Sabtu, 31 Januari 2015

Mushoku Tensei 33

[Web Novel 33] Awal Perjalanan

Demon Continent.

Kalau di kehidupanku yang dulu, aku pasti akan mengira kalau itu adalah bahasa gaulnya Dunia Iblis.
Dimana demon lord (raja iblis) berkuasa,
desa-desa kecil yang dihuni para iblis,
sebuah kuil kecil milik suku yang terlupakan,
dimana iblis-iblis kuat tersebar dimana-mana.
Itulah dunia iblis yang aku ketahui.

Namun, di dunia ini berbeda.
Pertama-tama, tidak ada demon lord yang menguasai benua ini.
Tapi bukan berarti tidak ada yang namanya demon lord di dunia ini.
Saat ini, ada sekitar 30 demon lord.
Dan masing-masing memiliki wilayah kekuasaan sendiri-sendiri.

Tapi demon lord itu hanya sebuah gelar bagi mereka yang bersikap seenaknya sendiri.
Ada juga demon lord yang memiliki pasukan khusus.
Tapi sebenarnya, mereka hanyalah prajurit dengan kekuatan spesial dan nama yang keren.
Unit Spesial di kota Rikarisu juga merupakan salah satu dari mereka.


Orang-orang yang tergabung dalam unit spesial tersebut sebenarnya sangat mirip dengan adventurer.
Mereka juga menghabisi monster,
Mereka juga menangkap kriminal di dalam kota,
Dan mereka juga menjaga kota yang mereka huni.
Sebenarnya, mereka lebih mirip seperti panitia darurat.

Aku tidak tahu seperti apa hubungan yang dimiliki antara panitia darurat dan seorang demon lord.
Apakah demon lord yang memberi mereka nama,
ataukah panitia darurat tersebut hanya mencomot nama tanpa ijin dari demon lord yang berkuasa.

Kalau seorang demon lord memiliki niat untuk memulai peperangan, panitia darurat itu akan menjadi pasukan dibawah pimpinan demon lord.
Aku penasaran, apakah mereka menjalin kesepakatan tertentu dengan demon lord.

Saat ini, tidak ada demon lord yang mencoba untuk memulai peperangan, jadi bisa dibilang sekarang situasinya sedang damai.
Tapi itu hanya berlaku di dalam wilayah-wilayah yang dikuasai oleh demon lord.
Kebanyakan area di Demon Continent tidak memiliki hukum.

Dengan kata lain, area di sekitar Souther* Cross dan Holy Empe*or's Cross Mausoleum tengah berada dalam kondisi damai, tapi jalur diantara keduanya dikuasai oleh preman berambut mohawk. (Hokuto no Ken ref.)

Omong-omong, demon lord yang menguasai kota Rikarisu bernama “Badigadi”.
Memiliki 6 tangan, kulit hitam, dan tubuh yang penuh dengan otot.
Saat ini keberadaannya tidak diketahui, karena dia sedang berkeliaran entah kemana.
Makna sesungguhnya dari kebebasan.

***

Demon Continent dipenuhi oleh Magical Creature yang kuat.
Di Organisasi Adventurer, pekerjaan untuk membereskan monster-monster seperti itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah mencapai ranking C atau lebih.
Dengan kata lain, seperti ini:
Di benua ini, hanya ada monster dengan ranking C ke atas.
Stone Treant lebih mendekati ranking D sih.

Pada dasarnya, ras demon lebih kuat daripada ras manusia.
Ditambah lagi, dengan karakteristik khusus yang dimiliki masing-masing ras, mereka sangat ahli dalam peperangan antar ras.

Ada tembok besar yang memisahkan ranking C dan B.
Untuk ranking B, masing-masing benua memiliki tingkat kecakapan yang berbeda-beda.
Ada juga orang yang tidak mau meningkatkan ranking mereka menjadi B, seperti Nokopara dan Jalil.

Kalau dipikir seperti itu, maka bisa dibilang kalau Ruijerd itu benar-benar tidak normal.
Dia sesumbar kalau dirinya mampu mengalahkan Magical Beast dengan ranking A sendirian.
Memang pada dasarnya, ada perbedaan besar antara kekuatan yang dia miliki dengan kekuatan 6 atau 7 adventurer dengan ranking B yang bekerja sama.

Sebutan yang dia miliki, “Dead End”, memang bukan cuma omong kosong.
Mendapatkan kepercayaan dari orang seperti itu, aku benar-benar merasa bahagia.

***

Sejak kami pergi meninggalkan kota Rikarisu, 3 hari telah berlalu.
Mungkin karena aku merasa lega setelah mendapatkan kepercayaan Ruijerd, belakangan ini nafsu makanku meningkat.

Meski begitu, makanan yang kami makan sebenarnya tidak terlalu enak.
Karena makanan yang tersedia bagi kami hanyalah daging Great Rock Turtle.
Rasanya sama sekali tidak enak.
Jadi, aku memutuskan untuk memasaknya.
Memanggang dagingnya bukanlah ide yang bagus.
Jadi aku akan mengubah resepnya.

Panci dari tanah yang dibuat dengan sihir, air lezat yang diproduksi dari sihir cap Greyrat, kompor bertenaga uap yang diciptakan dengan sihir. Menggunakan ketiga alat di atas, aku memutuskan untuk memasak dagingnya.

Air adalah benda yang berharga, tapi aku bisa terus memunculkannya tanpa perlu takut akan habis.
Sebenarnya, aku ingin memasak dagingnya dengan menggunakan kompor secara langsung.
Tapi aku memilih untuk menghentikan ide tersebut, karena percobaan pertama berakhir dengan ledakan.

Sekalipun hal seperti itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi setelah mempelajari sihir yang diperlukan, kamu tidak akan perlu lagi membayar biaya gas dan air.
Lebih baik aku tidak usah tergesa-gesa, dan mulai memasak dengan penuh kasih sayang.

Seluruh peralatan memasak yang aku gunakan terbuat dari sihir tanah dan bisa digunakan sekali pakai.
Aku juga ingin mencoba membuat daging asap.
Daging asap Stone Treant..... itu sama sekali tidak kelihatan enak.

Omong-omong, rasa dari daging Great Rock Turtle menjadi agak baikan setelah aku masak.
Daging yang alot rasanya selalu tidak enak, tapi daging yang empuk juga terasa tidak enak.
Yup, rasanya tidak enak.
Sekalipun dagingnya sudah aku rebus, baunya tidak mengalami perubahan. Yah, namanya juga usaha, mana mungkin rasa dagingnya bisa mendadak berubah jadi enak.

Ini kisah yang konyol.
Daging ini terasa lebih enak saat aku memakannya di desa Migurd.
Apa yang kurang....?
Dan kemudian, aku ingat.
Tanaman dan sayuran yang ditumbuhkan ras Migurd.

Saat pertama kali aku melihatnya, aku pikir tanaman itu sudah sekarat.
Tapi ternyata bukan begitu.
Mungkin itu adalah sejenis tanaman herbal.
Mereka memiliki pengetahuan tentang herbal yang mampu menghilangkan bau yang tidak sedap dan membuat dagingnya terasa lebih lezat.

Aku benar-benar tertipu oleh kata-kata Roxy “Rasanya pahit dan tidak enak”.
Itu memang sayuran, tapi bukan untuk langsung dimakan seperti itu.
Serius deh, Shishou ku yang satu ini terkadang tidak menggunakan pikirannya, aku benar-benar merasa khawatir dengannya.

Saat kami tiba di kota selanjutnya, aku harus menyetok herbal untuk dipakai sebagai bumbu-bumbuan.
Dan kalau ada tipe bumbu yang berbeda, aku juga ingin mencobanya.

[Tapi.... apa itu setara dengan usaha yang harus aku keluarkan?]

Pada dasarnya, harga bumbu-bumbuan di Demon Continent ini mahal.
Mungkin karena tanahnya tidak begitu subur, apalagi tumbuh-tumbuhannya.
Karena tumbuhannya digunakan untuk bumbu, maka harganya menjadi mahal.
Sebagai perbandingan, harga dari ginseng berukuran kecil akan setara dengan harga daging 5 kilo.

Daging Great Rock Turtle harganya sangat murah.
Bisa dibilang, daging itu adalah makanan umum disini.
Kura-kura yang memiliki badan yang lebih besar dari truk seberat 5 ton itu, walaupun hanya satu ekor, mampu mengatasi masalah pangan untuk satu keluarga selama beberapa hari.
Hanya saja, mustahil bagi semua orang yang tinggal di dalam kota untuk makan daging Great Rock Turtle setiap harinya.
Terkadang mereka akan makan daging Pack Coyote.
Terkadang mereka akan makan serangga yang tinggal di tubuh Treant.
Bahkan Eris saja menolak untuk memakan serangga saat dia melihat mereka.
Tentu saja aku juga tidak mau makan serangga.

Budaya kuliner di benua ini benar-benar tidak cocok dengan seleraku.
Aku masih bisa makan daging Great Rock Turtle kalau dimasak.
Tapi, diantara rendahnya budaya kuliner di dunia ini, daging Great Rock Turtle masih bisa dianggap sebagai makanan yang lezat.
Saat Ruijerd bilang kalau daging itu terasa lezat setelah dimasak, aku hanya bisa mengangguk.

Meski begitu, aku masih tetap membutuhkan bumbu-bumbuan.
Mereka berdua tidak menganggapnya penting, tapi bagiku itu penting.
Dengan kata lain, aku dengan seenaknya sendiri memilih untuk membelinya.
Tapi, bersikap seenaknya sendiri itu tidak baik.
Karena kami adalah tim.

Mari kesampingkan dulu masalah bumbu-bumbuan.
Aku harus mencari waktu yang tepat untuk mendiskusikan hal ini dengan orang yang tepat.

***

[Semuanya, kumpul!]

Eris yang tengah menggunakan tumpukan pakaian sebagai bantal.
Ruijerd yang tengah mencari musuh dengan mata tertutup.
Aku mengajak mereka untuk berkumpul.

[Mulai dari sekarang, aku ingin mengadakan rapat.]
[….....Rapat?]

Eris tampak bingung.

[Ya, kalau kita ingin terus melakukan perjalanan seperti ini, aku pikir akan ada beberapa masalah yang muncul. Bila suatu saat ada masalah yang muncul, aku ingin kita bertiga berdiskusi untuk mencari solusinya, dan sebaiknya hal ini dilakukan agar kita bisa mencegah pertengkaran yang disebabkan oleh perbedaan pendapat.]
[Itu....]

Ekspresi di wajah Eris tampak benar-benar bingung.
Sudah kuduga, mungkin dia tidak suka untuk berpartisipasi dalam hal-hal seperti ini.
Sebenarnya akan lebih baik kalau aku berdiskusi hanya dengan Ruijerd, tapi menyisihkan seseorang itu bukanlah hal yang baik.
Eris bukanlah beban yang hanya bisa memperlambat kami.
Jadi aku harus membiarkannya bergabung dalam diskusi seperti ini.

[Ini, yang seperti itu kan? Yang diadakan sekali setiap bulannya sama Rudeus dan yang lain?]

Hmm?
Sekali setiap bulannya?
Oh, maksudnya rapat guru privat.
Kalau diingat-ingat, aku memang pernah melakukan hal seperti itu.

[Ya, dan ini adalah versi adventurer-nya.]

Eris langsung menutup mulutnya dan mulai duduk manis dihadapanku seperti batu.
Saat aku mengira kalau dia menunjukkan ekspresi wajah serius, ternyata dia malah tersenyum lebar.

Entah kenapa ya?
Padahal seharusnya tidak ada yang lucu....
Well, masih mending begini, daripada dia membencinya.

[Apa aku juga ikut berpartisipasi di dalamnya?]

Ruijerd bertanya.
Ey, memangnya apa yang akan kamu lakukan kalau kamu tidak ikut berpartisipasi?

[Tentu saja. Bukannya kamu juga mengadakan rapat seperti ini saat kamu memimpin kelompok prajuritmu?]
[Tidak. Keputusan yang dipilih oleh kelompokku, diambil dari perintah yang aku keluarkan. Kira-kira seperti itu lah.]

Oh jadi itu sejenis “Perintah pemimpin adalah hukum yang harus dipatuhi”.
Tapi hidupku menganut asas demokrasi.

[Mulai hari ini, kita bertiga akan berdiskusi dan membuat keputusan bersama-sama.]
[Dimengerti.]

Ruijerd mengangguk dan ikut duduk di tanah.
Kami bertiga duduk di melingkar di samping api unggun.
Baiklah.

[Sekarang, kita akan memulai “Rapat strategi Dead End” yang pertama. Tepuk tangan.]

Plok, plok, plok, plok, kami bertiga mulai bertepuk tangan.

[Rudeus, kenapa kita harus bertepuk tangan?]
[Ya memang itu yang harus kita lakukan.]
[Sekalipun kamu tidak melakukan itu saat kamu rapat dengan Ghyslaine? Ya aku sebenarnya tidak keberatan sih.]
[Karena ini adalah rapat pertama kita yang patut untuk diingat, jadi kita harus tepuk tangan seperti ini.]

Sebenarnya aku tidak melakukan ini saat menghadiri rapat dengan guru privat lainnya.
Tapi sekarang kami adalah adventurer, jadi kami harus membuatnya menjadi lebih menyenangkan seperti ini.

[Ahem. Sebelum ini, aku telah membuat kesalahan besar.]
[Tidak, itu bukan salahmu, tapi-]
[Diam! Ruijerd-san, kalau kamu ingin bicara, tolong tunggu sampai orang yang sedang bicara selesai terlebih dahulu, kemudian tolong angkat tanganmu.]
[Aku mengerti.]
[Bagus.]

Ruijerd tampak seperti tidak memahami penjelasanku, ah biarkan saja lah, aku akan lanjut mengatakan apa yang ingin aku katakan.

[Mari kita pikirkan soal apa yang menyebabkan kegagalan tersebut.]

Gagal dalam mengumpulkan informasi.
Hanya memikirkan cara untuk mencari uang.
Gagal melewati dua pulau dengan sekali dayung.
Dll.
Intinya, kami harus berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

[Untuk jaga-jaga, aku ingin kita mengikuti tiga poin berikut, yaitu “laporan”, “komunikasi”, dan “konsultasi”. Tiga poin tersebut adalah bagian yang paling penting.]
[Konsultasi.... aku mengerti.]

Hal tersebut sangatlah penting.
Dengan begitu, sekalipun ada lawan di hadapan kami, kami akan bisa menendangnya jauh-jauh.

[Benar, konsultasi, sebelum kalian melakukan sesuatu, kalian harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan yang lain!]
[Hmmm, lebih spesifiknya, apa yang akan kita lakukan?]
[Kalau kalian merasa ada sesuatu yang mengganggu kalian, tolong beritahu masalah kalian kepada satu sama lain.]

Nyatanya, aku tidak tahu cara orang-orang berkonsultasi di lingkungan sosial....
Pokoknya, untuk saat ini, mari kita tinggalkan yang rumit-rumit terlebih dahulu.
Kami harus melakukan apapun yang bisa kami lakukan.

[Aku juga ingin berkonsultasi dengan kalian. Orang yang mengajak untuk berkonsultasi, tolong pikirkan apa yang dikatakan oleh yang lainnya, sekalipun kalian tidak menyetujuinya. Kalau kalian menyukai saran yang diberikan, kalian mungkin akan menemukan rencana hebat yang tidak bisa dipikirkan oleh yang lainnya.]

Saat aku berpikir, aku selalu memutuskan sesuatu tanpa berkonsultasi dengan Ruijerd terlebih dahulu.
Sekalipun aku bilang kalau aku percaya kepadanya, mungkin di dalam hatiku ada perbedaan dengan apa yang aku ucapkan.

[Dan komunikasi. Kalau kalian melihat ada sesuatu yang terjadi di sekitar kalian, tolong segera beritahu itu kepada yang lainnya.]

Eris hanya terus mengangguk dengan wajah yang sulit untuk dibaca.
Aku jadi kepikiran, apa dia benar-benar mengerti?

[Untuk yang terakhir, yaitu laporan. Perkembangan itu penting. Tidak peduli apakah rencana yang kita buat berhasil atau gagal, tolong laporkan hasilnya kepadaku.]

Yah, itu karena aku masih menjadi pemimpin kelompok ini.
Mari kita sadari itu.

[Untuk saat ini, ada yang mau ditanyakan?]
[Tidak, silahkan dilanjutkan.]
[Aku!]

Ruijerd menggelengkan kepalanya, sedangkan Eris mengangkat tangannya.

[Ya, Eris?]
[Kita bertiga akan berkonsultasi, tapi pada akhirnya yang memutuskan adalah Rudeus kan?]
[Mungkin pada akhirnya akan berakhir seperti itu.]
[Kalau begitu bukannya tidak apa-apa kalau dari awal Rudeus yang memutuskan semuanya?]
[Ada batasan soal seberapa banyak hal yang bisa aku pikirkan.]
[Mana bisa aku memikirkan sesuatu yang tidak bisa dipikirkan oleh Rudeus!]

Aku berterima kasih atas pujiannya, tapi ijinkan aku mengatakan ini, aku juga tidak mau kalau harus berpikir terus-terusan.
Aku ingin kalian berkata, “tidak apa-apa” atau “kamu akan baik-baik saja”, kira-kira seperti itu lah.

[Sekalipun kamu tidak bisa memikirkan suatu ide, mungkin sesuatu yang Eris katakan bisa memberiku petunjuk.]
[Entahlah.......]

Kelihatannya Eris sama sekali tidak paham dengan apa yang aku ucapkan barusan.
Ya mau bagaimana lagi, karena kamu harus menggunakan pikiranmu untuk melakukan hal-hal yang aku sarankan tadi.

[Untuk sementara, ada sesuatu yang ingin aku putuskan menyangkut masa depan kita nantinya.]

Saat ini, sekalipun kami tidak bisa mempersiapkan diri dengan baik, namun perjalanan kami telah dimulai.
Ini akan menjadi perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun kami tidak memiliki pilihan lain, selain berusaha dengan sekuat tenaga.

[Yang pertama adalah tujuan..... tentu saja, tujuan akhir kita adalah kerajaan Asura. Lokasinya terletak di wilayah barat dari Central Continent. Itu tidak apa-apa kan?]

Mereka berdua mengangguk.

Namun, kami tidak bisa menyeberang begitu saja ke Central Continent dari Demon Continent.
Karena disini tidak ada rutenya.
Di dunia ini, ras Sea mendominasi lautan.
Selain melalui rute yang sudah ditentukan, mustahil bagi kami untuk menyeberang ke Central Continent.

[Ruijerd-san, bagaimana caranya kita bisa menyeberang ke Milis Continent?]
[Ada kapal yang berlayar dari kota yang terletak di bagian paling selatan Demon Continent, “Windport”.]

Dengan begitu, untuk bisa mencapai Central Continent, kamu perlu mengikuti rute dibawah ini;
Dari ujung selatan Demon Continent menuju pusat Milis Continent.
Dari pusat Milis Continent menuju ujung tenggara Milis Continent.
Dari ujung tenggara Milis Continent menuju wilayah barat Central Continent.
Itulah rute yang harus kami ambil.

Namun, ada juga rute yang berkebalikan dengan rute di atas.
Rute itu melalui wilayah barat laut Demon Continent, lalu menuju Heaven Continent.
Dengan begitu, kami akan bisa tiba di Central Continent tanpa perlu melewati Milis Continent.
Kalau kamu hanya ingin untuk sampai di Central Continent, maka logikanya, pilihan yang satu ini akan menghemat waktumu sebanyak beberapa bulan.

Namun, melewati rute itu tidak semudah kedengarannya.
Heaven Continent adalah benua yang terletak di atas pegunungan dengan banyak jurang.
Tanpa sayap, kami tidak bisa naik ke sana.
Aku juga menduga kalau kami tidak akan bisa mencapai benua itu dengan cara mendaki.
Tidak ada yang namanya pijakan disana, plus tempat itu juga dihuni oleh banyak Magical Creature.
Itu adalah rute dengan tingkat kematian sebesar 95%.

Ditambah lagi, sekalipun kami berhasil melalui titik tersebut, apa yang akan menunggu kami adalah tempat paling berbahaya di Central Continent, yaitu wilayah utaranya.
Itu adalah tempat yang terinfestasi oleh kriminal-kriminal yang melarikan diri dari para pemburu bayaran.
Tapi, itu hanya teori.
Kalau dipraktekkan, mungkin perjalanan kami malah akan bertambah lama bila kami memilih untuk melewati rute tersebut.
Dilihat dari hasilnya, kedua rute yang tersedia benar-benar memakan banyak waktu.
Meski begitu, kami tidak perlu dengan sengaja membahayakan diri kami sendiri.
Dengan kata lain, kami akan memilih rute selatan.

[Apa ada yang tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk naik kapal?]
[Aku tidak tahu.]
[Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk sampai di Windport?]
[Butuh waktu yang sangat lama.... kalau kita terus berjalan tanpa beristirahat, kira-kira setengah tahun?]

Sekalipun kami berjalan tanpa beristirahat, kami masih membutuhkan waktu setengah tahun..... itu jauh.

[Apa tidak ada cara untuk pergi ke sana secara instan, seperti lingkaran sihir teleportasi begitu?]
[Lingkaran sihir teleportasi dilarang untuk digunakan setelah Human-Demon war kedua selesai. Kalau kita mencarinya, mungkin kita akan bisa menemukannya, tapi mengoperasikan lingkaran sihir tersebut adalah hal yang sulit untuk dilakukan.]

Aku cuma iseng bertanya, tapi aku benar-benar tak mengira, ternyata ada juga yang namanya sihir teleportasi.

[Jadi pada akhirnya, kita hanya bisa melakukan perjalanan dengan jalan kaki ya?]
[Benar.]

Sepertinya tidak ada cara untuk bergerak dalam kecepatan tinggi.
Ugh...... terus-terusan berjalan selama setengah tahun....

Tidak, cara berpikir seperti itu salah.
Kami akan berjalan sedikit demi sedikit.
Dari kota ke kota.
Aku harus berpikir seperti itu.
Aku akan berjalan dengan kecepatan kecepatanku sendiri, seperti itu.

[Untuk sementara, tujuan kita adalah kota Windport. Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk bisa sampai di kota selanjutnya?]
[Dalam waktu 15 hari, seharusnya kita sudah sampai.]

2 minggu.
Apa mungkin rata-rata seperti itu ya?
Jarak dari satu kota ke kota yang lainnya.

[Apa mereka punya cabang Organisasi Adventurer ya?]
[Anggapanku sih begitu.]

Ruijerd memberitahuku, sejak zaman dahulu, orang-orang dari berbagai ras berkumpul dalam suatu kota untuk melakukan pertukaran informasi dan hal-hal lainnya. Kira-kira idenya seperti itu.
Sekalipun tidak ada cabang Organisasi Adventurer di sebuah kota kecil, para anggota organisasi dari berbagai kalangan tetap akan berkumpul di kota tersebut setiap harinya.

Sepertinya, di masa lalu, yang namanya Organisasi Adventurer itu tidak ada.
Orang-orang yang melindungi kota adalah para prajurit dari berbagai ras yang berbeda, yang dipilih sebagai perwakilan.
Sebagai catatan, bagi ras yang tidak terlalu ahli dalam hal bertarung, mereka akan menerima bantuan dari ras lain yang memiliki kekuatan tempur yang tinggi.
Hubungan yang dimiliki ras Migurd dan Supard juga seperti itu.
Untuk mempererat hubungan diantara ras-ras seperti itu, ada pula mereka, yang walaupun berasal dari ras yang berbeda, menikah dengan satu sama lain.
Jelas saja Demon Continent dihuni oleh berbagai macam ras.
Ada juga ras campuran dengan jenis yang berbeda-beda.

Tunggu dulu, itu tadi benar-benar melenceng dari topik pembicaraan kami.

[Kalau begitu, menurutku lebih baik kita hanya mengunjungi kota-kota yang memiliki cabang Organisasi Adventurer mulai dari sekarang.]

Kami akan tinggal selama 1 atau 2 minggu.
Selama kualifikasi adventurer kami belum dicabut, kami masih bisa mengambil pekerjaan.
Sambil menyebarkan nama “Dead End”.
Pada dasarnya, tidak ada yang buruk.
Dan ketika biaya perjalanan kami sudah mencukupi, kami akan pergi menuju kota berikutnya.

[Aliran seperti itulah yang menurutku bagus bagi kondisi kita yang sekarang. Apakah ada yang ingin bertanya, atau mungkin berbagai pendapat?]

Ruijerd mengangkat tangannya.

[Kamu tak perlu menyebarkan namaku, itulah mengapa aku mencukur rambutku. Aku yang sekarang sudah bukan menjadi seseorang dari ras Supard.]
[Menyebarkan namamu itu cuma ekstra sembari menyelesaikan pekerjaan, cuma ekstra.]

Aku menyadari itu saat melihat cara kerja Jalil dan Veskel.
Tidak perlu melakukan sesuatu yang spesial.
Cukup berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan yang kami ambil.
Kalau semuanya berjalan dengan lancar, kami akan mengucapkan nama “Ruijerd dari Dead End”.
Kalau situasinya buruk, aku tinggal mengucapkan namaku sendiri.
Aku bakal kerepotan nantinya kalau orang-orang menjadi panik hanya karena mendengar nama “Dead End”.
Tapi, itu akan jadi rahasia dari Ruijerd.
Huh?
Memutuskan sesuatu seperti itu dengan seenaknya sendiri, setelah kami memutuskan untuk berkonsultasi dengan satu sama lain?
Tenang saja, tidak ada masalaaaaaaah~~.

[Kini setelah topik diatas selesai, ada pertanyaan lain?]
[Aku!]
[Ya, Eris-kun?]


Situasi ini membuatku mengingat masa-masa saat aku masih menjadi guru privatnya Eris di Roa.

[Apa kita akan memeriksa harga-harga barang, seperti yang dulu kamu lakukan?]
[Maksudmu penelitian harga pasar?]

Hmm.
Benar juga, kalau dipikir-pikir, aku tidak melakukan itu di kota Rikarisu.
Kami benar-benar ditipu di kota itu.
Bahkan kadal yang kami gunakan untuk melakukan perjalanan pun mungkin akan bisa ditemukan di alam liar.

[Mari kita lakukan itu, karena mengetahui harga pasar adalah langkah pertama untuk bisa mengatur uang dengan lebih baik. Apa ada yang punya ide soal bagaimana baiknya kita melakukan ini?]
[…........]

Sepertinya tidak ada yang punya ide....
Yah, mungkin untuk sementara situasinya akan bertahan seperti ini.
Mulai dari sekarang, pasti akan ada masalah yang muncul dalam perjalanan kami.
Di saat seperti itu, akan lebih baik kalau kami bisa mendiskusikan masalah tersebut dengan tenang, tanpa perlu bertarung.

[Baik kalau begitu, mari kita bekerja sama sebaik mungkin, mulai dari sekarang.]

Sambil mengucapkan itu, aku membungkukkan kepalaku di hadapan mereka berdua.

-=-

Maka, dimulailah perjalanan kami!

***

Di dalam kota.
Tidak ada satupun orang yang mampu menyadari bahwa Ruijerd adalah seseorang yang berasal dari ras Supard.
Aku heran, mungkin itu karena dia juga sampai mencukur kedua alisnya.
Sepertinya di Demon Continent, tidak ada yang namanya budaya untuk mempertegas gaya rambut seseorang.
Aku pikir itu adalah hal penting yang bisa digunakan untuk mengenali ras-ras yang berbeda, tapi sepertinya bukan begitu.

Si penjaga gerbang kota menyapa kami dengan sopan, dan mengijinkan kami masuk melewati gerbang kota.

Penampilan Ruijerd yang sekarang kelihatan mirip seperti seorang biksu.
Atau lebih tepatnya, dia lebih mirip seperti seorang mafia atau Yakuza.
Mungkin karena ada orang-orang dengan tampang berbahaya yang lain di dalam kota.

[Salam kenal, semuanya!]

Sudah kuduga, mengenakan pakaian seperti seorang adventurer benar-benar terasa berbeda.
Aku benar-benar merasa senang saat melihat bahwa kami mengenakan pakaian seperti ini sekarang.
Sebelumnya, aku mengenakan pakaian yang biasa digunakan bangsawan.
Itu benar-benar mencurigakan.
Bahkan Ruijerd pun merasa senang, karena ini adalah pertama kalinya dia disambut dengan meriah seperti ini.

Saat aku memberitahu mereka bahwa nama kelompok kami adalah “Dead End”, mereka hanya bertanya:
[Apa itu tidak apa-apa?]

Saat aku berkata kepada mereka bahwa kami adalah Dead End yang asli, mereka mulai tertawa.
Metode ini tampaknya sangat efektif.
Mampu membuat kami diterima dengan mudah, bahkan di tempat-tempat yang belum pernah kami ketahui sebelumnya.
Nilai yang dimiliki nama Dead End ini benar-benar membuatku ingin bersujud dan mengaguminya.

Saat kami tiba di penginapan, kami memulai sidang peperangan.
Orang yang mengangkat topik tersebut adalah Eris.

[Rudeus, aku ingin kamu berhenti menciumi celana dalamku saat kamu mencucinya.]

Dia mengatakan itu kepadaku dengan wajah serius.
Mulai saat itu, aku dilarang menyentuh celana dalam Eris.

Tapi kalau seperti itu jadinya, maka satu-satunya orang yang bisa mencucinya adalah Ruijerd.
Bagaimana mungkin aku membiarkan lolicon sialan seperti dia yang selalu mencoba untuk mengelus kepala anak-anak mencuci celana dalamnya Eris yang manis?
Karena itulah, aku mengajarkan cara mencuci pakaian kepada Eris.
Mulai hari ini, yang bertugas untuk mencuci pakaian adalah Eris.

Tapi Eris sendiri diam-diam mencium celana dalamku.

Tapi, dalam kondisi seperti apapun, aku sama sekali tidak ingin agar dia menghentikan itu.
Bukannya itu adalah kerendahan hati yang dimiliki oleh seorang pria?

Pengumpulan informasi tidak terlalu berjalan dengan sulit.
Dengan memanfaatkan Organisasi Adventurer, kami berhasil mengumpulkan banyak informasi.
Dengan berpura-pura menjadi anak kecil, aku bisa tinggal mendengarkan para adventurer yang lain.
Itu benar-benar kelewat gampang.
Karena mereka berpikir kalau aku hanyalah anak-anak, mereka selalu bersedia memberitahuku semua informasi yang aku inginkan.
Saat aku terbawa suasana, aku mencoba untuk menanyakan ukuran 3 bagian tubuh dari seorang wanita.
Setelah itu, Eris menindih dan menghajar tubuhku.
Di dunia ini, tidak ada konsep yang namanya menyerah.
Aku benar-benar mengira kalau aku bakal mati di hari itu.

-=-

Sambil berjalan dari kota ke kota, kami terus berjalan ke arah selatan.

***

Di tengah-tengah perjalanan kami, ada beberapa orang yang menantang Ruijerd untuk berduel dengan mereka.

[Namaku adalah Rodriguez, seorang praktisi teknik North-God, murid ketiga dari “Peacock Blade Auber”, yang merupakan murid pribadi dari North God Kalman!]

Pada mulanya aku mengira kalau mereka adalah pemburu bayaran.
Aku pikir ada orang diluar sana yang menawarkan hadiah kepada orang yang mampu mengalahkan Ruijerd.

[Sikap tersebut, kamu pasti adalah seorang pendekar yang terkenal, aku yakin itu! Aku ingin agar kita berdua beradu dengan satu sama lain, karenanya, aku tantang kamu untuk berduel denganku!]

Tapi, sepertinya itu berbeda.
Dia pasti melakukan perjalanan ke Demon Continent untuk melanjutkan latihannya.

[Apa yang akan kamu lakukan, Ruijerd-san?]
[Sudah lumayan lama sejak terakhir kali aku melakukan sesuatu yang seperti ini.]

Ruijerd menjelaskan bahwa sepertinya ada banyak orang dengan profesi warrior di Demon Continent.
Magical Creature disini mayoritas memiliki kekuatan yang tinggi, dan para adventurer yang menghabisi mereka juga sama kuatnya.
Sepertinya, kebanyakan orang seperti Rodriguez ini berpikir kalau Demon Continent adalah tempat yang bagus untuk melanjutkan latihan mereka.
Kebanyakan dari mereka mungkin berpikir kalau mereka bisa bertambah kuat dengan cara seperti ini.

[Aku bisa saja sih menerimanya, tapi apa yang harus aku lakukan?]
[Aku bisa memberitahumu apa yang aku inginkan, tapi apa yang kamu sendiri inginkan?]
[Aku adalah seorang prajurit. Kalau ada seseorang yang menantangku, aku akan menerimanya.]

Kalau memang kamu ingin menerimanya, kenapa tidak bilang saja dari awal?
Dan begitulah hasilnya.
Kami memutuskan untuk membuat beberapa aturan yang harus disepakati oleh kedua pihak.

1.Dilarang membunuh satu sama lain, atau memberikan luka serius kepada lawan.
2.Sisi ini (Ruijerd) akan memperkenalkan diri setelah duel berakhir.
3.Kalah atau menang, dilarang emosi.

Dan, Ruijerd menang.
Dengan gerakan yang mencerminkan gerakan lawan yang menyerang dengan sekuat tenaga, ia menang.
Well,setidaknya dia tidak kelihatan seperti sedang menahan kekuatannya.
Namun, dengan gerakan beresiko rendah, Ruijerd mampu menang sambil benar-benar menghentikan gerakan lawan.

[Aku benar-benar kalah secara menyeluruh, aku tak mengira masih ada orang yang sekuat ini, itu artinya bahwa dunia ini benar-benar luas! Omong-omong, siapa namamu?]
[Ruijerd Supardia, biasa dikenal sebagai “Dead End”.]
[Apa maksudmu? “Dead End” yang itu?! Aku pernah mendengar rumor tentang seorang prajurit yang mengerikan dari ras Supard yang berkeliaran di Demon Continent!]

Setelah pertarungan selesai, orang itu terkejut.
Yang mengejutkan adalah, ternyata orang-orang dari ras manusia tidak begitu memahami ciri-ciri yang dimiliki oleh ras Supard.
Bahwa ras Supard menggunakan tombak, atau bahwa mereka memiliki batu sihir berwarna merah yang tertanam di dahi mereka.
Sepertinya ada banyak orang yang tidak mengetahui itu.

Bagi ras manusia, satu-satunya ciri-ciri ras Supard yang harus mereka cermati adalah rambut berwarna hijau zamrud.

Rambut berwarna hijau zamrud.
Bahkan setelah 400 tahun berlalu, itu adalah satu-satunya alasan yang menyebabkan ras Supard dianiaya oleh seluruh dunia.
Membully mereka hanya karena rambut mereka berwarna hijau, itu benar-benar di luar akal sehatku.

[Tapi kelihatannya kamu tidak punya rambut?]
[Aku mencukur semuanya.]
[Sepertinya lebih baik aku tidak menanyakan alasan dari tindakanmu itu....]

Musuh yang dihadapi Ruijerd ini jelas memiliki kekuatan yang cukup tinggi.
Di hadapan simbol rasa takut, yaitu ras Supard, yang kejahatannya dikenal di seluruh penjuru dunia.
Bila berhadapan dengan musuh seperti itu, merasa takut itu adalah hal yang benar-benar wajar.
Tapi meski begitu, sepertinya ada sesuatu yang menghubungkan antara satu prajurit dengan prajurit yang lain.
Bagi orang yang menggunakan kekuatan yang mereka miliki untuk bisa bertahan hidup, orang seperti Ruijerd seharusnya adalah simbol rasa hormat dan rasa kagum.

[Tidak mungkin, aku barusan mendapat kesempatan untuk bertanding melawan legenda dalam sejarah....! Aku akan memamerkan ini di kampung halamanku!]

Kebanyakan lawan merasa senang tentang itu.
Rasanya kira-kira seperti ini, kamu bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya di jalanan, dan mereka memiliki tampang yang tidak bersahabat.
Tapi saat kamu mengajaknya bicara, kamu sadar bahwa ternyata dia adalah orang yang baik.
Rasa senang seperti itulah yang mereka rasakan.

[Karena itulah kami--]

Dimulai dari Rodriguez, Ruijerd terus-terusan menerima tantangan.
Dan makin jauh kami berjalan ke arah selatan, makin banyak penantang yang muncul.
Di antara para prajurit yang menantang Ruijerd, ada seseorang yang mengetahui sejarah yang dia miliki.
400 tahun yang lalu, saat Ruijerd masih memimpin kelompok prajurit Supard.
Ada seseorang yang memiliki nama yang sama dengannya.

Saat kami berkata bahwa itu adalah orang yang sama, dia benar-benar terkejut.
Sehubungan dengan orang tersebut, Ruijerd menceritakan kisahnya selama semalaman penuh.
Kisah yang dimiliki Kakek Ruijerd ini memang benar-benar lama, tapi sepertinya seorang prajurit sangat menyukai kisah yang tidak dilebih-lebihkan seperti itu.
Khususnya, kisah pengepungan melawan 1000 orang, itu adalah pertempuran yang panjang, tapi pada akhirnya mereka mampu menghantarkan serangan yang kuat kepada Laplace.
Walaupun kedengarannya tidak jantan, tapi aku benar-benar meneteskan air mata setelah mendengar kisah si prajurit ini.

Kalau aku mengubah kisah ini menjadi sebuah buku, mungkin aku akan bisa mengubah pemahaman yang dimiliki orang-orang terhadap ras Supard.
[Kisah Nyata! Pertempuran tanpa keadilan di Demon Continent, chapter pertama!]
Atau seperti ini,
[Kebenaran tentang ras Supard yang tersembunyi!]
Yup, kira-kira seperti itu.

Apa bisa ya kalau aku mencetak bukunya dengan menggunakan sihir tanah?
Sebagai tambahan, aku juga bisa menulis dalam 4 bahasa yang berbeda.
Tapi, aku bisa ditangkap oleh pihak yang berwenang karena telah melanggar hukum di benua tersebut...
Untuk sekarang, aku akan kesampingkan itu terlebih dahulu.

[Sampai jumpa, terima kasih ya, aku benar-benar belajar banyak darimu.]

Semua penantang itu selalu pergi dengan gembira.
Bahkan tidak ada satupun orang yang melarikan diri gara-gara merasa takut.
Itu semua berkat Ruijerd yang telah mencukur rambutnya.

Sebenarnya, bukannya semua akan beres kalau semua orang yang berasal dari ras Supard menggunduli kepala mereka?

-=-

Melangkah ke selatan.
Dan semakin jauh ke selatan.
Perjalanan kami terus berlanjut.

-=-

Tentu saja, perjalanan kami tidak selalu mulus.
Ada masalah yang berulang kali terjadi.
Dan juga, Eris yang mulai memahami bahasa Demon God menjadi benar-benar marah dan memulai pertengkaran.
Ada juga beberapa kasus dimana identitas Ruijerd sebagai ras Supard ketahuan.
Sebagai catatan, ada waktu dimana aku mencoba untuk mengintip Eris yang sedang mandi, tapi Ruijerd mencengkeram leherku dan menyeretku sampai ke tempat yang jauh dari tempat kejadian perkara.

Masalah yang mirip juga berulang kali terjadi.
Pada mulanya, aku menjadi khawatir setiap ada masalah kecil yang muncul.
Aku pikir aku harus memastikan agar masalah seperti itu tidak bisa terjadi lagi.
Tapi, kalau dipikir-pikir.
Setiap kali Eris bertengkar, dia tidak pernah menghunuskan pedangnya.
Dan setiap kali identitasnya Ruijerd ketahuan, situasinya tidak berubah menjadi sekacau saat pertama kali identitasnya ketahuan di kota Rikarisu.
Dan kami pun sangat bersahabat dengan para penjaga kota, yang berkata [Maaf, tapi karena ada banyak orang-orang yang mengerikan dari ras Supard, kami perlu berhati-hati.]
Seperti itulah.
Pada akhirnya, tidak sekalipun aku berhasil mengintip Eris saat dia sedang mandi.

Semua itu adalah masalah kecil.
Dan mereka tidak pernah berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
Karena itulah, aku berhenti mempedulikannya setelah beberapa waktu berlalu.

Eris adalah gadis yang kasar.
Ruijerd berasal dari ras Supard.
Dan aku adalah pria mesum.

Itu adalah sesuatu yang telah diputuskan bahkan sebelum kami lahir.
Kini aku semakin mempercayainya, bahwa itu bukanlah sesuatu yang bisa dirubah.
Yah, pokoknya aku berusaha sebisa mungkin.
Sekalipun aku gagal, aku bisa tinggal hadapi langsung situasinya.
Mari kita lanjutkan perjalanan ini dengan santai.
Setelah setengah jalan kami lalui, aku mulai berpikir seperti itu.

Tapi tentunya, aku tidak akan menganggap remeh sebuah kegagalan.
Tapi, kami harus merenggangkan pundak kami.
Aku jadi bisa melatih hal-hal yang ingin aku coba lakukan.

-=-

Satu tahun telah berlalu sejak kami mulai melakukan perjalanan ini.
Dan tanpa kami sadari, kami telah menjadi adventurer dengan ranking A.

Demikianlah, kami mencapai wilayah paling selatan dari Demon Continent.
Kami telah tiba di kota pelabuhan, Windport.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar