Minggu, 18 Januari 2015

Mushoku Tensei 27


[Web Novel 27] Penginapan Adventurer

Setelah keluar dari Organisasi Adventurer.

Kondisi di luar sudah lumayan gelap.

Sekalipun masih ada sedikit cahaya yang terpancar di langit, anehnya, sebagian kota sudah tampak gelap.
Beberapa detik kemudian, aku baru sadar bahwa kegelapan ini disebabkan karena kota ini terletak di dalam sebuah kawah.
Kota ini tertutup oleh bayangan dari tembok-tembok tinggi yang mengelilinginya.

Sebentar lagi kota ini akan menjadi gelap total.

[Lebih baik kita cepat-cepat mencari penginapan.]

Adalah yang aku sarankan, tapi ekspresi yang ditunjukkan Eris tampak aneh.

[Bukannya tidak apa kalau kita berkemah di luar kota?]
[Hm, jangan bilang begitu. Apa kamu tidak mau istirahat dengan nyaman di dalam kota?]
[Benarkah?]

Ruijerd bilang bahwa tidur di dalam atau di luar kota tidak terlalu ia permasalahkan.
Kebanyakan waktu, yang bertugas sebagai pengawas saat kami sedang berkemah adalah Ruijerd.
Dia bisa menyadari bila ada sesuatu yang mendekat, sekalipun dia sedang setengah sadar.
Kadang-kadang aku terbangun di tengah malam gara-gara mendengar bunyi ledakan, yang ternyata itu adalah bunyi pertarungan antara Ruijerd melawan monster.
Itu benar-benar tidak baik buat jantungku.

Yah, tentu saja penginapan adalah pilihan yang lebih baik.
Aku juga merasa lapar.
Aku ingin membeli sesuatu untuk dimakan, tapi masih ada beberapa daging kering yang tersisa.
Untuk menghemat biaya makan, mungkin kita harus menahan diri disini?
Tapi sekalipun aku mengucapkan itu, kalau perut kami terasa seburuk ini, itu membuatku ingin makan masakan lezat sampai aku merasa kenyang.

[Hey Rudeus, lihat!]

Eris terdengar benar-benar gembira saat mengucapkan itu.
Ada apa, dimana aku harus melihat?

Saat aku memikirkan itu sambil mendongakkan kepalaku, bagian dalam kawah tampak memancarkan cahaya.
Setelah matahari terbenam, cahaya dari kawah tersebut tampak begitu cerah.

[Luar biasa! Ini luar biasa! Ini adalah pertama kalinya aku melihat sesuatu seperti ini!]

Saat matahari benar-benar terbenam, cahaya dari bagian dalam kawah mampu menyinari seluruh kota.
Hampir mirip seperti taman bermain yang terang benderang di malam hari.

[Hmmm, itu memang benar luar biasa.]

Karena dulu aku selalu tinggal dalam lingkungan yang tidak pernah kehilangan cahaya, hatiku tidak terlalu tersentuh saat melihat pemandangan itu.
Tapi, harus aku akui, itu adalah pemandangan yang mengagumkan.
Sekalipun, aku tidak tahu bagaimana kawah itu bisa memancarkan cahaya.

[Itu adalah batu sihir cahaya.]
[Uh, kamu kenal Raiden?!]
[Raiden? Siapa itu? Kalau tidak salah itu adalah nama Sword God dari suatu generasi tertentu?]

Tentu saja dia tidak memahami gurauanku.
Menyadari bahwa tidak ada satupun orang di dunia ini yang mampu memahami gurauan seperti itu, membuatku sedikit merasa kesepian.

[Maaf. Diantara kenalanku, ada orang yang memiliki nama seperti itu. Dia adalah orang yang memiliki pengetahuan luas, jadi aku kira itu dia.]
[Oh.]

Kepalaku diusap dengan lembut.
Ekspresi Ruijerd mirip seperti orang yang sedang berusaha untuk menghibur seorang anak kecil yang mengingat ayahnya yang sudah tiada.

Toh Raiden itu bukan nama ayahku.
Nama ayahku itu Paul.
Sebagai seorang ayah, bisa dibilang dia lumayan oke, tapi sebagai seorang manusia, dia itu bajingan.

[Jadi, batu sihir cahaya itu apa?]
[Itu adalah salah satu variasi dari batu sihir.]
[Efek seperti apa yang dimiliki batu itu?]
[Di siang hari, batu itu akan menyerap cahaya dari matahari, dan di malam hari batunya bersinar seperti itu. Tapi, durasinya tidak sampai setengah hari.]

Oh, tenaga surya.
Aku tidak melihat teknologi sepert itu di Asura.
Kelihatannya itu sangat berguna, jadi orang-orang harus lebih sering menggunakannya.

[Karena batu itu bersinar dengan begitu terangnya di malam hari, jadi batu itu tersebar luas di berbagai tempat?]
[Tidak, batu itu relatif langka.]
[Eh? Terus yang disana itu apa?]

Sepertinya ada lebih dari cukup batu untuk bisa menerangi seluruh kota disini, tapi…

[Batu-batu tersebut dikumpulkan saat Great Demon Empress berkuasa. Lihat.]

Aku menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Ruijerd, dan melihat ada kastil yang setengah hancur disana.

[Batu-batu itu dikumpulkan hanya untuk membuat kastil itu tampak lebih indah.]
[Mereka memikirkan sesuatu yang luar biasa, eh?]

Gambaran Great Demon Empress-san melayang ke dalam pikiranku.
Eris yang mengenakan pakaian dengan gaya bondage berteriak. “Cahaya itu penting untuk bisa membuatku tampil lebih menawan!”

[Tidak ada yang mencoba untuk mencurinya?]
[Umumnya, itu dianggap sebagai hal yang tabu, tapi aku tidak terlalu memahami detilnya.]

Yah, bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya bagi Ruijerd untuk bisa masuk ke dalam kota.
Dan batu-batu tersebut tampak terletak di bagian kawah yang sangat tinggi, jadi kecuali kamu bisa terbang, mungkin batu-batu tersebut tidak akan bisa diambil dengan mudah.

[Pada saat itu, orang-orang menganggap bahwa itu adalah permintaan yang sangat egois. Sekarang, seperti yang bisa kamu lihat, batu-batu itu terbukti berguna bagi penduduk kota.]
[Secara mengejutkan, bisa saja batu-batu itu memang dikumpulkan demi para penduduk kota.]
[Mustahil. Great Demon Empress terkenal sebagai orang yang pemalas dan egois.]

Oh, Pemalas dan Egois ya?
Kalau dia masih hidup, aku ingin bertemu dengannya.
Pasti dia adalah seorang wanita bertipe onee-san dari ras Succubus yang penuh dengan hawa nafsu.

[Mungkin itu adalah salah satu contoh dimana realita lebih aneh daripada fiksi.]
[Apakah itu sebuah pepatah milik ras manusia?]
[Ya. Contoh yang lain, ras Supard ternyata adalah ras yang begitu baik hati, benar kan?]

Kepalaku kembali diusap.
Mendapati kepalaku diusap pada saat usiaku sudah setua ini terasa sedikit aneh.

Adalah apa yang aku pikirkan, tapi setelah aku berpikir lebih dalam.
Seseoang dengan mental pria paruh baya berusia 40an, yang kepalanya diusap oleh seorang pria yang usia aslinya mencapai 560 tahun. Situasi seperti itu.
Entahlah?

Kalau begitu, coba angka nol nya diambil.
Situasinya bakal menjadi, anak berusia 4 tahun, yang kepalanya diusap oleh seorang pria berusia 56 tahun.
Bukannya itu adalah situasi yang mampu membuat orang yang melihatnya tersenyum?

[Hey! Aku mau melihat kastil itu!]

Eris menunjuk ke arah Kastil Kishirisu yang setengah hancur.
Tapi, aku menolak saran tersebut.

[Hari ini tidak bisa. Ayo kita cari penginapan.]
[Kenapa tidak?! Kalau cuma sebentar saja tidak apa-apa kan?!]

Pipi Eris tampak menggembung.
Melihat itu, aku merasa kalau melihat kastil tersebut untuk beberapa saat juga tidak masalah.
Tapi, Ruijerd bilang cahaya dari batu sihir cahaya tidak akan menyala terlalu lama.
Tidak lucu rasanya kalau saat kami tiba di kastil tersebut, tiba-tiba cahayanya berhenti bersinar.
Jadi…

[Belakangan ini, aku merasa benar-benar lelah. Ayo kita pergi ke penginapan.]
[Eh? Apa kamu baik-baik saja?]

Merasa lelah.
Itu benar.
Melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang tidak aku ketahui memang melelahkan, tapi belakangan ini tubuhku juga terasa lumayan berat.
Memang itu tidak terlalu memberiku masalah saat aku bergerak sambil melawan monster, tapi rasanya baru-baru ini aku lebih cepat merasa lelah dari biasanya.
Apa gara-gara aku merasa gelisah ya?

[Aku tidak apa-apa. Cuma sedikit lelah.]
[Benarkah? Kalau begitu, aku akan sedikit bersabar.]

Bersabar.
Kata tersebut tidak akan pernah terlontar dari mulut Eris yang dulu.
Sedikit demi sedikit, Eris mulai tumbuh dengan baik.

Itulah yang aku pikirkan, sembari kami berjalan menuju penginapan.

***

Penginapan Wolf Claw.
Satu kamar.
Satu malam. 5 Koin Batu.
Bangunannya tampak lumayan bobrok, tapi biaya menginapnya lumayan murah, karena memang ditujukan bagi para adventurer pemula.
Kalau kamu menambahkan 1 Koin Batu, kamu juga akan mendapat makan pagi dan makan malam.
Dan juga, kalau ada satu kelompok beranggotakan lebih dari 2 adventurer yang menginap dalam satu kamar, mereka akan mendapat makanan secara gratis.
Karena penginapan tersebut ditujukan bagi para pemula, ada lumayan banyak kasur yang tersedia, dan harganya memang dimaksudkan untuk dibagi secara merata.

Bagian depan penginapan tersebut adalah sebuah lobi yang digabung dengan sebuah bar.
Jumlahnya tidak banyak, tapi ada beberapa kursi dan meja disana.

Seperti yang sudah kuperkirakan dari penginapan yang ditujukan bagi para pemula, ada 3 orang adventurer muda yang duduk dalam satu meja.
Sekalipun mereka masih muda, harusnya mereka masih lebih tua dariku, dan kira-kira seumuran dengan Eris.
Ketiganya adalah remaja laki-laki.
Mereka memandang kami dengan kasar.

[Apa yang harus kita lakukan?]

Ruijerd tengah menunggu responsku.
Ekspresi wajahnya tampak seperti menanyakan apakah kami harus tetap berakting disini.

[Lebih baik kita tidak lakukan itu disini.]

Aku memikirkan itu untuk sesaat dan berhenti.

[Aku tak ingin merasa khawatir di tempat yang akan aku gunakan untuk tidur.]

Aku masih belum tahu, berapa malam kami akan menginap disini.
Namun, mereka bertiga masih anak-anak.
Kalau kita menginap di tempat yang sama, maka harusnya mereka akan sadar bahwa Ruijerd adalah orang yang baik setelah melihat tindakannya.

[Kelompok kami memiliki tiga anggota. Untuk sekarang, kami akan menginap selama 3 malam.]
[Baik. Bagaimana soal makanannya?]

Si penjaga penginapan itu agak malas bersosialisasi.

[Kami akan serahkan itu padamu.]

Untuk saat ini, kami membayar biaya menginap selama 3 malam di penginapan.
Beruntung, makanannya tidak dipungut biaya.

Uang yang tersisa adalah, 1 Koin Besi, 3 Koin Besi Tua, dan 2 Koin Batu.
Kalau dikonversi menjadi Koin Batu, totalnya adalah 132 Koin Batu.

[A…Apa kalian juga pemula?]

Saat aku mendengarkan aturan-aturan yang dijelaskan oleh si penjaga penginapan, sebuah kelompok pemula yang berada di dekat kami memanggil Eris.

Orang yang di belakang.
Rambutnya putih, yah, kamu tidak bisa menganggapnya berpenampilan buruk.
Aku akan beri dia skor diatas rata-rata.

Dua yang lainnya adalah… hmm, tipe bishounen mungkin?
Yang satu adalah anak laki-laki bertangan 4 dengan tubuh yang tampak lumayan kuat, yang kelihatannya dia dibesarkan dengan penuh harga diri. Yang satunya adalah seorang anak laki-laki dengan paruh burung dan bulu-bulu di kepalanya.
Umm, yep.
Mungkin mereka tidak bisa dianggap sebagai bishounen.
Tipe mereka lumayan berbeda.
Kalau orang yang pertama dianggap “normal”, dua orang lainnya bisa dianggap memiliki tipe “kasar” dan “ringan”.

[Ka…Kami juga pemula. Bagaimana kalau kita makan bersama-sama?]

Serius? Mereka merayu Eris?
Anak-anak ini sikapnya sudah kelewatan.
Tapi, suara anak itu terdengar sedikit terbata-bata.
Bisa dibilang, tingkah mereka kelihatan konyol.

[Kita bisa berdiskusi tentang berbagai macam trik yang bisa digunakan saat mengambil pekerjaan.]
[Haaah.]

Eris mendesah sambil memalingkan wajah.

Seperti yang kuharapkan dari Eris-san!
Benar-benar mengabaikan orang yang berusaha untuk menggodamu!
Yah, mungkin itu karena dia tidak bisa memahami bahasa mereka.

[Hey, sebentar saja juga tidak apa-apa. Adikmu yang disana juga boleh bergabung.]
[???]

Saat aku berniat untuk membantunya, Eris mulai berjalan menjauhi mereka.

Aku tahu teknik itu.
Itu adalah sesuatu yang diajarkan Edona-san di kelas tata krama.
“Metode untuk menghindari para bangsawan yang tidak ingin kamu dekati. Chapter awal!”

Apa yang akan kamu lakukan, nak?
Seorang pria sejati akan mundur sekarang.

[Jangan mengabaikan aku.]

Sayangnya anak tersebut bukanlah seorang pria sejati.
Merasa jengkel, anak itu meraih kerudung Eris dan menariknya kuat-kuat.

Tubuh Eris tertarik kebelakang, tapi dia tidak bergerak terlalu jauh.
Bagaimanapun juga, kedua kaki Eris sudah terlatih dengan sangat baik.
Anak itu tidak menghentikan tarikannya, karena dia juga makin merasa jengkel.
Karena dia adalah seorang adventurer, dia pasti merasa bangga dengan kekuatan yang dia miliki.

“Rippp”

Kerudung murah itu mengeluarkan bunyi yang buruk dan robek.

[Eh?]

Setelah mendengar bunyi tersebut, Eris melihat ke arah kerudung yang sobek.

“Crack”

Tidak salah lagi, aku mendengar bunyi itu.
Bunyi yang terdengar saat rantai yang mengekang Eris hancur.

[APA YANG KAMU LAKUKAN!]

Eris berteriak dengan suara yang cukup lantang, sampai-sampai penginapan ini terasa bergetar.

Menggunakan Tinju Boreas sambil membalikkan badan.
Tinju yang diajarkan oleh Sauros dan dilatih oleh Ghyslaine, dengan akurat mendarat di wajah anak tersebut.
Aku kira leher anak itu bakal patah, sampai-sampai wajah anak itu berputar ke arah tinjuan Eris.
Kepala anak itu menghantam lantai penginapan saat dia terhatuh, dan dia pun kehilangan kesadaran dalam sekali serang.

Bahkan orang amatir sepertiku bisa melihat bahwa itu adalah pukul yang memiliki kekuatan penghancur yang luar biasa.
Kalau “Eksekusioner Terkuat”(?) ada disini saat ini, aku yakin dia bakal berkomentar, “Pukulan yang hebat!”.

Mungkin itulah takdir yang menanti bagi mereka yang menggoda orang lain secara berlebihan dan dengan paksaan.
Belajar dari insiden berbahaya ini, aku yakin anak itu akan ingat selama-lamanya untuk tidak mencoba menggoda Eris lagi.
Pembelajaran selesai.
Baiklah, sebelum dua anak yang lain bergabung dalam pertengkaran tersebut, mungkin aku harus menghentikan pertengkaran ini.

[Kalian pikir aku ini siapa? Sadari posisi kalian!]

Tapi, Eris tidak berhenti hanya denga satu serangan saja.

Tendangan Boreassssss~
Tendangan yang diajarkan oleh Sauros, lalu dilatih dan disempurnakan oleh Ghyslaine, dengan mantap mendarat di ulu hati korban kedua.

[Guwaaa?!]

Anak dengan empat tangan tersebut mengerang kesakitan dan terjatuh hingga berlutut.
Disitu, Eris menyelesaikan kombonya dengan tendangan lutut.
Anak itu melayang dengan rahang menghadap langit-langit.

[Eh? Eh? Eh?]

Anak burung yang terakhir tidak bisa memahami situasi yang sedang terjadi.
Meski begitu, dia tetap bersiap-siap untuk menyambut serangan Eris dengan cara meraih pedang yang ada di pinggangnya.
Menggunakan pedang itu agak kelewatan.
Aku hendak menggunakan sihir untuk menghentikan pergerakan mereka.

Namun, serangan yang dikeluarkan oleh Eris jauh lebih kelewatan daripada tindakan 3 anak laki-laki tersebut.

Lebih cepat dari hunusan pedang si anak burung, Eris dengan mantap mendaratkan pukulannya ke rahang si anak burung.
Sekalipun mata si anak burung seharusnya tidak memiliki sklera, nyatanya bagian berwarna putih tersebut muncul setelah ia menerima pukulan Eris.

Dalam sesaat, mereka betiga menjadi tidak berdaya.

Kemudian Eris mulai berjalan mendekati anak yang pertama, dan mulai menendangi kepalanya seperti menendang bola sepak.

Setelah tendangan pertama, anak itu kembali sadar, tapi karena tidak mampu melakukan apa-apa, anak itu hanya bisa meringkuk seperti bola.
Eris terus menendang anak itu lagi dan lagi dan lagi dan lagi.

[INI! ADALAH! BENDA PERTAMA! YANG DIBELIKAN RUDEUS! UNTUKKU!]

Wah wah! Eris-san!
Sampai sebegitunya terhadap aku!
Sekalipun itu hanyalah kerudung murahan yang aku beli untuk menutupi rambut merahmu yang mencolok?!
Hati pria tua ini terasa sakit!

[AKU AKAN MEMBUATMU MENYESALI PERBUATANMU UNTUK SELAMA-LAMANYA! AKU AKAN MENGHANCURKAN ITU!]

Tunggu dulu, apa yang akan kamu hancurkan?
Aku tidak tahu apa-apa, mendengarkan ucapan Eris saat ini benar-benar terlalu mengerikan.

Eris menendang anak itu hingga posisi tubuhnya terlentang, kemudian mencengkeram salah satu kakinya, dan mengucapkan sesuatu yang mengerikan dengan ekspresi wajah yang tidak kalah mengerikan pula.

Anak yang baru sadar tersebut tidak mengerti sama sekali dengan apa yang dikatakan Eris dengan menggunakan bahasa manusia, tapi kemungkinan besar dia sadar dengan apa yang hendak dilakukan oleh Eris.

Dia mencoba untuk meminta maaf, memohon pengampunan, dan melarikan diri.
Tapi, Eris sama sekali tidak memiliki niat untuk mendengarkan anak itu.

Eris tidak akan membiarkan dia kabur.
Dia bukanlah gadis yang semanis itu.
Eris akan menuntaskan apa yang ia lakukan.
Takdir anak itu sama seperti takdirku 3 tahun yang lalu, sungguh takdir yang begitu menyedihkan.

[Eris, tunggu!]

Disini, akhirnya aku melangkah maju untuk menghentikan Eris.
Semuanya terjadi begitu cepat, sampai-sampai aku terlambat untuk melangkah maju dan menghentikan dia.

[Tahan dirimu! Eris, kamu tidak boleh menghajar mereka lebih dari ini! Hush!]
[Apa yang kamu lakukan, Rudeus! Jangan menghalangiku!]

Aku memeluk Eris dari belakang untuk menghentikan dia.
Tanganku gemetaran sembari aku meraih dadanya.
Sensainya benar-benar lembut.
Tapi, aku tidak punya waktu untuk menikmati itu.

Eris masih berontak dan berusaha untuk menghancurkan anak itu.
Anak itu juga tidak paham.
Dia tidak tahu apa-apa soal situasi ini dan hanya bisa merasa takut.

[Dijahit, nanti kerudungnya dijahit! Aku yang akan menjahitnya! Jadi, biarkan mereka! Kalau sampai separah ini, aku jadi kasihan sama dia!]
[Apa?! Hnnnn!]

Setelah berusaha mati-matian untuk menghentikan dia, akhirnya Eris berhenti meronta-ronta, tapi masih tetap menunjukkan ekspresi marah.
Setelah melepaskan dia, Eris mengangkat bahunya dan berjalan ke arah Ruijerd.
Ruijerd sedang duduk di salah satu kursi bar sambil mengamati kami, layaknya ia telah melihat pemandangan yang begitu konyol.

[Ruijerd-san juga! Lain kali tolong bantu aku hentikan mereka!]
[Hm? Itu cuma pertengkaran antara anak-anak kan?]
[Seorang wali harusnya bertugas untuk menghentikan pertengkaran anak-anak!]

Dalam kasus ini, perbedaan kemampuan di antara mereka yang bertengkar benar-benar terlalu besar kan?

 
[Apa kalian baik-baik saja?]
[Ah, ah… sudah tidak apa-apa.]

Aku menggunakan Healing Magic kepada anak-anak yang barusan dihajar Eris dan membangunkan mereka.
Entah kenapa, aku merasa kalau kami adalah teman seperjuangan.

[Maaf soal tadi. Dia tidak bisa bicara dengan menggunakan bahasa Demon God.]
[I… itu tadi ngeri… Ke… kenapa dia jadi marah?]
[Dia tidak suka diganggu orang, dan kerudung itu adalah sesuatu yang penting bagi dia, mungkin?]
[O… oh? Bisakah kamu memberitahu dia kalau aku mau minta maaf soal itu?]

Aku melihat ke arah Eris, dan disana dia sedang menatap kerudungnya dengan mata melotot sambil menggertakkan giginya.
Ekspresi wajahnya tampak seperti mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah memaafkan mereka.
Sudah lumayan lama sejak terakhir kali aku melihat ekspresi seperti itu.
Atau lebih tepatnya, itu adalah ekspresi yang belum pernah aku lihat lagi semenjak pertama kali aku bertemu dengan dirinya.
Ekspresi yang menunjukkan bahwa dirinya siap untuk meluapkan kemarahannya kapanpun dia mau.

[Kalau aku bicara dengan dia sekarang, mungkin aku juga akan dihajar.]
[O…oh. Dia itu manis, tapi mengerikan.]

Belakangan ini aku berpikiran kalau Eris sudah berubah menjadi lebih anggun, tapi…
Mungkin dia hanya menutupi sifat aslinya dengan berakting seperti itu.
Sekalipun aku mengira kalau dia sudah sedikit bertambah dewasa, yang barusan ini mampu membuatku sedikit merasa terkejut.

[Memang benar. Dia itu manis. Jadi, kalian seharusnya tidak menggoda dia seperti itu.]
[I…iya… itu benar.]
[Dan juga, kalau kalian berpikir untuk membalaskan dendam kalian, aku sarankan agar kalian berhenti. Kali ini adalah insiden yang tidak bisa dihindari, jadi aku berusaha untuk menghentikan itu, tapi lain kali mungkin kalian akan kehilangan nyawa kalian.]

Aku membeberkan fakta tersebut secara terang-terangan.

Tak lama setelah anak itu sadar, dia memeriksa bagian belakang kepalanya untuk mencari tahu apakah ada benjolan atau tidak, dan kemudian dengan tenang memperkenalkan dirinya kepadaku.

[Namaku Kuruto. Kamu?]
[Namaku Rudeus Greyrat. Gadis yang tadi namanya Eris.]

Setelah dia memperkenalkan diri, dua anak yang lain juga datang menghampiriku.
Dua anak yang ikut dihajar gara-gara Kuruto.

[Bachirou] anak bertangan empat.
[Gaburin] anak burung.
Mereka berdua mengucapkan nama mereka, kemudian berjalan menghampiri Kuruto, dan mereka bertiga mengambil pose.

[Kami bertiga bersatu, dan memiliki sebutan, “Geng Desa Tokurabu!”]
[???]

Ah? Mereka bertiga mengambil pose seperti Pasukan Ginyu.
Jujur, menurutku itu benar-benar payah.
Dan apa maksud kalian dengan sebutan geng? Kalian lebih mirip seperti gerombolan preman.
Lagipula, memang yang namanya desa Tokurabu ini dimana?

[Sebentar lagi kami akan naik ke ranking D, dan kami ingin mencari seorang gadis penyihir sebagai rekan, karena itulah kami memanggil dia.]
[Gadis penyihir?]

Mana ada orang seperti itu disini?
Satu-satunya penyihir disini adalah aku.
Dan perasaan tidak ada orang yang mengenakan sesuatu yang mirip seperti pakaian seorang penyihir.
Hm? Sesuatu yang mirip seperti pakaian seorang penyihir?

[Apa mungkin, kalian mengira Eris adalah seorang penyihir karena dia memakai kerudung?]
[Ya. Bagaimanapun juga, orang yang mengenakan kerudung itu adalah penyihir kan?]
[Dia memiliki pedang kan?]
[Eh? Ah, benar juga.]

Sepertinya pedang yang ada di pinggang Eris tidak masuk ke dalam sudut pandang mereka.
Jelas, mereka adalah orang yang hanya bisa melihat hal-hal yang menguntungkan bagi mereka sendiri.

[Kamu itu penyihir kan? Kalau kamu bisa menggunakan Healing Magic, itu mengagumkan.]
[Yah, untuk kebanyakan waktu.]
[Bagaimana kalau kalian berdua bergabung dengan kami?]

Bergabung ke dalam geng?
Aku?
Jangan bercanda.
Bahkan setelah Eris menghajar mereka separah itu, anak-anak ini masih belum bisa belajar dari pengalaman mereka?

[Kalau aku bergabung dengan kalian, orang yang disana juga akan ikut bergabung.]

Aku menunjuk ke arah Ruijerd.
Mereka berdua sedang membicarakan sesuatu di meja bar.
Sepertinya Ruijerd sedang mengajarkan sesuatu kepada Eris.
Eris hanya mengangguk dan mendengarkan Ruijerd tanpa mengeluarkan suara.

[Eh? Orang itu juga tergabung dalam kelompokmu?]
[Tentu saja. Namanya adalah Ruijerd.]
[Ruijerd?? Nama kelompokmu apa?]
[Dead End.]

Setelah mendengar itu, wajah mereka seperti berkata, “Huh?”
Ingat, sebutan macam apa yang kalian gunakan sendiri?

[Nama itu, apa itu tidak apa-apa?]
[Tidak masalah, toh kami mendapat ijin dari pemilik nama yang asli.]
[Apa maksudnya itu?]

Aku mengartikan itu sebagai lelucon.
Tapi, jawabanku memang benar.

[Yah, tidak apa-apa kok. Dan karenanya, kami tidak bisa bergabung dengan kalian.]

Lagipula, sepertinya percuma saja kalau kami bergabung dengan mereka.
Karena kami tidak berniat untuk memainkan game petualangan yang bersahabat.

[Jadi begitu, tapi, jangan menyesal ya. Bagaimanapun juga, kami akan menjadi terkenal di kota ini. Kami tidak akan mengijinkanmu untuk bergabung dalam kelompok kami setelah ini, oke?]

Terkenal kalian bilang?
Tidak, tapi, apa ini seperti itu?
Mereka baru saja melakukan debut sebagai adventurer di kota ini. Pemuda yang penuh dengan harapan.
Aku yakin barusan mereka mendapat sambutan hangat dari Organisasi Adventurer.
Tapi…

[Target kalian lumayan tinggi ya, mengingat kalian bertiga tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Eris.]
[I… itu karena kami sedang lengah…]
[Apa kalian juga akan mengatakan itu kepada monster-monster di Demon Continent?]
[Gu…]

Dia mengakui kekalahannya.
Rasanya benar-benar menyenangkan.
Sudah kuduga, kemampuan yang dimiliki oleh monster-monster di dataran di luar sana benar-benar berbeda dengan mereka.

Setelah itu, aku berpisah dengan “Geng Desa Tokurabu”.

***

Setelah selesai makan, kami pergi ke kamar yang telah disediakan.
Itu adalah kamar dengan tiga kasur yang terbuat dari bulu.

[Hah…]

Tanpa banyak bicara, aku duduk di kasur.

Aku merasa lelah.
Hari ini benar-benar melelahkan.
Kondisiku saat ini memang tidak terlalu bagus, tapi dengan adanya pertemuan, ditertawakan, dan dipermalukan oleh orang-orang, batinku terasa lelah sekarang.
Sekalipun itu hanyalah akting.

[??]

Eris sedang melihat keluar jendela.
Di luar sana, pemandangan kota mulai menjadi gelap secara perlahan.

Kastil yang setengah hancur itu memang merupakan pemandangan yang menakjubkan, tapi kamu itu santai sekali ya, sampai bisa menikmati pemandangan tersebut,

Ada banyak hal yang harus kita pikirkan saat ini.
Meski begitu, kamu hendak menyerahkan semuanya kepadaku, huh.
Enak sekali.

Jangan, mari hentikan pemikiran negatif itu.
Alasan mengapa dia tidak memikirkan itu adalah karena dia percaya denganku.
Sebagai buktinya, saat ini dia tidak bersikap sangat egois kan?

(Dia memang tidak bersikap egois, tapi dia tetap bertengkar dengan orang lain…)

Aku mulai berpikir setelah aku membaringkan tubuhku dan menatap langit-langit.
Apa yang akan kami lakukan mulai dari sekarang.

Hal-hal yang kami butuhkan, itu benar, yang pertama adalah uang.
Tiga malam di kamar ini membutuhkan biaya 6 Koin Batu.
Berkat pelayanan khusus yang diberikan kepada para adventurer, biayanya berkurang menjadi 5 Koin Batu.
Untuk kami bertiga, itu artinya 15 Koin Batu per hari.
Kami harus mendapatkan minimal uang sebanyak itu, atau lebih.

Namun, dari apa yang kami lihat di papan pengumuman, hadiah dari pekerjaan ranking F rata-rata hanyalah 5 Koin Batu.
Pekerjaan ranking E rata-rata hadiahnya 1 Koin Besi Tua.
Kalau hanya satu orang, dengan mengambil 1 pekerjaan ranking F untuk setiap harinya, uang tersebut bisa digunakan untuk membayar biaya penginapan, dan saat rankingmu meningkat dan sama halnya dengan hadiah dari pekerjaan yang bisa kamu ambil, kamu bisa mulai menabung.

Pekerjaan ranking F dan E pada dasarnya terletak di dalam kota, namun, ranking D dan ke atas memiliki lebih banyak tawaran dan variasi.

Menabung uang hasil pekerjaan ranking E, beli peralatan untuk diri sendiri, kemudian lakukan pekerjaan ranking D.
Sistemnya kira-kira seperti itu. Lumayan bagus lah.

[Biaya makan satu hari. Termasuk biaya konsumsi, totalnya sekitar 20 Koin Batu. Kita harus mengambil paling tidak satu pekerjaan dalam satu hari, dan mendapatkan 10 sampai 15 Koin Batu. Uang yang kita miliki saat ini, kalau dikonversikan ke dalam Koin Batu, totalnya adalah 132 koin.]

Uang sebanyak itu tidak akan bertahan sampai 2 minggu.
Mereka akan habis dalam sekejap mata.

Kami tidak akan bisa bertahan, kecuali kami mengambil 2 atau 3 pekerjaan dalam sehari.
Kalau kami membagi-bagi tugas, harusnya kami bisa mendapatkan minimal 20 Koin Batu per hari.

<
Tapi, kalau kami membiarkan Ruijerd bekerja sendirian, identitasnya bisa ketahuan.
Eris tidak mengerti bahasa orang-orang disini, jadi bakal sulit bagi dirinya untuk mengambil pekerjaan sendiri.
Bagaimanapun juga, itu kan Eris yang gampang marah.
Ada kemungkinan dia bakal menghancurkan tempat kerjanya.

Ditambah lagi, kalau kami bekerja di tempat yang berbeda, ketenaran Ruijerd tidak akan meningkat.

Kalau ranking kami naik, masalah kami akan terselesaikan.
Kalau pekerjaannya ada hubungannya dengan pertempuran, Ruijerd dan Eris sudah siap untuk menyelesaikannya.
Kami bisa dengan cepat mengumpulkan uang.

Di sisi lain, pekerjaan seperti itu biasanya memiliki ranking C.
Kalau kami bisa mencapai ranking D dalam waktu 2 minggu, mungkin kami akan bisa bertahan.

Namun, mustahil jadinya untuk mencapai ranking tersebut bila kami hanya mengambil 1 pekerjaan per harinya.
Aku lupa menanyakan apakah ada suatu cara untuk mengambil berbagai pekerjaan sekaligus, tapi…
Sepertinya tidak ada metode untuk langsung melompat melewati beberapa ranking berdasarkan kemampuan yang kami miliki.
Satu-satunya cara untuk maju adalah dengan cara mengikuti jalur lurus yang sudah disediakan.

Dan juga, belakangan ini kondisiku tidak terlalu bagus.
Aku pikir kami akan baik-baik saja, tapi ada kemungkinan kalau aku dan Eris terjangkit suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan healing atau antidote magic.

Ditambah lagi, kami tidak tahu dalam situasi seperti apa atau untuk tujuan apa kami membutuhkan uang.
Kami juga harus terus membeli pewarna untuk mengubah warna rambut Ruijerd.

Kami juga tidak bisa menggunakan pakaian yang sama terus menerus.
Sekalipun aslinya pakaian kami bisa dibilang lumayan awet, dan aku juga bisa membersihkannya dengan cepat menggunakan sihir.
Menguapkan kelembapan yang ada di pakaian itu sederhana.
Tapi…
Menggunakan sihir untuk membersihkan pakaian akan menyebabkan sedikit kerusakan.
Di masa depan, pakaian tersebut bisa sobek.
Aku ingin segera mengganti pakaianku.

Aku juga ingin membeli beberapa sabun.
Bagaimanapun juga, belakangan ini aku dan Eris hanya mandi dengan menggunakan air panas.

Kebutuhan hidup akan terus-terusan muncul mulai dari sekarang.
Dan kami membutuhkan uang.

Haruskah kami berhutang?
Mungkin kami akan bisa menemukan rentenir bila kami mencarinya di kota ini.
Tidak, kami harus sebisa mungkin menghindari hutang.
Setidak-tidaknya, saat kami masih belum memiliki metode untuk melunasinya.

Sekalian saja, jual “Aqua Heartia”?
Jangan, itu adalah usaha terakhir.
Itu adalah hadiah ulang tahunku dari Eris, dan bukan sesuatu yang bisa aku buang begitu saja.

[Aku tak percaya kalau hari dimana aku harus mengkhawatirkan biaya hidup telah tiba…]

Itu mengingatkanku tentang hidupku yang dlu, dimana aku kerap menipu orang tuaku agar mereka mau memberiku uang.
Itu adalah pemandangan yang menyakitkan.
Aku tidak mau mengingat itu lagi.

Itu juga mengingatkanku tentang beberapa tahun yang lalu, saat aku meminta Paul untuk membayar biaya sekolahku dan Sylphy.
Sepertinya aku agak naïf soal uang.

[Daripada memikirkan itu kembali, lebih baik aku pergi mencari uang.]

Apa yang bisa kami lakukan untuk mencari uang secara efisien?
Mengambil pekerjaan setiap harinya?

Tidak, daripada mengambil pekerjaan, mungkin akan lebih baik bila kami pergi keluar kota dan memburu monster di luar sana.

Tapi, kala kami melakukan itu, kami tidak akan bisa menyebarkan nama “Dead End”.
Untuk bisa menyebarkan nama “Dead End”, kami harus meningkatkan ranking adventurer kami.
Aku yakin, hal tersebut juga akan memberikan manfaat di masa depan.
Organisasi Adventurer juga mau membeli barang-barang dari monster dengan harga lumayan.

Tapi, apakah kami memiliki waktu luang untuk melakukan hal seperti itu?
Terlepas dari masalah Ruijerd, pertama-tama kami harus menabung cukup banyak uang dan membangun fondasi agar kami bisa bertahan hidup, iya kan?

[Pemikiranku terus berputar-putar di tempat yang sama…]

Menabung uang, meningkatkan ketenaran Ruijerd.
Bagian yang sulit adalah, kami harus melakukan keduanya pada waktu yang sama.

[Akan bagus rasanya kalau ada suatu metode untuk melakukan itu.]

Tidak bisa memikirkan ide yang bagus, aku pun mulai tertidur.

***

Mimpi.
Tempat berwarna putih.
Tempat yang tidak memiliki apa-apa.
Dan ada seseorang dengan tampilan tidak senonoh yang berdiri disana.

Secara bersamaan, aku mulai merasa jijik.

Lagi, eh.

Ada apa kali ini?
Aku bertanya kepada si bajingan mosaik tersebut sambil merasa jengkel.
Aku lebih suka kalau kamu tidak bertele-tele.

[Kali ini tidak begitu rumit kan? Karena kamu bergantung kepada Ruijerd, kamu bisa sampai di kota, iya kan?]

Tentu.
Tapi, mengingat sifat yang dimiliki Ruijerd.
Sekalipun kami langsung melarikan diri saat bertemu dengannya, aku yakin dia akan mengikuti dan melindungi kami.

[Sepertinya kamu cukup percaya dengan dia. Terus, kenapa kamu tidak mau percaya denganku?]

Kamu tidak tahu alasannya?
Sekalipun kamu menyebut dirimu sebagai seorang Dewa?

[Nah, daripada itu, mari kita bahas saran berikutnya.]

Ya, ya, aku mengerti.
Ayo akhiri ini secepat mungkin.

Aku tidak suka sensasi ini, dan aku tidak suka mendengar suara bajingan yang ditutupi mosaik.
Saat menjadi Rudeus, sensasi yang aku rasakan saat menjadi NEET pecundang dalam kehidupanku yang dulu akan semakin menipis.

Kalau aku memang dipaksa untuk mendengarkan ucapanmu sampai akhir, aku lebih suka kalau kamu langsung memberikan saranmu dari awal.

[Jahat sekali.]

Lagian, toh pada akhirnya aku hanya akan menari dalam genggaman tanganmu kan?

[Bukan begitu. Kemana kamu melangkah, akan bergantung pada dirimu sendiri.]

Tidak perlu bertele-tele, cepat beritahu aku dan akhiri ini semua.

[Baik, baik. Rudeus, ambillah pekerjaan untuk mencari hewan peliharaan yang hilang. Kalau kamu melakukan itu, masalahmu akan terselesaikan.]

Terselesaikan. Terselesaikan. Terselesaikan…

Kesadaranku mulai terbenam sambil mendengarkan gema tersebut.

***

Tengah malam.
Aku terbangun.
Aku melihat mimpi buruk.
Jujur, aku harap aku tidak akan pernah melihat mimpi seperti itu lagi.

Dia muncul dengan timing yang begitu pas.
Tidak salah lagi, dia adalah dewa yang jahat.
Dewa jahat yang ahli dalam memanipulasi kelemahan di hati orang-orang.

[Fuuu.]

Hah.
Aku menoleh ke kiri.
Ada Ruijerd yang sedang tertidur disana.
Bukannya di kasur, entah karena suatu alasan tertentu, dia memilih untuk tidur di pojokan ruangan sambil menggenggam tombaknya.

Aku menoleh ke kanan.
Eris masih bangun.
Duduk di kasur sambil memegangi lututnya, melihat keluar jendela yang gelap.

Aku perlahan bangun dan duduk di sampingnya.

Aku melihat ke luar jendela.
Di dunia ini juga hanya ada satu bulan.

[Kamu tidak bisa tidur?]
[Ya.]

Eris mengangguk sambil menatap keluar jendela.

[Hey, Rudeus.]
[Ya?]
[Apakah kita bisa pulang?]

Wajah yang penuh dengan kekhawatiran.

[Itu…]

Aku merasa malu akan ketidakyakinanku sendiri
Aku kira Eris sama sekali tidak memikirkan itu.
Aku pikir, dia tengah memikirkan situasi ini sebagai seorang adventurer yang tidak memiliki rasa khawatir sama sekali, dan hanya menikmati perjalanan ini.

Itu salah.
Dia juga merasa khawatir.
Namun, dia selalu berakting agar aku tidak menyadari itu.

Tentu saja dia juga merasa stress.
Karena itulah dia bertengkar dengan orang lain.
Aku tidak menyadari itu.
Bagaimana bisa ini terjadi.
[Kita akan bisa pulang ke rumah.]


Perlahan, aku memeluk tubuh Eris, dan dia menyandarkan kepalanya ke pundakku.
Eris belum pernah mandi dengan baik selama beberapa hari terakhir.
Dia mengeluarkan aroma yang berbeda dari yang biasa dia keluarkan.
Tapi, itu bukanlah aroma yang buruk.
Karena itu bukanlah aroma yang buruk, sepertinya adik kecilku bakal menjadi liar.

Sabar!
Sabar?!
Sebelum kami sampai di rumah, aku adalah protagonis bertipe donkan.
Situasi saat ini berbeda dari situasiku saat sedang bersama Sylphy.
Kali ini, aku punya alasan untuk bersabar.

Itu memang alasan yang lemah, tapi aku tidak mau memanfaatkan Eris saat dia merasa gelisah. Aku tidak ingin melakukan hal selicik itu.

[Hey, Rudeus. Tidak apa kan kalau aku serahkan semuanya kepadamu?]
[Tidak apa-apa kok. Aku akan pastikan agar kita bisa pulang ke rumah, bagaimanapun caranya.]

Ah, nona Eris benar-benar manis saat dia bersikap lembut seperti ini.
Aku memahami perasaan si pak tua Sauros.
Ini akan membuatmu ingin memanjakan dirinya.

Hm, apa ya yang sedang terjadi kepada si pak tua.
Tidak.
Saat ini, lebih baik kita tidak memikirkan itu.

[Mari kita berusaha sebisa mungkin. Eris, lebih baik kamu segera tidur. Besok kita akan mengalami banyak kesibukan.]

Aku menepuk kepala Eris dengan pelan dan kembali ke kasurku sendiri.

Kemudian tatapanku bertemu dengan tatapan Ruijerd.
Sepertinya dia mendengar percakapan kami.
Itu sedikit membuatku merasa malu.
Tapi, dia segera menutup kedua matanya.

Sepertinya dia akan berpura-pura untuk tidak mendengar kami.
Ah, dia itu benar-benar orang yang baik.
Kalau Paul berada dalam posisinya, dia pasti akan langsung menggoda kami.
Bagaimanapun juga, rasanya aku tidak bisa memikirkan hal yang baik tentang orang itu.

Tapi, Paul, eh.
Apakah semua penduduk desa Benua baik-baik saja?
Apakah Paul dan Sylphy merasa khawatir?
Aku harus mengirim surat kepada mereka.
Tapi aku tidak tahu apakah surat itu akan sampai ke tujuannya.

[Meski begitu, mencari hewan peliharaan yang hilang?]

Aku tidak memahami rencana seperti apa yang dimiliki oleh Hitogami, tapi kali ini, aku akan menuruti itu tanpa terlalu banyak memikirkannya.

---

Dan begitulah, petualangan kami sebagai adventurer di hari pertama berakhir dengan damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar