[Web Novel 33] Awal Perjalanan
Demon Continent.
Demon Continent.
Kalau di kehidupanku
yang dulu, aku pasti akan mengira kalau itu adalah bahasa gaulnya
Dunia Iblis.
Dimana demon lord (raja iblis)
berkuasa,
desa-desa kecil yang dihuni para iblis,
sebuah kuil kecil milik suku yang
terlupakan,
dimana iblis-iblis kuat tersebar
dimana-mana.
Itulah dunia iblis yang aku ketahui.
Namun, di dunia ini berbeda.
Pertama-tama, tidak ada demon lord yang
menguasai benua ini.
Tapi bukan berarti tidak ada yang
namanya demon lord di dunia ini.
Saat ini, ada sekitar 30 demon lord.
Dan masing-masing memiliki wilayah
kekuasaan sendiri-sendiri.
Tapi demon lord itu hanya sebuah gelar
bagi mereka yang bersikap seenaknya sendiri.
Ada juga demon lord yang memiliki
pasukan khusus.
Tapi sebenarnya, mereka hanyalah
prajurit dengan kekuatan spesial dan nama yang keren.
Unit Spesial di kota Rikarisu juga
merupakan salah satu dari mereka.
Orang-orang yang tergabung dalam unit
spesial tersebut sebenarnya sangat mirip dengan adventurer.
Mereka juga menghabisi monster,
Mereka juga menangkap kriminal di dalam
kota,
Dan mereka juga menjaga kota yang
mereka huni.
Sebenarnya, mereka lebih mirip seperti
panitia darurat.
Aku tidak tahu seperti apa hubungan
yang dimiliki antara panitia darurat dan seorang demon lord.
Apakah demon lord yang memberi mereka
nama,
ataukah panitia darurat tersebut hanya
mencomot nama tanpa ijin dari demon lord yang berkuasa.
Kalau seorang demon lord memiliki niat
untuk memulai peperangan, panitia darurat itu akan menjadi pasukan
dibawah pimpinan demon lord.
Aku penasaran, apakah mereka menjalin
kesepakatan tertentu dengan demon lord.
Saat ini, tidak ada demon lord yang
mencoba untuk memulai peperangan, jadi bisa dibilang sekarang
situasinya sedang damai.
Tapi itu hanya berlaku di dalam
wilayah-wilayah yang dikuasai oleh demon lord.
Kebanyakan area di Demon Continent
tidak memiliki hukum.
Dengan kata lain, area di sekitar
Souther* Cross dan Holy Empe*or's Cross Mausoleum tengah berada dalam
kondisi damai, tapi jalur diantara keduanya dikuasai oleh preman
berambut mohawk. (Hokuto no Ken ref.)
Omong-omong, demon lord yang menguasai
kota Rikarisu bernama “Badigadi”.
Memiliki 6 tangan, kulit hitam, dan
tubuh yang penuh dengan otot.
Saat ini keberadaannya tidak diketahui,
karena dia sedang berkeliaran entah kemana.
Makna sesungguhnya dari kebebasan.
***
Demon Continent dipenuhi oleh Magical
Creature yang kuat.
Di Organisasi Adventurer, pekerjaan
untuk membereskan monster-monster seperti itu hanya diperuntukkan
bagi mereka yang sudah mencapai ranking C atau lebih.
Dengan kata lain, seperti ini:
Di benua ini, hanya ada monster dengan
ranking C ke atas.
Stone Treant lebih mendekati ranking D
sih.
Pada dasarnya, ras demon lebih kuat
daripada ras manusia.
Ditambah lagi, dengan karakteristik
khusus yang dimiliki masing-masing ras, mereka sangat ahli dalam
peperangan antar ras.
Ada tembok besar yang memisahkan
ranking C dan B.
Untuk ranking B, masing-masing benua
memiliki tingkat kecakapan yang berbeda-beda.
Ada juga orang yang tidak mau
meningkatkan ranking mereka menjadi B, seperti Nokopara dan Jalil.
Kalau dipikir seperti itu, maka bisa
dibilang kalau Ruijerd itu benar-benar tidak normal.
Dia sesumbar kalau dirinya mampu
mengalahkan Magical Beast dengan ranking A sendirian.
Memang pada dasarnya, ada perbedaan
besar antara kekuatan yang dia miliki dengan kekuatan 6 atau 7
adventurer dengan ranking B yang bekerja sama.
Sebutan yang dia miliki, “Dead End”,
memang bukan cuma omong kosong.
Mendapatkan kepercayaan dari orang
seperti itu, aku benar-benar merasa bahagia.
***
Sejak kami pergi meninggalkan kota
Rikarisu, 3 hari telah berlalu.
Mungkin karena aku merasa lega setelah
mendapatkan kepercayaan Ruijerd, belakangan ini nafsu makanku
meningkat.
Meski begitu, makanan yang kami makan
sebenarnya tidak terlalu enak.
Karena makanan yang tersedia bagi kami
hanyalah daging Great Rock Turtle.
Rasanya sama sekali tidak enak.
Jadi, aku memutuskan untuk memasaknya.
Memanggang dagingnya bukanlah ide yang
bagus.
Jadi aku akan mengubah resepnya.
Panci dari tanah yang dibuat dengan
sihir, air lezat yang diproduksi dari sihir cap Greyrat, kompor
bertenaga uap yang diciptakan dengan sihir. Menggunakan ketiga alat
di atas, aku memutuskan untuk memasak dagingnya.
Air adalah benda yang berharga, tapi
aku bisa terus memunculkannya tanpa perlu takut akan habis.
Sebenarnya, aku ingin memasak dagingnya
dengan menggunakan kompor secara langsung.
Tapi aku memilih untuk menghentikan ide
tersebut, karena percobaan pertama berakhir dengan ledakan.
Sekalipun hal seperti itu membutuhkan
waktu yang tidak sebentar, tapi setelah mempelajari sihir yang
diperlukan, kamu tidak akan perlu lagi membayar biaya gas dan air.
Lebih baik aku tidak usah tergesa-gesa,
dan mulai memasak dengan penuh kasih sayang.
Seluruh peralatan memasak yang aku
gunakan terbuat dari sihir tanah dan bisa digunakan sekali pakai.
Aku juga ingin mencoba membuat daging
asap.
Daging asap Stone Treant..... itu sama
sekali tidak kelihatan enak.
Omong-omong, rasa dari daging Great
Rock Turtle menjadi agak baikan setelah aku masak.
Daging yang alot rasanya selalu tidak
enak, tapi daging yang empuk juga terasa tidak enak.
Yup, rasanya tidak enak.
Sekalipun dagingnya sudah aku rebus,
baunya tidak mengalami perubahan. Yah, namanya juga usaha, mana
mungkin rasa dagingnya bisa mendadak berubah jadi enak.
Ini kisah yang konyol.
Daging ini terasa lebih enak saat aku
memakannya di desa Migurd.
Apa yang kurang....?
Dan kemudian, aku ingat.
Tanaman dan sayuran yang ditumbuhkan
ras Migurd.
Saat pertama kali aku melihatnya, aku
pikir tanaman itu sudah sekarat.
Tapi ternyata bukan begitu.
Mungkin itu adalah sejenis tanaman
herbal.
Mereka memiliki pengetahuan tentang
herbal yang mampu menghilangkan bau yang tidak sedap dan membuat
dagingnya terasa lebih lezat.
Aku benar-benar tertipu oleh kata-kata
Roxy “Rasanya pahit dan tidak enak”.
Itu memang sayuran, tapi bukan untuk
langsung dimakan seperti itu.
Serius deh, Shishou ku yang satu ini
terkadang tidak menggunakan pikirannya, aku benar-benar merasa
khawatir dengannya.
Saat kami tiba di kota selanjutnya, aku
harus menyetok herbal untuk dipakai sebagai bumbu-bumbuan.
Dan kalau ada tipe bumbu yang berbeda,
aku juga ingin mencobanya.
[Tapi.... apa itu setara dengan usaha
yang harus aku keluarkan?]
Pada dasarnya, harga bumbu-bumbuan di
Demon Continent ini mahal.
Mungkin karena tanahnya tidak begitu
subur, apalagi tumbuh-tumbuhannya.
Karena tumbuhannya digunakan untuk
bumbu, maka harganya menjadi mahal.
Sebagai perbandingan, harga dari
ginseng berukuran kecil akan setara dengan harga daging 5 kilo.
Daging Great Rock Turtle harganya
sangat murah.
Bisa dibilang, daging itu adalah
makanan umum disini.
Kura-kura yang memiliki badan yang
lebih besar dari truk seberat 5 ton itu, walaupun hanya satu ekor,
mampu mengatasi masalah pangan untuk satu keluarga selama beberapa
hari.
Hanya saja, mustahil bagi semua orang
yang tinggal di dalam kota untuk makan daging Great Rock Turtle
setiap harinya.
Terkadang mereka akan makan daging Pack
Coyote.
Terkadang mereka akan makan serangga
yang tinggal di tubuh Treant.
Bahkan Eris saja menolak untuk memakan
serangga saat dia melihat mereka.
Tentu saja aku juga tidak mau makan
serangga.
Budaya kuliner di benua ini benar-benar
tidak cocok dengan seleraku.
Aku masih bisa makan daging Great Rock
Turtle kalau dimasak.
Tapi, diantara rendahnya budaya kuliner
di dunia ini, daging Great Rock Turtle masih bisa dianggap sebagai
makanan yang lezat.
Saat Ruijerd bilang kalau daging itu
terasa lezat setelah dimasak, aku hanya bisa mengangguk.
Meski begitu, aku masih tetap
membutuhkan bumbu-bumbuan.
Mereka berdua tidak menganggapnya
penting, tapi bagiku itu penting.
Dengan kata lain, aku dengan seenaknya
sendiri memilih untuk membelinya.
Tapi, bersikap seenaknya sendiri itu
tidak baik.
Karena kami adalah tim.
Mari kesampingkan dulu masalah
bumbu-bumbuan.
Aku harus mencari waktu yang tepat
untuk mendiskusikan hal ini dengan orang yang tepat.
***
[Semuanya, kumpul!]
Eris yang tengah menggunakan tumpukan
pakaian sebagai bantal.
Ruijerd yang tengah mencari musuh
dengan mata tertutup.
Aku mengajak mereka untuk berkumpul.
[Mulai dari sekarang, aku ingin
mengadakan rapat.]
[….....Rapat?]
Eris tampak bingung.
[Ya, kalau kita ingin terus melakukan
perjalanan seperti ini, aku pikir akan ada beberapa masalah yang
muncul. Bila suatu saat ada masalah yang muncul, aku ingin kita
bertiga berdiskusi untuk mencari solusinya, dan sebaiknya hal ini
dilakukan agar kita bisa mencegah pertengkaran yang disebabkan oleh
perbedaan pendapat.]
[Itu....]
Ekspresi di wajah Eris tampak
benar-benar bingung.
Sudah kuduga, mungkin dia tidak suka
untuk berpartisipasi dalam hal-hal seperti ini.
Sebenarnya akan lebih baik kalau aku
berdiskusi hanya dengan Ruijerd, tapi menyisihkan seseorang itu
bukanlah hal yang baik.
Eris bukanlah beban yang hanya bisa
memperlambat kami.
Jadi aku harus membiarkannya bergabung
dalam diskusi seperti ini.
[Ini, yang seperti itu kan? Yang
diadakan sekali setiap bulannya sama Rudeus dan yang lain?]
Hmm?
Sekali setiap bulannya?
Oh, maksudnya rapat guru privat.
Kalau diingat-ingat, aku memang pernah
melakukan hal seperti itu.
[Ya, dan ini adalah versi
adventurer-nya.]
Eris langsung menutup mulutnya dan
mulai duduk manis dihadapanku seperti batu.
Saat aku mengira kalau dia menunjukkan
ekspresi wajah serius, ternyata dia malah tersenyum lebar.
Entah kenapa ya?
Padahal seharusnya tidak ada yang
lucu....
Well,
masih mending begini, daripada dia membencinya.
[Apa
aku juga ikut berpartisipasi di dalamnya?]
Ruijerd
bertanya.
Ey,
memangnya apa yang akan kamu lakukan kalau kamu tidak ikut
berpartisipasi?
[Tentu
saja. Bukannya kamu juga mengadakan rapat seperti ini saat kamu
memimpin kelompok prajuritmu?]
[Tidak.
Keputusan yang dipilih oleh kelompokku, diambil dari perintah yang
aku keluarkan. Kira-kira seperti itu lah.]
Oh
jadi itu sejenis “Perintah pemimpin adalah hukum yang harus
dipatuhi”.
Tapi
hidupku menganut asas demokrasi.
[Mulai
hari ini, kita bertiga akan berdiskusi dan membuat keputusan
bersama-sama.]
[Dimengerti.]
Ruijerd
mengangguk dan ikut duduk di tanah.
Kami
bertiga duduk di melingkar di samping api unggun.
Baiklah.
[Sekarang,
kita akan memulai “Rapat strategi Dead End” yang pertama. Tepuk
tangan.]
Plok,
plok, plok, plok, kami bertiga mulai bertepuk tangan.
[Rudeus,
kenapa kita harus bertepuk tangan?]
[Ya
memang itu yang harus kita lakukan.]
[Sekalipun
kamu tidak melakukan itu saat kamu rapat dengan Ghyslaine? Ya aku
sebenarnya tidak keberatan sih.]
[Karena
ini adalah rapat pertama kita yang patut untuk diingat, jadi kita
harus tepuk tangan seperti ini.]
Sebenarnya
aku tidak melakukan ini saat menghadiri rapat dengan guru privat
lainnya.
Tapi
sekarang kami adalah adventurer, jadi kami harus membuatnya menjadi
lebih menyenangkan seperti ini.
[Ahem.
Sebelum ini, aku telah membuat kesalahan besar.]
[Tidak,
itu bukan salahmu, tapi-]
[Diam!
Ruijerd-san, kalau kamu ingin bicara, tolong tunggu sampai orang yang
sedang bicara selesai terlebih dahulu, kemudian tolong angkat
tanganmu.]
[Aku
mengerti.]
[Bagus.]
Ruijerd
tampak seperti tidak memahami penjelasanku, ah biarkan saja lah, aku
akan lanjut mengatakan apa yang ingin aku katakan.
[Mari
kita pikirkan soal apa yang menyebabkan kegagalan tersebut.]
Gagal
dalam mengumpulkan informasi.
Hanya
memikirkan cara untuk mencari uang.
Gagal
melewati dua pulau dengan sekali dayung.
Dll.
Intinya,
kami harus berhati-hati dalam melakukan sesuatu.
[Untuk
jaga-jaga, aku ingin kita mengikuti tiga poin berikut, yaitu
“laporan”, “komunikasi”, dan “konsultasi”. Tiga poin
tersebut adalah bagian yang paling penting.]
[Konsultasi....
aku mengerti.]
Hal
tersebut sangatlah penting.
Dengan
begitu, sekalipun ada lawan di hadapan kami, kami akan bisa
menendangnya jauh-jauh.
[Benar,
konsultasi, sebelum kalian melakukan sesuatu, kalian harus terlebih
dahulu berkonsultasi dengan yang lain!]
[Hmmm,
lebih spesifiknya, apa yang akan kita lakukan?]
[Kalau
kalian merasa ada sesuatu yang mengganggu kalian, tolong beritahu
masalah kalian kepada satu sama lain.]
Nyatanya,
aku tidak tahu cara orang-orang berkonsultasi di lingkungan
sosial....
Pokoknya,
untuk saat ini, mari kita tinggalkan yang rumit-rumit terlebih
dahulu.
Kami
harus melakukan apapun yang bisa kami lakukan.
[Aku
juga ingin berkonsultasi dengan kalian. Orang yang mengajak untuk
berkonsultasi, tolong pikirkan apa yang dikatakan oleh yang lainnya,
sekalipun kalian tidak menyetujuinya. Kalau kalian menyukai saran
yang diberikan, kalian mungkin akan menemukan rencana hebat yang
tidak bisa dipikirkan oleh yang lainnya.]
Saat
aku berpikir, aku selalu memutuskan sesuatu tanpa berkonsultasi
dengan Ruijerd terlebih dahulu.
Sekalipun
aku bilang kalau aku percaya kepadanya, mungkin di dalam hatiku ada
perbedaan dengan apa yang aku ucapkan.
[Dan
komunikasi. Kalau kalian melihat ada sesuatu yang terjadi di sekitar
kalian, tolong segera beritahu itu kepada yang lainnya.]
Eris
hanya terus mengangguk dengan wajah yang sulit untuk dibaca.
Aku
jadi kepikiran, apa dia benar-benar mengerti?
[Untuk
yang terakhir, yaitu laporan. Perkembangan itu penting. Tidak peduli
apakah rencana yang kita buat berhasil atau gagal, tolong laporkan
hasilnya kepadaku.]
Yah,
itu karena aku masih menjadi pemimpin kelompok ini.
Mari
kita sadari itu.
[Untuk
saat ini, ada yang mau ditanyakan?]
[Tidak,
silahkan dilanjutkan.]
[Aku!]
Ruijerd
menggelengkan kepalanya, sedangkan Eris mengangkat tangannya.
[Ya,
Eris?]
[Kita
bertiga akan berkonsultasi, tapi pada akhirnya yang memutuskan adalah
Rudeus kan?]
[Mungkin
pada akhirnya akan berakhir seperti itu.]
[Kalau
begitu bukannya tidak apa-apa kalau dari awal Rudeus yang memutuskan
semuanya?]
[Ada
batasan soal seberapa banyak hal yang bisa aku pikirkan.]
[Mana
bisa aku memikirkan sesuatu yang tidak bisa dipikirkan oleh Rudeus!]
Aku
berterima kasih atas pujiannya, tapi ijinkan aku mengatakan ini, aku
juga tidak mau kalau harus berpikir terus-terusan.
Aku
ingin kalian berkata, “tidak apa-apa” atau “kamu akan baik-baik
saja”, kira-kira seperti itu lah.
[Sekalipun
kamu tidak bisa memikirkan suatu ide, mungkin sesuatu yang Eris
katakan bisa memberiku petunjuk.]
[Entahlah.......]
Kelihatannya
Eris sama sekali tidak paham dengan apa yang aku ucapkan barusan.
Ya mau
bagaimana lagi, karena kamu harus menggunakan pikiranmu untuk
melakukan hal-hal yang aku sarankan tadi.
[Untuk
sementara, ada sesuatu yang ingin aku putuskan menyangkut masa depan
kita nantinya.]
Saat
ini, sekalipun kami tidak bisa mempersiapkan diri dengan baik, namun
perjalanan kami telah dimulai.
Ini
akan menjadi perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun
kami tidak memiliki pilihan lain, selain berusaha dengan sekuat
tenaga.
[Yang
pertama adalah tujuan..... tentu saja, tujuan akhir kita adalah
kerajaan Asura. Lokasinya terletak di wilayah barat dari Central
Continent. Itu tidak apa-apa kan?]
Mereka
berdua mengangguk.
Namun,
kami tidak bisa menyeberang begitu saja ke Central Continent dari
Demon Continent.
Karena
disini tidak ada rutenya.
Di
dunia ini, ras Sea mendominasi lautan.
Selain
melalui rute yang sudah ditentukan, mustahil bagi kami untuk
menyeberang ke Central Continent.
[Ruijerd-san,
bagaimana caranya kita bisa menyeberang ke Milis Continent?]
[Ada
kapal yang berlayar dari kota yang terletak di bagian paling selatan
Demon Continent, “Windport”.]
Dengan
begitu, untuk bisa mencapai Central Continent, kamu perlu mengikuti
rute dibawah ini;
Dari
ujung selatan Demon Continent menuju pusat Milis Continent.
Dari
pusat Milis Continent menuju ujung tenggara Milis Continent.
Dari
ujung tenggara Milis Continent menuju wilayah barat Central
Continent.
Itulah
rute yang harus kami ambil.
Namun,
ada juga rute yang berkebalikan dengan rute di atas.
Rute
itu melalui wilayah barat laut Demon Continent, lalu menuju Heaven
Continent.
Dengan
begitu, kami akan bisa tiba di Central Continent tanpa perlu melewati
Milis Continent.
Kalau
kamu hanya ingin untuk sampai di Central Continent, maka logikanya,
pilihan yang satu ini akan menghemat waktumu sebanyak beberapa bulan.
Namun,
melewati rute itu tidak semudah kedengarannya.
Heaven
Continent adalah benua yang terletak di atas pegunungan dengan banyak
jurang.
Tanpa
sayap, kami tidak bisa naik ke sana.
Aku
juga menduga kalau kami tidak akan bisa mencapai benua itu dengan
cara mendaki.
Tidak
ada yang namanya pijakan disana, plus tempat itu juga dihuni oleh
banyak Magical Creature.
Itu
adalah rute dengan tingkat kematian sebesar 95%.
Ditambah lagi, sekalipun kami berhasil
melalui titik tersebut, apa yang akan menunggu kami adalah tempat
paling berbahaya di Central Continent, yaitu wilayah utaranya.
Itu adalah tempat yang terinfestasi
oleh kriminal-kriminal yang melarikan diri dari para pemburu bayaran.
Tapi, itu hanya teori.
Kalau dipraktekkan, mungkin perjalanan
kami malah akan bertambah lama bila kami memilih untuk melewati rute
tersebut.
Dilihat dari hasilnya, kedua rute yang
tersedia benar-benar memakan banyak waktu.
Meski begitu, kami tidak perlu dengan
sengaja membahayakan diri kami sendiri.
Dengan kata lain, kami akan memilih
rute selatan.
[Apa ada yang tahu berapa biaya yang
dibutuhkan untuk naik kapal?]
[Aku tidak tahu.]
[Berapa lama waktu yang kita butuhkan
untuk sampai di Windport?]
[Butuh waktu yang sangat lama.... kalau
kita terus berjalan tanpa beristirahat, kira-kira setengah tahun?]
Sekalipun kami berjalan tanpa
beristirahat, kami masih membutuhkan waktu setengah tahun..... itu
jauh.
[Apa tidak ada cara untuk pergi ke sana
secara instan, seperti lingkaran sihir teleportasi begitu?]
[Lingkaran sihir teleportasi dilarang
untuk digunakan setelah Human-Demon war kedua selesai. Kalau kita
mencarinya, mungkin kita akan bisa menemukannya, tapi mengoperasikan
lingkaran sihir tersebut adalah hal yang sulit untuk dilakukan.]
Aku cuma iseng bertanya, tapi aku
benar-benar tak mengira, ternyata ada juga yang namanya sihir
teleportasi.
[Jadi pada akhirnya, kita hanya bisa
melakukan perjalanan dengan jalan kaki ya?]
[Benar.]
Sepertinya tidak ada cara untuk
bergerak dalam kecepatan tinggi.
Ugh...... terus-terusan berjalan selama
setengah tahun....
Tidak, cara berpikir seperti itu salah.
Kami akan berjalan sedikit demi
sedikit.
Dari kota ke kota.
Aku harus berpikir seperti itu.
Aku akan berjalan dengan kecepatan
kecepatanku sendiri, seperti itu.
[Untuk sementara, tujuan kita adalah
kota Windport. Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk bisa
sampai di kota selanjutnya?]
[Dalam waktu 15 hari, seharusnya kita
sudah sampai.]
2 minggu.
Apa mungkin rata-rata seperti itu ya?
Jarak dari satu kota ke kota yang
lainnya.
[Apa mereka punya cabang Organisasi
Adventurer ya?]
[Anggapanku sih begitu.]
Ruijerd memberitahuku, sejak zaman
dahulu, orang-orang dari berbagai ras berkumpul dalam suatu kota
untuk melakukan pertukaran informasi dan hal-hal lainnya. Kira-kira
idenya seperti itu.
Sekalipun tidak ada cabang Organisasi
Adventurer di sebuah kota kecil, para anggota organisasi dari
berbagai kalangan tetap akan berkumpul di kota tersebut setiap
harinya.
Sepertinya, di masa lalu, yang namanya
Organisasi Adventurer itu tidak ada.
Orang-orang yang melindungi kota adalah
para prajurit dari berbagai ras yang berbeda, yang dipilih sebagai
perwakilan.
Sebagai catatan, bagi ras yang tidak
terlalu ahli dalam hal bertarung, mereka akan menerima bantuan dari
ras lain yang memiliki kekuatan tempur yang tinggi.
Hubungan yang dimiliki ras Migurd dan
Supard juga seperti itu.
Untuk mempererat hubungan diantara
ras-ras seperti itu, ada pula mereka, yang walaupun berasal dari ras
yang berbeda, menikah dengan satu sama lain.
Jelas saja Demon Continent dihuni oleh
berbagai macam ras.
Ada juga ras campuran dengan jenis yang
berbeda-beda.
Tunggu dulu, itu tadi benar-benar
melenceng dari topik pembicaraan kami.
[Kalau begitu, menurutku lebih baik
kita hanya mengunjungi kota-kota yang memiliki cabang Organisasi
Adventurer mulai dari sekarang.]
Kami akan tinggal selama 1 atau 2
minggu.
Selama kualifikasi adventurer kami
belum dicabut, kami masih bisa mengambil pekerjaan.
Sambil menyebarkan nama “Dead End”.
Pada dasarnya, tidak ada yang buruk.
Dan ketika biaya perjalanan kami sudah
mencukupi, kami akan pergi menuju kota berikutnya.
[Aliran seperti itulah yang menurutku
bagus bagi kondisi kita yang sekarang. Apakah ada yang ingin
bertanya, atau mungkin berbagai pendapat?]
Ruijerd mengangkat tangannya.
[Kamu tak perlu menyebarkan namaku,
itulah mengapa aku mencukur rambutku. Aku yang sekarang sudah bukan
menjadi seseorang dari ras Supard.]
[Menyebarkan namamu itu cuma ekstra
sembari menyelesaikan pekerjaan, cuma ekstra.]
Aku menyadari itu saat melihat cara
kerja Jalil dan Veskel.
Tidak perlu melakukan sesuatu yang
spesial.
Cukup berusaha sebisa mungkin untuk
menyelesaikan pekerjaan yang kami ambil.
Kalau semuanya berjalan dengan lancar,
kami akan mengucapkan nama “Ruijerd dari Dead End”.
Kalau situasinya buruk, aku tinggal
mengucapkan namaku sendiri.
Aku bakal kerepotan nantinya kalau
orang-orang menjadi panik hanya karena mendengar nama “Dead End”.
Tapi, itu akan jadi rahasia dari
Ruijerd.
Huh?
Memutuskan sesuatu seperti itu dengan
seenaknya sendiri, setelah kami memutuskan untuk berkonsultasi dengan
satu sama lain?
Tenang saja, tidak ada masalaaaaaaah~~.
[Kini setelah topik diatas selesai, ada
pertanyaan lain?]
[Aku!]
[Ya, Eris-kun?]
Situasi ini membuatku mengingat
masa-masa saat aku masih menjadi guru privatnya Eris di Roa.
[Apa kita akan memeriksa harga-harga
barang, seperti yang dulu kamu lakukan?]
[Maksudmu penelitian harga pasar?]
Hmm.
Benar juga, kalau dipikir-pikir, aku
tidak melakukan itu di kota Rikarisu.
Kami benar-benar ditipu di kota itu.
Bahkan kadal yang kami gunakan untuk
melakukan perjalanan pun mungkin akan bisa ditemukan di alam liar.
[Mari kita lakukan itu, karena
mengetahui harga pasar adalah langkah pertama untuk bisa mengatur
uang dengan lebih baik. Apa ada yang punya ide soal bagaimana baiknya
kita melakukan ini?]
[…........]
Sepertinya tidak ada yang punya ide....
Yah, mungkin untuk sementara situasinya
akan bertahan seperti ini.
Mulai dari sekarang, pasti akan ada
masalah yang muncul dalam perjalanan kami.
Di saat seperti itu, akan lebih baik
kalau kami bisa mendiskusikan masalah tersebut dengan tenang, tanpa
perlu bertarung.
[Baik kalau begitu, mari kita bekerja
sama sebaik mungkin, mulai dari sekarang.]
Sambil mengucapkan itu, aku
membungkukkan kepalaku di hadapan mereka berdua.
-=-
Maka, dimulailah perjalanan kami!
***
Di dalam kota.
Tidak ada satupun orang yang mampu
menyadari bahwa Ruijerd adalah seseorang yang berasal dari ras
Supard.
Aku heran, mungkin itu karena dia juga
sampai mencukur kedua alisnya.
Sepertinya di Demon Continent, tidak
ada yang namanya budaya untuk mempertegas gaya rambut seseorang.
Aku pikir itu adalah hal penting yang
bisa digunakan untuk mengenali ras-ras yang berbeda, tapi sepertinya
bukan begitu.
Si penjaga gerbang kota menyapa kami
dengan sopan, dan mengijinkan kami masuk melewati gerbang kota.
Penampilan Ruijerd yang sekarang
kelihatan mirip seperti seorang biksu.
Atau lebih tepatnya, dia lebih mirip
seperti seorang mafia atau Yakuza.
Mungkin karena ada orang-orang dengan
tampang berbahaya yang lain di dalam kota.
[Salam kenal, semuanya!]
Sudah kuduga, mengenakan pakaian
seperti seorang adventurer benar-benar terasa berbeda.
Aku benar-benar merasa senang saat
melihat bahwa kami mengenakan pakaian seperti ini sekarang.
Sebelumnya, aku mengenakan pakaian yang
biasa digunakan bangsawan.
Itu benar-benar mencurigakan.
Bahkan Ruijerd pun merasa senang,
karena ini adalah pertama kalinya dia disambut dengan meriah seperti
ini.
Saat aku memberitahu mereka bahwa nama
kelompok kami adalah “Dead End”, mereka hanya bertanya:
[Apa itu tidak apa-apa?]
Saat aku berkata kepada mereka bahwa
kami adalah Dead End yang asli, mereka mulai tertawa.
Metode ini tampaknya sangat efektif.
Mampu membuat kami diterima dengan
mudah, bahkan di tempat-tempat yang belum pernah kami ketahui
sebelumnya.
Nilai yang dimiliki nama Dead End ini
benar-benar membuatku ingin bersujud dan mengaguminya.
Saat kami tiba di penginapan, kami
memulai sidang peperangan.
Orang yang mengangkat topik tersebut
adalah Eris.
[Rudeus, aku ingin kamu berhenti
menciumi celana dalamku saat kamu mencucinya.]
Dia mengatakan itu kepadaku dengan
wajah serius.
Mulai saat itu, aku dilarang menyentuh
celana dalam Eris.
Tapi kalau seperti itu jadinya, maka
satu-satunya orang yang bisa mencucinya adalah Ruijerd.
Bagaimana mungkin aku membiarkan
lolicon sialan seperti dia yang selalu mencoba untuk mengelus kepala
anak-anak mencuci celana dalamnya Eris yang manis?
Karena itulah, aku mengajarkan cara
mencuci pakaian kepada Eris.
Mulai hari ini, yang bertugas untuk
mencuci pakaian adalah Eris.
Tapi Eris sendiri diam-diam mencium
celana dalamku.
Tapi, dalam kondisi seperti apapun, aku
sama sekali tidak ingin agar dia menghentikan itu.
Bukannya itu adalah kerendahan hati
yang dimiliki oleh seorang pria?
Pengumpulan informasi tidak terlalu
berjalan dengan sulit.
Dengan memanfaatkan Organisasi
Adventurer, kami berhasil mengumpulkan banyak informasi.
Dengan berpura-pura menjadi anak kecil,
aku bisa tinggal mendengarkan para adventurer yang lain.
Itu benar-benar kelewat gampang.
Karena mereka berpikir kalau aku
hanyalah anak-anak, mereka selalu bersedia memberitahuku semua
informasi yang aku inginkan.
Saat aku terbawa suasana, aku mencoba
untuk menanyakan ukuran 3 bagian tubuh dari seorang wanita.
Setelah itu, Eris menindih dan
menghajar tubuhku.
Di dunia ini, tidak ada konsep yang
namanya menyerah.
Aku benar-benar mengira kalau aku bakal
mati di hari itu.
-=-
Sambil berjalan dari kota ke kota, kami
terus berjalan ke arah selatan.
***
Di tengah-tengah perjalanan kami, ada
beberapa orang yang menantang Ruijerd untuk berduel dengan mereka.
[Namaku adalah Rodriguez, seorang
praktisi teknik North-God, murid ketiga dari “Peacock Blade Auber”,
yang merupakan murid pribadi dari North God Kalman!]
Pada mulanya aku mengira kalau mereka
adalah pemburu bayaran.
Aku pikir ada orang diluar sana yang
menawarkan hadiah kepada orang yang mampu mengalahkan Ruijerd.
[Sikap tersebut, kamu pasti adalah
seorang pendekar yang terkenal, aku yakin itu! Aku ingin agar kita
berdua beradu dengan satu sama lain, karenanya, aku tantang kamu
untuk berduel denganku!]
Tapi, sepertinya itu berbeda.
Dia pasti melakukan perjalanan ke Demon
Continent untuk melanjutkan latihannya.
[Apa yang akan kamu lakukan,
Ruijerd-san?]
[Sudah lumayan lama sejak terakhir kali
aku melakukan sesuatu yang seperti ini.]
Ruijerd menjelaskan bahwa sepertinya
ada banyak orang dengan profesi warrior di Demon Continent.
Magical Creature disini mayoritas
memiliki kekuatan yang tinggi, dan para adventurer yang menghabisi
mereka juga sama kuatnya.
Sepertinya, kebanyakan orang seperti
Rodriguez ini berpikir kalau Demon Continent adalah tempat yang bagus
untuk melanjutkan latihan mereka.
Kebanyakan dari mereka mungkin berpikir
kalau mereka bisa bertambah kuat dengan cara seperti ini.
[Aku bisa saja sih menerimanya, tapi
apa yang harus aku lakukan?]
[Aku bisa memberitahumu apa yang aku
inginkan, tapi apa yang kamu sendiri inginkan?]
[Aku adalah seorang prajurit. Kalau ada
seseorang yang menantangku, aku akan menerimanya.]
Kalau memang kamu ingin menerimanya,
kenapa tidak bilang saja dari awal?
Dan begitulah hasilnya.
Kami memutuskan untuk membuat beberapa
aturan yang harus disepakati oleh kedua pihak.
1.Dilarang membunuh satu sama lain,
atau memberikan luka serius kepada lawan.
2.Sisi ini (Ruijerd) akan
memperkenalkan diri setelah duel berakhir.
3.Kalah atau menang, dilarang emosi.
Dan, Ruijerd menang.
Dengan gerakan yang mencerminkan
gerakan lawan yang menyerang dengan sekuat tenaga, ia menang.
Well,setidaknya
dia tidak kelihatan seperti sedang menahan kekuatannya.
Namun,
dengan gerakan beresiko rendah, Ruijerd mampu menang sambil
benar-benar menghentikan gerakan lawan.
[Aku
benar-benar kalah secara menyeluruh, aku tak mengira masih ada orang
yang sekuat ini, itu artinya bahwa dunia ini benar-benar luas!
Omong-omong, siapa namamu?]
[Ruijerd
Supardia, biasa dikenal sebagai “Dead End”.]
[Apa
maksudmu? “Dead End” yang itu?! Aku pernah mendengar rumor
tentang seorang prajurit yang mengerikan dari ras Supard yang
berkeliaran di Demon Continent!]
Setelah
pertarungan selesai, orang itu terkejut.
Yang
mengejutkan adalah, ternyata orang-orang dari ras manusia tidak
begitu memahami ciri-ciri yang dimiliki oleh ras Supard.
Bahwa
ras Supard menggunakan tombak, atau bahwa mereka memiliki batu sihir
berwarna merah yang tertanam di dahi mereka.
Sepertinya
ada banyak orang yang tidak mengetahui itu.
Bagi
ras manusia, satu-satunya ciri-ciri ras Supard yang harus mereka
cermati adalah rambut berwarna hijau zamrud.
Rambut
berwarna hijau zamrud.
Bahkan
setelah 400 tahun berlalu, itu adalah satu-satunya alasan yang
menyebabkan ras Supard dianiaya oleh seluruh dunia.
Membully
mereka hanya karena rambut mereka berwarna hijau, itu benar-benar di
luar akal sehatku.
[Tapi
kelihatannya kamu tidak punya rambut?]
[Aku
mencukur semuanya.]
[Sepertinya
lebih baik aku tidak menanyakan alasan dari tindakanmu itu....]
Musuh
yang dihadapi Ruijerd ini jelas memiliki kekuatan yang cukup tinggi.
Di
hadapan simbol rasa takut, yaitu ras Supard, yang kejahatannya
dikenal di seluruh penjuru dunia.
Bila
berhadapan dengan musuh seperti itu, merasa takut itu adalah hal yang
benar-benar wajar.
Tapi
meski begitu, sepertinya ada sesuatu yang menghubungkan antara satu
prajurit dengan prajurit yang lain.
Bagi
orang yang menggunakan kekuatan yang mereka miliki untuk bisa
bertahan hidup, orang seperti Ruijerd seharusnya adalah simbol rasa
hormat dan rasa kagum.
[Tidak
mungkin, aku barusan mendapat kesempatan untuk bertanding melawan
legenda dalam sejarah....! Aku akan memamerkan ini di kampung
halamanku!]
Kebanyakan
lawan merasa senang tentang itu.
Rasanya
kira-kira seperti ini, kamu bertemu dengan seseorang untuk pertama
kalinya di jalanan, dan mereka memiliki tampang yang tidak
bersahabat.
Tapi
saat kamu mengajaknya bicara, kamu sadar bahwa ternyata dia adalah
orang yang baik.
Rasa
senang seperti itulah yang mereka rasakan.
[Karena
itulah kami--]
Dimulai
dari Rodriguez, Ruijerd terus-terusan menerima tantangan.
Dan
makin jauh kami berjalan ke arah selatan, makin banyak penantang yang
muncul.
Di
antara para prajurit yang menantang Ruijerd, ada seseorang yang
mengetahui sejarah yang dia miliki.
400
tahun yang lalu, saat Ruijerd masih memimpin kelompok prajurit
Supard.
Ada
seseorang yang memiliki nama yang sama dengannya.
Saat
kami berkata bahwa itu adalah orang yang sama, dia benar-benar
terkejut.
Sehubungan
dengan orang tersebut, Ruijerd menceritakan kisahnya selama semalaman
penuh.
Kisah
yang dimiliki Kakek Ruijerd ini memang benar-benar lama, tapi
sepertinya seorang prajurit sangat menyukai kisah yang tidak
dilebih-lebihkan seperti itu.
Khususnya,
kisah pengepungan melawan 1000 orang, itu adalah pertempuran yang
panjang, tapi pada akhirnya mereka mampu menghantarkan serangan yang
kuat kepada Laplace.
Walaupun
kedengarannya tidak jantan, tapi aku benar-benar meneteskan air mata
setelah mendengar kisah si prajurit ini.
Kalau
aku mengubah kisah ini menjadi sebuah buku, mungkin aku akan bisa
mengubah pemahaman yang dimiliki orang-orang terhadap ras Supard.
[Kisah
Nyata! Pertempuran tanpa keadilan di Demon Continent, chapter
pertama!]
Atau
seperti ini,
[Kebenaran
tentang ras Supard yang tersembunyi!]
Yup,
kira-kira seperti itu.
Apa
bisa ya kalau aku mencetak bukunya dengan menggunakan sihir tanah?
Sebagai
tambahan, aku juga bisa menulis dalam 4 bahasa yang berbeda.
Tapi,
aku bisa ditangkap oleh pihak yang berwenang karena telah melanggar
hukum di benua tersebut...
Untuk
sekarang, aku akan kesampingkan itu terlebih dahulu.
[Sampai
jumpa, terima kasih ya, aku benar-benar belajar banyak darimu.]
Semua
penantang itu selalu pergi dengan gembira.
Bahkan
tidak ada satupun orang yang melarikan diri gara-gara merasa takut.
Itu
semua berkat Ruijerd yang telah mencukur rambutnya.
Sebenarnya,
bukannya semua akan beres kalau semua orang yang berasal dari ras
Supard menggunduli kepala mereka?
-=-
Melangkah
ke selatan.
Dan
semakin jauh ke selatan.
Perjalanan
kami terus berlanjut.
-=-
Tentu
saja, perjalanan kami tidak selalu mulus.
Ada
masalah yang berulang kali terjadi.
Dan
juga, Eris yang mulai memahami bahasa Demon God menjadi benar-benar
marah dan memulai pertengkaran.
Ada
juga beberapa kasus dimana identitas Ruijerd sebagai ras Supard
ketahuan.
Sebagai
catatan, ada waktu dimana aku mencoba untuk mengintip Eris yang
sedang mandi, tapi Ruijerd mencengkeram leherku dan menyeretku sampai
ke tempat yang jauh dari tempat kejadian perkara.
Masalah
yang mirip juga berulang kali terjadi.
Pada
mulanya, aku menjadi khawatir setiap ada masalah kecil yang muncul.
Aku
pikir aku harus memastikan agar masalah seperti itu tidak bisa
terjadi lagi.
Tapi,
kalau dipikir-pikir.
Setiap
kali Eris bertengkar, dia tidak pernah menghunuskan pedangnya.
Dan
setiap kali identitasnya Ruijerd ketahuan, situasinya tidak berubah
menjadi sekacau saat pertama kali identitasnya ketahuan di kota
Rikarisu.
Dan
kami pun sangat bersahabat dengan para penjaga kota, yang berkata
[Maaf, tapi karena ada banyak orang-orang yang mengerikan dari ras
Supard, kami perlu berhati-hati.]
Seperti
itulah.
Pada
akhirnya, tidak sekalipun aku berhasil mengintip Eris saat dia sedang
mandi.
Semua
itu adalah masalah kecil.
Dan
mereka tidak pernah berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
Karena
itulah, aku berhenti mempedulikannya setelah beberapa waktu berlalu.
Eris
adalah gadis yang kasar.
Ruijerd
berasal dari ras Supard.
Dan
aku adalah pria mesum.
Itu
adalah sesuatu yang telah diputuskan bahkan sebelum kami lahir.
Kini
aku semakin mempercayainya, bahwa itu bukanlah sesuatu yang bisa
dirubah.
Yah,
pokoknya aku berusaha sebisa mungkin.
Sekalipun
aku gagal, aku bisa tinggal hadapi langsung situasinya.
Mari
kita lanjutkan perjalanan ini dengan santai.
Setelah
setengah jalan kami lalui, aku mulai berpikir seperti itu.
Tapi
tentunya, aku tidak akan menganggap remeh sebuah kegagalan.
Tapi,
kami harus merenggangkan pundak kami.
Aku
jadi bisa melatih hal-hal yang ingin aku coba lakukan.
-=-
Satu
tahun telah berlalu sejak kami mulai melakukan perjalanan ini.
Dan
tanpa kami sadari, kami telah menjadi adventurer dengan ranking A.
Demikianlah,
kami mencapai wilayah paling selatan dari Demon Continent.
Kami
telah tiba di kota pelabuhan, Windport.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar