[Web Novel 27] Penginapan Adventurer
Setelah keluar dari Organisasi
Adventurer.
Kondisi di luar sudah lumayan gelap.
Sekalipun masih ada sedikit cahaya
yang terpancar di langit, anehnya, sebagian kota sudah tampak gelap.
Beberapa detik kemudian, aku baru
sadar bahwa kegelapan ini disebabkan karena kota ini terletak di dalam sebuah
kawah.
Kota ini tertutup oleh bayangan dari
tembok-tembok tinggi yang mengelilinginya.
Sebentar lagi kota ini akan menjadi
gelap total.
[Lebih baik kita cepat-cepat mencari
penginapan.]
Adalah yang aku sarankan, tapi
ekspresi yang ditunjukkan Eris tampak aneh.
[Bukannya tidak apa kalau kita
berkemah di luar kota?]
[Hm, jangan bilang begitu. Apa kamu
tidak mau istirahat dengan nyaman di dalam kota?]
[Benarkah?]
Ruijerd bilang bahwa tidur di dalam
atau di luar kota tidak terlalu ia permasalahkan.
Kebanyakan waktu, yang bertugas
sebagai pengawas saat kami sedang berkemah adalah Ruijerd.
Dia bisa menyadari bila ada sesuatu
yang mendekat, sekalipun dia sedang setengah sadar.
Kadang-kadang aku terbangun di tengah
malam gara-gara mendengar bunyi ledakan, yang ternyata itu adalah bunyi
pertarungan antara Ruijerd melawan monster.
Itu benar-benar tidak baik buat
jantungku.
Yah, tentu saja penginapan adalah
pilihan yang lebih baik.
Aku juga merasa lapar.
Aku ingin membeli sesuatu untuk
dimakan, tapi masih ada beberapa daging kering yang tersisa.
Untuk menghemat biaya makan, mungkin
kita harus menahan diri disini?
Tapi sekalipun aku mengucapkan itu,
kalau perut kami terasa seburuk ini, itu membuatku ingin makan masakan lezat
sampai aku merasa kenyang.
[Hey Rudeus, lihat!]
Eris terdengar benar-benar gembira
saat mengucapkan itu.
Ada apa, dimana aku harus melihat?
Saat aku memikirkan itu sambil
mendongakkan kepalaku, bagian dalam kawah tampak memancarkan cahaya.
Setelah matahari terbenam, cahaya
dari kawah tersebut tampak begitu cerah.
[Luar biasa! Ini luar biasa! Ini
adalah pertama kalinya aku melihat sesuatu seperti ini!]
Saat matahari benar-benar terbenam,
cahaya dari bagian dalam kawah mampu menyinari seluruh kota.
Hampir mirip seperti taman bermain
yang terang benderang di malam hari.
[Hmmm, itu memang benar luar biasa.]
Karena dulu aku selalu tinggal dalam
lingkungan yang tidak pernah kehilangan cahaya, hatiku tidak terlalu tersentuh
saat melihat pemandangan itu.
Tapi, harus aku akui, itu adalah
pemandangan yang mengagumkan.
Sekalipun, aku tidak tahu bagaimana
kawah itu bisa memancarkan cahaya.
[Itu adalah batu sihir cahaya.]
[Uh, kamu kenal Raiden?!]
[Raiden? Siapa itu? Kalau tidak
salah itu adalah nama Sword God dari suatu generasi tertentu?]
Tentu saja dia tidak memahami
gurauanku.
Menyadari bahwa tidak ada satupun
orang di dunia ini yang mampu memahami gurauan seperti itu, membuatku sedikit
merasa kesepian.
[Maaf. Diantara kenalanku, ada orang
yang memiliki nama seperti itu. Dia adalah orang yang memiliki pengetahuan
luas, jadi aku kira itu dia.]
[Oh.]
Kepalaku diusap dengan lembut.
Ekspresi Ruijerd mirip seperti orang
yang sedang berusaha untuk menghibur seorang anak kecil yang mengingat ayahnya yang
sudah tiada.
Toh Raiden itu bukan nama ayahku.
Nama ayahku itu Paul.
Sebagai seorang ayah, bisa dibilang
dia lumayan oke, tapi sebagai seorang manusia, dia itu bajingan.
[Jadi, batu sihir cahaya itu apa?]
[Itu adalah salah satu variasi dari
batu sihir.]
[Efek seperti apa yang dimiliki batu
itu?]
[Di siang hari, batu itu akan
menyerap cahaya dari matahari, dan di malam hari batunya bersinar seperti itu.
Tapi, durasinya tidak sampai setengah hari.]
Oh, tenaga surya.
Aku tidak melihat teknologi sepert itu
di Asura.
Kelihatannya itu sangat berguna,
jadi orang-orang harus lebih sering menggunakannya.
[Karena batu itu bersinar dengan
begitu terangnya di malam hari, jadi batu itu tersebar luas di berbagai
tempat?]
[Tidak, batu itu relatif langka.]
[Eh? Terus yang disana itu apa?]
Sepertinya ada lebih dari cukup batu
untuk bisa menerangi seluruh kota disini, tapi…
[Batu-batu tersebut dikumpulkan saat
Great Demon Empress berkuasa. Lihat.]
Aku menoleh ke arah yang ditunjuk
oleh Ruijerd, dan melihat ada kastil yang setengah hancur disana.
[Batu-batu itu dikumpulkan hanya
untuk membuat kastil itu tampak lebih indah.]
[Mereka memikirkan sesuatu yang luar
biasa, eh?]
Gambaran Great Demon Empress-san
melayang ke dalam pikiranku.
Eris yang mengenakan pakaian dengan
gaya bondage berteriak. “Cahaya itu penting untuk bisa membuatku tampil lebih
menawan!”
[Tidak ada yang mencoba untuk
mencurinya?]
[Umumnya, itu dianggap sebagai hal
yang tabu, tapi aku tidak terlalu memahami detilnya.]
Yah, bagaimanapun juga, ini adalah
pertama kalinya bagi Ruijerd untuk bisa masuk ke dalam kota.
Dan batu-batu tersebut tampak
terletak di bagian kawah yang sangat tinggi, jadi kecuali kamu bisa terbang,
mungkin batu-batu tersebut tidak akan bisa diambil dengan mudah.
[Pada saat itu, orang-orang
menganggap bahwa itu adalah permintaan yang sangat egois. Sekarang, seperti
yang bisa kamu lihat, batu-batu itu terbukti berguna bagi penduduk kota.]
[Secara mengejutkan, bisa saja
batu-batu itu memang dikumpulkan demi para penduduk kota.]
[Mustahil. Great Demon Empress
terkenal sebagai orang yang pemalas dan egois.]
Oh, Pemalas dan Egois ya?
Kalau dia masih hidup, aku ingin
bertemu dengannya.
Pasti dia adalah seorang wanita
bertipe onee-san dari ras Succubus yang penuh dengan hawa nafsu.
[Mungkin itu adalah salah satu
contoh dimana realita lebih aneh daripada fiksi.]
[Apakah itu sebuah pepatah milik ras
manusia?]
[Ya. Contoh yang lain, ras Supard
ternyata adalah ras yang begitu baik hati, benar kan?]
Kepalaku kembali diusap.
Mendapati kepalaku diusap pada saat
usiaku sudah setua ini terasa sedikit aneh.
Adalah apa yang aku pikirkan, tapi
setelah aku berpikir lebih dalam.
Seseoang dengan mental pria paruh
baya berusia 40an, yang kepalanya diusap oleh seorang pria yang usia aslinya
mencapai 560 tahun. Situasi seperti itu.
Entahlah?
Kalau begitu, coba angka nol nya
diambil.
Situasinya bakal menjadi, anak
berusia 4 tahun, yang kepalanya diusap oleh seorang pria berusia 56 tahun.
Bukannya itu adalah situasi yang
mampu membuat orang yang melihatnya tersenyum?
[Hey! Aku mau melihat kastil itu!]
Eris menunjuk ke arah Kastil
Kishirisu yang setengah hancur.
Tapi, aku menolak saran tersebut.
[Hari ini tidak bisa. Ayo kita cari
penginapan.]
[Kenapa tidak?! Kalau cuma sebentar
saja tidak apa-apa kan?!]
Pipi Eris tampak menggembung.
Melihat itu, aku merasa kalau
melihat kastil tersebut untuk beberapa saat juga tidak masalah.
Tapi, Ruijerd bilang cahaya dari
batu sihir cahaya tidak akan menyala terlalu lama.
Tidak lucu rasanya kalau saat kami
tiba di kastil tersebut, tiba-tiba cahayanya berhenti bersinar.
Jadi…
[Belakangan ini, aku merasa
benar-benar lelah. Ayo kita pergi ke penginapan.]
[Eh? Apa kamu baik-baik saja?]
Merasa lelah.
Itu benar.
Melakukan perjalanan ke
tempat-tempat yang tidak aku ketahui memang melelahkan, tapi belakangan ini
tubuhku juga terasa lumayan berat.
Memang itu tidak terlalu memberiku
masalah saat aku bergerak sambil melawan monster, tapi rasanya baru-baru ini
aku lebih cepat merasa lelah dari biasanya.
Apa gara-gara aku merasa gelisah ya?
[Aku tidak apa-apa. Cuma sedikit
lelah.]
[Benarkah? Kalau begitu, aku akan
sedikit bersabar.]
Bersabar.
Kata tersebut tidak akan pernah
terlontar dari mulut Eris yang dulu.
Sedikit demi sedikit, Eris mulai
tumbuh dengan baik.
Itulah yang aku pikirkan, sembari
kami berjalan menuju penginapan.
***
Penginapan Wolf Claw.
Satu kamar.
Satu malam. 5 Koin Batu.
Bangunannya tampak lumayan bobrok,
tapi biaya menginapnya lumayan murah, karena memang ditujukan bagi para
adventurer pemula.
Kalau kamu menambahkan 1 Koin Batu,
kamu juga akan mendapat makan pagi dan makan malam.
Dan juga, kalau ada satu kelompok
beranggotakan lebih dari 2 adventurer yang menginap dalam satu kamar, mereka
akan mendapat makanan secara gratis.
Karena penginapan tersebut ditujukan
bagi para pemula, ada lumayan banyak kasur yang tersedia, dan harganya memang
dimaksudkan untuk dibagi secara merata.
Bagian depan penginapan tersebut
adalah sebuah lobi yang digabung dengan sebuah bar.
Jumlahnya tidak banyak, tapi ada
beberapa kursi dan meja disana.
Seperti yang sudah kuperkirakan dari
penginapan yang ditujukan bagi para pemula, ada 3 orang adventurer muda yang
duduk dalam satu meja.
Sekalipun mereka masih muda,
harusnya mereka masih lebih tua dariku, dan kira-kira seumuran dengan Eris.
Ketiganya adalah remaja laki-laki.
Mereka memandang kami dengan kasar.
[Apa yang harus kita lakukan?]
Ruijerd tengah menunggu responsku.
Ekspresi wajahnya tampak seperti
menanyakan apakah kami harus tetap berakting disini.
[Lebih baik kita tidak lakukan itu
disini.]
Aku memikirkan itu untuk sesaat dan
berhenti.
[Aku tak ingin merasa khawatir di
tempat yang akan aku gunakan untuk tidur.]
Aku masih belum tahu, berapa malam
kami akan menginap disini.
Namun, mereka bertiga masih
anak-anak.
Kalau kita menginap di tempat yang
sama, maka harusnya mereka akan sadar bahwa Ruijerd adalah orang yang baik
setelah melihat tindakannya.
[Kelompok kami memiliki tiga
anggota. Untuk sekarang, kami akan menginap selama 3 malam.]
[Baik. Bagaimana soal makanannya?]
Si penjaga penginapan itu agak malas
bersosialisasi.
[Kami akan serahkan itu padamu.]
Untuk saat ini, kami membayar biaya
menginap selama 3 malam di penginapan.
Beruntung, makanannya tidak dipungut
biaya.
Uang yang tersisa adalah, 1 Koin
Besi, 3 Koin Besi Tua, dan 2 Koin Batu.
Kalau dikonversi menjadi Koin Batu,
totalnya adalah 132 Koin Batu.
[A…Apa kalian juga pemula?]
Saat aku mendengarkan aturan-aturan
yang dijelaskan oleh si penjaga penginapan, sebuah kelompok pemula yang berada
di dekat kami memanggil Eris.
Orang yang di belakang.
Rambutnya putih, yah, kamu tidak
bisa menganggapnya berpenampilan buruk.
Aku akan beri dia skor diatas
rata-rata.
Dua yang lainnya adalah… hmm, tipe
bishounen mungkin?
Yang satu adalah anak laki-laki bertangan
4 dengan tubuh yang tampak lumayan kuat, yang kelihatannya dia dibesarkan
dengan penuh harga diri. Yang satunya adalah seorang anak laki-laki dengan
paruh burung dan bulu-bulu di kepalanya.
Umm, yep.
Mungkin mereka tidak bisa dianggap
sebagai bishounen.
Tipe mereka lumayan berbeda.
Kalau orang yang pertama dianggap “normal”,
dua orang lainnya bisa dianggap memiliki tipe “kasar” dan “ringan”.
[Ka…Kami juga pemula. Bagaimana
kalau kita makan bersama-sama?]
Serius? Mereka merayu Eris?
Anak-anak ini sikapnya sudah
kelewatan.
Tapi, suara anak itu terdengar
sedikit terbata-bata.
Bisa dibilang, tingkah mereka
kelihatan konyol.
[Kita bisa berdiskusi tentang
berbagai macam trik yang bisa digunakan saat mengambil pekerjaan.]
[Haaah.]
Eris mendesah sambil memalingkan wajah.
Seperti yang kuharapkan dari
Eris-san!
Benar-benar mengabaikan orang yang
berusaha untuk menggodamu!
Yah, mungkin itu karena dia tidak
bisa memahami bahasa mereka.
[Hey, sebentar saja juga tidak
apa-apa. Adikmu yang disana juga boleh bergabung.]
[???]
Saat aku berniat untuk membantunya, Eris
mulai berjalan menjauhi mereka.
Aku tahu teknik itu.
Itu adalah sesuatu yang diajarkan
Edona-san di kelas tata krama.
“Metode untuk menghindari para bangsawan
yang tidak ingin kamu dekati. Chapter awal!”
Apa yang akan kamu lakukan, nak?
Seorang pria sejati akan mundur
sekarang.
[Jangan mengabaikan aku.]
Sayangnya anak tersebut bukanlah
seorang pria sejati.
Merasa jengkel, anak itu meraih
kerudung Eris dan menariknya kuat-kuat.
Tubuh Eris tertarik kebelakang, tapi
dia tidak bergerak terlalu jauh.
Bagaimanapun juga, kedua kaki Eris
sudah terlatih dengan sangat baik.
Anak itu tidak menghentikan
tarikannya, karena dia juga makin merasa jengkel.
Karena dia adalah seorang
adventurer, dia pasti merasa bangga dengan kekuatan yang dia miliki.
“Rippp”
Kerudung murah itu mengeluarkan
bunyi yang buruk dan robek.
[Eh?]
Setelah mendengar bunyi tersebut,
Eris melihat ke arah kerudung yang sobek.
“Crack”
Tidak salah lagi, aku mendengar
bunyi itu.
Bunyi yang terdengar saat rantai
yang mengekang Eris hancur.
[APA YANG KAMU LAKUKAN!]
Eris berteriak dengan suara yang
cukup lantang, sampai-sampai penginapan ini terasa bergetar.
Menggunakan Tinju Boreas sambil
membalikkan badan.
Tinju yang diajarkan oleh Sauros dan
dilatih oleh Ghyslaine, dengan akurat mendarat di wajah anak tersebut.
Aku kira leher anak itu bakal patah,
sampai-sampai wajah anak itu berputar ke arah tinjuan Eris.
Kepala anak itu menghantam lantai
penginapan saat dia terhatuh, dan dia pun kehilangan kesadaran dalam sekali
serang.
Bahkan orang amatir sepertiku bisa
melihat bahwa itu adalah pukul yang memiliki kekuatan penghancur yang luar
biasa.
Kalau “Eksekusioner Terkuat”(?)
ada disini saat ini, aku yakin dia bakal berkomentar, “Pukulan yang
hebat!”.
Mungkin itulah takdir yang menanti
bagi mereka yang menggoda orang lain secara berlebihan dan dengan paksaan.
Belajar dari insiden berbahaya ini,
aku yakin anak itu akan ingat selama-lamanya untuk tidak mencoba menggoda Eris
lagi.
Pembelajaran selesai.
Baiklah, sebelum dua anak yang lain
bergabung dalam pertengkaran tersebut, mungkin aku harus menghentikan
pertengkaran ini.
[Kalian pikir aku ini siapa? Sadari
posisi kalian!]
Tapi, Eris tidak berhenti hanya
denga satu serangan saja.
Tendangan Boreassssss~
Tendangan yang diajarkan oleh Sauros,
lalu dilatih dan disempurnakan oleh Ghyslaine, dengan mantap mendarat di ulu
hati korban kedua.
[Guwaaa?!]
Anak dengan empat tangan tersebut
mengerang kesakitan dan terjatuh hingga berlutut.
Disitu, Eris menyelesaikan kombonya
dengan tendangan lutut.
Anak itu melayang dengan rahang
menghadap langit-langit.
[Eh? Eh? Eh?]
Anak burung yang terakhir tidak bisa
memahami situasi yang sedang terjadi.
Meski begitu, dia tetap bersiap-siap
untuk menyambut serangan Eris dengan cara meraih pedang yang ada di
pinggangnya.
Menggunakan pedang itu agak
kelewatan.
Aku hendak menggunakan sihir untuk
menghentikan pergerakan mereka.
Namun, serangan yang dikeluarkan
oleh Eris jauh lebih kelewatan daripada tindakan 3 anak laki-laki tersebut.
Lebih cepat dari hunusan pedang si
anak burung, Eris dengan mantap mendaratkan pukulannya ke rahang si anak
burung.
Sekalipun mata si anak burung
seharusnya tidak memiliki sklera, nyatanya bagian berwarna putih tersebut
muncul setelah ia menerima pukulan Eris.
Dalam sesaat, mereka betiga menjadi
tidak berdaya.
Kemudian Eris mulai berjalan
mendekati anak yang pertama, dan mulai menendangi kepalanya seperti menendang
bola sepak.
Setelah tendangan pertama, anak itu
kembali sadar, tapi karena tidak mampu melakukan apa-apa, anak itu hanya bisa
meringkuk seperti bola.
Eris terus menendang anak itu lagi
dan lagi dan lagi dan lagi.
[INI! ADALAH! BENDA PERTAMA! YANG
DIBELIKAN RUDEUS! UNTUKKU!]
Wah wah! Eris-san!
Sampai sebegitunya terhadap aku!
Sekalipun itu hanyalah kerudung
murahan yang aku beli untuk menutupi rambut merahmu yang mencolok?!
Hati pria tua ini terasa sakit!
[AKU AKAN MEMBUATMU MENYESALI
PERBUATANMU UNTUK SELAMA-LAMANYA! AKU AKAN MENGHANCURKAN ITU!]
Tunggu dulu, apa yang akan kamu
hancurkan?
Aku tidak tahu apa-apa, mendengarkan
ucapan Eris saat ini benar-benar terlalu mengerikan.
Eris menendang anak itu hingga
posisi tubuhnya terlentang, kemudian mencengkeram salah satu kakinya, dan
mengucapkan sesuatu yang mengerikan dengan ekspresi wajah yang tidak kalah
mengerikan pula.
Anak yang baru sadar tersebut tidak
mengerti sama sekali dengan apa yang dikatakan Eris dengan menggunakan bahasa
manusia, tapi kemungkinan besar dia sadar dengan apa yang hendak dilakukan oleh
Eris.
Dia mencoba untuk meminta maaf,
memohon pengampunan, dan melarikan diri.
Tapi, Eris sama sekali tidak
memiliki niat untuk mendengarkan anak itu.
Eris tidak akan membiarkan dia
kabur.
Dia bukanlah gadis yang semanis itu.
Eris akan menuntaskan apa yang ia lakukan.
Takdir anak itu sama seperti
takdirku 3 tahun yang lalu, sungguh takdir yang begitu menyedihkan.
[Eris, tunggu!]
Disini, akhirnya aku melangkah maju
untuk menghentikan Eris.
Semuanya terjadi begitu cepat,
sampai-sampai aku terlambat untuk melangkah maju dan menghentikan dia.
[Tahan dirimu! Eris, kamu tidak
boleh menghajar mereka lebih dari ini! Hush!]
[Apa yang kamu lakukan, Rudeus!
Jangan menghalangiku!]
Aku memeluk Eris dari belakang untuk
menghentikan dia.
Tanganku gemetaran sembari aku meraih
dadanya.
Sensainya benar-benar lembut.
Tapi, aku tidak punya waktu untuk
menikmati itu.
Eris masih berontak dan berusaha
untuk menghancurkan anak itu.
Anak itu juga tidak paham.
Dia tidak tahu apa-apa soal situasi
ini dan hanya bisa merasa takut.
[Dijahit, nanti kerudungnya dijahit!
Aku yang akan menjahitnya! Jadi, biarkan mereka! Kalau sampai separah ini, aku
jadi kasihan sama dia!]
[Apa?! Hnnnn!]
Setelah berusaha mati-matian untuk
menghentikan dia, akhirnya Eris berhenti meronta-ronta, tapi masih tetap
menunjukkan ekspresi marah.
Setelah melepaskan dia, Eris
mengangkat bahunya dan berjalan ke arah Ruijerd.
Ruijerd sedang duduk di salah satu
kursi bar sambil mengamati kami, layaknya ia telah melihat pemandangan yang
begitu konyol.
[Ruijerd-san juga! Lain kali tolong
bantu aku hentikan mereka!]
[Hm? Itu cuma pertengkaran antara
anak-anak kan?]
[Seorang wali harusnya bertugas
untuk menghentikan pertengkaran anak-anak!]
Dalam kasus ini, perbedaan kemampuan
di antara mereka yang bertengkar benar-benar terlalu besar kan?
<
[Apa kalian baik-baik saja?]
[Ah, ah… sudah tidak apa-apa.]
Aku menggunakan Healing Magic kepada anak-anak yang
barusan dihajar Eris dan membangunkan mereka.
Entah kenapa, aku merasa kalau kami adalah teman
seperjuangan.
[Maaf soal tadi. Dia tidak bisa bicara dengan
menggunakan bahasa Demon God.]
[I… itu tadi ngeri… Ke… kenapa dia jadi marah?]
[Dia tidak suka diganggu orang, dan kerudung itu
adalah sesuatu yang penting bagi dia, mungkin?]
[O… oh? Bisakah kamu memberitahu dia kalau aku mau
minta maaf soal itu?]
Aku melihat ke arah Eris, dan disana dia sedang
menatap kerudungnya dengan mata melotot sambil menggertakkan giginya.
Ekspresi wajahnya tampak seperti mengatakan bahwa
dirinya tidak akan pernah memaafkan mereka.
Sudah lumayan lama sejak terakhir kali aku melihat
ekspresi seperti itu.
Atau lebih tepatnya, itu adalah ekspresi yang belum
pernah aku lihat lagi semenjak pertama kali aku bertemu dengan
dirinya.
Ekspresi yang menunjukkan bahwa dirinya siap untuk
meluapkan kemarahannya kapanpun dia mau.
[Kalau aku bicara dengan dia sekarang, mungkin aku
juga akan dihajar.]
[O…oh. Dia itu manis, tapi mengerikan.]
Belakangan ini aku berpikiran kalau Eris sudah
berubah menjadi lebih anggun, tapi…
Mungkin dia hanya menutupi sifat aslinya dengan
berakting seperti itu.
Sekalipun aku mengira kalau dia sudah sedikit
bertambah dewasa, yang barusan ini mampu membuatku sedikit merasa
terkejut.
[Memang benar. Dia itu manis. Jadi, kalian seharusnya
tidak menggoda dia seperti itu.]
[I…iya… itu benar.]
[Dan juga, kalau kalian berpikir untuk membalaskan
dendam kalian, aku sarankan agar kalian berhenti. Kali ini adalah
insiden yang tidak bisa dihindari, jadi aku berusaha untuk
menghentikan itu, tapi lain kali mungkin kalian akan kehilangan nyawa
kalian.]
Aku membeberkan fakta tersebut secara
terang-terangan.
Tak lama setelah anak itu sadar, dia memeriksa bagian
belakang kepalanya untuk mencari tahu apakah ada benjolan atau tidak,
dan kemudian dengan tenang memperkenalkan dirinya kepadaku.
[Namaku Kuruto. Kamu?]
[Namaku Rudeus Greyrat. Gadis yang tadi namanya
Eris.]
Setelah dia memperkenalkan diri, dua anak yang lain
juga datang menghampiriku.
Dua anak yang ikut dihajar gara-gara Kuruto.
[Bachirou] anak bertangan empat.
[Gaburin] anak burung.
Mereka berdua mengucapkan nama mereka, kemudian
berjalan menghampiri Kuruto, dan mereka bertiga mengambil pose.
[Kami bertiga bersatu, dan memiliki sebutan, “Geng
Desa Tokurabu!”]
[???]
Ah? Mereka bertiga mengambil pose seperti Pasukan
Ginyu.
Jujur, menurutku itu benar-benar payah.
Dan apa maksud kalian dengan sebutan geng? Kalian
lebih mirip seperti gerombolan preman.
Lagipula, memang yang namanya desa Tokurabu ini
dimana?
[Sebentar lagi kami akan naik ke ranking D, dan kami
ingin mencari seorang gadis penyihir sebagai rekan, karena itulah
kami memanggil dia.]
[Gadis penyihir?]
Mana ada orang seperti itu disini?
Satu-satunya penyihir disini adalah aku.
Dan perasaan tidak ada orang yang mengenakan sesuatu
yang mirip seperti pakaian seorang penyihir.
Hm? Sesuatu yang mirip seperti pakaian seorang
penyihir?
[Apa mungkin, kalian mengira Eris adalah seorang
penyihir karena dia memakai kerudung?]
[Ya. Bagaimanapun juga, orang yang mengenakan
kerudung itu adalah penyihir kan?]
[Dia memiliki pedang kan?]
[Eh? Ah, benar juga.]
Sepertinya pedang yang ada di pinggang Eris tidak
masuk ke dalam sudut pandang mereka.
Jelas, mereka adalah orang yang hanya bisa melihat
hal-hal yang menguntungkan bagi mereka sendiri.
[Kamu itu penyihir kan? Kalau kamu bisa menggunakan
Healing Magic, itu mengagumkan.]
[Yah, untuk kebanyakan waktu.]
[Bagaimana kalau kalian berdua bergabung dengan
kami?]
Bergabung ke dalam geng?
Aku?
Jangan bercanda.
Bahkan setelah Eris menghajar mereka separah itu,
anak-anak ini masih belum bisa belajar dari pengalaman mereka?
[Kalau aku bergabung dengan kalian, orang yang disana
juga akan ikut bergabung.]
Aku menunjuk ke arah Ruijerd.
Mereka berdua sedang membicarakan sesuatu di meja
bar.
Sepertinya Ruijerd sedang mengajarkan sesuatu kepada
Eris.
Eris hanya mengangguk dan mendengarkan Ruijerd tanpa
mengeluarkan suara.
[Eh? Orang itu juga tergabung dalam kelompokmu?]
[Tentu saja. Namanya adalah Ruijerd.]
[Ruijerd?? Nama kelompokmu apa?]
[Dead End.]
Setelah mendengar itu, wajah mereka seperti berkata,
“Huh?”
Ingat, sebutan macam apa yang kalian gunakan sendiri?
[Nama itu, apa itu tidak apa-apa?]
[Tidak masalah, toh kami mendapat ijin dari pemilik
nama yang asli.]
[Apa maksudnya itu?]
Aku mengartikan itu sebagai lelucon.
Tapi, jawabanku memang benar.
[Yah, tidak apa-apa kok. Dan karenanya, kami tidak
bisa bergabung dengan kalian.]
Lagipula, sepertinya percuma saja kalau kami
bergabung dengan mereka.
Karena kami tidak berniat untuk memainkan game
petualangan yang bersahabat.
[Jadi begitu, tapi, jangan menyesal ya. Bagaimanapun
juga, kami akan menjadi terkenal di kota ini. Kami tidak akan
mengijinkanmu untuk bergabung dalam kelompok kami setelah ini, oke?]
Terkenal kalian bilang?
Tidak, tapi, apa ini seperti itu?
Mereka baru saja melakukan debut sebagai adventurer
di kota ini. Pemuda yang penuh dengan harapan.
Aku yakin barusan mereka mendapat sambutan hangat
dari Organisasi Adventurer.
Tapi…
[Target kalian lumayan tinggi ya, mengingat kalian
bertiga tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Eris.]
[I… itu karena kami sedang lengah…]
[Apa kalian juga akan mengatakan itu kepada
monster-monster di Demon Continent?]
[Gu…]
Dia mengakui kekalahannya.
Rasanya benar-benar menyenangkan.
Sudah kuduga, kemampuan yang dimiliki oleh
monster-monster di dataran di luar sana benar-benar berbeda dengan
mereka.
Setelah itu, aku berpisah dengan “Geng Desa
Tokurabu”.
***
Setelah selesai makan, kami pergi ke kamar yang telah
disediakan.
Itu adalah kamar dengan tiga kasur yang terbuat dari
bulu.
[Hah…]
Tanpa banyak bicara, aku duduk di kasur.
Aku merasa lelah.
Hari ini benar-benar melelahkan.
Kondisiku saat ini memang tidak terlalu bagus, tapi
dengan adanya pertemuan, ditertawakan, dan dipermalukan oleh
orang-orang, batinku terasa lelah sekarang.
Sekalipun itu hanyalah akting.
[??]
Eris sedang melihat keluar jendela.
Di luar sana, pemandangan kota mulai menjadi gelap
secara perlahan.
Kastil yang setengah hancur itu memang merupakan
pemandangan yang menakjubkan, tapi kamu itu santai sekali ya, sampai
bisa menikmati pemandangan tersebut,
Ada banyak hal yang harus kita pikirkan saat ini.
Meski begitu, kamu hendak menyerahkan semuanya
kepadaku, huh.
Enak sekali.
Jangan, mari hentikan pemikiran negatif itu.
Alasan mengapa dia tidak memikirkan itu adalah karena
dia percaya denganku.
Sebagai buktinya, saat ini dia tidak bersikap sangat
egois kan?
(Dia memang tidak bersikap egois, tapi dia tetap
bertengkar dengan orang lain…)
Aku mulai berpikir setelah aku membaringkan tubuhku
dan menatap langit-langit.
Apa yang akan kami lakukan mulai dari sekarang.
Hal-hal yang kami butuhkan, itu benar, yang pertama
adalah uang.
Tiga malam di kamar ini membutuhkan biaya 6 Koin
Batu.
Berkat pelayanan khusus yang diberikan kepada para
adventurer, biayanya berkurang menjadi 5 Koin Batu.
Untuk kami bertiga, itu artinya 15 Koin Batu per
hari.
Kami harus mendapatkan minimal uang sebanyak itu,
atau lebih.
Namun, dari apa yang kami lihat di papan pengumuman,
hadiah dari pekerjaan ranking F rata-rata hanyalah 5 Koin Batu.
Pekerjaan ranking E rata-rata hadiahnya 1 Koin Besi
Tua.
Kalau hanya satu orang, dengan mengambil 1 pekerjaan
ranking F untuk setiap harinya, uang tersebut bisa digunakan untuk
membayar biaya penginapan, dan saat rankingmu meningkat dan sama
halnya dengan hadiah dari pekerjaan yang bisa kamu ambil, kamu bisa
mulai menabung.
Pekerjaan ranking F dan E pada dasarnya terletak di
dalam kota, namun, ranking D dan ke atas memiliki lebih banyak
tawaran dan variasi.
Menabung uang hasil pekerjaan ranking E, beli
peralatan untuk diri sendiri, kemudian lakukan pekerjaan ranking D.
Sistemnya kira-kira seperti itu. Lumayan bagus lah.
[Biaya makan satu hari. Termasuk biaya konsumsi,
totalnya sekitar 20 Koin Batu. Kita harus mengambil paling tidak satu
pekerjaan dalam satu hari, dan mendapatkan 10 sampai 15 Koin Batu.
Uang yang kita miliki saat ini, kalau dikonversikan ke dalam Koin
Batu, totalnya adalah 132 koin.]
Uang sebanyak itu tidak akan bertahan sampai 2
minggu.
Mereka akan habis dalam sekejap mata.
Kami tidak akan bisa bertahan, kecuali kami mengambil
2 atau 3 pekerjaan dalam sehari.
Kalau kami membagi-bagi tugas, harusnya kami bisa
mendapatkan minimal 20 Koin Batu per hari.
<
Tapi, kalau kami membiarkan Ruijerd bekerja
sendirian, identitasnya bisa ketahuan.
Eris tidak mengerti bahasa orang-orang disini, jadi
bakal sulit bagi dirinya untuk mengambil pekerjaan sendiri.
Bagaimanapun juga, itu kan Eris yang gampang marah.
Ada kemungkinan dia bakal menghancurkan tempat
kerjanya.
Ditambah lagi, kalau kami bekerja di tempat yang
berbeda, ketenaran Ruijerd tidak akan meningkat.
Kalau ranking kami naik, masalah kami akan
terselesaikan.
Kalau pekerjaannya ada hubungannya dengan
pertempuran, Ruijerd dan Eris sudah siap untuk menyelesaikannya.
Kami bisa dengan cepat mengumpulkan uang.
Di sisi lain, pekerjaan seperti itu biasanya memiliki
ranking C.
Kalau kami bisa mencapai ranking D dalam waktu 2
minggu, mungkin kami akan bisa bertahan.
Namun, mustahil jadinya untuk mencapai ranking
tersebut bila kami hanya mengambil 1 pekerjaan per harinya.
Aku lupa menanyakan apakah ada suatu cara untuk
mengambil berbagai pekerjaan sekaligus, tapi…
Sepertinya tidak ada metode untuk langsung melompat
melewati beberapa ranking berdasarkan kemampuan yang kami miliki.
Satu-satunya cara untuk maju adalah dengan cara
mengikuti jalur lurus yang sudah disediakan.
Dan juga, belakangan ini kondisiku tidak terlalu
bagus.
Aku pikir kami akan baik-baik saja, tapi ada
kemungkinan kalau aku dan Eris terjangkit suatu penyakit yang tidak
bisa disembuhkan dengan healing atau antidote magic.
Ditambah lagi, kami tidak tahu dalam situasi seperti
apa atau untuk tujuan apa kami membutuhkan uang.
Kami juga harus terus membeli pewarna untuk mengubah
warna rambut Ruijerd.
Kami juga tidak bisa menggunakan pakaian yang sama
terus menerus.
Sekalipun aslinya pakaian kami bisa dibilang lumayan
awet, dan aku juga bisa membersihkannya dengan cepat menggunakan
sihir.
Menguapkan kelembapan yang ada di pakaian itu
sederhana.
Tapi…
Menggunakan sihir untuk membersihkan pakaian akan
menyebabkan sedikit kerusakan.
Di masa depan, pakaian tersebut bisa sobek.
Aku ingin segera mengganti pakaianku.
Aku juga ingin membeli beberapa sabun.
Bagaimanapun juga, belakangan ini aku dan Eris hanya
mandi dengan menggunakan air panas.
Kebutuhan hidup akan terus-terusan muncul mulai dari
sekarang.
Dan kami membutuhkan uang.
Haruskah kami berhutang?
Mungkin kami akan bisa menemukan rentenir bila kami
mencarinya di kota ini.
Tidak, kami harus sebisa mungkin menghindari hutang.
Setidak-tidaknya, saat kami masih belum memiliki
metode untuk melunasinya.
Sekalian saja, jual “Aqua Heartia”?
Jangan, itu adalah usaha terakhir.
Itu adalah hadiah ulang tahunku dari Eris, dan bukan
sesuatu yang bisa aku buang begitu saja.
[Aku tak percaya kalau hari dimana aku harus
mengkhawatirkan biaya hidup telah tiba…]
Itu mengingatkanku tentang hidupku yang dlu, dimana
aku kerap menipu orang tuaku agar mereka mau memberiku uang.
Itu adalah pemandangan yang menyakitkan.
Aku tidak mau mengingat itu lagi.
Itu juga mengingatkanku tentang beberapa tahun yang
lalu, saat aku meminta Paul untuk membayar biaya sekolahku dan
Sylphy.
Sepertinya aku agak naïf soal uang.
[Daripada memikirkan itu kembali, lebih baik aku
pergi mencari uang.]
Apa yang bisa kami lakukan untuk mencari uang secara
efisien?
Mengambil pekerjaan setiap harinya?
Tidak, daripada mengambil pekerjaan, mungkin akan
lebih baik bila kami pergi keluar kota dan memburu monster di luar
sana.
Tapi, kala kami melakukan itu, kami tidak akan bisa
menyebarkan nama “Dead End”.
Untuk bisa menyebarkan nama “Dead End”, kami
harus meningkatkan ranking adventurer kami.
Aku yakin, hal tersebut juga akan memberikan manfaat
di masa depan.
Organisasi Adventurer juga mau membeli barang-barang
dari monster dengan harga lumayan.
Tapi, apakah kami memiliki waktu luang untuk
melakukan hal seperti itu?
Terlepas dari masalah Ruijerd, pertama-tama kami
harus menabung cukup banyak uang dan membangun fondasi agar kami bisa
bertahan hidup, iya kan?
[Pemikiranku terus berputar-putar di tempat yang
sama…]
Menabung uang, meningkatkan ketenaran Ruijerd.
Bagian yang sulit adalah, kami harus melakukan
keduanya pada waktu yang sama.
[Akan bagus rasanya kalau ada suatu metode untuk
melakukan itu.]
Tidak bisa memikirkan ide yang bagus, aku pun mulai
tertidur.
***
Mimpi.
Tempat berwarna putih.
Tempat yang tidak memiliki apa-apa.
Dan ada seseorang dengan tampilan tidak senonoh yang
berdiri disana.
Secara bersamaan, aku mulai merasa jijik.
Lagi, eh.
Ada apa kali ini?
Aku bertanya kepada si bajingan mosaik tersebut
sambil merasa jengkel.
Aku lebih suka kalau kamu tidak bertele-tele.
[Kali ini tidak begitu rumit kan? Karena kamu
bergantung kepada Ruijerd, kamu bisa sampai di kota, iya kan?]
Tentu.
Tapi, mengingat sifat yang dimiliki Ruijerd.
Sekalipun kami langsung melarikan diri saat bertemu
dengannya, aku yakin dia akan mengikuti dan melindungi kami.
[Sepertinya kamu cukup percaya dengan dia. Terus,
kenapa kamu tidak mau percaya denganku?]
Kamu tidak tahu alasannya?
Sekalipun kamu menyebut dirimu sebagai seorang Dewa?
[Nah, daripada itu, mari kita bahas saran
berikutnya.]
Ya, ya, aku mengerti.
Ayo akhiri ini secepat mungkin.
Aku tidak suka sensasi ini, dan aku tidak suka
mendengar suara bajingan yang ditutupi mosaik.
Saat menjadi Rudeus, sensasi yang aku rasakan saat
menjadi NEET pecundang dalam kehidupanku yang dulu akan semakin
menipis.
Kalau aku memang dipaksa untuk mendengarkan ucapanmu
sampai akhir, aku lebih suka kalau kamu langsung memberikan saranmu
dari awal.
[Jahat sekali.]
Lagian, toh pada akhirnya aku hanya akan menari dalam
genggaman tanganmu kan?
[Bukan begitu. Kemana kamu melangkah, akan bergantung
pada dirimu sendiri.]
Tidak perlu bertele-tele, cepat beritahu aku dan
akhiri ini semua.
[Baik, baik. Rudeus, ambillah pekerjaan untuk mencari
hewan peliharaan yang hilang. Kalau kamu melakukan itu, masalahmu
akan terselesaikan.]
Terselesaikan. Terselesaikan. Terselesaikan…
Kesadaranku mulai terbenam sambil mendengarkan gema
tersebut.
***
Tengah malam.
Aku terbangun.
Aku melihat mimpi buruk.
Jujur, aku harap aku tidak akan pernah melihat mimpi
seperti itu lagi.
Dia muncul dengan timing yang begitu pas.
Tidak salah lagi, dia adalah dewa yang jahat.
Dewa jahat yang ahli dalam memanipulasi kelemahan di
hati orang-orang.
[Fuuu.]
Hah.
Aku menoleh ke kiri.
Ada Ruijerd yang sedang tertidur disana.
Bukannya di kasur, entah karena suatu alasan
tertentu, dia memilih untuk tidur di pojokan ruangan sambil
menggenggam tombaknya.
Aku menoleh ke kanan.
Eris masih bangun.
Duduk di kasur sambil memegangi lututnya, melihat
keluar jendela yang gelap.
Aku perlahan bangun dan duduk di sampingnya.
Aku melihat ke luar jendela.
Di dunia ini juga hanya ada satu bulan.
[Kamu tidak bisa tidur?]
[Ya.]
Eris mengangguk sambil menatap keluar jendela.
[Hey, Rudeus.]
[Ya?]
[Apakah kita bisa pulang?]
Wajah yang penuh dengan kekhawatiran.
[Itu…]
Aku merasa malu akan ketidakyakinanku sendiri
Aku kira Eris sama sekali tidak memikirkan itu.
Aku pikir, dia tengah memikirkan situasi ini sebagai
seorang adventurer yang tidak memiliki rasa khawatir sama sekali, dan
hanya menikmati perjalanan ini.
Itu salah.
Dia juga merasa khawatir.
Namun, dia selalu berakting agar aku tidak menyadari
itu.
Tentu saja dia juga merasa stress.
Karena itulah dia bertengkar dengan orang lain.
Aku tidak menyadari itu.
Bagaimana bisa ini terjadi.
[Kita akan bisa pulang ke rumah.]
Perlahan, aku memeluk tubuh Eris, dan dia menyandarkan
kepalanya ke pundakku.
Eris belum pernah mandi dengan baik selama beberapa
hari terakhir.
Dia mengeluarkan aroma yang berbeda dari yang biasa
dia keluarkan.
Tapi, itu bukanlah aroma yang buruk.
Karena itu bukanlah aroma yang buruk, sepertinya adik
kecilku bakal menjadi liar.
Sabar!
Sabar?!
Sebelum kami sampai di rumah, aku adalah protagonis
bertipe donkan.
Situasi saat ini berbeda dari situasiku saat sedang
bersama Sylphy.
Kali ini, aku punya alasan untuk bersabar.
Itu memang alasan yang lemah, tapi aku tidak mau
memanfaatkan Eris saat dia merasa gelisah. Aku tidak ingin melakukan
hal selicik itu.
[Hey, Rudeus. Tidak apa kan kalau aku serahkan
semuanya kepadamu?]
[Tidak apa-apa kok. Aku akan pastikan agar kita bisa
pulang ke rumah, bagaimanapun caranya.]
Ah, nona Eris benar-benar manis saat dia bersikap
lembut seperti ini.
Aku memahami perasaan si pak tua Sauros.
Ini akan membuatmu ingin memanjakan dirinya.
Hm, apa ya yang sedang terjadi kepada si pak tua.
Tidak.
Saat ini, lebih baik kita tidak memikirkan itu.
[Mari kita berusaha sebisa mungkin. Eris, lebih baik
kamu segera tidur. Besok kita akan mengalami banyak kesibukan.]
Aku menepuk kepala Eris dengan pelan dan kembali ke
kasurku sendiri.
Kemudian tatapanku bertemu dengan tatapan Ruijerd.
Sepertinya dia mendengar percakapan kami.
Itu sedikit membuatku merasa malu.
Tapi, dia segera menutup kedua matanya.
Sepertinya dia akan berpura-pura untuk tidak
mendengar kami.
Ah, dia itu benar-benar orang yang baik.
Kalau Paul berada dalam posisinya, dia pasti akan
langsung menggoda kami.
Bagaimanapun juga, rasanya aku tidak bisa memikirkan
hal yang baik tentang orang itu.
Tapi, Paul, eh.
Apakah semua penduduk desa Benua baik-baik saja?
Apakah Paul dan Sylphy merasa khawatir?
Aku harus mengirim surat kepada mereka.
Tapi aku tidak tahu apakah surat itu akan sampai ke
tujuannya.
[Meski begitu, mencari hewan peliharaan yang hilang?]
Aku tidak memahami rencana seperti apa yang dimiliki
oleh Hitogami, tapi kali ini, aku akan menuruti itu tanpa terlalu
banyak memikirkannya.
---
Dan begitulah, petualangan kami sebagai adventurer di
hari pertama berakhir dengan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar