasal dari Asura……
Mungkinkah itu Rudeus?]
Roxy mengingat muridnya, anak muda
yang pernah ia ajari.
Anak muda itu mampu menciptakan
badai tanpa mengalami kesulitan pada saat anak itu masih berusia 5 tahun.
Pada saat itu, dia sudah memiliki
kontrol penuh atas mana yang ia
miliki.
Anak itu sekarang berusia 10 tahun.
Ada kemungkinan bahwa dia lah yang menyebabkan fenomena ini. Sekalipun di surat
yang ia kirim, anak itu berkata kalau dia tidak bisa mempelajari Summoning
Magic. Tapi mungkin dia berhasil mendapatkan materi pelajaran Summoning Magic
secara kebetulan.
[Pertahananmu terbuka!]
Saat Roxy sedang berpikir keras, dia
dipeluk dari belakang, dan buah dadanya diraba, pada waktu yang sama dia juga
merasakan ada sesuatu yang keras yang menempel di pantatnya.
[Haaah……]
Roxy menjadi lelah. Sudah jelas,
orang tidak akan merasakan apa-apa saat meraba atau menempelkan diri dengan
tubuhnya yang diselimuti oleh jubah berukuran tebal.
Ditambah lagi, sekalipun si
tersangka bisa merasakan sesuatu, korbannya tidak akan merasa senang.
[Api yang membara, selimuti tubuhku,
<<Burning Place>>!]
[Gyaaa!]
Pelindung yang diselimuti oleh api
mampu membuat orang yang memeluknya dari belakang melayang.
Sekalipun dia tidak bisa melakukan
voiceless incantation, tapi Roxy mampu memperpendek mantera sihir dengan banyak
dalam 5 tahun terakhir.
Dan setelah mengathui bahwa Roxy
mulai berlatih untuk memperpendek mantera, Rudeus juga mulai mengajarkan
voiceless incantation kepada muridnya, tapi itu bukanlah sesuatu yang bisa
digunakan dengan mudah.
Anak berbakat itu pasti berharap
banyak pada murid-muridnya. Tapi itu bukan berarti semua orang memiliki bakat
seperti yang dia miliki.
[Yang mulia, kamu tak boleh meraba
dada seorang wanita dari belakang.]
[Roxy, apa kau mencoba untuk
membunuhku? Aku akan melemparmu ke dalam penjara!]
Pax Shirone, pangeran ke-7 yang
berusia 15 tahun, adalah seorang bocah nakal.
Pada mulanya dia adalah anak yang
menarik, tapi belakangan ini dia sepertinya menjadi lebih cabul, dan dengan
terang-terangan menunjukkan hawa seksualnya di siang bolong.
[Maafkan aku soal itu, kalau kamu
mati karena sihir seperti itu, berarti kemampuan Yang mulia lebih rendah
daripada lalat.]
[Nggghh! Berani kau menghinaku! Tak
bisa dimaafkan! Kalau kau mau meminta maaf, buka jubahmu dan biarkan aku
melihat pantsu mu!]
[Aku menolak.]
Beberapa pembantu wanita juga sudah
menjadi korban dari si pangeran, dan sang raja pun merasa tersiksa karenanya.
Dan belakangan ini dia ingin menjadikan
sang guru privat kerajaan sebagai propertinya.
(Memang apa sih menariknya gadis kuno
ini?)
Roxy tidak mengerti.
Tapi dia tidak perlu mematuhi segala
perintah sang pangeran, tidak peduli permintaan apapun yang dia buat.
Sudah tertulis dengan jelas di
kontrak. Sekalipun sang pangeran meminta sesuatu yang egois, si guru privat
boleh menggunakan penilaiannya sendiri.
Di dalam kastil ini, hanya ada
sangat sedikit orang yang mau mendengarkan perintah langsung dari si pangeran.
Karena dia adalah pangeran ke-7, kemungkinan untuk dia menjadi raja sangatlah
kecil, dan dia hampir tidak memiliki wewenang.
Kalau soal wewenang, Roxy yang
ditunjuk sebagai penyihir kerajaan, memiliki lebih banyak wewenang.
[Roxy, aku tahu kalau kau punya
kekasih.]
Sang pangeran mulai menggunakan
metode lain.
[Hmm? Sejak kapan aku punya
kekasih?]
Roxy memiringkan kepalanya dan
bertanya, menghadap kepada sang pangeran yang tiba-tiba bicara ngelindur.
Kekasih, sekalipun dia pernah
mempertimbangkan untuk mencari orang seperti itu, tapi dari orang-orang yang ia
temui, Roxy belum merasa ada yang cocok dengan dirinya.
Bahkan semisal dia bertemu dengan
seseorang yang lumayan sesuai dengan kriteria yang ia miliki, mereka tidak akan
repot-repot melirik Roxy, karena ciri-ciri yang dimiliki oleh ras migurd, jadi
pada akhirnya dia pun menyerah. (umur tua, body remaja)
Sang pangeran ini sedikit spesial,
dan sepertinya dia ingin mencoba untuk merasakan tubuh seperti itu, tapi Roxy
tidak berniat untuk menjual dirinya semudah itu.
[Hehehe, aku diam-diam memasuki
kamarmu dan menemukan sebuah surat diantara tumpukan barangmu di lemari! Aku
tak tahu siapa itu, tapi aku bisa menggunakan wewenangku untuk menghancurkan
dia! Kalau kau tak ingin melihatnya di eksekusi dengan kejam, jadilah
wanitaku!]
Metode lainnya kira-kira ya seperti
itu.
Menggunakan kekasih si target
sebagai tawanan dan mengancam agar mereka mau menyerahkan tubuh mereka,
kemudian memperkosa mereka di hadapan kekasih mereka, dan merasa nikmat setelah
berhasil mendominasi mereka.
Sang pangeran tentunya tidak
memiliki wewenang seperti itu. Meski begitu, dia masih tetap merupakan seorang
pangeran, dan dia memiliki pasukan sendiri, dan sejujurnya, ada rumor dimana ia
menculik kekasih para pembantu untuk dijadikan sebagai tawanan.
(Selera yang buruk. Hanya ada
perasaan jijik, hmm.)
Roxy berpikir bahwa beruntung
dirinya tidak memiliki kekasih. Semua surat yang berada di kamarnya ditulis
oleh Rudeus, dan dia hanyalah muridnya yang terhormat, dan bukan kekasih.
[Silahkan saja dan lakukan apa
maumu.]
[Ap! Apa! Aku benar-benar akan
melakukannya! Kalau kau mau memohon, lakukan itu sekarang juga! Kalau kau
memohon ampunan, kau hanya perlu membayar dengan tubuhmu!]
Sang pangeran itu tidak menggunakan
otaknya. Ditambah lagi dia tidak tahu dimana Rudeus berada.
Dengan pendekatan seperti itu, dia
pasti belum melihat isi yang tertulis di dalam surat.
[Kalau kau bisa melakukan sesuatu
terhadap Rudeus, kalau mau kau bisa melakukan apapun terhadap tubuhku.]
[K, kenapa kau bisa seyakin itu……
Bukannya kau sadar dengan wewenang yang aku miliki!?]
Roxy memang sangat menyadari itu,
wewenang yang dimiliki sang pangeran sebagai anggota kerajaan, ada pada tingkat
dimana orang lain bisa tertawa dan mengejeknya.
[Rudeus berada di bawah perlindungan
bangsawan kelas tinggi, Boreas, di kerajaan Asura.]
[Boreas…? Sebagai seorang pangeran,
kenapa aku harus takut dengan hanya bangsawan kelas tinggi?]
Dia bahkan tidak tahu nama-nama
bangsawan kelas tinggi yang ada di kerajaan Asura. Roxy menghela nafas saat
mengetahui fakta tersebut.
(Apa yang diajarkan oleh guru yang
lain kepadanya.)
Empat penguasa Asura, Notus, Boreas,
Eurus, Zephyrus, memiliki reputasi yang terkenal.
Bila ada perang yang terjadi di
kerajaan Asura, perwira militer dari keempat keluarga di atas lah yang akan
menghadapi secara langsung serangan dari lawan.
Bila ada upacara yang diadakan di
Shirone, tidak aneh bila ada bangsawan yang memiliki nama-nama di atas untuk
datang berkunjung.
Mereka adalah bangsawan yang harus
diingat.
[Asura adalah negara yang 10 kali
lebih besar daripada Shirone, kalau kau ingin mengirim anggota keluarga mereka
menuju tiang gantung, kau akan membutuhkan strategi dan kekuatan politik yang
luar biasa tingginya. Dengan wewenang yang dimiliki Yang mulia, itu mustahil.]
[A, aku akan mengirim pengawal
kerajaanku sebagai pembunuh untuk membunuh dia!]
Mendengar kata pengawal kerajaan,
Roxy kembali menghela nafas. Pangeran yang satu ini benar-benar tidak
menggunakan otaknya.
[Pengawal kerajaan tidak bisa
meninggalkan perbatasan bukan? Sekalipun mereka mampu melintasi perbatasan,
keluarga Boreas sudah mempekerjakan Ghyslaine. Untuk menyusup ke dalam mansion
yang berada di dalam kota benteng Roa di teritori Fedoa, di bawah pengawasan
Sword King Ghyslaine, dan membunuh seorang penyihir hebat? Apa kau pikir itu
mungkin?]
[Grr, grrmumu……]
Sang pangeran menggertakkan giginya
dan menginjak-injakkan kakinya ke lantai dengan keras, dan melihati itu, Roxy
kembali menghela nafas.
(Haaa. Bagaimana ya, dia sudah berusia
15 tahun dan masih tidak bisa membaca sepatah katapun.)
Eris Ojou-sama yang berada di bawah
pengawasan Rudeus, memiliki sifat seperti hewan buas yang tidak bisa dikekang.
Tapi baru-baru ini ada kabar kalau dia sudah berubah menjadi lumayan sopan.
Dibandingkan dengan sang pangeran
yang saat ini belajar dari Roxy.
Di masa lalu, dia memang memiliki
potensi dan merupakan anak yang manis. Tapi setelah sadar bahwa dia bisa
menggunakan wewenangnya sebagai anggota kerajaan, keinginan untuk meningkatkan
kemampuan dirinya sendiri pun hilang dengan cepat.
Baru-baru ini yang dilakukan sang
pangeran di kelas hanyalah tidur. Roxy benar-benar merasa kalau dia tidak
memiliki kemampan untuk menjadi guru yang baik.
[Dan juga, sebentar lagi aku sudah
tidak menjadi guru privat Yang mulia lagi, jadi sekalipun kau mengirim
pembunuh, kau tetap tidak akan bisa melakukannya dengan tepat waktu.]
Sang pangeran terkejut dan menaikkan
nada suaranya.
[Ap! Apaaaaa! Aku tidak mendengar
apapun soal ini!]
[Salahmu sendiri karena tidak
ingat.]
Janji Roxy adalah untuk menjadi guru
sang pangeran sampai dia menjadi dewasa. Pada mulanya Roxy mengira kalau dia
akan tetap bertahan di Shirone kalau dia diminta, sekalipun kontraknya sudah
habis.
Tapi ada banyak orang yang
menganggap eksistensi Roxy sebagai pengganggu.
Mengundurkan diri adalah keputusan
yang bijak.
[Ini kesempatan yang bagus, hmm.]
[Kesempatan bagus apa?]
[Langit di barat sana mengalami
perubahan mendadak, aku ingin melihatnya.]
[A, apa-apaan ini……]
“Aku ingin bertemu Rudeus yang sudah
lama tidak aku jumpai”, kalimat tersebut tidak keluar dari mulutnya.
Kalau iya, sang pangeran pasti akan
mengamuk.
[A, aku masih membutuhkan Roxy!
Pelajaranku masih sampai di tengah semester kan!]
[Apa maksudmu di tengah semester,
bukannya kamu selalu tidur?]
[Itu kan salahnya Roxy, kenapa tidak
membangunkanku.]
[Benarkah? Kalau begitu, guru yang
banyak salahnya ini akan segera pergi. Silahkan pekerjakan guru yang bisa
membangunkanmu, kalau aku, aku memilih untuk menolak tawarannya.]
Roxy merasa kalau dia tidak bisa
menjadi guru dari sang pangeran.
Ajarkan satu hal kepada Rudeus, dan
dia akan mempelajari 10 sampai 20 hal lain dengan sendirinya. Setelah secara
kebetulan bertemu dengan murid seperti itu, Roxy tidak memiliki kepercayaan
diri untuk menjadi guru lagi.
Dan begitulah, Roxy pergi
meninggalkan Shirone, dan di tengah-tengah perjalanannya ia diserang oleh
prajurit di bawah pimpinan pangeran ke-7, tapi mereka semua berhasil ia pukul
mundur.
Pangeran ke-7 mengaku bahwa Roxy
menyerang dirinya, dan itu adalah tindakan kekerasan yang tidak bisa dimaafkan,
dan kerajaan harus segera mengeluarkan surat perintah penangkapan.
Tapi raja Shirone mengabaikan dia.
Malahan, sang raja memarahi dan
menghukum parah sang pangeran karena gagal mempertahankan [Penyihir Water King
<<Roxy Migurd>>].
***
Tidak hanya Roxy yang menyadari
perubahan di langit, semua orang di segala penjuru dunia juga menyadari itu.
Perubahan yang mendadak dan tidak biasa. Seluruh makhluk dengan kekuatan tinggi
di dunia telah menyadari fenomena itu.
--- Di pegunungan Crimson Dragon ---
[Dragon God] generasi ke-100,
Orsted, melihat ke langit barat.
[Mana
nya berkumpul disana…? Apakah ada sesuatu yang tidak beres terjadi?]
Ia menunjukkan ekspresi bingung.
[Yah, aku akan tahu kalau aku pergi
ke sana.]
Dan dia mulai berjalan langsung ke
arah barat, sambil menginjak mayat-mayat naga merah yang ia bunuh dengan sekali
serang.
Ada banyak naga dengan jumlah yang
tidak terhitung mengitari dirinya, tapi tidak ada satupun diantara mereka yang
berani mengambil inisiatif. Mereka tahu, makhluk seperti apa yang sedang
berjalan di tanah tersebut.
Mereka tahu bahwa sekalipun mereka
menyerang secara bersama-sama, mereka tetap akan terbunuh oleh makhluk
tersebut. Pada waktu yang sama, mereka tahu bahwa mereka tidak akan terbunuh
bila mereka tidak melakukan apa-apa.
Itulah Dragon God, eksistensi yang
berada di luar akal sehat dunia ini.
Eksistensi yang tidak boleh dilawan
oleh siapapun.
Seekor naga muda yang arogan lainnya
tanpa pikir panjang menyerang Orsted, dan dalam sekejap naga tersebut berubah
menjadi onggokan daging.
Para naga merah tahu, bila mereka
tidak mengganggu eksistensi tersebut, maka mereka akan terbang di langit dengan
aman.
Naga merah sudah pasti merupakan
makhluk terkuat di Central Continent, namun bukan karena kekuatan bertarung
mereka, itu karena mereka memiliki kecerdasan, dan karena itulah mereka
dianggap sebagai makhluk yang kuat.
Para naga merah tahu.
Yang sedang berjalan dibawah mereka
itu adalah orang terkuat di dunia, sekalipun mereka menggabungkan seluruh
kekuatan mereka untuk melawan Orsted, mereka tetap tidak akan mampu
mengalahkannya.
Orsted perlahan berjalan menuruni
gunung, dibawah pengawasan para naga merah…… Tidak ada yang tahu apa tujuan
yang ia miliki.
--- Di dalam Kastil Langit ---
Salah satu dari 3 pahlawan, [Armored
Dragon King] Pergius tengah melihat ke arah langit utara.
[Benda apa itu?
Cahayanya mirip seperti saat Great
Demon Empress hendak bangkit dari kematiannya.]
Berdiri di sampingnya, adalah
seorang wanita dari ras heaven yang memiliki sepasang sayap berwarna hitam dan
mengenakan topeng burung berwarna putih.
[Kualitas mana nya terlalu berbeda.]
Ucap wanita itu.
[Ya, cahayanya lebih mirip seperti
Summoning Magic.]
[Tapi ukuran cahaya itu…… Rasanya
aku pernah melihat itu di suatu tempat.]
[Ukurannya sangat mirip dengan saat Kastil
Langit ini diciptakan.]
Pergius bergerak.
Saat ini Pergius sedang duduk di
singgasana Kastil Langit, Chaos Breaker. Ia memimpin kedua belas pengawalnya
dan terus mengamati langit dengan hanya satu tujuan di dalam pikirannya.
Balas dendam. Setelah Demon God Laplace
hidup kembali, Pergius akan mengalahkannya.
Dia hanya menunggu sampai segel yang
mengunci Laplace menghilang, dan dia menunggu di atas langit.
[Apa mungkin segel Demon God
dihilangkan oleh Great Demon Empress?]
[Mungkin saja. Ketidakaktifan Great
Demon Empress sejak hidup kembali 300 tahun yang lalu terasa seperti pertanda
buruk.]
[Baiklah. Arumanfi!]
[Hadir.]
Pria yang mengenakan pakaian
berwarna putih dan topeng berwarna kuning, berlutut di hadapan Pergius.
[Pergilah sekarang dan selidiki……
Tidak, karena itu sudah pasti adalah sesuatu yang buruk. Kalau ada orang yang
mencurigakan, bunuh mereka.]
[Dimengerti.]
[Armored Dragon King] Pergius telah
mengambil tindakan.
Diikuti oleh 12 pengawalnya.
Demi membalaskan dendam 4 rekannya
yang ia sayangi.
Kali ini, pasti, untuk membunuh
Laplace.
--- Di Holy Land of the Sword(tanah
suci ilmu pedang) ---
[Sword God] Gal Farion tengah
melihat langit selatan.
[Langit itu….. oi.]
Saat dia mengalihkan konsentrasinya
untuk mengamati langit, dua muridnya yang manis menyerang pada waktu yang sama.
[Saat aku sedang melihat hal lain,
jangan menyerang.]
Dibandingkan dengan kedua muridnya
yang bernafas berat, dia tetap tenang.
Sword God merasa kalau kedua
muridnya tidak menggunakan akalnya seperti biasa.
Sekalipun mereka memiliki gelar
Sword Emperor, tapi kemampuan mereka hanya sebatas itu.
Bosan, bosan.
Kau tak perlu menjadi terkenal saat
mempelajari teknik berpedang.
Kau hanya perlu menjadi kuat, cukup
itu saja.
Kalau kau ingin ketenaran, itu hanya
untuk uang dan kekuasaan belaka.
Kedua hal itu sama sekali tidak
memiliki nilai, dan mereka bisa dengan mudah didapatkan oleh siapapun, aku akan
menebas keduanya dengan pedangku.
Kalau kau menjadi kuat, kau bisa
melakukan hal apapun yang kau mau.
Kau bisa menganggap dirimu hidup
bila kau mampu melakukan apapun yang kau inginkan.
Ghyslaine lah yang paling mengetahui
itu, tapi perlahan-lahan dia mulai menjadi empuk.
Dia tidak mengalami peningkatan
setelah mencapai tingkat Sword King.
Orang yang serakah tidak perlu
mengayunkan pedang untuk menjadi kuat.
Setelah kau mendapatkan kekuatan,
keserakahanmu akan berkurang.
Ghyslaine yang sekarang tidak akan
bisa mengalami peningkatan, keserakahan yang ia miliki tidaklah cukup.
Kedua muridku ini bukanlah orang
yang tidak memiliki bakat, namun dengan hasrat yang membosankan seperti itu,
mereka hanya akan bisa mencapai tingkat Sword Emperor.
Untuk bisa bertahan hidup dalam
pertarungan hidup dan mati, kau harus memiliki hasrat yang tidak ada habisnya.
[Oi, oi, cepat bangun. Sekalipun
kalian mengalahkanku dan bertarung melawan satu sama lain, jangan pikir kalian
bisa mendapatkan gelar Sword God!
Uang bisa kalian hamburkan dengan
ember, wanita mulai dari budak sampai putri bisa kalian bariskan dan kalian
sodok pantat-pantat mereka, hanya dengan mendengar nama kalian bisa membuat siapapun
ketakutan setengah mati, kalian bahkan bisa menebas lautan pria dengan tiap
langkah yang kalian ambil, benar bukan!]
[Aku tidak belajar ilmu pedang
dengan alasan seperti itu!] [Shishou! Jangan meremehkanku!]
Benar.
Jujurlah pada dirimu sendiri.
Dengan itu, kalian akan bisa
melampaui dan membunuhku dengan mudah, dan mencuri gelar Sword God.
Pada saat ini Sword god sudah lupa
akan peristiwa yang sedang terjadi di langit selatan.
--- Di suatu tempat yang tidak di
ketahui di Demon Continent ---
Great Demon Empress Kishirika
Kishirisu sedang mendongak ke atas.
[Hah! Sekalipun diri saya
membelakangi itu, diri saya masih bisa melihatnya! Bagaimana! Menakjubkan
bukan?]
Tapi tidak ada jawaban yang muncul,
karena memang tidak ada satupun orang disekitarnya.
[Kalian mengabaikan diri saya!
Wahahaha! Tidak apa, tidak apa, diri saya akan memaafkan kalian para manusia!
Kalau dipikir-pikir, tidak ada manusia yang menghampiri diri saya gara-gara era
yang damai ini, jadi tidak ada pilihan lain bagi diri saya selain untuk
memaafkan para manusia! Wahahaha, fuhahahaha, fuhah krrgh uhuk…… uhuk uhuk
uhuk.]
Kishirika sendirian karena, pada dasarnya, tidak ada yang peduli dengannya.
Saat dia hidup bangkit, dia berteriak
[Great Demon Empress Kishirika telah hadir! Maaf telah membuat semuanya
menunggu! Fuawahahahahaha!], tapi tidak ada satupun yang ada disekitarnya.
Dia pun lari ke jalanan sambil
meneriakkan itu, dan ada seseorang yang menatapnya dengan ekspresi
kasihan. Setelah itu, semua orang mulai mengabaikan dirinya.
Dia bertemu dengan kawan-kawan lamanya,
namun dia diberitahu bahwa saat ini adalah era yang damai, dan dia
harus bersikap lebih sopan.
[Apa yang sebenarnya dilakukan oleh
para peramal manusia? Di masa lalu, saat diri saya bangkit, pasti
akan ada bunyi glodak glodak yang datang dari jendela rumah-rumah,
dan mereka akan mengadakan pertunjukan yang menarik.
Tanpa acara pembuka, kehebatan dari
kebangkitan diri saya tidak akan terpancar dengan sempurna....
Haaa, sheesh. Apa sih yang dilakukan
anak-anak muda jaman sekarang?]
Kishirika menendang kerikil yang ada di
dekat kakinya dan melihat ke arah pusaran mana yang
ada di langit barat. Great Demon Empress ini juga memiliki sebutan
[Demon Eyed Demon Empress], karena memiliki lebih dari 10 tipe mata iblis, dan
mampu mengetahui situasi yang sedang terjadi hanya dengan melihatnya
sesaat.
Tak
peduli seberapa jauhnya itu, dia akan bisa melihatnya dengan jelas.
Dia akan melihat energi mana yang
kuat, cahaya summon yang familiar, dan orang yang mengontrolnya.
[Eh,
diri saya tidak bisa melihatnya, ada penghalangnya ya. Melakukan hal
sebesar ini tanpa menunjukkan wajahnya. Orang itu pasti pemalu......]
Mata
iblis yang dimiliki Kishirika tidak memiliki kekuatan yang absolut.
Jadi dia hanya akan bisa menjadi Great Demon Empress, dan tak peduli
seberapa lama waktu berlalu, dia tidak akan pernah disebut sebagai
Demon God. Tapi dia tidak terlalu memikirkan itu.
[Memanggil
para pahlawan kemari kelihatannya sangat menarik, tapi belakangan ini
semua orang lebih cenderung mengikuti Laplace......... Huh,
Kishirika? Siapa itu?
Begitukah
jadinya.....?
Orang-orang
pasti sudah pergi untuk mencari para pahlawan, atau menemui si
Laplace yang tampan itu....... Ahh, diri saya benar-benar merasa iri,
diri saya juga mau berjalan di panggung utama lagi.]
Kishirika
melanjutkan perjalanannya sambil terus mengeluh.
Pergi
ke arah manapun yang dia inginkan.
---
Pada waktu yang sama, Sudut pandang Rudeus ---
Aku
berjalan menaiki bukit kecil yang terletak di luar kota Roa.
Untuk
memenuhi janji yang aku buat di hari ulang tahunku, aku akan
menunjukkan sihir air tingkat Saint kepada Ghyslaine.
Tentu
saja Eris juga ikut.
Batu
sihir yang ada di tongkat sekaligus tanganku yang memegang tongkat
tersebut diikat.
Sekalipun
kelihatannya jelek, aku harus menyembunyikan batu sihir dan menutupi
mana yang terpancar
darinya.
Para
bandit akan datang bila mereka melihat benda yang mahal seperti ini.
Sebelum
aku menggunakan sihir tingkat Saint, aku menguji performa Aqua
Heartia terlebih dahulu.
Aku
menggunakan output mana yang
sama seperti yang biasa aku gunakan, dan berhasil menciptakan bola
air yang ukurannya beberapa kali lebih besar dari biasanya.
[Woah,
itu benar-benar besar.]
Saat
aku mencoba untuk mengubah ukurannya, bola air itu menjadi terlalu
kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Sepertinya
aku harus mengubahnya sedikit demi sedikit.
Setelah
bereksperimen selama 30 menit, aku mulai memahami kalau tongkat ini
memperkuat sihir airku sebanyak 5 kali.
Attack
Magic menjadi lebih kuat, dan untuk mencapai kekuatan yang sama
besarnya seperti sebelumnya, aku bisa mengurangi output mana.
Kalau dijelaskan
dengan angka,
Tanpa tongkat :
Output 10, Kekuatan 5.
Dengan tongkat :
Output 10, Kekuatan 25.
Dengan tongkat :
Output 2, Kekuatan 5.
Yang artinya
tongkat ini mirip seperti teleskop atau mikroskop, memang sedikit
sulit untuk melakukan perubahan secara mendetail, tapi mungkin kalau
aku sudah terbiasa semuanya akan jadi baik-baik saja.
[B, bagaimana?]
[Agak sedikit sulit
untuk mengaturnya, tapi tongkat ini luar biasa.]
Eris menatapku
dengan ekspresi gelisah.
Jangan khawatir,
aku ketagihan dengan mainan baru ini.
Setelah itu aku
melakukan beberapa percobaan lagi. Sekarang aku mengerti kalau sihir
api menjadi 2 kali lebih efektif, sihir tanah dan angin menjadi 3
kali lebih efektif, dan Melded Magic menjadi lebih sulit saat
menggunakan tongkat ini.
Tidak, mungkin
nanti aku juga akan terbiasa dengan itu.
[Baik, maaf telah
membuat kalian menunggu. Rudeus Greyrat akan menunjukkan jurus
rahasia terkuatnya!]
[Waaa----!]
Eris bertepuk
tangan dengan gembira.
Ghyslaine juga
sangat tertarik.
Semangatku juga
terpicu. Baiklah, aku akan melakukannya disini.
[Fuhahaha!
Sekarang, berkumpullah mana!
Oh, roh air yang hebat, putra
dari....... Ara?]
Saat aku mulai merapal mantera dari
Cumulonimbus, sambil mengangkat kedua tangan dan tongkat yang aku
genggam ke atas.
Kami bertiga menatap langit, dan kami
melihat itu.
[Warna langitnya mulai berubah........
Apa itu!]
Warna langit berubah menjadi warna yang
tidak nyaman untuk dilihat. Kelihatannya seperti campuran dari
abu-abu dan ungu.......
Ghyslaine melepas penutup matanya, dan
menunjukkan mata yang berwarna hijau tua, apa itu?
Jadi matamu memiliki dua warna yang
berbeda?
[Apa itu?]
[Entahlah. Mana nya
luar biasa kuat......!]
Mata
itu ternyata bisa melihat mana.
Aku
baru tahu kekuatan Ghyslaine yang sesungguhnya setelah 3 tahun.....
Ghyslaine
segera memasang penutup matanya lagi.
[Pokoknya,
ayo kita kembali ke mansion dulu.]
[Sekalipun
aku tidak tahu apa arti dari pertanda yang tidak biasa ini, lebih
baik kita mencari tempat untuk sembunyi sebelum ada sesuatu yang
terjadi.]
[Jangan,
mana yang berkumpul di
dekat kota memiliki energi yang lebih kuat, lebih baik kita
meninggalkan tempat ini.]
[Kalau
benar begitu, kita harus memperingatkan mereka!]
Kita
harus memberitahu Philip agar para penduduk di kota bisa menghindari
situasi ini.
[Kalau
begitu aku akan kembali......... Rudeus! Merunduk!]
Aku
merunduk secara refleks. Kemudian aku mendengar bunyi whoosh, seperti
ada sesuatu yang menebas angin di atas kepalaku dengan kecepatan
tinggi.
Keringat
dingin mengalir di punggungku.
Apa,
apa yang baru saja terjadi?
Dihadapanku,
Ghyslaine mengayunkan pedang yang ada di tangannya dalam sekejap
mata. Setelah itu, aku hanya melihat Ghyslaine mempertahankan posenya
setelah ia melakukan gerakan menebas.
Jurus
terkuat teknik Sword-God, [Sword of Light].
Aku
sudah sering kali melihat teknik itu.
Setelah
mengayunkan pedangmu hingga batas kecepatan tertinggi, ujung dari
pedang akan mencapai kecepatan cahaya, itulah jurus terkuat dari
teknik Sword-God.
Ghyslaine
memberitahuku, bahwa berkat jurus inilah teknik Sword-God dianggap
sebagai teknik pedang yang terkuat diantar teknik lainnya.
Ghyslaine
mengernyitkan dahinya, dan aku akhirnya menoleh ke belakang.
[S.....
sejak kapan......]
Ada
seorang pria yang berdiri disana, rambutnya berwarna emas, dan
mengenakan sesuatu yang mirip seperti baju seragam sekolah berwarna
putih berkancing dan bercelana panjang.
Topeng
berwarna kuning yang ia kenakan mungkin menutupi wajah yang tampan.
Topeng itu memiliki motif hewan sejenis rubah.
Tangan
kanannya menggenggam pisau. Mungkin itulah yang barusan melayang di
atas kepalaku.
Kemudian,
wajah pria itu memancarkan cahaya dalam jumlah yang luar biasa,
sampai pemandangan sekitar benar-benar menjadi putih.
[GAAA!]
Aku
mendengar Ghyslaine berteriak.
Bunyi
metalik yang berbenturan.
Bunyi
seseorang yang sedang berlari.
2, 3
kali bunyi benturan metalik.
Saat
aku bisa melihat lagi, Ghyslaine sedang berada di depanku. Penutup
matanya sudah dilepas.
Jadi
begitu, saat cahaya yang begitu terang tadi menutupi pemandangan
secara menyeluruh, Ghyslaine melepas penutup matanya dan menggunakan
matanya yang lain untuk melihat.
[Kau
brengsek! Siapa kau! Apa kau musuh dari keluarga Greyrat!?]
[Arumanfi
of the Bright. Itulah namaku.]
[Arumanfi?]
[Aku
datang kemari karena fenomena yang tidak biasa ini, berdasarkan
perintah dari Pergius-sama.....]
Aku
mendengar nama Pergius, sepertinya dia adalah salah satu dari [3
Pahlawan yang menghabisi Demon God] (tidak menghabisi). Dia adalah
seorang summoner yang mengontrol 12 familiar.
Aku
juga ingat dengan nama Arumanfi. Dia adalah salah satu dari 12
familiar milik Pergius, Arumanfi of the Bright.
[Ghyslaine,
berhati-hatilah. Di buku bilang kalau dia bisa bergerak secepat
cahaya.]
[Rudeus,
mundurlah bersama Ojou-sama.]
Aku
mengikuti perintah itu dan menutupi Eris di belakang punggungku, dan
pindah ke suatu tempat yang tidak akan mengganggu pertempuran antara
mereka berdua. Tapi tempat itu juga tidak boleh terlalu jauh, untuk
jaga-jaga semisal ada situasi buruk yang tiba-tiba terjadi, Ghyslaine
akan bisa membantu kami.
Kalau
itu benar-benar Arumanfi of the Bright, maka dia tidak akan terluka
dengan sabetan pedang.
Tapi
dimana orang itu sembunyi sebelumnya?
…...
Bukan, aku ingat kalau Arumanfi of the Bright adalah familiar yang
menguasai roh cahaya. Selama dia bisa melihat suatu tempat, dia akan
bisa bergerak ke tempat itu secara instan, tidak peduli seberapa jauh
jaraknya.
Saat
aku membaca buku, aku pikir itu adalah hal yang mustahil, tapi disini
dia tiba-tiba muncul di belakang kami.
Aku
yakin Ghyslaine tidaklah cukup ceroboh sampai membuat kesalahan, dan
Arumanfi juga tidak memiliki alasan untuk bersembunyi disini. Dia
terbang, tepat seperti yang dideskripsikan di dalam buku, dengan
kecepatan cahaya.
[Wanita.
Minggirlah. Kalau aku membunuh anak laki-laki itu, mungkin fenomena
ini akan berhenti.]
Soal
itu, apa kau bilang? Fenomena, apa dia salah paham?
[Aku
adalah Sword King Ghyslaine Dedorudia. Fenomena itu tidak ada
hubungannya dengan kami, tinggalkan kami sekarang juga!]
[Kenapa
aku harus percaya itu? Tunjukkan bukti identitasmu.]
[Lihat!
Ini adalah salah satu dari 7 pedang Sword God, Pilar Kedamaian
[Hiramune]!
Disini
ada aku, seorang Sword King, dan juga pedang ini, apa kau masih tidak
mempercayaiku!]
Ghyslaine
menunjukkan pedang yang ada di tangannya kepada Arumanfi. Jadi pedang
itu juga memiliki nama, hmm.
Hiramune.
Nama pedang itu benar-benar tidak sesuai dengan Ghyslaine. (Hiramune,
kanjinya kalau dibaca = dada rata)
[Bersumpahlah
atas nama Sishou dan ras mu.]
[Aku
bersumpah atas nama masterku, Gal Farion, dan ras ku, Dedorudia!]
[Baiklah.
Kalau kalian terbukti bersalah, Pergius-sama akan menghukum kalian di
masa depan.]
[Silahkan.]
Arumanfi
menyingkirkan pisaunya. Sekalipun aku tidak paham dengan apa yang
sebenarnya terjadi, tapi sepertinya dia telah menyetujui sesuatu.
Di
duniaku yang dulu, sumpah seperti itu tidak bisa dipercaya dengan
mudah, tapi sepertinya di dunia ini berbeda.
Aku
tak mengira dia akan sepenuhnya mempercayai sumpahnya Ghyslaine.
Rasanya hampir seperti seorang Paus yang percaya kepada Tuhannya.
[Kalau
memang bukan kalian, kalau begitu lupakan saja.]
[…......
Setelah menyerang kami secara tiba-tiba, kau tidak memiliki niat
untuk meminta maaf?]
[Salah
kalian sendiri karena muncul di tempat seperti ini.]
Arumanfi
of the Bright bersiap untuk pergi.
Tepat
pada saat ini.
[Ah.]
Mataku
menangkap momen ini.
Langit
tampak dilukis dengan warna putih oleh sorotan cahaya yang
ditembakkan ke tanah.
Saat
cahaya putih itu menyentuh tanah, cahaya itu melahap semuanya
layaknya gelombang tsunami.
Mansion
menghilang.
Kota
menghilang.
Tembok
disekitar kota menghilang.
Di
saat ini juga, seluruh bunga dan tanaman dilahap oleh cahaya yang
juga mendekat ke arah kami.
Arumanfi
membalikkan kepalanya dan melihat fenomena tersebut. Sesaat
berikutnya, ia berubah menjadi cahaya keemasan dan pergi melarikan
diri.
Ghyslaine
bergegas mendekati kami setelah ia melihat cahaya tersebut, namun
menghilang ditelan cahaya yang terus mendekat ke arah kami.
Eris
hanya bisa terdiam dan bengong setelah melihat itu.
Aku
memeluk Eris. Paling tidak, aku ingin melindungi dirinya.
Hari
itu, Fedoa menghilang.
lanjut gan semangat gue penggunjung setia blog agan lo bisa lms nya juga di update gan
BalasHapuswah bdah update semangat gan di tunngu kelanjutan nya
BalasHapusakhirnya update juga
BalasHapus