Jumat, 30 Januari 2015

Mushoku Tensei 32

[Web Novel 32] Kesalahan, Kekacauan, & Keteguhan Hati

Setelah kami membunuh Red-Fang Cobra, kami kembali ke Organisasi Adventurer. Seperti biasa, kami bertemu dengan Jalil di luar bangunan organisasi. Kami akan menukar kartu kami, kemudian menyerahkan taring dan sisik Red-Fang Cobra kepadanya dan mengkolaborasikan cerita kami.
Karena kali ini ada terlalu banyak material yang harus kami bawa, kami memasuki bangunan organisasi dengan Jalil dan yang lainnya. Seperti yang sudah kuduga, Nokopara datang menghampiri kami. Orang ini benar-benar tinggal di dalam Organisasi Adventurer sepanjang waktu, dan dia akan selalu datang menghampiri kami.

[Woah, kalian memburu sesuatu yang menarik ya. Hey, bukannya ini sisiknya Red-Fang Cobra? Ah?]

Aku memberikan sinyal kepada Jalil dengan menggunakan mataku, agar dia mulai berbicara tentang apa yang sudah kami diskusikan sebelumnya.

[Ah, benar. Beruntung, kami bertemu ular itu saat dia sudah dalam kondisi lemah.]
[Hah~ Cuma kalian saja ya~]

Nokopara tersenyum, layaknya melihat ada sesuatu yang menarik. Dia memandang rendah Jalil.
Ada apa ini? Rasanya ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.

[Se, semua anggota kelompok Super Blaze tewas. Mereka lah yang melukai Red-Fang Cobra.]
[Apa? Blaze....... tewas?]
[Ya.]
[Hm, mau bagaimana lagi, mereka bertemu dengan Red-Fang Cobra.....]

Nokopara mendesah dengan ekspresi bosan.

[Tapi, selemah apapun monster itu, kalian berdua tidak mungkin bisa membunuh seekor Red-Fang Cobra...]
[Soal itu, sebenarnya ular itu sudah sekarat. Bukan, tidak salah kalau ular itu dibilang sudah mati. Sekalipun dia masih bernafas, tapi itu sudah tidak ada bedanya dengan mati.]

Jalil buru-buru pergi setelah berbicara dengan kecepatan tinggi. Ekspresi Nokopara tampak seperti dia tidak mempercayai penjelasan dari Jalil, dan dia mengganti targetnya menjadi kami.

[Kalian pergi untuk mencari hewan peliharaan lagi hari ini?]
[Ya, teknik untuk mencari hewan peliharaan milik Jalil-sensei benar-benar hebat, dan kami berhasil mendapatkan beberapa koin untuk hari ini.]
[Hoh~]

Aku ingin pergi dari sini secepat mungkin. Aku merasa ada sesuatu yang benar-benar salah.
Namun, Nokopara melingkarkan tangannya di sekitar pundakku dengan senyum lebar dan berbisik kepadaku.

[Kalau begitu, bagaimana caramu mencari hewan peliharaan di luar kota?]

Secara reflek gerakan tubuhku terhenti untuk sesaat, tapi aku pikir aku masih bisa menahan ekspresi keterkejutanku untuk tidak keluar di wajahku. Perkembangan seperti ini sudah berada dalam ekspektasiku, intinya, dia melihat kami pergi keluar kota.

[Kami cuma kebetulan saja keluar kota.]
[Hoh~, apa yang kalian lakukan diluar?]

Percakapan ini menuju ke arah yang buruk. Nokopara menangkap pundak Jalil.

[Apakah di dalam kota ini juga ada Red-Fang Cobra?]

Ah, begitu rupanya, dia melihat Jalil berkeliaran di dalam kota, yang artinya rahasia kami sudah ketahuan.

[Ara, ini benar-benar merupakan insiden yang luar biasa, bukan begitu?]

Perkembangan seperti ini juga berada dalam ekspektasiku. Ada beberapa metode yang bisa kami gunakan untuk melarikan diri dari situasi ini.
Sebagai contohnya, kami bisa mengkhianati Jalil, dan selesai sudah masalah ini. Kami bisa tinggal bilang kalau kami dipaksa untuk mengambil pekerjaan ini, dan sebenarnya kami benar-benar enggan untuk menerimanya.
Tapi aku tidak bisa menggunakan solusi ini. Kalau aku melakukan itu, aku mungkin akan ditusuk oleh Ruijerd, karena itu bukanlah sesuatu yang boleh dilakukan sebagai seorang prajurit.

[Hey, hey, kalau sudah sampai disini ceritanya, lebih baik kalian berhenti berpura-pura bodoh.]
[Apa maksudmu dengan berpura-pura bodoh? Sebenarnya, apa yang kami lakukan?]
[Huh?]
[P-Hunter membantu kami menyelesaikan pekerjaan kami, dan kami membantu P-Hunter dengan pekerjaan mereka. Hanya itu.]

Aku terus berakting layaknya orang yang tidak tahu apa-apa, dan mengubah arah percakapan kami ke arah yang serius. Aku sudah memeriksa peraturan adventurer lagi, dan seharusnya aku tidak salah soal ini. Tapi ini tidak benar-benar seperti apa yang tertulis di dalam aturan. Dunia ini bukanlah dunia dimana kamu bisa melakukan hal-hal yang kamu inginkan selama kamu mengikuti aturan. Tapi lebih tepatnya, aku tidak tahu letak garis yang memisahkan antara melanggar aturan atau tidak, jadi aku menyeret percakapan ini ke arah logika.

[Apa kamu bercanda? Menurutmu, apa yang akan terjadi kalau orang-orang idiot lainnya meniru apa yang kalian lakukan?]
[Apa yang akan terjadi memangnya?]
[Kalau kalian mampu menggunakan uang untuk membeli pekerjaan, maka Organisasi Adventurer ini jadi tidak ada artinya.]

Hm, kami tidak melakukan pertukaran uang..... Kalimat argumen seperti itu tidak akan berhasil. Tapi, memang benar, mengklasifikasikan dan melakukan jual beli terhadap suatu pekerjaan.
Ah, begitu ya. Orang ini cerdik.
Benar, kalau apa yang kami lakukan ini tersebar secara luas, akan ada orang yang menggunakan uang untuk melakukan transaksi jual beli pekerjaan. Sebagai contohnya, mengambil semua pekerjaan ranking D, kemudian menjualnya ke suatu kelompok dengan ranking D, dan orang-orang yang menjualnya bisa menggunakan uang yang mereka dapatkan untuk meningkatkan ranking mereka, sekalipun mereka tidak melakukan apa-apa.
Tapi dengan metode seperti itu, bila mereka gagal menjual pekerjaan yang mereka ambil, maka mereka harus membayar biaya kompensasi.

[Nokopara, untuk apa kamu memperhatikan ini? Kami tidak mengganggumu kan?]
[Hoho, hati-hati bicaramu ya. Sekarang, hanya ada 2 jalan yang bisa kalian pilih. Oi, Jalil, dengarkan aku.]

Nokopara meraih kerah bajuku dan mengangkat tubuhku. Dibelakangku, Ruijerd dan Eris tampak benar-benar marah. Bagaimanapun juga, tahan dulu emosi kalian, percakapan ini masih belum selesai.

[Hehehe.....]

Aku tidak bisa membaca ekspresi wajah Nokopara, karena kepalanya berbentuk kuda. Tapi karena senyumnya itu hambar, harusnya aku bisa memahami itu.

[Kalau kalian tidak ingin kualifikasi adventurer kalian dicebut, beri aku 2 Koin Besi setiap bulannya.]

Merepotkan sekali.
Ini adalah pertama kalinya bagiku untuk bertemu orang seperti ini semenjak datang ke dunia ini.
Belakangan ini, ada orang-orang yang tidak baik, namun juga tidak jahat. Mengatasi orang yang jahat itu mudah, karena aku tidak perlu terlalu banyak mempertimbangkan tindakanku.
Tapi Nokopara ini, jelas saja dia selalu berada di dalam Organisasi Adventurer. Dia terus-terusan mengawasi orang-orang yang melakukan hal-hal ilegal. Setelah dia menemukan bukti, dia akan mulai mengancam korbannya, dan itu adalah bisnis yang benar-benar menarik.
Kalau orang ini melaporkan kami, habis sudah nasib kami sebagai adventurer. Tidak, kalau dia melakukan itu, dia juga akan ketahuan karena telah melakukan sesuatu yang ilegal.

[Kalian pasti sudah mendapat banyak uang kan? Hehe, kalian bisa kan membaginya denganku?]
[B, boleh aku tanya?]

Aku berpura-pura kehilangan ketenanganku, sambil melanjutkan percakapan kami dengan tenang.

[Ah?]
[Tindakan kami bisa diklasifikasikan sebagai jual beli pekerjaan, benar?]
[Benar, dan kalau ketahuan, kualifikasi adventurer kalian akan dicabut dan kalian juga harus membayar denda, kalian tidak mau itu kan?]
[Tidak, tidak.]

Tenang, tidak perlu merasa panik, aku juga sudah mempertimbangkan situasi seperti ini.
Tidak masalah, untuk saat ini masih belum ada masalah.

[B, bagaimanapun juga, aku tidak punya uang sekarang, bolehkah Jalil dan aku melaporkan pekerjaan kami terlebih dahulu?]
[Oh silahkan, tuanku~]

Ternyata orang ini bodoh.
Aku berjalan ke konter pegawai sambil memikirkan itu.

[H, hey..... apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita lakukan!]
[Tenang, santai saja.]

Aku menenangkan Jalil yang sedang panik dan menyuruh Veskel untuk datang menghampiriku.
Setelah kami mendapatkan upah dari pekerjaan yang kami selesaikan, kami akan membubarkan P-Hunter dan menggabungkan Jalil dan Veskel ke dalam Dead End. Itu memang merupakan solusi yang tidak ada artinya, dan aku tidak tahu seberapa mendetil buku catatan yang dimiliki oleh Organisasi Adventurer.
Saat aku membalikkan badanku, aku melihat status kemarahan Ruijerd sudah mencapai tingkat MAX, sementara Nokopara berdiri tepat di hadapannya. Sekalipun kami melanggar aturan, tampaknya metode pemerasan yang licik seperti ini adalah sesuatu yang terlarang bagi seorang prajurit.
Pokoknya, aku mengirim sinyal untuk menghentikan Ruijerd terlebih dahulu.
Eris tampaknya tidak memahami situasi yang sedang terjadi saat ini, dan kalau dia mengerti, aku khawatir orang yang akan menghajar Nokopara terlebih dahulu adalah Eris, dan dia tidak akan menggunakan kepalan tangan, melainkan pedangnya.

[Oi, berikan jatahku untuk hari ini.]

Setelah berjalan mundur, Nokopara kembali melingkarkan tangannya di sekitar pundakku dengan senyuman lebar, dan saat Jalil hendak menyerahkan 2 Koin Besi sambil tersenyum tegang, aku menggenggam tangannya terlebih dahulu.

[Sebelum itu, aku ingin menanyakan satu hal kepadamu.]
[Tanya apa. Yang cepat, aku sedang sibuk.]

Aku menarik nafas dalam-dalam di dalam hatiku dan berdoa agar semuanya berakhir dengan sukses.

[Apa kamu punya bukti kalau kami melakukan sesuatu yang ilegal?]

Nokopara mengecap bibirnya dengan penuh amarah, dan bunyi kecapannya terdengar di seluruh bagian dari bangunan Organisasi Adventurer.

***

Pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Dead End, dipilih dari buku catatan organisasi. Para pegawai Organisasi Adventurer tidak menanyakan alasannya. Sepertinya ini bukan pertama kalinya bagi Nokopara untuk melakukan hal-hal seperti ini.
Kami pergi mengunjungi rumah orang yang pernah mengajukan permohonan di organisasi.

[Aku kasih saran ya buat kalian, jangan bunuh aku di lorong-lorong kota, oke?]

Nokopara mengucapkan itu sembari menatap Ruijerd dan Jalil.
Ruijerd mengeluarkan hawa membunuh yang luar biasa, apa Nokopara tidak takut kepadanya?
Atau mungkin dia sudah terbiasa dengan hawa membunuh seperti itu.

[Kalau aku mati, rekanku akan melapor ke organisasi, dan aku berbeda dari kalian yang masih ranking C. Aku adalah orang yang mampu naik ke ranking B.]

Kalimat yang terakhir itu sudah jelas cuma sebuah gertakan. Nokopara juga tidak percaya kalau dirinya sendiri mampu menang melawan 5 orang sendirian. Tidak peduli seberapa banyak dia mencoba untuk memojokkan kami, dia juga tetap tidak ingin mati.
Meski begitu, pemikiran yang dia miliki itu terlalu dangkal. Kalau aku berada dalam posisinya, setidak-tidaknya aku akan membawa 1 pengawal.

[Kita sampai, kita sampai.]

Rumah pertama.
Itu adalah rumah yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Setelah mengetuk pintu, seorang wanita tua yang tampak keras kepala keluar dari dalam rumah. Dia memiliki hidung yang mirip seperti paruh elang, dan mengenakan jubah berwarna hitam di tubuhnya. Sepertinya ada aroma manis yang menyeruak dari bagian dalam rumah, dan kemungkinan besar, dia sedang membuat permen Neruneruneru. (http://m.youtube.com/watch?v=GO1YcNVNTy8)

Dia menunjukkan ekspresi curiga saat melihat Nokopara, namun dia ganti menunjukkan senyum saat dia melihat Veskel.

[Ara, bukannya ini Veskel? Kenapa kamu membawa begitu banyak orang kemari? Ah, apakah mereka semua anggota dari “Dead End Ruijerd”?]

Ruijerd menatap kami dengan terkejut. Dia melihat si wanita tua tengah melirik ke arah Veskel.

[Hah!]

Nokopara tertawa.

[Nenek, anda telah ditipu. Orang-orang ini bukan anggota dari Dead End.]
[Ah--?]

Si wanita tua itu membalas tatapan Nokopara dan mendengus lewat hidungnya.

[Memang bagaimana caranya mereka menipuku?]
[Bagaimana, huh.]
[Veskel membasmi semua serangga yang ada di rumahku. Seperti yang aku harapkan dari ras Zumeba, sejak saat itu, aku belum pernah melihat satu ekor pun serangga yang berkeliaran di dalam rumahku.]

Sepertinya si nenek ini pernah dilayani oleh Veskel. Kalau dipikir-pikir, bukannya Ruijerd pernah menyebutkan tentang hal ini saat dia tengah memata-matai Veskel dengan mata ketiganya?

[Selama kalian mengerjakan tugas kalian dengan baik dan menyeluruh, aku tidak keberatan kok sekalipun kalian adalah Dead End yang asli.]

Bukan hanya Nokopara yang terkejut, Dead End yang asli sendiri pun juga tampak terkejut.

[T, tapi.]
[Aku tahu hidupku sudah tidak lama lagi, dan kalau bisa, aku ingin bertemu dengan Dead End yang asli sebelum aku meninggal.]

Kamu sudah ketemu dengannya, nek.
Kedua mata Nokopara terbuka lebar karena terkejut, dan ia berbalik untuk menghadap Veskel.

[Veskel! Bajingan, keluarkan kartu identifikasi adventurer milikmu!]

Veskel tampak sedikit kaget mendengarnya, namun dia tersenyum lebar. Di tangannya, ada sebuah kartu yang di permukaannya tertulis nama “Dead End”.

[Apa! B, brengsek, apa kalian main-main denganku........!]

Terlambat, “P-Hunter” sudah tidak ada lagi.
Kalau kamu memeriksanya, mungkin informasi itu masih ada di dalam buku catatan organisasi, dan kalau kamu menyelidikinya dengan lebih teliti, mungkin ada pelanggaran yang tertulis di sana. Tapi sepertinya Nokopara tidak memikirkan itu.

[Sialan! Ke rumah berikutnya!]

Kami tidak kembali ke Organisasi Adventurer.
Aku tersenyum congkak sambil mengikuti Nokopara.

***

Setelah mencari beberapa orang yang mengajukan permohonan, wajah Nokopara berubah dari hijau menjadi merah.

[Bangsat, apa yang sebenarnya terjadi di sini.]

Semua orang yang mengajukan permohonan menganggap Jalil dan Veskel sebagai anggota dari “Dead End”. Dan kartu adventurer mereka juga memiliki tulisan “Dead End”.
Ditambah lagi, saat kami mengunjungi gadis kecil yang mengajukan permohonan pertama yang kami terima di kota ini, dia memeluk kaki Ruijerd dengan riang gembira. Sungguh reuni yang mengharukan.

[Nokopara-san, aku minta maaf, tapi kalau kamu tidak memiliki bukti apapun, aku tidak bisa memberikan uangnya kepadamu.]
[Bangsat!]

Kini situasinya telah berubah, dan kami bisa melaporkan Nokopara karena telah mengganggu pekerjaan kami, atau apa lah.

[He, he, he.]

Secara tidak sadar, aku mulai tertawa seperti orang jahat.
Saat aku tertawa, kami tiba di tujuan terakhir, yaitu “Paviliun Tapak Serigala”. Sepertinya Jalil dan Veskel pernah kerja disini sebelumnya, dan mungkin akan sulit bagi kami untuk menutupi rahasia kami bila ada seseorang yang mengenali kami.
Tapi aku tidak ingat dengan apa yang dikatakan oleh si pemohon. Yah, sama seperti sebelumnya, pasti ada cara untuk mengatasi masalah yang mungkin akan muncul nantinya.

[Ini adalah pemohon terakhir.]

Ada dua orang yang keluar dari “Paviliun Tapak Serigala”. Tubuhku langsung membeku saat melihatnya.
Sialan.
Alarm yang ada di dalam pikiranku berdering kencang.
Ini adalah situasi gawat darurat.
Ini adalah serangan dari udara.
Pesawat musuh berhasil menginvasi kita.
Situasi yang tidak terduga.
Ini dengan jelas menunjukkan kekurangan dari pemikiranku, dan seberapa buruk kemampuan adaptasi yang dimiliki otakku.

[Ah, Rudeus, kamu sudah kembali........ Terima kasih ya atas bantuannya kemarin. Omong-omong, ada apa, kok kamu membawa begitu banyak orang?]

Kuruto menyapa kami dengan ekspresi kelelahan.
Nokopara mungkin telah menyadari kegelisahanku.
Atau mungkin dari awal dia sudah merencanakan ini.

[Hey, orang yang menyelamatkan kamu adalah “Dead End” bukan?]

Ah. Sialan. “Dead End” yang sekarang memiliki ranking D, sedangkan P-Hunter mengambil pekerjaan dengan ranking B. Itu artinya kami tidak bisa mengambil pekerjaan itu, dan kalau ada orang yang menyelidikinya, rahasia kami akan terkuak.
Sialan, ini benar-benar masalah.
Kuruto menatap ke arah ku dan Ruijerd, sementara aku menggelengkan kepalaku dengan cepat untuk menghentikannya.

(Bersikaplah sombong, mengakulah kalau kalian tidak membutuhkan bantuan. Kalian mampu kembali dari tempat yang berbahaya itu tanpa bantuan orang lain, iya kan?)

Aku memikirkan itu di dalam pikiranku. Setidak-tidaknya, aku berharap agar Kuruto akan bersikap sombong dan berkata [Ah masa, kok aku tidak tahu ya, tidak ada seorang pun yang membantu kami] dan membantah Nokopara.

Kuruto, melihatku menggelengkan kepala, mengangguk dengan tegas.

[Tentu saja, sebelumnya aku tidak pernah melihat orang sekuat itu.]

Oh demi Tuhan.......orang ini benar-benar jujur~!

Kuruto menjelaskan seberapa kuatnya kami, mengatakan bahwa kami mengubur Executioner dan Almond Anaconda, dengan meniru gerakan tubuh kami dan nada bicara seperti pembaca dongeng profesional.

Rudeus-san itu benar-benar luar biasa.
Sekalipun Executioner itu cukup kuat untuk membuat orang merasa takut, tapi seharusnya dia tidak bertarung melawan Dead End.
Apa kamu tahu apa yang terjadi kepadanya saat dia berduel dengan Rudeus?
Insta-KILL!
Serius, Executioner itu hancur dalam sekali serang.
Ruijerd-san juga, kekuatannya benar-benar tidak masuk akal.
Dia menari disana sini, dan BAM, semua anacondanya mati!
Hanya dengan memikirkan itu saja mampu membuatku merinding!

Nokopara mendengarkan ceritanya sambil mengatakan, hoh, hoh, begitukah, hmm, hmm, itu benar-benar luar biasa, sambil tersenyum lebat. Dan kemudian.

[Aneh~~ Oi, orang yang mengambil pekerjaan di dalam kota, kenapa kalian pergi ke Hutan Petrifikasi untuk menyelamatkan orang lain?]
[Bukan, itu, anu, kami dengan Jalil......]
[Seharian kemarin Jalil dan Veskel tinggal di dalam kota kan?]

Rahasia kami sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi, Nokopara pasti punya cara untuk benar-benar menyudutkan kami.
Tenang! Pasti ada jalan keluar, cepat pikirkan itu, pertama-tama, aku punya 3 pilihan. Bagus sekali, aku sudah memikirkan itu.

1.Bunuh Nokopara.
Kalau benar dia punya rekan, maka pilihan ini akan mengarah ke akhir yang buruk. Tapi mungkin saja ini akan mengarah ke akhir yang bagus. Ini benar-benar bergantung kepada keberuntungan kami.
Ini adalah rencana yang buruk.

2.Salahkan Jalil dan Veskel.
Kami adalah pemula. Mereka adalah veteran.
Kalau kami bersikeras bahwa kami telah ditipu dan diperlakukan seperti tawanan, mungkin itu akan berhasil.
Tapi kami akan kehilangan kepercayaan Ruijerd. Kami tidak boleh mengkhianati rekan kami.
Ini adalah rencana yang buruk.

3.Serahkan saja uangnya, pikir belakangan.
Ini hanya bergantung kepada keberuntungan kami, dan sekalipun kami bisa dengan cepat menemukan solusinya di kemudian hari nanti, Nokopara sudah tentu akan mengetahui kekuatan tempur yang kami miliki.
Agar kami tidak bisa kabur dari dirinya atau kota, mungkin dia akan memasang jebakan 2 lapis, atau bahkan 3 lapis.
Ini adalah rencana yang buruk.

Gawat. Semua rencana yang kumiliki adalah rencana yang buruk.
Ide-ide itu sama parahnya dengan gumaman orang yang sedang tidur.
Apa yang harus aku lakukan?

Pilihan yang paling mudah adalah 2, tapi ini mungkin adalah langkah yang paling buruk. Kalau kami menggunakan itu, maka kami tidak akan memiliki langkah selanjutnya. Mengkhianati mereka berarti menghilangkan kepercayaan Ruijerd, dan Ruijerd tidak akan pernah mempercayaiku lagi. Jangan sampai gunakan pilihan 2.

Pilihan 1 itu mustahil. Tidak ada artinya bila kami melakukan itu, dan kami juga akan membuat semua usaha yang telah kami kerahkan sejauh ini menjadi sia-sia. Sekalipun tempat ini adalah Demon Continent yang ganas, dimana membunuh seseorang bukanlah sesuatu yang layak untuk dibesar-besarkan, tapi bila kami membunuh seseorang disini, di masa depan nanti kami juga akan mengulangi hal yang sama bila kami kembali terjerat dalam masalah.

Aku tidak mau berjalan di jalan yang penuh dengan darah.
Aku tidak memiliki determinasi seperti itu.

Pilihan 3 tambah parah lagi. Memberikan uang kami kepada si bajingan itu, berarti kami mengakui bahwa kami telah melakukan sesuatu yang ilegal. Itu adalah sesuatu yang harus kami jauhi sebisa mungkin. Dan saat kami diancam, mungkin daftar kejahatan yang kami lakukan akan semakin meningkat. Dan kami akan dipaksa untuk melaksanakan tugas yang semakin tidak masuk akal.

Kalau itu aku, aku akan minta dilayani oleh Eris.
Kalau itu terjadi, ujung-ujungnya kami akan membunuh Nokopara.
Itu tidak benar, jadi satu-satunya pilihan yang tersisa adalah pilihan 3? Tidak, tidak, kalau aku memilih pilihan 3, sekalian saja aku memilih pilihan 1.

Satu-satunya pilihanku adalah untuk membunuh Nokopara dan rekan-rekannya?
Bisakah aku melakukan itu.......
Apa benar itu satu-satunya pilihan yang tersedia........?
Aku, akan membunuh seseorang?
Bagaimana dengan rekan Nokopara yang ada di luar sana? Suruh Ruijerd untuk mencari mereka? Bagaimana? Sekalipun itu adalah Ruijerd, kalau kami tidak tahu siapa yang sebenarnya kami cari, kami mungkin tidak akan bisa menemukan mereka.
Haruskah kami berhenti menjadi seorang adventurer? Sekalipun kami tidak memiliki kualifikasi, kami masih tetap bisa bertahan hidup. Aku tetap mengetahui cara untuk menghemat uang di benua ini.

Tidak, kalau aku memilih itu, bagaimana dengan Jalil dan Veskel? Kalau ada yang menyelidiki, insiden penculikan hewan peliharaan mungkin akan ketahuan. Kami sudah mendapatkan cukup banyak uang yang bisa digunakan untuk pergi meninggalkan kota ini, tapi mereka berdua itu berbeda. Mereka tinggal di dalam kota ini, dan kalau ada orang yang tahu bahwa mereka menculik hewan peliharaan, mereka pasti akan diusir dari kota, iya kan? Mereka tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk hidup di alam liar, jadi pada akhirnya, itu sama saja dengan mengkhianati mereka kan?

Bagaimana kalau kami membantu mereka bila mereka diusir dari kota?
Mustahil. Kami sendiri saja sudah dipojokkan. Kami tidak bisa melakukan itu.
Tidak, sekarang setelah situasinya berakhir seperti ini, aku harus memiliki determinasi untuk berjalan melalui jalan yang penuh dengan darah.
Coba pikirkan kembali tujuanku. Tujuanku adalah untuk mengantar Eris pulang. Demi Eris, sekalipun itu adalah Ruijerd atau Jalil atau Veskel, aku akan mengkhianati semuanya. Sekalipun Eris membenciku, aku rela. Sekalipun aku tidak bisa menghadap Paul atau Roxy, aku rela!

Aku akan menggunakan sihir air tingkat Saint untuk membanjiri kota ini. Ditengah-tengah kekacauan, aku akan membawa Eris dan melarikan diri dari kota ini, dan berhenti menjadi adventurer. Sekalipun aku harus melakukan segala macam hal buruk, aku akan tetap mengantarkan Eris dengan selamat sampai di rumah.

Sudah kuputuskan, aku akan melakukan ini.

***

Setelah meneguhkan hatiku, aku mengumpulkan Mana ke dalam tanganku, saat aku tiba-tiba menyadari perubahan ekspresi wajah Nokopara.

[Hey....... Ah.....]

Wajah si kepala kuda itu mendadak berubah pucat, dan kedua kakinya gemetaran.
Dia tidak melihat kearah ku, tapi apa yang ada di belakangku. Aku menoleh ke belakang dan melihat figur seorang Ruijerd. Tubuhnya basah kuyup, dan vas bunga yang terletak di samping jendela penginapan tampak tergeletak di sampingnya.

[R, Ruijerd-san?]

Dalam penglihatanku, tampak sesuatu berwarna hijau zamrud berkilauan.
Warna biru yang ada di rambut Ruijerd telah luntur terkena air dari vas bunga, dan digantikan dengan rambut berwarna hijau zamrud berkilauan.
Ruijerd telah melepas ikat kepala dan kerudung yang menutupi dahinya.
Batu sihir berwarna merah yang ada di dahinya pun terlihat.
Dengan ekspresi yang penuh dengan amarah dan hawa membunuh, sang Iblis pun muncul.

[Su, su, su, Supard......]

Nokopara terjatuh hingga menindih bokongnya.

[Namaku adalah Dead End, Ruijerd Supardia. Karena identitasku sudah ketahuan, mau bagaimana lagi. Aku akan membunuh semuanya yang ada di sini.]

Dengan akting yang parah, dia mengucapkan itu dengan datar.
Tapi, hawa membunuh yang dia pancarkan itu bukan main-main.

[Kyaaaaaaa!]

Seseorang berteriak.
Perempuan, laki-laki, dan orang tua, semuanya menghentikan apapun yang sedang mereka lakukan, kemudian berteriak dan melarikan diri ke segala tempat.
Di tengah kekacauan, Jalil adalah orang pertama yang mengkhianati kami, berteriak, [Aku diancam! Ini tidak ada hubungannya denganku! Kami bukan rekan!], dan melarikan diri bersama Veskel.
Di tengah kekacauan, Kuruto tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena merasa ketakutan. Dia mengingat saat dia berbicara dengan tidak sopan kepada Ruijerd, kemudian wajahnya berubah menjadi pucat pasi, dan mengompol di lantai.
Aku sama sekali tidak bisa memahami itu, kenapa semua orang merasa begitu ketakutan, hanya karena warna rambut Ruijerd berubah?
Dan juga, bukannya kalian tidak merasakan apa-apa barusan? Kuruto juga, barusan kamu memuji Ruijerd, dan ingin menjadi sepertinya. Bukannya barusan kamu menatap Ruijerd dengan penuh hormat?
Lalu, kenapa semua orang menjadi takut hanya karena melihat warna rambut di kepala Ruijerd?

Melihat Eris, tentu dia tidak memahami situasi yang sedang terjadi saat ini. Dia tampak benar-benar tenang, sambil menunjukkan pose tubuhnya yang biasa dia tunjukkan. Dia hanya mengamati situasi yang sedang terjadi dengan kedua matanya yang terbuka lebar, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Dia benar-benar tenang.
Ada beberapa orang di sekitar kami yang melarikan diri, beberapa dari mereka jatuh lemas di lantai, beberapa dari mereka juga ada yang menghunuskan pedang mereka dengan kedua kaki mereka yang gemetaran.
Ada segala jenis orang disini, dan semuanya merasa takut.
Sosok “Dead End”. Hanya itu.
Hanya dengan merubah warna rambut, orang-orang bisa merasa ketakutan sampai seperti ini. Ini adalah situasi dimana hati semua orang dicengkeram oleh rasa takut.

Hah. Aku jadi ingin tertawa. Apa yang telah aku lakukan selama ini? Hanya dengan melihat rambutnya saja, situasinya bisa menjadi kacau seperti ini. Apa gunanya semua usaha yang telah aku kerahkan hingga saat ini?
Cara berpikirku itu benar-benar bodoh. Hanya karena Eris bisa menerima Ruijerd, ras Migurd juga bisa menerima Ruijerd, maka semua orang juga bisa menerima Ruijerd?
Sia-sia.
Reputasi buruk yang dimiliki ras Supard ini bukan soal reputasi belaka.
Mereka adalah simbol dari rasa takut.
Bagaimana caranya aku bisa mengubah ini?
Percuma. Tidak ada harapan.
Itu tidak bisa dilakukan.

[….......]

Di tengah-tengah suara jeritan dan teriakan orang-orang, Ruijerd berjalan menghampiri Nokopara.

[Hey, bajingan....... Namamu Nokopara, benar?]

Ruijerd meraih kerah baju Nokopara dan dengan mudah mengangkat tubuhnya, yang sebenarnya kelihatan lumayan berat.

[Ruijerd-san! Kamu tidak boleh membunuhnya!]

Aku masih berusaha untuk menghentikan Ruijerd, sekalipun situasinya sudah berubah menjadi seperti ini.
Kamu tidak boleh membunuhnya. Kalau kamu membunuh seseorang dalam situasi seperti ini, kamu akan melukai dan menodai nama Dead End, yang tidak akan bisa kamu sembuhkan hingga ajal menjemputmu.
Tapi bukannya situasi saat ini sudah berada pada titik puncaknya?
Sekarang, sudah terlambat bagiku untuk berusaha meyakinkan Ruijerd.
Cukup sudah.
Bunuh dia, Ber-ser-KER! (lol, ilya?)

[M..... maaf..... aku...... aku tidak mengira kalau kamu itu adalah Dead End yang asli! A...... ampuni aku! Tolong jangan bunuh aku! Aku mohon!]
[….....]

Ruijerd yang marah.
Nokopara yang gemetar ketakutan.

“Hey, apa yang terjadi?”

Eris tiba-tiba bertanya padaku, dan aku dengan tenang menjawab.

“Situasi yang paling buruk telah terjadi.”
“Lakukan sesuatu!”
“Maaf, aku tidak bisa melakukan apa-apa.”
“Kalau kamu saja tidak bisa melakukan apa-apa, berarti kita memang tidak bisa melakukan apa-apa!”

Eris dengan mudahnya menyerah. Aku juga sudah menyerah. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.
Ini semua salahku. Aku pikir aku bisa menyelesaikan semua masalah, sekalipun identitas Ruijerd ketahuan oleh orang lain. Dengan pemikiran yang dangkal, aku pikir semuanya akan baik-baik saja, tidak peduli dengan hal seperti apapun yang terjadi kepada kami.
Pada akhirnya, semuanya hancur berkeping-keping.
Kini setelah situasinya berubah menjadi seperti ini, aku hanya bisa menjalankan rencanaku yang asli, anggap semua ini seperti tidak pernah terjadi, gunakan sihir air tingkat Saint, dan bereskan semuanya.
Bercanda doang kok. Ha, ha, ha.

[T..... Tolong aku...... aku.... aku punya 7 anak kelaparan yang usianya baru 3 tahun!]

Cara berpikir Nokopara menjadi kacau. Bagaimanapun caramu melihatnya, sudah jelas kalau yang keluar dari mulutnya itu hanya omong kosong. Kalau aku berada dalam posisinya sekarang, aku akan mencari alasan yang lebih baik.

[….......Aku akan pergi meninggalkan kota ini. Jadi lebih baik kamu melupakan semua hal yang sudah terjadi di sini.]

Tapi Ruijerd memaafkannya. Sudah kuduga, membawa topik tentang anak-anak itu sangat efektif.

[T..... t....... te, terima kasih.]

Ekspresi wajah Nokopara tampak dengan jelas mengatakan “aku selamat”, namun langsung mengejang saat dia mendengar kalimat selanjutnya yang diucapkan oleh Ruijerd.

[Tapi, kalau kamu coba-coba mencabut kualifikasi adventurer kami saat kami tiba di kota berikutnya.]

Ruijerd menggunakan ujung tombaknya untuk menebas wajah Nokopara.
Celana Nokopara langsung menjadi basah, dan area yang berada di dekat pantatnya tampak menggelembung dengan cepat.

[Jangan pikir kalau aku tidak bisa masuk ke dalam kota ini....... paham?]

Nokopara mengangguk dengan sekuat tenaga, dan Ruijerd melepaskan cengkramannya.
Nokopara jatuh ke lantai dengan bunyi “jebret” yang menjijikkan di celananya.

***

Pada akhirnya, Ruijerd pergi meninggalkan kota, dengan menanggung semua kesalahan kami di pundaknya.
Itu kelewatan.
Ruijerd meninggalkan kami di dalam kota. Para penjaga datang untuk menanyakan situasi, dan aku bersikeras kalau ini bukanlah salahnya Ruijerd, tapi mereka membuat kesimpulan sendiri, bahwa kami adalah anak-anak yang menerima paksaan dari Ruijerd.
Ruijerd telah membuat rencana jahat, dan kami dimanfaatkan olehnya. Mereka tidak yakin soal isi dari rencana tersebut, tapi intinya, mereka mencapai kesimpulan bahwa mereka telah berhasil menghindari situasi yang terburuk.

Orang-orang yang mengelilingi kami tampak memandang kami dengan tatapan simpati, tatapan yang menganggap kami sebagai anak-anak yang tidak tahu apa-apa dan dimanfaatkan oleh Ruijerd.
Ini membuatku marah. Memang apa salahnya Ruijerd? Semuanya adalah hasil dari tindakanku kan? Semua hasil yang muncul ini diciptakan oleh kedua tanganku sendiri kan?
Kami kembali ke penginapan dan segera mengemasi barang-barang kami, kemudian pergi dengan membawa sisa-sisa perlengkapan yang kami miliki.
Kalau kami tidak buru-buru, mungkin Ruijerd akan pergi. Pokoknya, kami tidak bisa tinggal di kota ini lagi.
Nokopara masih hidup, dan dia bilang kalau dia punya rekan. Dan bagaimanapun juga, kami memang telah melakukan sesuatu yang ilegal. Kalau ketegangan di kota ini mulai menurun, Ruijerd tidak akan bisa membantu kami lagi.

[Anu, Rudeus......]

Kuruto memanggilku saat kami berjalan keluar dari penginapan. Ekspresi wajahnya tampak bingung, rasanya seperti dia tidak memiliki ide soal apa yang ingin dia bicarakan.

[Kenapa, kamu bersama dengan itu?]
[Apa maksudmu dengan “itu”, coba pikir lagi, siapa yang menyelamatkanmu di Hutan Petrifikasi? Kamu bahkan sampai ngompol gara-gara ketakutan, bagaimana kamu bisa jadi terkenal coba?]
[Bukan....... itu....... maaf......]

Jangan, aku tidak boleh marah kepadanya. Orang ini telah membicarakan hal-hal yang baik tentang kami.

[Maaf, Kuruto. Aku kelewatan.]
[Tidak apa-apa. Aku memang ngompol tadi.]

Kuruto ini benar-benar orang yang baik.
Eris menyembunyikan kedua tangannya di balik punggungnya sambil melotot ke arah Kuruto.

[Kuruto, aku punya sebuah permintaan, dan aku akan menganggapnya sebagai pembayaran untuk menyelamatkan dirimu.]
[Silahkan.]

Kuruto mengangguk dengan sungguh-sungguh.

[Ruijerd bukanlah orang yang jahat. Ada sesuatu yang terjadi di masa lalu yang menyebabkan orang-orang menjadi takut kepadanya, tapi dia adalah orang yang baik. Setelah kami meninggalkan kota ini, tolong sebarkan itu.]
[Ah, baik. Aku mengerti, dia adalah orang yang menyelamatkan hidupku.]

***

Setelah sampai di Organisasi Adventurer, kami mengeluarkan Jalil dan Veskel dari “Dead End”, dan pada waktu yang sama, meminta tolong kepada si pegawai untuk menyampaikan pesan kami kepada mereka.

[Karena situasinya telah berubah menjadi seperti ini, terima kasih karena telah membantu kami. “Dia” juga berterima kasih kepada kalian. Tolong beritahukan ini kepada mereka.]

Mereka mengkhianati kami di saat-saat terakhir, tapi itu adalah sesuatu yang harus dimaklumi. Dengan situasi seperti ini, satu-satunya cara agar mereka bisa hidup dengan aman adalah dengan melakukan ini. Pada akhirnya, kami memang telah menerima banyak bantuan dari mereka.

Di jalan menuju gerbang kota, aku membeli seekor reptil yang mirip seperti kadal, yang khusus digunakan sebagai metode transportasi.
Itu adalah kadal yang menawan dengan 6 kaki dan sepasang mata yang tajam. Kadal ini biasa digunakan untuk menarik gerbong kereta di Demon Continent. Kadal ini mampu dengan mudah menahan beban 2 orang dewasa, dan memiliki harga 10 Koin Batu, yang mana sekitar setengah dari total kekayaan yang kami miliki sekarang.
Tapi kami sudah memutuskan untuk membeli kadal ini sebelum kami pergi meninggalkan kota.
Kami sudah pernah mendengar soal perbedaan antara mengendarai atau tidak mengendarai kadal ini saat melakukan perjalanan di Demon Continent. Setelah mempelajari cara untuk mengatur si kadal dari si penjual, kami mengemas perlengkapan kami di tubuh si kadal dan pergi mengendarainya keluar kota.

Ada banyak prajurit yang tengah berkumpul di gerbang kota. Mungkin mereka berencana untuk pergi keluar dari kawah untuk menghabisi Ruijerd.
Diantara para prajurit tersebut, ada si kepala kadal dan kepala babi yang tampak familiar. Wajah mereka tampak pucat dan bersemangat pada waktu yang sama.
Setelah menyapa mereka, kami menerima peringatan [“Dead End” baru saja keluar dari kota], dan kami harus berhati-hati.
Setelah itu, mereka bilang kalau Dead End adalah iblis yang telah merencanakan sesuatu di dalam kota.
Sudah jelas mereka belum pernah bertemu dengan Ruijerd, tapi mereka langsung menganggapnya sebagai orang yang jahat.

[Kalian tahu, orang itu sudah menjelajahi kota ini selama 2 bulan, dan tidak ada bencana yang terjadi.]

Aku tak bisa menahan diriku dan mengatakan itu.
Ekspresi para penjaga tampak seperti mengatakan [Ha?].
Aku melotot kepada mereka berdua, mendengus, dan berjalan keluar dari kota.
Hatiku terasa seperti disayat-sayat oleh kata-kata mereka.

***

Kami perlu menemui Ruijerd lagi. Seharusnya dia berada di dekat, nah, dia pasti ada di dekat sini.
Kalau memang harga dirinya sebagai prajurit itu nyata, seharusnya dia tidak akan mengabaikan kami...... bukan, seharusnya dia tidak akan mengabaikan Eris.

[Disini rasanya sudah cukup.]

Kami berjalan hingga kami tidak lagi bisa melihat kota, dan aku meluncurkan kembang api ke arah langit dengan menggunakan sihir.
Suaranya mengaum melalui udara, hawa panasnya tersebar dengan bergelombang, dan cahayanya terpancar kemana-mana.
Setelah beberapa saat berlalu, Ruijerd masih belum muncul.

[Eris, tolong panggil Ruijerd.]

Eris memanggil Ruijerd dengan suaranya yang lantang.
Beberapa saat kemudian, sekelompok Pack Coyote muncul. Aku yang merasa frustasi melampiaskan kejengkelanku kepada mereka. Batu-batu besar yang ada di sekeliling kami berubah menjadi debu, dan kini area yang ada di sekeliling kami menjadi datar.
Para Pack Coyote kini berubah menjadi onggokan daging, dan mungkin mereka akan berubah menjadi zombie.
Hmph, peduli amat.
Lagipula, orang-orang yang menjengkelkan itu ada di dalam kota.

[Lihat, itu Ruijerd.]

Setelah pertempuran selesai, kami melihat sosok Ruijerd.
Dia menunjukkan ekspresi yang tidak nyaman.
Tolong jangan tunjukkan ekspresi seperti itu.

[Kenapa kamu tidak muncul saat kami memanggilmu? Apakah kamu berencana untuk meninggalkan kami tanpa mengucapkan sepatah kata pun?]

Tapi apa yang keluar dari mulutku adalah tuduhan.
Sekalipun aku tidak merencanakan itu.

[Maaf.]

Kalimat pertama yang dia ucapkan adalah permohonan maaf, dan aku merasa kalau tidak ada tempat yang bisa aku gunakan untuk mundur.
Bagaimanapun caraku memikirkan itu, ini semua adalah salahku. Dengan sombongnya, aku memaksa Jalil dan Veskel agar mereka mau menjadi rekan kami, dan merasa yakin bahwa aku mampu mendapatkan perkembangan yang bagus dengan hanya menggunakan metode yang sederhana.
Pada akhirnya, saat tindakan buruk kami terungkap, aku masih tetap yakin bahwa entah bagaimana, kami pasti akan bisa menghindar dari masalah tersebut. Kami dipojokkan oleh lawan, dan di akhir semuanya, Ruijerd harus menanggung semua masalah yang aku ciptakan.
Kalau Ruijerd tidak memilih untuk menanggung semua kesalahanku, mungkin kami masih bisa tinggal dan mengambil pekerjaan di kota itu.
Tidak, Nokopara itu seseorang yang sudah ahli dalam melakukan hal-hal seperti itu. Sekalipun tanpa Kuruto dan lainnya, kami mungkin masih akan tetap dipojokkan olehnya.

[Kenapa kamu meminta maaf? Harusnya yang meminta maaf itu aku.]

Aku tidak bisa lagi menahan perasaan bersalah ini.

[Tidak, kamu sudah melakukan semuanya yang harus kamu lakukan.]
[Tapi-]
[Sebuah rencana, selalu ditemani oleh kegagalan. Kamu menghabiskan waktumu di siang dan malam hari untuk memikirkan semuanya. Aku tahu itu.]

Ruijerd tersenyum dan meletakkan tangannya di atas kepalaku.

[Sebenarnya, aku tidak tahu dengan apa yang kamu pikirkan. Sampai sekarang, aku selalu mengira kalau kamu terus merencanakan sesuatu yang buruk, jadi ada banyak waktu dimana aku tidak bisa menahan diriku.]

Ruijerd melirik ke arah Eris, mengangguk, dan lanjut bicara.

[Ada sesuatu yang ingin kamu lindungi, dan kamu rela melakukan apapun untuk melindungi sesuatu tersebut. Barusan, kamu menunjukkan determinasimu kepadaku saat kamu hendak membunuh si bajingan itu.]

Barusan, ah, waktu aku hendak membanjiri kota.

[Kamu, yang memiliki sesuatu untuk dilindungi, adalah seorang prajurit.]

Dia bilang aku adalah seorang prajurit.
Air mataku hampir keluar saat aku mendengarnya mengucapkan itu.

Aku bukanlah orang sehebat itu. Aku, tanpa kenal malu, membuat rencana-rencana licik untuk mencari uang, selalu memikirkan untung rugi, dan bahkan mempertimbangkan untuk meninggalkan Ruijerd.
Untuk meninggalkan rekan yang sangat bisa diandalkan di saat-saat terakhir.

[Ruijerd-san, aku...... bukan, aku.....]

Ucapanku yang tulus. Ucapanku sendiri.
Aku berhenti menggunakan bahasa formal, dan akan melontarkan ucapan yang berasal dari dalam hatiku –
Tapi aku tidak mengerti, apa yang harus aku katakan?

[Cukup.]

Ruijerd memotong pikiranku.

[Kamu tidak perlu memikirkan aku.]
[Eh?]
[Jangan khawatir. Sekalipun aku tidak bisa memperbaiki reputasiku, aku akan tetap melindungi kalian. Percayalah padaku. Bukan, mohon berikan kepercayaanmu kepadaku.]

Aku percaya padamu.
Aku yakin padamu.

Ruijerd bilang, aku tidak perlu berusaha untuk memperbaiki reputasinya.
Aku paham, memperbaiki reputasi Ruijerd memang merupakan hal yang sulit. Dan bila kami memiliki 2 tujuan yang berbeda, tindakan kami akan menjadi tidak jelas dan tidak logis.
Belakangan ini aku terus menerima banyak tekanan, dan ada banyak hal yang tidak aku pertimbangkan. Itu adalah rencana-rencana yang bisa aku pikirkan, namun hasil terakhirnya adalah kegagalan yang terjadi hari ini.

Karena itulah, aku tidak perlu melakukan itu.
Tapi ini bukanlah sesuatu yang bisa aku setujui begitu saja.
Aku sudah menyaksikan pemandangan tersebut. Kalau mereka tidak ketakutan separah itu, mungkin mereka akan mengambil bebatuan dan melemparkannya ke arah kami.
Tapi aku tidak bisa mengucapkan sesuatu seperti, oh jadi begitu, kalau begitu tolong tunggu kami di luar kota selanjutnya.

[Tidak, aku harus membersihkan reputasi buruk Ruijerd-san.]

Aku harus memperbaharui determinasiku.
Setidak-tidaknya, ijinkan aku membayar kebaikanmu.

[Kamu itu benar-benar keras kepala ya. Apa memang sekecil itu rasa kepercayaanmu kepadaku?]
[Aku percaya padamu. Karena itulah aku akan membalas kebaikanmu.]

Sehubungan denganku, aku pernah di bully di masa lalu. Aku sudah pernah menderita karena dibenci oleh orang lain, yang membuatku hidup di dalam dunia yang sepi selama belasan tahun, tanpa ditemani oleh siapapun.
Kalau Roxy tidak membawaku keluar dari halaman rumahku, aku tidak akan bertemu dengan Sylphy dan Eris.

Kasusnya Ruijerd berbeda dengan kasusku. Skalanya benar-benar berbeda. Aku memahami itu.
Tapi itu tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan dirinya.
Aku tidak bisa menjadi seperti Roxy, yang walaupun ia sendiri tidak menyadarinya, tapi mampu mencapai hasil yang diidamkan; satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah merangkak melalui tumpukan kegagalan yang aku ciptakan.
Mungkin Ruijerd akan merasa terganggu oleh sikapku, dan pada akhirnya kami akan menemui kegagalan seperti ini lagi, atau mungkin sikapku akan bisa membantu Ruijerd.
Tapi, melakukan sesuatu, selalu lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

[…... Kamu itu benar-benar keras kepala.]
[Masih belum separah Ruijerd-san.]
[Hah. Kalau begitu, mohon bimbingannya.]

Ruijerd tersemyum kecut, dan mengangguk.
Entah kenapa, aku merasa kalau sekarang aku telah benar-benar menjalin ikatan kepercayaan dengan Ruijerd.

***

Keesokan paginya.
Setelah bangun tidur, aku melihat kepala Ruijerd menjadi gundul.
Aku tercengang.
Atau mungkin lebih tepat kalau dibilang, aku merasa takut?
Dipasangkan dengan luka yang ada di wajahnya, dia benar-benar tampak seperti Yakuza.

[Setelah insiden ini, aku paham kalau orang-orang merasa takut saat melihat rambutku.]

Sepertinya dia telah menetapkan resolusinya.
Dalam akal sehat yang aku miliki, mencukur rambut merepresentasikan tekad yang dimiliki oleh seseorang.
Di dunia ini, akal sehat seperti itu tidak ada.
Tapi sekalipun itu tidak ada......
Aku merasa kalau aku juga perlu mencukur rambutku, untuk menunjukkan bahwa aku telah merenungkan tindakanku.
Karena Ruijerd sudah melakukan itu, haruskah aku juga menggundul kepalaku?
Tidak, tapi...... tapi......

[Hey, Eris. Haruskah aku menggundul kepalaku juga?]
[Jangan, aku kan, suka sama rambutnya Rudeus.]

Aku menggunakan Eris sebagai tempat perlindungan.
Melihat diriku yang tidak berguna ini, aku hanya bisa tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar