Pasca Penculikan & Permohonan Gaya Boreas
Orang yang ada dibalik peristiwa
penculikan ini adalah si butler, Thomas.
Ia memiliki suatu hubungan dengan
bangsawan mesum yang sebelumnya disebutkan oleh para penculik.
Bangsawan mesum tersebut sudah lama
memiliki rasa ketertarikan dengan Ojou-sama, dan ingin “menganiaya” si gadis
yang buas dan arogan tersebut.
Dengan iming-iming uang dalam jumlah
besar, ia berhasil mencuci otak Thomas, yang pada akhirnya membiarkan dua orang
yang sudah diatur sebelumnya oleh si bangsawan mesum untuk berpartisipasi dalam
rencana yang aku buat.
Serius deh, ternyata ada pengkhianat
seperti itu disekitarku.
Lain kali kalau kamu mau melakukan
hal-hal seperti ini lagi, tolong beritahu aku terlebih dahulu, oke?
Tapi dia salah perhitungan, karena
dia tidak mengira kalau aku memiliki kemampuan untuk melarikan diri dari dua
penculik itu. Dan mereka juga ternyata tidak seloyal yang ia kira.
Si bangsawan mesum menolak semua
tuduhan yang diajukan, dan tidak ada cara yang tersedia untuk menghukumnya.
Ia mengucapkan sesuatu tentang
kurangnya bukti yang hanya berdasarkan pada testimoni yang diberikan Thomas,
dan bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan kematian kedua penculik.
Dengan tidak adanya bukti lain yang mengarah kepada si bangsawan mesum
tersebut, kira-kira seperti itu, apalah, aku tidak peduli.
Bagian yang meragukan tidak bisa
digunakan sebagai bukti. Aku pikir inilah yang disebut-sebut sebagai politik.
Insiden ini diangap layaknya
Ghyslaine lah yang membereskan semuanya sendirian.
Membiarkan seluruh dunia tahu bahwa
keluarga Greyrat telah mempekerjakan Sword King Ghyslaine sebagai prajurit
bayaran mereka, membuat insiden ini sebagai sebuah pencegahan bagi masalah yang
mungkin akan timbul di masa depan, dan juga menunjukkan kekuatan dan kekayaan
yang dimiliki oleh keluarga mereka.
Setelah aku ditanyai, mereka
menyuruhku untuk tidak berpartisipasi dalam masalah ini, dan membiarkan
Ghyslaine untuk mengatasi semuanya.
Kalau kehadiranku diketahui oleh
anggota keluarga Greyrat yang lain, situasinya akan menjadi rumit.
Ini juga politik bukan?
Tapi aku tak menduga kalau ternyata
ada keluarga Greyrat yang lain.
[Beginilah jadinya nanti. Kamu tidak
keberatan kan?]
[Ya. Saya akan mematuhinya dengan
penuh rasa hormat.](rudeus bersikap kelewat sopan disini, seperti nyindir)
Philip menjelaskan masalah diatas
kepadaku di ruang resepsi.
Aku hanya tau kalau Philip adalah
putranya Lord, tapi kenyataannya, dia mengemban tugas sebagai walikota Roa.
Insiden ini diserahkan sepenuhnya kepada Philip untuk ia atasi.
[Walaupun anak anda barusan diculik,
anda tampak benar-benar tenang.]
[Kalau dia masih belum ditemukan,
tentu aku akan merasa gelisah.]
[Benar juga.]
[Yah, sehubungan dengan isu untuk
menjadi guru privatnya Eris……]
Saat Philip mulai bicara soal urusan
di masa mendatang, pintu ruangan sekali lagi dibuka dengan tendangan keras, dan
si Jii-san(kakek) yang energetik pun masuk ke dalam ruangan.
[Aku sudah dengar kabarnya!]
Orang yang menerobos masuk ke dalam
ruangan adalah Sauros.
Ia memasuki ruangan dengan kasar,
dan memegang kepalaku.
Kemudian ia mengusap kepalaku dengan
kasar.
[Aku dengar yang menyelamatkan Eris
itu kamu, ya kan!?]
[A-a-a-a-apa yang anda katakan? Yang
melakukan itu adalah sekertaris (Ghyslaine) sendiri. Aku tidak melakukan
apa-apa!]
Kedua mata Sauros bersinar. Seperti
tatapan seekor hewan buas.
S-seram.
[Kau sialan. Berani-beraninya kau
berbohong terhadapku!?]
[B, bukan, Philip-sama yang
memintaku untuk melakukan itu……]
[PHILIP!]
Sauros memutar tubuhnya dan
memberikan pukulan melingkar kepada Philip.
Bruak~ suara mengerikan seperti itu
terdengar di dalam ruangan resepsi.
[Guuh!]
Tubuh Philip melayang sampai ke
belakang sofa setelah wajahnya menerima pukulan Sauros.
Itu benar-benar terlalu cepat.
Bahkan Eris pun tidak akan bisa menandingi kecepatan pukulan itu.
[Bajingan kau! Kau bahkan tidak mengucapkan
terima kasih kepada penyelamat anakmu sendiri! Apa kau sengaja mempraktekkan
ajaran-ajaran bodoh yang dimiliki para bangsawan pada umumnya?]
Philip yang sedang terbaring di
lantai menjawab dengan tenang.
[Ayah. Sekalipun Paul sudah
memutuskan hubungan dengan kita, ia masih memiliki darah keluarga Greyrat.
Dengan begitu, tentu saja Rudeus, anaknya, juga mewarisi darah keluarga
Greyrat, dan otomatis menjadi anggota keluarga kita. Daripada memberikan hadiah
berupa materi, aku pikir akan lebih baik bila kita memperlakukan Rudeus seperti
anggota keluarga sendiri.]
Sekalipun Philip baru saja dipukul
sampai jatuh ke lantai, nada bicaranya tetap terdengar seperti acuh tak acuh.
Mungkin dia sudah terbiasa dengan
itu. Dipukuli Sauros, maksudku.
[Bagus kalau begitu! Jangan
melakukan hal-hal menjijikkan yang biasa dilakukan oleh para bangsawan!]
Saurus duduk di sofa setelah
mendengar penjelasan Philip.
Sepertinya ia tidak akan meminta
maaf saat ia memukul seseorang. Aku pikir dia adalah orang seperti itu. Dunia
ini memang penuh dengan hukuman fisik.
Kalau dipikir-pikir, Eris juga tidak
meminta maaf setelah ia memukulku.
Dia juga tidak meminta maaf setelah
aku menyelamatkan dia…… Nah, aku abaikan dulu masalah ini untuk sekarang.
[Rudeus!]
Sauros menyilangkan kedua tangannya
dan mengangkat dagunya. Sorot matanya memandangku dari posisi yang lebih
tinggi.
Emm, sepertinya aku pernah melihat
hal seperti itu sebelumnya.
[Aku punya permohonan untukmu!]
Apa itu sikap yang layak ditunjukkan
saat memohon pada seseorang?
Dia benar-benar mirip dengan Eris
dalam hal ini. -------- Bukan, ini yang asli. Eris yang meniru Sauros.
[Aku harap kau mau mengajarkan ilmu
sihir kepada Eris.]
[Soal itu...]
[Eris baru saja memintaku untuk
menyampaikan hal itu. Dia bilang bahwa sihirnya Rudeus telah meninggalkan kesan
yang mendalam*, dan ia tak ingin kau pergi.](ungkapan yang digunakan
disini punya arti literal – terbakar di mata)
Sebenarnya. Tepat seperti
kedengarannya. Kamu ingin belajar sihir yang mampu membakar mata orang lain, ya
kan?
[Tentu saja……]
Sebenarnya aku berencana untuk
langsung menyetujui permohonan tersebut, namun aku segera menutup mulutku.
Mungkin saja Eris memiliki sifat
seperti itu gara-gara terlalu dimanja oleh Sauros.
Sekalipun aku tidak dapat sepenuhnya
melimpahkan semua kesalahan kepada hal tersebut, hanya dengan melihat fakta bahwa
Eris meniru sifat dan sikap yang ditunjukkan oleh Sauros, itu berarti sifat dan
sikap yang dimiliki Eris sangat terpengaruhi oleh Sauros.
Agar Eris bisa tumbuh menjadi
dewasa, ia tidak boleh dimanja lagi.
Sekalipun aku tidak punya kewajiban
untuk membesarkan Eris dengan benar, aku tidak bisa mengajarinya apa-apa kalau
dia tetap seperti ini.
Sepertinya aku harus mengoreksi
sikapnya sedikit demi sedikit, dimulai dari tempat dimana aku bisa melihat
masalah yang ia miliki.
[Urusan ini seharusnya tidak boleh
disampaikan oleh Sauros-sama, melainkan Eris sendirilah yang harus datang dan
memohon secara langsung.]
[Apa kau bilang!?]
Sauros tiba-tiba mengangkat
tinjunya, layaknya gunung berapi yang hendak meletus.
Aku menutupi wajahku dengan panik.
Jii-san yang satu ini benar-benar seperti bom nuklir.
[D-dia tentu memiliki permohonan
terhadap orang lain, tapi dia tak ingin menundukkan kepalanya saat memohon. Apa
anda mau kalau Eris tumbuh menjadi gadis seperti itu nantinya?]
[Oh! Perkataan yang bagus! Kau
benar!]
Sauros meletakkan kembali tinjunya
ke atas lututnya, dan mengangguk tegas.
Kemudian, dengan suara yang begitu
lantang:
[ERI---------S!! DATANG KE RUANG
RESEPSI SEKARANG JUGA!]
Aku merasa gendang telingaku nyaris
pecah.
Kapasitas paru-paru sebesar apa yang
dibutuhkan untuk bisa mengeluarkan suara dengan volume sebesar itu?
Tapi Eris juga sama seperti itu. Apa
tidak ada cara untuk menyampaikan pesan yang lebih sopan, seperti menggunakan
para pembantu?
Orang-orang pinggiran sialan ini……
Philip kembali duduk di sofa, dan si
butler (kalau tidak salah namanya Alphonse) yang menggantikan pendahulunya
menutup pintu yang terbuka. Aku dengar Sauros selalu datang dan pergi seenaknya
sendiri, jadi pintu ruangan tidak segera ditutup.
Dia benar-benar suka untuk membuka
pintu dengan kekuatan penuh, tapi dia tidak begitu suka untuk menutupnya
kembali. Jii-san yang satu ini benar-benar egois.
[Ya!]
Sebuah jawaban datang dari suatu tempat
di dalam mansion.
Sesaat kemudian, aku mendengar bunyi
pit-pat yang dihasilkan saat ada anak yang berlari.
[Aku masuk!]
Sekalipun ia tidak memiliki aura
yang dimiliki oleh kakeknya, Eris juga membuka pintu dengan sekuat tenaga dan
masuk ke dalam ruangan.
Rasanya seperti seluruh aksi yang
diperagakan Eris didasarkan pada seluruh aksi yang diperagakan kakeknya.
Anak-anak benar-benar suka untuk meniru orang lain. Hmm.
Kalau pada hari pertama aku tidak
dihajar olehnya, hatiku mungkin akan tersentuh melihat pemandangan ini, tapi
aku harus bersikap tegas sekarang.
Kebiasaan buruk itu harus dirubah.
[Ah……]
Eris melihatku duduk, kemudian ia
mengangkat dagunya dan menatap ke arahku.
Apakah ini adalah postur intimidasi
keluarga Boreas yang diajarkan secara turun menurun?
[Ojiii-sama, sudahkah kau membantuku
dalam memohonkan permintaanku?]
Sauros berdiri dan menyilangkan
tangannya sambil menatap Eris.
Pose yang sama persis.
[Eris! Kalau kau punya permohonan
kepada orang lain, kau harus menundukkan kepalamu dan memohon sendiri!]
[Sekalipun barusan Oji-sama sudah
berjanji untuk membantuku……]
[Hentikan omong kosongmu! Kalau kau
tak mau memohon sendiri, kita tidak akan mempekerjakan Rudeus!]
Eh?
A, apa!?
Ah, tapi, benar juga, itu……
Oh sialan. Apa aku barusan menggali
lubang kuburanku sendiri!?
[Urgh, urgh……]
Eris menatapku dengan wajah memerah.
Itu bukan karena merasa malu, tapi karena marah dan merasa direndahkan.
Kalau bukan karena Ojii-sama disini,
sekalipun kau bersembunyi di neraka yang paling dalam, aku akan menemukanmu dan
menghajarmu habis-habisan. Ekspresi seperti itulah kira-kira.
Itu benar-benar mengerikan……
[T, tolong……]
[Apa itu sikap yang layak
ditunjukkan saat memohon pada seseorang?]
Teriak Sauros.
Apa kau benar-benar memiliki
kualifikasi untuk mengucapkan itu…?
[Guh……]
Eris tiba-tiba memegang rambut
merahnya setelah mendengar ucapan kakeknya, dan membuat model rambut twintail
darinya. Model twintail yang diimprovisasi. Kemudian ia berkedip.
[T, tolong ajari Eris sihir, nyan~ ☆]
***
Huh!?
Apa ini mimpi? Kesadaranku melayang
diantara awan-awan, rasanya seperti aku sedang berada di dalam mimpi buruk.
[Kamu tak perlu mengajariku bahasa,
nyan~☆]
Aaaapppaaaa~~ Apa aku sedang
bermimpi!?
A, apa yang terjadi. Apa yang
sebenarnya sedang terjadiiiii!?
Aktifkan mesin menuju dimensi lain!
Cepat install mesin 2 dimensi dan
bawa aku kedalam dunia Manga!
[Kamu juga tak perlu mengajariku
matematika, nyan~☆]
Kesimpulannya adalah. Sangat
mengerikan. Bulu kudukku merinding.
Walaupun ia menunjukkan ekspresi
manis, hatiku dipenuhi oleh rasa ketakutan.
Ujung bibirnya tersenyum, namun
tidak ada senyuman di wajahnya. Itu adalah tatapan seekor predator.
Apakah ini sikap yang harus
ditunjukkan saat memohon kepada seseorang di dunia ini!?
Aku tak bisa mempercayai ini……
[Cukup ajari aku ilmu sihir, nyan~☆]
Apa kau bilang? Kau bercanda kan?
Apa sikapmu berubah menjadi tambah parah?
Silahkan lihat ekspresi yang
ditunjukkan Eris sekali lagi.
Wajahnya memerah karena marah, dan tertulis
dengan jelas: Aku akan memukulmu begitu kerasnya, sampai-sampai kau akan
melayang sampai ke surga dari neraka yang paling dalam.
Kemarahan = 8, Penghinaan = 2, rasa
malu… dia sama sekali tidak merasa malu……?
S, Sauros Jii-san, tolong pukul
kepala Eris dan beritahu dia kalau caranya memohon itu salah.
[Mmm. Eris benar-benar manis. Kalau
begini tidak apa-apa kan? Bagaimana menurutmu, Rudeus?]
Hanya ada Jii-san yang kekanak-kanakan
disana.
Siapa kau!?
Kemana paman yang kuat dan bisa
diandalkan itu pergi!?
[Tuan besar sangat menyukai ras
beast. Saat Ghyslaine pertama kali dipekerjakan juga, beliaulah yang mengambil
keputusan akhir.]
Si butler mengingatkanku dengan
serius. Oh, jadi begitu. Itu bukan model twintail, tapi telinga. Dan itu
benar-benar kelihatan seperti telinga yang terkulai. Kalau dipikir-pikir, ada
banyak pembantu wanita yang berasal dari ras beast.
Ehhh, jadi begitu?
Oalah……
[Eris.]
Ayahnya Eris melangkah masuk ke
dalam situasi ini!
Oh. Aku lupa kalau kau masih ada
disini! Cepat, tampar kepala anakmu dan marahi dia, Philip-san!
[Kurang bagus kalau kamu tidak
mengangkat pinggangmu!]
Walah, yang satu ini juga tidak
berguna ternyata.
OK, aku paham sekarang. Jadi seperti
ini rupanya.
Keluarga Greyrat, termasuk Paul,
isinya adalah orang-orang seperti ini.
Sebenarnya, kalau dipikir-pikir,
Paul bisa dianggap lebih normal, iya kan?
[Permisi, Sauros……Sama, boleh saya
bertanya……?]
[Tanya apa?]
[A, apa laki-laki kalau memohon juga
harus bersikap seperti itu?]
[Kau idiot! Pria ya harus bersikap
seperti pria!]
Sekalipun aku benar-benar bingung,
anggap saja masalah ini selesai.
Ini benar-benar normal. Dan yang
memiliki selera seksual yang paling normal adalah Paul.
Pria itu cuma suka payudara
berukuran besar.
T, tapi tunggu sebentar. Coba pikir
baik-baik.
Sekalipun hal seperti ini adalah hal
yang paling normal buatku, tapi tetap saja ini salah!
[….(Jiiii~)](sfx melotot)
Sekali lagi aku mengamati Eris.
Aku hanya bisa melihat bahwa
ekspresi wajahnya penuh dengan amarah dan penghinaan, seperti seekor singa yang
dipaksa untuk menggigit pagar besi……
Tapi hal seperti ini juga tidak
apa-apa kalau aku tidak memikirkan masa-masa yang akan mendatang, iya kan?
Tidak, tidak, tunggu sebentar. Kalau
aku mengubah pemikiranku. Pikirkan tentang masa depan.
Bukannya Eris membenci hal-hal
seperti ini!
Dia juga tidak suka dengan
formalitas!
Kalau di masa depan dia mencoba
untuk memohon sesuatu kepadaku dengan cara yang sama seperti sekarang.
Semenit kemudian, akan ada seseorang
(aku) yang dicabik-cabik hingga tidak meninggalkan sisa.
Bagus sekali. Aku akan melakukan
revolusi dan mengakhiri kebiasaan buruk ini!
[Apa itu sikap yang layak
ditunjukkan saat memohon pada seseorang!?]
Suaraku yang lantang menggema di
seluruh mansion.
Setelah itu, aku menghabiskan banyak
waktu untuk menjelaskan perkataanku dengan pidato panjang.
Pada akhirnya mereka pun merasa
tersentuh dengan pidatoku. Dan mulai dari saat itu, [Permohonan] dengan gaya
Boreas pun dihilangkan.
Di satu sisi, Ghyslaine memuji
usahaku, dan disisi lain, Eris mulai memandangku dengan tatapan yang begitu
dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar