[Web Novel 32] Kesalahan, Kekacauan, & Keteguhan Hati
Setelah kami membunuh Red-Fang Cobra,
kami kembali ke Organisasi Adventurer. Seperti biasa, kami bertemu
dengan Jalil di luar bangunan organisasi. Kami akan menukar kartu
kami, kemudian menyerahkan taring dan sisik Red-Fang Cobra kepadanya
dan mengkolaborasikan cerita kami.
Karena kali ini ada terlalu banyak
material yang harus kami bawa, kami memasuki bangunan organisasi
dengan Jalil dan yang lainnya. Seperti yang sudah kuduga, Nokopara
datang menghampiri kami. Orang ini benar-benar tinggal di dalam
Organisasi Adventurer sepanjang waktu, dan dia akan selalu datang
menghampiri kami.
[Woah, kalian memburu sesuatu yang
menarik ya. Hey, bukannya ini sisiknya Red-Fang Cobra? Ah?]
Aku memberikan sinyal kepada Jalil
dengan menggunakan mataku, agar dia mulai berbicara tentang apa yang
sudah kami diskusikan sebelumnya.
[Ah, benar. Beruntung, kami bertemu
ular itu saat dia sudah dalam kondisi lemah.]
[Hah~ Cuma kalian saja ya~]
Nokopara tersenyum, layaknya melihat
ada sesuatu yang menarik. Dia memandang rendah Jalil.
Ada apa ini? Rasanya ada sesuatu yang
berbeda dari biasanya.
[Se, semua anggota kelompok Super Blaze
tewas. Mereka lah yang melukai Red-Fang Cobra.]
[Apa? Blaze....... tewas?]
[Ya.]
[Hm, mau bagaimana lagi, mereka bertemu
dengan Red-Fang Cobra.....]
Nokopara mendesah dengan ekspresi
bosan.
[Tapi, selemah apapun monster itu,
kalian berdua tidak mungkin bisa membunuh seekor Red-Fang Cobra...]
[Soal itu, sebenarnya ular itu sudah
sekarat. Bukan, tidak salah kalau ular itu dibilang sudah mati.
Sekalipun dia masih bernafas, tapi itu sudah tidak ada bedanya dengan
mati.]
Jalil buru-buru pergi setelah berbicara
dengan kecepatan tinggi. Ekspresi Nokopara tampak seperti dia tidak
mempercayai penjelasan dari Jalil, dan dia mengganti targetnya
menjadi kami.
[Kalian pergi untuk mencari hewan
peliharaan lagi hari ini?]
[Ya, teknik untuk mencari hewan
peliharaan milik Jalil-sensei benar-benar hebat, dan kami berhasil
mendapatkan beberapa koin untuk hari ini.]
[Hoh~]
Aku ingin pergi dari sini secepat
mungkin. Aku merasa ada sesuatu yang benar-benar salah.
Namun, Nokopara melingkarkan tangannya
di sekitar pundakku dengan senyum lebar dan berbisik kepadaku.
[Kalau begitu, bagaimana caramu mencari
hewan peliharaan di luar kota?]
Secara reflek gerakan tubuhku terhenti
untuk sesaat, tapi aku pikir aku masih bisa menahan ekspresi
keterkejutanku untuk tidak keluar di wajahku. Perkembangan seperti
ini sudah berada dalam ekspektasiku, intinya, dia melihat kami pergi
keluar kota.
[Kami cuma kebetulan saja keluar kota.]
[Hoh~, apa yang kalian lakukan diluar?]
Percakapan ini menuju ke arah yang
buruk. Nokopara menangkap pundak Jalil.
[Apakah di dalam kota ini juga ada
Red-Fang Cobra?]
Ah, begitu rupanya, dia melihat Jalil
berkeliaran di dalam kota, yang artinya rahasia kami sudah ketahuan.
[Ara, ini benar-benar merupakan insiden
yang luar biasa, bukan begitu?]
Perkembangan seperti ini juga berada
dalam ekspektasiku. Ada beberapa metode yang bisa kami gunakan untuk
melarikan diri dari situasi ini.
Sebagai contohnya, kami bisa
mengkhianati Jalil, dan selesai sudah masalah ini. Kami bisa tinggal
bilang kalau kami dipaksa untuk mengambil pekerjaan ini, dan
sebenarnya kami benar-benar enggan untuk menerimanya.
Tapi aku tidak bisa menggunakan solusi
ini. Kalau aku melakukan itu, aku mungkin akan ditusuk oleh Ruijerd,
karena itu bukanlah sesuatu yang boleh dilakukan sebagai seorang
prajurit.
[Hey, hey, kalau sudah sampai disini
ceritanya, lebih baik kalian berhenti berpura-pura bodoh.]
[Apa maksudmu dengan berpura-pura
bodoh? Sebenarnya, apa yang kami lakukan?]
[Huh?]
[P-Hunter membantu kami menyelesaikan
pekerjaan kami, dan kami membantu P-Hunter dengan pekerjaan mereka.
Hanya itu.]
Aku terus berakting layaknya orang yang
tidak tahu apa-apa, dan mengubah arah percakapan kami ke arah yang
serius. Aku sudah memeriksa peraturan adventurer lagi, dan seharusnya
aku tidak salah soal ini. Tapi ini tidak benar-benar seperti apa yang
tertulis di dalam aturan. Dunia ini bukanlah dunia dimana kamu bisa
melakukan hal-hal yang kamu inginkan selama kamu mengikuti aturan.
Tapi lebih tepatnya, aku tidak tahu letak garis yang memisahkan
antara melanggar aturan atau tidak, jadi aku menyeret percakapan ini
ke arah logika.
[Apa kamu bercanda? Menurutmu, apa yang
akan terjadi kalau orang-orang idiot lainnya meniru apa yang kalian
lakukan?]
[Apa yang akan terjadi memangnya?]
[Kalau kalian mampu menggunakan uang
untuk membeli pekerjaan, maka Organisasi Adventurer ini jadi tidak
ada artinya.]
Hm, kami tidak melakukan pertukaran
uang..... Kalimat argumen seperti itu tidak akan berhasil. Tapi,
memang benar, mengklasifikasikan dan melakukan jual beli terhadap
suatu pekerjaan.
Ah, begitu ya. Orang ini cerdik.
Benar, kalau apa yang kami lakukan ini
tersebar secara luas, akan ada orang yang menggunakan uang untuk
melakukan transaksi jual beli pekerjaan. Sebagai contohnya, mengambil
semua pekerjaan ranking D, kemudian menjualnya ke suatu kelompok
dengan ranking D, dan orang-orang yang menjualnya bisa menggunakan
uang yang mereka dapatkan untuk meningkatkan ranking mereka,
sekalipun mereka tidak melakukan apa-apa.
Tapi dengan metode seperti itu, bila
mereka gagal menjual pekerjaan yang mereka ambil, maka mereka harus
membayar biaya kompensasi.
[Nokopara, untuk apa kamu memperhatikan
ini? Kami tidak mengganggumu kan?]
[Hoho, hati-hati bicaramu ya. Sekarang,
hanya ada 2 jalan yang bisa kalian pilih. Oi, Jalil, dengarkan aku.]
Nokopara meraih kerah bajuku dan
mengangkat tubuhku. Dibelakangku, Ruijerd dan Eris tampak benar-benar
marah. Bagaimanapun juga, tahan dulu emosi kalian, percakapan ini
masih belum selesai.
[Hehehe.....]
Aku tidak bisa membaca ekspresi wajah
Nokopara, karena kepalanya berbentuk kuda. Tapi karena senyumnya itu
hambar, harusnya aku bisa memahami itu.
[Kalau kalian tidak ingin kualifikasi
adventurer kalian dicebut, beri aku 2 Koin Besi setiap bulannya.]
Merepotkan sekali.
Ini adalah pertama kalinya bagiku untuk
bertemu orang seperti ini semenjak datang ke dunia ini.
Belakangan ini, ada orang-orang yang
tidak baik, namun juga tidak jahat. Mengatasi orang yang jahat itu
mudah, karena aku tidak perlu terlalu banyak mempertimbangkan
tindakanku.
Tapi Nokopara ini, jelas saja dia
selalu berada di dalam Organisasi Adventurer. Dia terus-terusan
mengawasi orang-orang yang melakukan hal-hal ilegal. Setelah dia
menemukan bukti, dia akan mulai mengancam korbannya, dan itu adalah
bisnis yang benar-benar menarik.
Kalau orang ini melaporkan kami, habis
sudah nasib kami sebagai adventurer. Tidak, kalau dia melakukan itu,
dia juga akan ketahuan karena telah melakukan sesuatu yang ilegal.
[Kalian pasti sudah mendapat banyak
uang kan? Hehe, kalian bisa kan membaginya denganku?]
[B, boleh aku tanya?]
Aku berpura-pura kehilangan
ketenanganku, sambil melanjutkan percakapan kami dengan tenang.
[Ah?]
[Tindakan kami bisa diklasifikasikan
sebagai jual beli pekerjaan, benar?]
[Benar, dan kalau ketahuan, kualifikasi
adventurer kalian akan dicabut dan kalian juga harus membayar denda,
kalian tidak mau itu kan?]
[Tidak, tidak.]
Tenang, tidak perlu merasa panik, aku
juga sudah mempertimbangkan situasi seperti ini.
Tidak masalah, untuk saat ini masih
belum ada masalah.
[B, bagaimanapun juga, aku tidak punya
uang sekarang, bolehkah Jalil dan aku melaporkan pekerjaan kami
terlebih dahulu?]
[Oh silahkan, tuanku~]
Ternyata orang ini bodoh.
Aku berjalan ke konter pegawai sambil
memikirkan itu.
[H, hey..... apa yang harus kita
lakukan, apa yang harus kita lakukan!]
[Tenang, santai saja.]
Aku menenangkan Jalil yang sedang panik
dan menyuruh Veskel untuk datang menghampiriku.
Setelah kami mendapatkan upah dari
pekerjaan yang kami selesaikan, kami akan membubarkan P-Hunter dan
menggabungkan Jalil dan Veskel ke dalam Dead End. Itu memang
merupakan solusi yang tidak ada artinya, dan aku tidak tahu seberapa
mendetil buku catatan yang dimiliki oleh Organisasi Adventurer.
Saat aku membalikkan badanku, aku
melihat status kemarahan Ruijerd sudah mencapai tingkat MAX,
sementara Nokopara berdiri tepat di hadapannya. Sekalipun kami
melanggar aturan, tampaknya metode pemerasan yang licik seperti ini
adalah sesuatu yang terlarang bagi seorang prajurit.
Pokoknya, aku mengirim sinyal untuk
menghentikan Ruijerd terlebih dahulu.
Eris tampaknya tidak memahami situasi
yang sedang terjadi saat ini, dan kalau dia mengerti, aku khawatir
orang yang akan menghajar Nokopara terlebih dahulu adalah Eris, dan
dia tidak akan menggunakan kepalan tangan, melainkan pedangnya.
[Oi, berikan jatahku untuk hari ini.]
Setelah berjalan mundur, Nokopara
kembali melingkarkan tangannya di sekitar pundakku dengan senyuman
lebar, dan saat Jalil hendak menyerahkan 2 Koin Besi sambil tersenyum
tegang, aku menggenggam tangannya terlebih dahulu.
[Sebelum itu, aku ingin menanyakan satu
hal kepadamu.]
[Tanya apa. Yang cepat, aku sedang
sibuk.]
Aku menarik nafas dalam-dalam di dalam
hatiku dan berdoa agar semuanya berakhir dengan sukses.
[Apa kamu punya bukti kalau kami
melakukan sesuatu yang ilegal?]
Nokopara mengecap bibirnya dengan penuh
amarah, dan bunyi kecapannya terdengar di seluruh bagian dari
bangunan Organisasi Adventurer.
***
Pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
Dead End, dipilih dari buku catatan organisasi. Para pegawai
Organisasi Adventurer tidak menanyakan alasannya. Sepertinya ini
bukan pertama kalinya bagi Nokopara untuk melakukan hal-hal seperti
ini.
Kami pergi mengunjungi rumah orang yang
pernah mengajukan permohonan di organisasi.
[Aku kasih saran ya buat kalian, jangan
bunuh aku di lorong-lorong kota, oke?]
Nokopara mengucapkan itu sembari
menatap Ruijerd dan Jalil.
Ruijerd mengeluarkan hawa membunuh yang
luar biasa, apa Nokopara tidak takut kepadanya?
Atau mungkin dia sudah terbiasa dengan
hawa membunuh seperti itu.
[Kalau aku mati, rekanku akan melapor
ke organisasi, dan aku berbeda dari kalian yang masih ranking C. Aku
adalah orang yang mampu naik ke ranking B.]
Kalimat yang terakhir itu sudah jelas
cuma sebuah gertakan. Nokopara juga tidak percaya kalau dirinya
sendiri mampu menang melawan 5 orang sendirian. Tidak peduli seberapa
banyak dia mencoba untuk memojokkan kami, dia juga tetap tidak ingin
mati.
Meski begitu, pemikiran yang dia miliki
itu terlalu dangkal. Kalau aku berada dalam posisinya,
setidak-tidaknya aku akan membawa 1 pengawal.
[Kita sampai, kita sampai.]
Rumah pertama.
Itu adalah rumah yang belum pernah aku
lihat sebelumnya. Setelah mengetuk pintu, seorang wanita tua yang
tampak keras kepala keluar dari dalam rumah. Dia memiliki hidung yang
mirip seperti paruh elang, dan mengenakan jubah berwarna hitam di
tubuhnya. Sepertinya ada aroma manis yang menyeruak dari bagian dalam
rumah, dan kemungkinan besar, dia sedang membuat permen Neruneruneru.
(http://m.youtube.com/watch?v=GO1YcNVNTy8)
Dia menunjukkan ekspresi curiga saat
melihat Nokopara, namun dia ganti menunjukkan senyum saat dia melihat
Veskel.
[Ara, bukannya ini Veskel? Kenapa kamu
membawa begitu banyak orang kemari? Ah, apakah mereka semua anggota
dari “Dead End Ruijerd”?]
Ruijerd menatap kami dengan terkejut.
Dia melihat si wanita tua tengah melirik ke arah Veskel.
[Hah!]
Nokopara tertawa.
[Nenek, anda telah ditipu. Orang-orang
ini bukan anggota dari Dead End.]
[Ah--?]
Si wanita tua itu membalas tatapan
Nokopara dan mendengus lewat hidungnya.
[Memang bagaimana caranya mereka
menipuku?]
[Bagaimana, huh.]
[Veskel membasmi semua serangga yang
ada di rumahku. Seperti yang aku harapkan dari ras Zumeba, sejak saat
itu, aku belum pernah melihat satu ekor pun serangga yang berkeliaran
di dalam rumahku.]
Sepertinya si nenek ini pernah dilayani
oleh Veskel. Kalau dipikir-pikir, bukannya Ruijerd pernah menyebutkan
tentang hal ini saat dia tengah memata-matai Veskel dengan mata
ketiganya?
[Selama kalian mengerjakan tugas kalian
dengan baik dan menyeluruh, aku tidak keberatan kok sekalipun kalian
adalah Dead End yang asli.]
Bukan hanya Nokopara yang terkejut,
Dead End yang asli sendiri pun juga tampak terkejut.
[T, tapi.]
[Aku tahu hidupku sudah tidak lama
lagi, dan kalau bisa, aku ingin bertemu dengan Dead End yang asli
sebelum aku meninggal.]
Kamu sudah ketemu dengannya, nek.
Kedua mata Nokopara terbuka lebar
karena terkejut, dan ia berbalik untuk menghadap Veskel.
[Veskel! Bajingan, keluarkan kartu
identifikasi adventurer milikmu!]
Veskel tampak sedikit kaget
mendengarnya, namun dia tersenyum lebar. Di tangannya, ada sebuah
kartu yang di permukaannya tertulis nama “Dead End”.
[Apa! B, brengsek, apa kalian main-main
denganku........!]
Terlambat, “P-Hunter” sudah tidak
ada lagi.
Kalau kamu memeriksanya, mungkin
informasi itu masih ada di dalam buku catatan organisasi, dan kalau
kamu menyelidikinya dengan lebih teliti, mungkin ada pelanggaran yang
tertulis di sana. Tapi sepertinya Nokopara tidak memikirkan itu.
[Sialan! Ke rumah berikutnya!]
Kami tidak kembali ke Organisasi
Adventurer.
Aku tersenyum congkak sambil mengikuti
Nokopara.
***
Setelah mencari beberapa orang yang
mengajukan permohonan, wajah Nokopara berubah dari hijau menjadi
merah.
[Bangsat, apa yang sebenarnya terjadi
di sini.]
Semua orang yang mengajukan permohonan
menganggap Jalil dan Veskel sebagai anggota dari “Dead End”. Dan
kartu adventurer mereka juga memiliki tulisan “Dead End”.
Ditambah lagi, saat kami mengunjungi
gadis kecil yang mengajukan permohonan pertama yang kami terima di
kota ini, dia memeluk kaki Ruijerd dengan riang gembira. Sungguh
reuni yang mengharukan.
[Nokopara-san, aku minta maaf, tapi
kalau kamu tidak memiliki bukti apapun, aku tidak bisa memberikan
uangnya kepadamu.]
[Bangsat!]
Kini situasinya telah berubah, dan kami
bisa melaporkan Nokopara karena telah mengganggu pekerjaan kami, atau
apa lah.
[He, he, he.]
Secara tidak sadar, aku mulai tertawa
seperti orang jahat.
Saat aku tertawa, kami tiba di tujuan
terakhir, yaitu “Paviliun Tapak Serigala”. Sepertinya Jalil dan
Veskel pernah kerja disini sebelumnya, dan mungkin akan sulit bagi
kami untuk menutupi rahasia kami bila ada seseorang yang mengenali
kami.
Tapi aku tidak ingat dengan apa yang
dikatakan oleh si pemohon. Yah, sama seperti sebelumnya, pasti ada
cara untuk mengatasi masalah yang mungkin akan muncul nantinya.
[Ini adalah pemohon terakhir.]
Ada dua orang yang keluar dari
“Paviliun Tapak Serigala”. Tubuhku langsung membeku saat
melihatnya.
Sialan.
Alarm yang ada di dalam pikiranku
berdering kencang.
Ini adalah situasi gawat darurat.
Ini adalah serangan dari udara.
Pesawat musuh berhasil menginvasi kita.
Situasi yang tidak terduga.
Ini dengan jelas menunjukkan kekurangan
dari pemikiranku, dan seberapa buruk kemampuan adaptasi yang dimiliki
otakku.
[Ah, Rudeus, kamu sudah kembali........
Terima kasih ya atas bantuannya kemarin. Omong-omong, ada apa, kok
kamu membawa begitu banyak orang?]
Kuruto menyapa kami dengan ekspresi
kelelahan.
Nokopara mungkin telah menyadari
kegelisahanku.
Atau mungkin dari awal dia sudah
merencanakan ini.
[Hey, orang yang menyelamatkan kamu
adalah “Dead End” bukan?]
Ah. Sialan. “Dead End” yang
sekarang memiliki ranking D, sedangkan P-Hunter mengambil pekerjaan
dengan ranking B. Itu artinya kami tidak bisa mengambil pekerjaan
itu, dan kalau ada orang yang menyelidikinya, rahasia kami akan
terkuak.
Sialan, ini benar-benar masalah.
Kuruto menatap ke arah ku dan Ruijerd,
sementara aku menggelengkan kepalaku dengan cepat untuk
menghentikannya.
(Bersikaplah sombong, mengakulah kalau
kalian tidak membutuhkan bantuan. Kalian mampu kembali dari tempat
yang berbahaya itu tanpa bantuan orang lain, iya kan?)
Aku memikirkan itu di dalam pikiranku.
Setidak-tidaknya, aku berharap agar Kuruto akan bersikap sombong dan
berkata [Ah masa, kok aku tidak tahu ya, tidak ada seorang pun yang
membantu kami] dan membantah Nokopara.
Kuruto, melihatku menggelengkan kepala,
mengangguk dengan tegas.
[Tentu saja, sebelumnya aku tidak
pernah melihat orang sekuat itu.]
Oh demi Tuhan.......orang ini
benar-benar jujur~!
Kuruto menjelaskan seberapa kuatnya
kami, mengatakan bahwa kami mengubur Executioner dan Almond Anaconda,
dengan meniru gerakan tubuh kami dan nada bicara seperti pembaca
dongeng profesional.
Rudeus-san itu benar-benar luar biasa.
Sekalipun Executioner itu cukup kuat
untuk membuat orang merasa takut, tapi seharusnya dia tidak bertarung
melawan Dead End.
Apa kamu tahu apa yang terjadi
kepadanya saat dia berduel dengan Rudeus?
Insta-KILL!
Serius, Executioner itu hancur dalam
sekali serang.
Ruijerd-san juga, kekuatannya
benar-benar tidak masuk akal.
Dia menari disana sini, dan BAM, semua
anacondanya mati!
Hanya dengan memikirkan itu saja mampu
membuatku merinding!
Nokopara mendengarkan ceritanya sambil
mengatakan, hoh, hoh, begitukah, hmm, hmm, itu benar-benar luar
biasa, sambil tersenyum lebat. Dan kemudian.
[Aneh~~ Oi, orang yang mengambil
pekerjaan di dalam kota, kenapa kalian pergi ke Hutan Petrifikasi
untuk menyelamatkan orang lain?]
[Bukan, itu, anu, kami dengan
Jalil......]
[Seharian kemarin Jalil dan Veskel
tinggal di dalam kota kan?]
Rahasia kami sudah tidak bisa
ditutup-tutupi lagi, Nokopara pasti punya cara untuk benar-benar
menyudutkan kami.
Tenang! Pasti ada jalan keluar, cepat
pikirkan itu, pertama-tama, aku punya 3 pilihan. Bagus sekali, aku
sudah memikirkan itu.
1.Bunuh Nokopara.
Kalau benar dia punya rekan, maka
pilihan ini akan mengarah ke akhir yang buruk. Tapi mungkin saja ini
akan mengarah ke akhir yang bagus. Ini benar-benar bergantung kepada
keberuntungan kami.
Ini adalah rencana yang buruk.
2.Salahkan Jalil dan Veskel.
Kami adalah pemula. Mereka adalah
veteran.
Kalau kami bersikeras bahwa kami telah
ditipu dan diperlakukan seperti tawanan, mungkin itu akan berhasil.
Tapi kami akan kehilangan kepercayaan
Ruijerd. Kami tidak boleh mengkhianati rekan kami.
Ini adalah rencana yang buruk.
3.Serahkan saja uangnya, pikir
belakangan.
Ini hanya bergantung kepada
keberuntungan kami, dan sekalipun kami bisa dengan cepat menemukan
solusinya di kemudian hari nanti, Nokopara sudah tentu akan
mengetahui kekuatan tempur yang kami miliki.
Agar kami tidak bisa kabur dari dirinya
atau kota, mungkin dia akan memasang jebakan 2 lapis, atau bahkan 3
lapis.
Ini adalah rencana yang buruk.
Gawat. Semua rencana yang kumiliki
adalah rencana yang buruk.
Ide-ide itu sama parahnya dengan
gumaman orang yang sedang tidur.
Apa yang harus aku lakukan?
Pilihan yang paling mudah adalah 2,
tapi ini mungkin adalah langkah yang paling buruk. Kalau kami
menggunakan itu, maka kami tidak akan memiliki langkah selanjutnya.
Mengkhianati mereka berarti menghilangkan kepercayaan Ruijerd, dan
Ruijerd tidak akan pernah mempercayaiku lagi. Jangan sampai gunakan
pilihan 2.
Pilihan 1 itu mustahil. Tidak ada
artinya bila kami melakukan itu, dan kami juga akan membuat semua
usaha yang telah kami kerahkan sejauh ini menjadi sia-sia. Sekalipun
tempat ini adalah Demon Continent yang ganas, dimana membunuh
seseorang bukanlah sesuatu yang layak untuk dibesar-besarkan, tapi
bila kami membunuh seseorang disini, di masa depan nanti kami juga
akan mengulangi hal yang sama bila kami kembali terjerat dalam
masalah.
Aku tidak mau berjalan di jalan yang
penuh dengan darah.
Aku tidak memiliki determinasi seperti
itu.
Pilihan 3 tambah parah lagi. Memberikan
uang kami kepada si bajingan itu, berarti kami mengakui bahwa kami
telah melakukan sesuatu yang ilegal. Itu adalah sesuatu yang harus
kami jauhi sebisa mungkin. Dan saat kami diancam, mungkin daftar
kejahatan yang kami lakukan akan semakin meningkat. Dan kami akan
dipaksa untuk melaksanakan tugas yang semakin tidak masuk akal.
Kalau itu aku, aku akan minta dilayani
oleh Eris.
Kalau itu terjadi, ujung-ujungnya kami
akan membunuh Nokopara.
Itu tidak benar, jadi satu-satunya
pilihan yang tersisa adalah pilihan 3? Tidak, tidak, kalau aku
memilih pilihan 3, sekalian saja aku memilih pilihan 1.
Satu-satunya pilihanku adalah untuk
membunuh Nokopara dan rekan-rekannya?
Bisakah aku melakukan itu.......
Apa benar itu satu-satunya pilihan yang
tersedia........?
Aku, akan membunuh seseorang?
Bagaimana dengan rekan Nokopara yang
ada di luar sana? Suruh Ruijerd untuk mencari mereka? Bagaimana?
Sekalipun itu adalah Ruijerd, kalau kami tidak tahu siapa yang
sebenarnya kami cari, kami mungkin tidak akan bisa menemukan mereka.
Haruskah kami berhenti menjadi seorang
adventurer? Sekalipun kami tidak memiliki kualifikasi, kami masih
tetap bisa bertahan hidup. Aku tetap mengetahui cara untuk menghemat
uang di benua ini.
Tidak, kalau aku memilih itu, bagaimana
dengan Jalil dan Veskel? Kalau ada yang menyelidiki, insiden
penculikan hewan peliharaan mungkin akan ketahuan. Kami sudah
mendapatkan cukup banyak uang yang bisa digunakan untuk pergi
meninggalkan kota ini, tapi mereka berdua itu berbeda. Mereka tinggal
di dalam kota ini, dan kalau ada orang yang tahu bahwa mereka
menculik hewan peliharaan, mereka pasti akan diusir dari kota, iya
kan? Mereka tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk hidup di alam
liar, jadi pada akhirnya, itu sama saja dengan mengkhianati mereka
kan?
Bagaimana kalau kami membantu mereka
bila mereka diusir dari kota?
Mustahil. Kami sendiri saja sudah
dipojokkan. Kami tidak bisa melakukan itu.
Tidak, sekarang setelah situasinya
berakhir seperti ini, aku harus memiliki determinasi untuk berjalan
melalui jalan yang penuh dengan darah.
Coba pikirkan kembali tujuanku.
Tujuanku adalah untuk mengantar Eris pulang. Demi Eris, sekalipun itu
adalah Ruijerd atau Jalil atau Veskel, aku akan mengkhianati
semuanya. Sekalipun Eris membenciku, aku rela. Sekalipun aku tidak
bisa menghadap Paul atau Roxy, aku rela!
Aku akan menggunakan sihir air tingkat
Saint untuk membanjiri kota ini. Ditengah-tengah kekacauan, aku akan
membawa Eris dan melarikan diri dari kota ini, dan berhenti menjadi
adventurer. Sekalipun aku harus melakukan segala macam hal buruk, aku
akan tetap mengantarkan Eris dengan selamat sampai di rumah.
Sudah kuputuskan, aku akan melakukan
ini.
***
Setelah meneguhkan hatiku, aku
mengumpulkan Mana ke dalam tanganku, saat aku tiba-tiba menyadari
perubahan ekspresi wajah Nokopara.
[Hey....... Ah.....]
Wajah si kepala kuda itu mendadak
berubah pucat, dan kedua kakinya gemetaran.
Dia tidak melihat kearah ku, tapi apa
yang ada di belakangku. Aku menoleh ke belakang dan melihat figur
seorang Ruijerd. Tubuhnya basah kuyup, dan vas bunga yang terletak di
samping jendela penginapan tampak tergeletak di sampingnya.
[R, Ruijerd-san?]
Dalam penglihatanku, tampak sesuatu
berwarna hijau zamrud berkilauan.
Warna biru yang ada di rambut Ruijerd
telah luntur terkena air dari vas bunga, dan digantikan dengan rambut
berwarna hijau zamrud berkilauan.
Ruijerd telah melepas ikat kepala dan
kerudung yang menutupi dahinya.
Batu sihir berwarna merah yang ada di
dahinya pun terlihat.
Dengan ekspresi yang penuh dengan
amarah dan hawa membunuh, sang Iblis pun muncul.
[Su, su, su, Supard......]
Nokopara terjatuh hingga menindih
bokongnya.
[Namaku adalah Dead End, Ruijerd
Supardia. Karena identitasku sudah ketahuan, mau bagaimana lagi. Aku
akan membunuh semuanya yang ada di sini.]
Dengan akting yang parah, dia
mengucapkan itu dengan datar.
Tapi, hawa membunuh yang dia pancarkan
itu bukan main-main.
[Kyaaaaaaa!]
Seseorang berteriak.
Perempuan, laki-laki, dan orang tua,
semuanya menghentikan apapun yang sedang mereka lakukan, kemudian
berteriak dan melarikan diri ke segala tempat.
Di tengah kekacauan, Jalil adalah orang
pertama yang mengkhianati kami, berteriak, [Aku diancam! Ini tidak
ada hubungannya denganku! Kami bukan rekan!], dan melarikan diri
bersama Veskel.
Di tengah kekacauan, Kuruto tidak bisa
menggerakkan tubuhnya karena merasa ketakutan. Dia mengingat saat dia
berbicara dengan tidak sopan kepada Ruijerd, kemudian wajahnya
berubah menjadi pucat pasi, dan mengompol di lantai.
Aku sama sekali tidak bisa memahami
itu, kenapa semua orang merasa begitu ketakutan, hanya karena warna
rambut Ruijerd berubah?
Dan juga, bukannya kalian tidak
merasakan apa-apa barusan? Kuruto juga, barusan kamu memuji Ruijerd,
dan ingin menjadi sepertinya. Bukannya barusan kamu menatap Ruijerd
dengan penuh hormat?
Lalu, kenapa semua orang menjadi takut
hanya karena melihat warna rambut di kepala Ruijerd?
Melihat Eris, tentu dia tidak memahami
situasi yang sedang terjadi saat ini. Dia tampak benar-benar tenang,
sambil menunjukkan pose tubuhnya yang biasa dia tunjukkan. Dia hanya
mengamati situasi yang sedang terjadi dengan kedua matanya yang
terbuka lebar, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Dia benar-benar tenang.
Ada beberapa orang di sekitar kami yang
melarikan diri, beberapa dari mereka jatuh lemas di lantai, beberapa
dari mereka juga ada yang menghunuskan pedang mereka dengan kedua
kaki mereka yang gemetaran.
Ada segala jenis orang disini, dan
semuanya merasa takut.
Sosok “Dead End”. Hanya itu.
Hanya dengan merubah warna rambut,
orang-orang bisa merasa ketakutan sampai seperti ini. Ini adalah
situasi dimana hati semua orang dicengkeram oleh rasa takut.
Hah. Aku jadi ingin tertawa. Apa yang
telah aku lakukan selama ini? Hanya dengan melihat rambutnya saja,
situasinya bisa menjadi kacau seperti ini. Apa gunanya semua usaha
yang telah aku kerahkan hingga saat ini?
Cara berpikirku itu benar-benar bodoh.
Hanya karena Eris bisa menerima Ruijerd, ras Migurd juga bisa
menerima Ruijerd, maka semua orang juga bisa menerima Ruijerd?
Sia-sia.
Reputasi buruk yang dimiliki ras Supard
ini bukan soal reputasi belaka.
Mereka adalah simbol dari rasa takut.
Bagaimana caranya aku bisa mengubah
ini?
Percuma. Tidak ada harapan.
Itu tidak bisa dilakukan.
[….......]
Di tengah-tengah suara jeritan dan
teriakan orang-orang, Ruijerd berjalan menghampiri Nokopara.
[Hey, bajingan....... Namamu Nokopara,
benar?]
Ruijerd meraih kerah baju Nokopara dan
dengan mudah mengangkat tubuhnya, yang sebenarnya kelihatan lumayan
berat.
[Ruijerd-san! Kamu tidak boleh
membunuhnya!]
Aku masih berusaha untuk menghentikan
Ruijerd, sekalipun situasinya sudah berubah menjadi seperti ini.
Kamu tidak boleh membunuhnya. Kalau
kamu membunuh seseorang dalam situasi seperti ini, kamu akan melukai
dan menodai nama Dead End, yang tidak akan bisa kamu sembuhkan hingga
ajal menjemputmu.
Tapi bukannya situasi saat ini sudah
berada pada titik puncaknya?
Sekarang, sudah terlambat bagiku untuk
berusaha meyakinkan Ruijerd.
Cukup sudah.
Bunuh dia, Ber-ser-KER! (lol, ilya?)
[M..... maaf..... aku...... aku tidak
mengira kalau kamu itu adalah Dead End yang asli! A...... ampuni aku!
Tolong jangan bunuh aku! Aku mohon!]
[….....]
Ruijerd yang marah.
Nokopara yang gemetar ketakutan.
“Hey, apa yang terjadi?”
Eris tiba-tiba bertanya padaku, dan aku
dengan tenang menjawab.
“Situasi yang paling buruk telah
terjadi.”
“Lakukan sesuatu!”
“Maaf, aku tidak bisa melakukan
apa-apa.”
“Kalau kamu saja tidak bisa melakukan
apa-apa, berarti kita memang tidak bisa melakukan apa-apa!”
Eris dengan mudahnya menyerah. Aku juga
sudah menyerah. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.
Ini semua salahku. Aku pikir aku bisa
menyelesaikan semua masalah, sekalipun identitas Ruijerd ketahuan
oleh orang lain. Dengan pemikiran yang dangkal, aku pikir semuanya
akan baik-baik saja, tidak peduli dengan hal seperti apapun yang
terjadi kepada kami.
Pada akhirnya, semuanya hancur
berkeping-keping.
Kini setelah situasinya berubah menjadi
seperti ini, aku hanya bisa menjalankan rencanaku yang asli, anggap
semua ini seperti tidak pernah terjadi, gunakan sihir air tingkat
Saint, dan bereskan semuanya.
Bercanda doang kok. Ha, ha, ha.
[T..... Tolong aku...... aku.... aku
punya 7 anak kelaparan yang usianya baru 3 tahun!]
Cara berpikir Nokopara menjadi kacau.
Bagaimanapun caramu melihatnya, sudah jelas kalau yang keluar dari
mulutnya itu hanya omong kosong. Kalau aku berada dalam posisinya
sekarang, aku akan mencari alasan yang lebih baik.
[….......Aku akan pergi meninggalkan
kota ini. Jadi lebih baik kamu melupakan semua hal yang sudah terjadi
di sini.]
Tapi Ruijerd memaafkannya. Sudah
kuduga, membawa topik tentang anak-anak itu sangat efektif.
[T..... t....... te, terima kasih.]
Ekspresi wajah Nokopara tampak dengan
jelas mengatakan “aku selamat”, namun langsung mengejang saat dia
mendengar kalimat selanjutnya yang diucapkan oleh Ruijerd.
[Tapi, kalau kamu coba-coba mencabut
kualifikasi adventurer kami saat kami tiba di kota berikutnya.]
Ruijerd menggunakan ujung tombaknya
untuk menebas wajah Nokopara.
Celana Nokopara langsung menjadi basah,
dan area yang berada di dekat pantatnya tampak menggelembung dengan cepat.
[Jangan pikir kalau aku tidak bisa
masuk ke dalam kota ini....... paham?]
Nokopara mengangguk dengan sekuat
tenaga, dan Ruijerd melepaskan cengkramannya.
Nokopara jatuh ke lantai dengan bunyi
“jebret” yang menjijikkan di celananya.
***
Pada akhirnya, Ruijerd pergi
meninggalkan kota, dengan menanggung semua kesalahan kami di
pundaknya.
Itu kelewatan.
Ruijerd meninggalkan kami di dalam
kota. Para penjaga datang untuk menanyakan situasi, dan aku
bersikeras kalau ini bukanlah salahnya Ruijerd, tapi mereka membuat
kesimpulan sendiri, bahwa kami adalah anak-anak yang menerima paksaan
dari Ruijerd.
Ruijerd telah membuat rencana jahat,
dan kami dimanfaatkan olehnya. Mereka tidak yakin soal isi dari
rencana tersebut, tapi intinya, mereka mencapai kesimpulan bahwa
mereka telah berhasil menghindari situasi yang terburuk.
Orang-orang yang mengelilingi kami
tampak memandang kami dengan tatapan simpati, tatapan yang menganggap
kami sebagai anak-anak yang tidak tahu apa-apa dan dimanfaatkan oleh
Ruijerd.
Ini membuatku marah. Memang apa
salahnya Ruijerd? Semuanya adalah hasil dari tindakanku kan? Semua
hasil yang muncul ini diciptakan oleh kedua tanganku sendiri kan?
Kami kembali ke penginapan dan segera
mengemasi barang-barang kami, kemudian pergi dengan membawa sisa-sisa
perlengkapan yang kami miliki.
Kalau kami tidak buru-buru, mungkin
Ruijerd akan pergi. Pokoknya, kami tidak bisa tinggal di kota ini
lagi.
Nokopara masih hidup, dan dia bilang
kalau dia punya rekan. Dan bagaimanapun juga, kami memang telah
melakukan sesuatu yang ilegal. Kalau ketegangan di kota ini mulai
menurun, Ruijerd tidak akan bisa membantu kami lagi.
[Anu, Rudeus......]
Kuruto memanggilku saat kami berjalan
keluar dari penginapan. Ekspresi wajahnya tampak bingung, rasanya
seperti dia tidak memiliki ide soal apa yang ingin dia bicarakan.
[Kenapa, kamu bersama dengan itu?]
[Apa maksudmu dengan “itu”, coba
pikir lagi, siapa yang menyelamatkanmu di Hutan Petrifikasi? Kamu
bahkan sampai ngompol gara-gara ketakutan, bagaimana kamu bisa jadi
terkenal coba?]
[Bukan....... itu....... maaf......]
Jangan, aku tidak boleh marah
kepadanya. Orang ini telah membicarakan hal-hal yang baik tentang
kami.
[Maaf, Kuruto. Aku kelewatan.]
[Tidak apa-apa. Aku memang ngompol
tadi.]
Kuruto ini benar-benar orang yang baik.
Eris menyembunyikan kedua tangannya di
balik punggungnya sambil melotot ke arah Kuruto.
[Kuruto, aku punya sebuah permintaan,
dan aku akan menganggapnya sebagai pembayaran untuk menyelamatkan
dirimu.]
[Silahkan.]
Kuruto mengangguk dengan
sungguh-sungguh.
[Ruijerd bukanlah orang yang jahat. Ada
sesuatu yang terjadi di masa lalu yang menyebabkan orang-orang
menjadi takut kepadanya, tapi dia adalah orang yang baik. Setelah
kami meninggalkan kota ini, tolong sebarkan itu.]
[Ah, baik. Aku mengerti, dia adalah
orang yang menyelamatkan hidupku.]
***
Setelah sampai di Organisasi
Adventurer, kami mengeluarkan Jalil dan Veskel dari “Dead End”,
dan pada waktu yang sama, meminta tolong kepada si pegawai untuk
menyampaikan pesan kami kepada mereka.
[Karena situasinya telah berubah
menjadi seperti ini, terima kasih karena telah membantu kami. “Dia”
juga berterima kasih kepada kalian. Tolong beritahukan ini kepada
mereka.]
Mereka mengkhianati kami di saat-saat
terakhir, tapi itu adalah sesuatu yang harus dimaklumi. Dengan
situasi seperti ini, satu-satunya cara agar mereka bisa hidup dengan
aman adalah dengan melakukan ini. Pada akhirnya, kami memang telah
menerima banyak bantuan dari mereka.
Di jalan menuju gerbang kota, aku
membeli seekor reptil yang mirip seperti kadal, yang khusus digunakan
sebagai metode transportasi.
Itu adalah kadal yang menawan dengan 6
kaki dan sepasang mata yang tajam. Kadal ini biasa digunakan untuk
menarik gerbong kereta di Demon Continent. Kadal ini mampu dengan
mudah menahan beban 2 orang dewasa, dan memiliki harga 10 Koin Batu,
yang mana sekitar setengah dari total kekayaan yang kami miliki
sekarang.
Tapi kami sudah memutuskan untuk
membeli kadal ini sebelum kami pergi meninggalkan kota.
Kami sudah pernah mendengar soal
perbedaan antara mengendarai atau tidak mengendarai kadal ini saat
melakukan perjalanan di Demon Continent. Setelah mempelajari cara
untuk mengatur si kadal dari si penjual, kami mengemas perlengkapan
kami di tubuh si kadal dan pergi mengendarainya keluar kota.
Ada banyak prajurit yang tengah
berkumpul di gerbang kota. Mungkin mereka berencana untuk pergi
keluar dari kawah untuk menghabisi Ruijerd.
Diantara para prajurit tersebut, ada si
kepala kadal dan kepala babi yang tampak familiar. Wajah mereka
tampak pucat dan bersemangat pada waktu yang sama.
Setelah menyapa mereka, kami menerima
peringatan [“Dead End” baru saja keluar dari kota], dan kami
harus berhati-hati.
Setelah itu, mereka bilang kalau Dead
End adalah iblis yang telah merencanakan sesuatu di dalam kota.
Sudah jelas mereka belum pernah bertemu
dengan Ruijerd, tapi mereka langsung menganggapnya sebagai orang yang
jahat.
[Kalian tahu, orang itu sudah
menjelajahi kota ini selama 2 bulan, dan tidak ada bencana yang
terjadi.]
Aku tak bisa menahan diriku dan
mengatakan itu.
Ekspresi para penjaga tampak seperti
mengatakan [Ha?].
Aku melotot kepada mereka berdua,
mendengus, dan berjalan keluar dari kota.
Hatiku terasa seperti disayat-sayat
oleh kata-kata mereka.
***
Kami perlu menemui Ruijerd lagi.
Seharusnya dia berada di dekat, nah, dia pasti ada di dekat sini.
Kalau memang harga dirinya sebagai
prajurit itu nyata, seharusnya dia tidak akan mengabaikan kami......
bukan, seharusnya dia tidak akan mengabaikan Eris.
[Disini rasanya sudah cukup.]
Kami berjalan hingga kami tidak lagi
bisa melihat kota, dan aku meluncurkan kembang api ke arah langit
dengan menggunakan sihir.
Suaranya mengaum melalui udara, hawa
panasnya tersebar dengan bergelombang, dan cahayanya terpancar
kemana-mana.
Setelah beberapa saat berlalu, Ruijerd
masih belum muncul.
[Eris, tolong panggil Ruijerd.]
Eris memanggil Ruijerd dengan suaranya
yang lantang.
Beberapa saat kemudian, sekelompok Pack
Coyote muncul. Aku yang merasa frustasi melampiaskan kejengkelanku
kepada mereka. Batu-batu besar yang ada di sekeliling kami berubah
menjadi debu, dan kini area yang ada di sekeliling kami menjadi
datar.
Para Pack Coyote kini berubah menjadi
onggokan daging, dan mungkin mereka akan berubah menjadi zombie.
Hmph, peduli amat.
Lagipula, orang-orang yang
menjengkelkan itu ada di dalam kota.
[Lihat, itu Ruijerd.]
Setelah pertempuran selesai, kami
melihat sosok Ruijerd.
Dia menunjukkan ekspresi yang tidak
nyaman.
Tolong jangan tunjukkan ekspresi
seperti itu.
[Kenapa kamu tidak muncul saat kami
memanggilmu? Apakah kamu berencana untuk meninggalkan kami tanpa
mengucapkan sepatah kata pun?]
Tapi apa yang keluar dari mulutku
adalah tuduhan.
Sekalipun aku tidak merencanakan itu.
[Maaf.]
Kalimat pertama yang dia ucapkan adalah
permohonan maaf, dan aku merasa kalau tidak ada tempat yang bisa aku
gunakan untuk mundur.
Bagaimanapun caraku memikirkan itu, ini
semua adalah salahku. Dengan sombongnya, aku memaksa Jalil dan Veskel
agar mereka mau menjadi rekan kami, dan merasa yakin bahwa aku mampu
mendapatkan perkembangan yang bagus dengan hanya menggunakan metode
yang sederhana.
Pada akhirnya, saat tindakan buruk kami
terungkap, aku masih tetap yakin bahwa entah bagaimana, kami pasti
akan bisa menghindar dari masalah tersebut. Kami dipojokkan oleh
lawan, dan di akhir semuanya, Ruijerd harus menanggung semua masalah
yang aku ciptakan.
Kalau Ruijerd tidak memilih untuk
menanggung semua kesalahanku, mungkin kami masih bisa tinggal dan
mengambil pekerjaan di kota itu.
Tidak, Nokopara itu seseorang yang
sudah ahli dalam melakukan hal-hal seperti itu. Sekalipun tanpa
Kuruto dan lainnya, kami mungkin masih akan tetap dipojokkan olehnya.
[Kenapa kamu meminta maaf? Harusnya
yang meminta maaf itu aku.]
Aku tidak bisa lagi menahan perasaan
bersalah ini.
[Tidak, kamu sudah melakukan semuanya
yang harus kamu lakukan.]
[Tapi-]
[Sebuah rencana, selalu ditemani oleh
kegagalan. Kamu menghabiskan waktumu di siang dan malam hari untuk
memikirkan semuanya. Aku tahu itu.]
Ruijerd tersenyum dan meletakkan
tangannya di atas kepalaku.
[Sebenarnya, aku tidak tahu dengan apa
yang kamu pikirkan. Sampai sekarang, aku selalu mengira kalau kamu
terus merencanakan sesuatu yang buruk, jadi ada banyak waktu dimana
aku tidak bisa menahan diriku.]
Ruijerd melirik ke arah Eris,
mengangguk, dan lanjut bicara.
[Ada sesuatu yang ingin kamu lindungi,
dan kamu rela melakukan apapun untuk melindungi sesuatu tersebut.
Barusan, kamu menunjukkan determinasimu kepadaku saat kamu hendak
membunuh si bajingan itu.]
Barusan, ah, waktu aku hendak
membanjiri kota.
[Kamu, yang memiliki sesuatu untuk
dilindungi, adalah seorang prajurit.]
Dia bilang aku adalah seorang prajurit.
Air mataku hampir keluar saat aku
mendengarnya mengucapkan itu.
Aku bukanlah orang sehebat itu. Aku,
tanpa kenal malu, membuat rencana-rencana licik untuk mencari uang,
selalu memikirkan untung rugi, dan bahkan mempertimbangkan untuk
meninggalkan Ruijerd.
Untuk meninggalkan rekan yang sangat
bisa diandalkan di saat-saat terakhir.
[Ruijerd-san, aku...... bukan,
aku.....]
Ucapanku yang tulus. Ucapanku sendiri.
Aku berhenti menggunakan bahasa formal,
dan akan melontarkan ucapan yang berasal dari dalam hatiku –
Tapi aku tidak mengerti, apa yang harus
aku katakan?
[Cukup.]
Ruijerd memotong pikiranku.
[Kamu tidak perlu memikirkan aku.]
[Eh?]
[Jangan khawatir. Sekalipun aku tidak
bisa memperbaiki reputasiku, aku akan tetap melindungi kalian.
Percayalah padaku. Bukan, mohon berikan kepercayaanmu kepadaku.]
Aku percaya padamu.
Aku yakin padamu.
Ruijerd bilang, aku tidak perlu
berusaha untuk memperbaiki reputasinya.
Aku paham, memperbaiki reputasi Ruijerd
memang merupakan hal yang sulit. Dan bila kami memiliki 2 tujuan yang
berbeda, tindakan kami akan menjadi tidak jelas dan tidak logis.
Belakangan ini aku terus menerima
banyak tekanan, dan ada banyak hal yang tidak aku pertimbangkan. Itu
adalah rencana-rencana yang bisa aku pikirkan, namun hasil
terakhirnya adalah kegagalan yang terjadi hari ini.
Karena itulah, aku tidak perlu
melakukan itu.
Tapi ini bukanlah sesuatu yang bisa aku
setujui begitu saja.
Aku sudah menyaksikan pemandangan
tersebut. Kalau mereka tidak ketakutan separah itu, mungkin mereka
akan mengambil bebatuan dan melemparkannya ke arah kami.
Tapi aku tidak bisa mengucapkan sesuatu
seperti, oh jadi begitu, kalau begitu tolong tunggu kami di luar kota
selanjutnya.
[Tidak, aku harus membersihkan reputasi
buruk Ruijerd-san.]
Aku harus memperbaharui determinasiku.
Setidak-tidaknya, ijinkan aku membayar
kebaikanmu.
[Kamu itu benar-benar keras kepala ya.
Apa memang sekecil itu rasa kepercayaanmu kepadaku?]
[Aku percaya padamu. Karena itulah aku
akan membalas kebaikanmu.]
Sehubungan denganku, aku pernah di
bully di masa lalu. Aku sudah pernah menderita karena dibenci oleh
orang lain, yang membuatku hidup di dalam dunia yang sepi selama
belasan tahun, tanpa ditemani oleh siapapun.
Kalau Roxy tidak membawaku keluar dari
halaman rumahku, aku tidak akan bertemu dengan Sylphy dan Eris.
Kasusnya Ruijerd berbeda dengan
kasusku. Skalanya benar-benar berbeda. Aku memahami itu.
Tapi itu tidak boleh dijadikan alasan
untuk mengabaikan dirinya.
Aku tidak bisa menjadi seperti Roxy,
yang walaupun ia sendiri tidak menyadarinya, tapi mampu mencapai
hasil yang diidamkan; satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah
merangkak melalui tumpukan kegagalan yang aku ciptakan.
Mungkin Ruijerd akan merasa terganggu
oleh sikapku, dan pada akhirnya kami akan menemui kegagalan seperti
ini lagi, atau mungkin sikapku akan bisa membantu Ruijerd.
Tapi, melakukan sesuatu, selalu lebih
baik daripada tidak melakukan apa-apa.
[…... Kamu itu benar-benar keras
kepala.]
[Masih belum separah Ruijerd-san.]
[Hah. Kalau begitu, mohon
bimbingannya.]
Ruijerd tersemyum kecut, dan
mengangguk.
Entah kenapa, aku merasa kalau sekarang
aku telah benar-benar menjalin ikatan kepercayaan dengan Ruijerd.
***
Keesokan paginya.
Setelah bangun tidur, aku melihat
kepala Ruijerd menjadi gundul.
Aku tercengang.
Atau mungkin lebih tepat kalau
dibilang, aku merasa takut?
Dipasangkan dengan luka yang ada di
wajahnya, dia benar-benar tampak seperti Yakuza.
[Setelah insiden ini, aku paham kalau
orang-orang merasa takut saat melihat rambutku.]
Sepertinya dia telah menetapkan
resolusinya.
Dalam akal sehat yang aku miliki,
mencukur rambut merepresentasikan tekad yang dimiliki oleh seseorang.
Di dunia ini, akal sehat seperti itu
tidak ada.
Tapi sekalipun itu tidak ada......
Aku merasa kalau aku juga perlu
mencukur rambutku, untuk menunjukkan bahwa aku telah merenungkan
tindakanku.
Karena Ruijerd sudah melakukan itu,
haruskah aku juga menggundul kepalaku?
Tidak, tapi...... tapi......
[Hey, Eris. Haruskah aku menggundul
kepalaku juga?]
[Jangan, aku kan, suka sama rambutnya
Rudeus.]
Aku menggunakan Eris sebagai tempat
perlindungan.
Melihat diriku yang tidak berguna ini,
aku hanya bisa tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar