Qin Yu
TL : Sorato
PR : ane
Suatu hari di musim salju. Setelah
hujan salju yang lebat berhenti, Kota Yan tampak seperti diselimuti
oleh mantel berwarna perak. Sebagai sebuah kota yang berukuran sangat
besar, Kota Yan mampu mengakomodasi beberapa juta orang di dalamnya,
dan maka dari itu, Rumah Besar yang dimiliki oleh orang yang
bertanggung jawab atas 3 negara yang menyusun wilayah Timur –
'Pangeran Penguasa Timur' Qin De – terletak di dalam kota tersebut.
Rumah Besar dari Pangeran Penguasa
Timur menempati area yang luar biasa besarnya, dengan pintu masuk
utamanya yang selalu terbuka. Pintu masuk utamanya juga berukuran
sangat besar, cukup untuk dilewati oleh 6 atau 7 orang pada waktu
yang sama.
Ditambah lagi, ada dua pria kuat dengan
tinggi badan sekitar 2 meter dan penampilan mereka yang seperti
diukir dari batu berdiri di sisi kiri dan kanan pintu masuk, dengan
tatapan dingin mengamati kerumunan orang yang berlalu lalang.
Masing-masing dari mereka membawa pisau besar berwarna merah darah di
punggung mereka yang berotot. Hanya dengan melihatnya sekilas saja,
orang bisa menebak bahwa pisau yang mereka bawa memiliki panjang
minimal 1,5 meter.
Ini adalah suatu hari di musim salju,
tanah yang berada di bawah kaki mereka diselimuti oleh salju secara
menyeluruh, suhu udara benar-benar rendah, dan bahkan sungai pun
membeku, namun kedua pria tersebut bertelanjang dada.
Walau begitu, itu bukanlah hal yang
paling mengejutkan. Apa yang lebih mengerikan adalah, ada seekor
harimau ganas yang berdiri di samping mereka masing-masing.
Kedua harimau itu berwarna merah
seperti api yang membara dari ujung kepala sampai ujung kaki mereka,
dan memiliki panjang tubuh sekitar 2 meter. Setiap kali mereka
mengayunkan ekor mereka yang mirip seperti pecut besi, mereka mampu
menyebabkan udara yang ada di sekitar mereka bergetar. Mata mereka
memancarkan cahaya dingin. Kedua harimau ini memiliki sebutan “Fierce
Tiger.”
Tiba-tiba, ada 2 pria yang berjalan
keluar dari dalam Rumah Besar milik Pangeran Penguasa Timur. Mereka
juga bertelanjang dada, dan menggiring masing-masing seekor Fierce
Tiger. Mereka datang untuk berganti giliran menjaga dengan dua orang
lainnya.
Berbagai orang dengan sengaja berjalan
melewati jalur yang ada di depan Rumah Besar, entah apakah mereka
anggota dari keluarga yang kaya raya, bangsawan, maupun orang biasa
di Kota Yan.
Di dalam sebuah halaman terpencil di
dalam Rumah Besar milik Pangeran Penguasa Timur, ada seorang pria
separuh baya berpakaian hijau yang sedang duduk di sebuah bangku
batu. Seorang anak laki-laki yang manis duduk di atas pangkuannya. 12
orang berdiri di hadapannya. Dari kedua belas orang ini, ada orang
tua, wanita cantik, dan juga pemuda-pemuda, namun mereka semua
memiliki satu hal yang sama – mereka semua berpakaian ungu.
“Ayah, untuk apa ayah memanggil
begitu banyaknya guru?” tanya Qin Yu, yang baru berusia 6 tahun dan
sedang duduk di pangkuan ayahnya. Sambil meremas-remas bola salju
yang ada di tangannya dengan santai, Qin Yu menatap ayahnya, Qin De,
dengan ragu.
Qin De membelai kepala Qin Yu dengan
penuh kasih sayang, kemudian ia mengangkat kepalanya dan menghadap ke
arah 12 orang berpakaian ungu. Tiba-tiba dia berkata: “Kalian sudah
mendidik Yu'er selama beberapa waktu. Baik, jangan merasa ragu.
Beritahu aku kalau kalian memiliki penilaian tertentu.”
Kedua belas orang tersebut saling
melihat satu sama lain. Kemudian, seorang pria berjanggut putih
mengambil satu langkah maju. “Yang Mulia,” ucapnya, “setelah
mengamati Pangeran Ketiga dari berbagai aspek, kami melihat bahwa
Pangeran Ketiga memiliki minat terhadap beberapa keterampilan yang
tidak biasa, namun sama sekali tidak memiliki minat dalam
urusan-urusan yang berhubungan dengan kekuasaan. Menurut penilaian
kami, mustahil bagi Pangeran Ketiga untuk menjadi seorang pemimpin
yang sempurna.”
Tampaknya agak subjektif bagi mereka
untuk melontarkan pernyataan seperti itu, mengingat mereka baru
berhubungan dengan si anak laki-laki selama beberapa hari, namun
walau begitu, Qin De tetap tidak meragukan penilaian mereka.
Ia menarik nafas dalam-dalam, menatap
Qin Yu yang tidak menyadarinya, dan berkata dengan senyum paksaan:
“Begitu ya. Yu'er ini mirip seperti ibunya. Dia tidak memiliki
minat terhadap kekuasaan duniawi. Tapi dalam berlatih ilmu bela diri,
dia...”
Setelah berbicara hingga titik
tersebut, Qin De mendadak berhenti. Kemudian ia melambaikan tangannya
dan berkata: “Dalam periode waktu ini, pasti merepotkan bagi
kalian. Kalian boleh pergi meninggalkan Rumah Besar sekarang.”
“Baik Yang Mulia!”
Kedua belas orang membungkuk secara
serempak, kemudian pergi meninggalkan halaman kecil yang terpencil
tersebut.
Kini hanya ada Qin De dan putranya Qin
Yu di dalam halaman tersebut. Qin De tetap terdiam. Setelah beberapa
saat, ia menatap Qin Yu dengan tatapan yang penuh makna. Bagaimanapun
juga, Qin Yu yang baru berusia 6 tahun masih belum bisa memahami
makna dari tatapan tersebut.
“Ada apa dengan ayah? Mengapa ayah
terdiam?” pikirnya. Namun dia adalah anak yang sangat pintar, jadi
dia tidak ingin mengganggu ayahnya. Sebagai anak yang tidak memiliki
ibu sejak ia masih sangat kecil, di dalam hatinya, ayah adalah orang
yang paling penting, bersama dengan kedua kakak laki-lakinya.
Setelah beberapa waktu berlalu, Qin De
masih terduduk. Selama itu pula, Qin Yu duduk di atas pangkuan
ayahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Tiba-tiba, terdengar suara teriakan
burung bangau.
Seekor burung bangau berwarna putih,
“Xian Crane”, melayang ke arah mereka. Di atas Xian Crane
tersebut, duduk seorang pria separuh baya berwajah tampan dengan
sikap elegan dan lembut. Xian Crane tersebut hanya membutuhkan waktu
sesaat untuk tiba di halaman.
Segera setelah ia melihat pria separuh
baya tersebut, Qin De berdiri dan buru-buru bertanya: “Kakak Feng,
ada sesuatu yang salah dengan dantian milik Yu'er. Apa mungkin, kau
bisa...”
Melihat Qin De bersikap seperti itu,
Fengyuzi tentunya mengetahui apa yang salah dengan sahabat baiknya
ini. Fengyuzi hanya menghela nafas dan berkata: “Seperti yang sudah
aku katakan sebelumnya, sama sekali tidak ada harapan bagi Yu'er
untuk bisa berlatih ilmu bela diri, Yang Mulia. Dantian miliknya yang
sangat aneh tidak mampu mengumpulkan energi internal, jadi tentu saja
dia tidak bisa berlatih ilmu bela diri. Dantian semacam ini adalah
bawaan sejak ia lahir, dan kemungkinan untuk menemukan orang lain
dengan kondisi yang sama diantara jutaan orang lainnya pun sangat
rendah. Jadi aku juga tidak memiliki solusinya.”
Mendengar penjelasan Fengyuzi, Qin De
perlahan duduk kembali dan merenung untuk waktu yang lama.
“Ayah, apa itu energi internal?
Kenapa dantianku tidak bisa mengumpulkan energi internal? Barusan,
guru-guru itu juga berbicara tentang seorang penguasa atau apa
namanya itu. Apa maksud mereka ayah?” tanya Qin Yu, dengan ragu dan
menunjukkan matanya yang lebar.
Ia mampu mengingat dengan jelas
ucapan-ucapan yang tadi dilontarkan di hadapannya.
Di dalam hatinya, Qin De tersenyum
pahit, namun dia tetap menenangkan Qin Yu: “Yu'er, jangan tanya
banyak-banyak. Kamu tidak suka belajar ini dan itu, dan mau pergi ke
Vila Berkabut, benar kan?”
Kedua mata Qin Yu segera bersinar
dengan kegembiraan, mirip seperti bintang-bintang yang cerah di
langit malam hari. Ia berkata: “Ah, jadi aku tidak perlu
mempelajari buku-buku yang membosankan itu lagi? Vila Berkabut, aku
suka pemandian air panasnya, aku suka memandangi bintang-bintang di
langit, dan aku suka melihat matahari terbit di sana.”
Qin De tersenyum: “Baik, baik, baik,
Yu'er, kalau kau mau, aku akan memberikan Vila Berkabut itu kepadamu.
Ada juga 1,000 prajurit kuat yang akan menuruti perintahmu. Kalau
kamu menginginkan sesuatu, langsung saja beritahu ayahmu.”
“Ah hah, ini luar biasa. Wow,
sekarang Vila Berkabut menjadi milikku. Aku akan bisa berendam di
pemandian air panasnya setiap hari. Rasanya pasti akan sangat
nikmat,” ucap Qin Yu. Kedua pipinya tampak merah karena bahagia.
Senyuman yang ada di wajah Qin De
tampak seperti benar-benar dipaksakan, namun Qin Yu masih belum
menyadari adanya hal yang salah.
“Aku senang kamu menyukainya. Yu'er,
lebih baik kamu tidur dulu. Kapanpun kamu mau pergi ke Vila Berkabut,
kamu hanya perlu memberitahu Kakek Lian,” Qin De tersenyum sambil
menepuk kepala Qin Yu.
“Sampai jumpa ayah. Sampai jumpa
Paman Feng.” Qin Yu melambaikan tangannya dan masuk ke dalam
kamarnya.
Qin De tersenyum sembari melihat Qin Yu
masuk ke dalam kamarnya. Mendadak, wajahnya menjadi serius. Dengan
satu goyangan tubuhnya, ia tampak seperti berubah menjadi gumpalan
asap berwarna hijau dan menghilang dari dalam halaman. Fengyuzi juga
ikut menghilang setelah Qin De, seperti serat kapas yang
melayang-layang.
…
Pada saat ini, ada 3 orang yang sedang
berkumpul di sebuah ruang rahasia di dalam Rumah Besar Pangeran
Penguasa Timur – Qin De, Fengyuzi, dan seorang cendekiawan yang
mengenakan pakaian berwarna hitam dan membawa sebuah kipas lipat di
tangannya.
“Yang Mulia, apakah anda telah
membuat keputusannya?” Si cendekiawan berpakaian hitam menatap Qin
De dan bertanya dengan ragu.
Qin De mengangguk: “Karena Yu'er
tidak bisa menjadi seorang pemimpin atau seorang pendekar dengan
tingkat Xiantian, akan lebih baik bila dia tidak berpartisipasi dalam
rencana ini. Sungguh sangat disayangkan, gara-gara dantian aneh yang
ia miliki, mungkin satu-satunya hal yang bisa aku berikan kepadanya
adalah kebahagiaan dan ketenangan selama sekitar 10 tahun. Saat
waktunya tiba untuk menjalankan rencanaku, Yu'er juga tidak akan bisa
merasakan hari-hari yang damai lagi.”
Fengyuzi berpikir untuk sesaat, dan
kemudian memutuskan untuk berbicara.
“Yang Mulia, haruskah rencana anda
ini dieksekusikan? Anda seharusnya tahu konsekuensi yang akan muncul
setelah rencana anda dijalankan, benar begitu?” tanya Fengyuzi
sekali lagi.
Wajah Qin De langsung menjadi serius.
Kedua matanya memancarkan cahaya dingin. Ia berkata: “Tidak peduli
apakah ini demi leluhur dari klan Qin atau demi Jing Yi, rencana ini
tetap harus dijalankan. Jing Yi telah meninggalkan 3 anak kepadaku,
dan sekalipun ada sesuatu yang salah dengan dantian milik Yu'er,
namun baik Feng'er maupun Zheng'er masing-masing memiliki bakat dalam
ilmu bela diri dan kesusasteraan, dan itu sudah cukup untuk
mensukseskan urusan ini. Xu Yuan, apakah langkah pertama dari 'Catur
Bayangan' sudah dimulai?”
Cendekiawan berpakaian hitam, Xu Yuan,
melambaikan kipas yang ada di tangannya beberapa kali, kemudian
melipatnya dan berkata sambil tersenyum: “Jangan khawatir, Yang
Mulia. Semuanya sudah berada di dalam genggaman tanganku.”
“Bagus. Bagus sekali,” kedua mata
Qin De memancarkan hawa membunuh.
***
Tempat dimana Pangeran Penguasa Timur
Qin De tinggal memiliki nama Benua Qian Long, yang memiliki area yang
sangat besar. Hingga hari ini, tidak ada satu orang pun yang berhasil
mengukurnya.
Hal itu dikarenakan fakta bahwa bagian
paling timur dari Benua Qian Long ditempati Hutan Rimba yang sangat
luas. Hutan Rimba tersebut memiliki banyak pegunungan yang menjulang
tinggi, dan diselimuti oleh pohon-pohon yang tebal. Hutan tersebut
juga dihuni oleh monster, yang kerap disebut sebagai “Demonic
Beasts”, yang tak terhitung jumlahnya. Semakin dalam seseorang
masuk ke dalam Hutan Rimba, semakin membahayakan pula makhluk-makhluk
yang akan ia temui. Karena itulah, bahkan pendekar-pendekar kuat
bergelar kehormatan 'Shangxian' di Benua Qian Long saja masih belum
bisa menjelajahi Hutan Rimba secara menyeluruh.
Di sisi barat dari Hutan Rimba, ada 3
kerajaan besar, yang masing-masing dikuasai oleh Dinasti Chu, Dinasti
Ming, dan Dinasti Han.
Total populasi dari ketiga kerajaan
tersebut mencapai kisaran 10 milyar orang. Wilayah dari benua itu
sangatlah luas. Dari ketiga dinasti yang ada, yang paling kuat adalah
Dinasti Chu, namun ada satu klan spesial yang tinggal di dalam
kerajaannya – Klan Qin.
Klan Qin menguasai 3 negara yang
menyusun wilayah Timur dari 12 negara dibawah kekuasaan Kerajaan Chu.
Klan ini memiliki peninggalan yang telah diwariskan secara turun
temurun selama beberapa ratus tahun. Fondasi dari Klan Qin di dalam 3
negara di wilayah Timur tersebut sangatlah dalam, sampai-sampai
Kaisar Chu sendiri akan merasa sangat kesulitan saat berhadapan
dengan Klan Qin. Ditambah lagi, klan ini memiliki suatu kesatuan unik
yang bernama Kesatuan Fierce Tiger.
Fierce Tiger, berwarna merah dari ujung
kepala hingga ujung kaki dan memiliki tubuh yang berukuran cukup
besar, adalah suatu tipe harimau tertentu. Metode untuk
mengembangbiakkannya secara masal adalah rahasia yang paling penting
dari Klan Qin.
Klan Qin membawahi sebuah pasukan yang
terdiri dari 600,000 orang, yang 50,000 diantaranya terdiri dari
Kesatuan Fierce Tiger. Masing-masing prajurit dari Kesatuan Fierce
Tiger mampu mengendarai seekor Fierce Tiger. Memiliki kekuatan serang
yang tinggi, ditambah dengan kekuatan para prajurit yang
menungganginya, para harimau itu menjadi semakin sulit untuk
dikalahkan.
Hanya dengan auman dari 50,000 Fierce
Tiger, mereka mampu memberikan kerusakan parah terhadap semangat
juang lawan. 50,000 prajurit Fierce Tiger mampu dengan mudah
menghabisi pasukan besar yang terdiri dari 100,000 prajurit kuda
biasa.
Ilmu bela diri yang tinggi adalah hal
yang paling penting di Benua Qian Long. Dari 3 kerajaan besar yang
berdiri disana, masing-masing memiliki setidaknya satu Xiuxianist
yang bertindak sebagai pelindung negara. Di mata orang biasa,
Xiuxianist tampak seperti Dewa. Setelah pedang terbang mereka
dihunuskan, mereka mampu memenggal kepala orang dari jarak ratusan
ribu li; dengan menggunakan pedang mereka, mereka bisa terbang hingga
langit kesembilan. Bukannya tindakan semacam itu hanya bisa dilakukan
oleh makhluk abadi— Immortal?
***
Vila Berkabut didirikan di atas Gunung
Donglan. Gunung tersebut memiliki puncak ketinggian 3,000 meter, dan
karenanya bisa dianggap sebagai gunung yang tinggi.
2 tahun telah berlalu.
Qin Yu sekarang sudah berusia 8 tahun.
Tubuhnya sudah tumbuh menjadi sedikit lebih tinggi. Kedua matanya
terkadang memancarkan cahaya kecerdasan, namun jauh di dalam matanya,
ada tanda-tanda kesedihan. Pada saat ini, Qin Yu sedang berjalan
sendirian di sebuah jalan pegunungan, dengan menggendong seekor elang
muda berwarna hitam di pundaknya.
“Xiao Hei, 2 tahun sudah berlalu.
Ayahku hanya pernah mengunjungiku satu kali dalam waktu 2 tahun ini.”
Qin Yu menggigit bibirnya, kemudian berkata kepada elang muda yang
bertengger di pundaknya.
Ia menemukan elang muda ini pada saat
ia berjalan-jalan di Gunung Donglan satu tahun yang lalu, dan
memutuskan untuk mengajaknya pulang. Dengan elang muda tersebut
sebagai temannya, ia tidak merasa terlalu kesepian. Ayahnya adalah
teman sehari-harinya sebelum ia mencapai usia 6 tahun. Namun sudah 2
tahun penuh berlalu sejak saat itu, dan ia baru pernah melihat
ayahnya sekali saja.
Elang hitam itu mengepakkan sayapnya
dan membelai wajah Qin Yu yang kekanak-kanakan dengan lembut, dan
langsung membuat Qin Yu tertawa.
Setelah berjalan selama beberapa saat,
ia tiba-tiba melihat seorang wanita hamil yang dengan susah payah
membawa kayu bakar di depannya. Ia segera menghadap kepada elang yang
ada di pundaknya dan berkata: “Xiao Hei, ayo kita bantu bibi ini,
ya?”
Xiao Hei langsung mengepakkan sayapnya
dan menggoyang-goyankan tubuhnya di atas pundak Qin Yu. Tanpa
menunggu lama, Qin Yu segera berlari dengan sangat cepat menuju
wanita hamil tersebut sambil tertawa.
“Bibi, ijinkan aku untuk membawakan
kayu-kayu bakar itu untukmu.” ucap Qin Yu kepada si wanita.
Mendengar ucapan Qin Yu, wanita
tersebut meletakkan ikatan kayu bakar yang ia bawa ke tanah dan
menyeka keringat yang ada di wajahnya. Saat wanita itu melihat bahwa
Qin Yu ternyata hanyalah seorang anak-anak, wanita itu berkata sambil
tertawa: “Terima kasih, anak kecil. Bibi bisa membawanya sendiri.
Masih ada jarak sekitar 1 li dari sini menuju dusun kami.” Setelah
mengucapkan itu, wanita hamil tersebut kembali mengangkat ikatan kayu
bakar yang tadi ke punggungnya, dan kemudian melanjutkan
perjalanannya.
“Aku bukan anak kecil. Usiaku sudah 8
tahun. Aku yakin aku bisa membawa kayu bakar itu.” Qin Yu melihat
keringat yang mengalir di wajah si wanita. Hanya dengan 2 aksi, ia
mendadak merebut kayu bakar yang sedang dibawa oleh si wanita dan
meletakkannya di balik punggungnya sendiri.
Seikat kayu bakar memang bukan apa-apa
bagi orang biasa, namun bagi anak berusia 8 tahun, tentunya itu
terasa sangat berat. Namun, karena Qin Yu sering berendam di
pemandian air panas Vila Berkabut, tubuhnya pun menjadi jauh lebih
kuat daripada anak berusia 8 tahun biasa, dan ternyata dia mampu
membawa ikatan kayu bakar tersebut di punggungnya.
“Bibi, lihat, aku bisa kan
membawanya? Humph, dan bibi masih bilang kalau aku adalah anak
kecil?” ucap Qin Yu dengan bangga. Wajah kecilnya yang
kekanak-kanakan sekarang tertutupi oleh debu, dan tampak sangat
kotor.
Wanita tersebut sesaat merasa kagum
melihatnya. Ia kemudian berkata sambil tersenyum: “Kekuatanmu
memang lumayan. Tapi masih ada satu li sebelum kita sampai di tujuan.
Aku yakin kamu tidak akan bisa bertahan sampai akhir, nak. Lebih baik
kamu menyerahkan kayu itu kepada bibi, agar bibi yang membawanya.”
“Siapa bilang aku tidak bisa
membawanya sampai akhir?”
Melihat si wanita hamil menjulurkan
tangannya, Qin Yu buru-buru lari ke depan. Kemudian ia memutar
kepalanya dan berkata: “Bibi, aku sudah berulang kali berlari
mengelilingi Gunung Dolan ini. Aku juga tahu kalau di jarak sekitar 1
li dari sini, ada sebuah dusun. Itu pasti adalah dusun tempat bibi
tinggal. Ayo, cepatlah. Hah, bibi tidak secepat diriku!”
Si wanita hamil tersenyum lebar-lebar:
“Anak ini, berasal dari keluarga mana dia ini? Memiliki anak
seperti ini, orang tuanya pasti merasa sangat bahagia.”
Pada mulanya, Qin Yu tidak merasa
kesulitan saat membawa ikatan kayu bakar yang ada di punggungnya,
namun setelah berjalan cukup jauh, ia merasa kedua kakinya mulai
melemas. Bagaimanapun juga, ia telah menapaki jalur pegunungan sambil
membawa ikatan kayu bakar di punggungnya. Walaupun memang Qin Yu
memiliki tubuh yang kuat, dia juga hanyalah anak berusia 8 tahun.
Setelah beberapa saat, kedua kakinya
mendadak gemetar.
“Nak...” ucap si wanita dengan
khawatir.
“Jangan khawatir bibi, ini gampang
kok,” ucap Qin Yu setelah ia memutar kepalanya dan berusaha dengan
susah payah untuk menunjukkan senyuman di wajahnya. Kalimat tersebut
membuatnya terdengar seperti orang yang kuat. Namun jalan pegunungan
tersebut tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Qin Yu. Kaki Qin
Yu tersandung oleh sebuah batu, dan tubuhnya pun mulai goyah.
Kemudian seluruh tubuhnya jatuh ke
tanah dengan bunyi thud.
Wanita itu segera menghampirinya. Ia
mengambil kayu bakar yang ada di punggung Qin Yu, dan membantunya
untuk berdiri. Wajah kecilnya kini penuh dengan debu dan tampak
benar-benar kotor. Merasa seperti dirugikan, Qin Yu menghadap wanita
tersebut dan berkata: “Bibi, sebenarnya.... aku masih bisa
membawanya. Barusan, aku hanya tersandung.”
“Baik, bibi tahu kalau kamu masih
bisa lanjut. Tapi dusunnya sudah ada di depan situ. Bibi sangat
berterima kasih kepadamu.”
Wanita itu meletakkan ikatan kayu
bakarnya di balik punggungnya. Melihat bahwa Qin Yu tidak menderita
luka, wanita itu membantunya untuk membersihkan wajahnya. Kemudian,
wanita itu dengan seksama memberinya peringatan lagi dan lagi agar
Qin Yu mau pulang ke rumahnya. Baru setelah Qin Yu mengangguk dan
berjanji bahwa dia akan pulang, wanita itu kembali berjalan ke arah
dusunnya.
Qin Yu melihat dusun yang jaraknya 100
meter dari tempat dirinya berdiri, dan berkata sambil cemberut: “Xiao
Hei, sudah waktunya untuk pulang.” Kemudian ia langsung tersenyum.
“Tapi sekarang bibi itu tidak akan terlalu merasa kesulitan lagi.
Dia akan segera tiba di dusunnya.”
Senyumannya tampak begitu cerah. Itu
adalah senyuman yang datang dari dalam lubuk hatinya.
Di suatu tempat rahasia, di dekat
lokasi Qin Yu berdiri, ada 3 orang yang saling memandang satu sama
lain. Mereka adalah 3 pendekar yang melindungi Qin Yu secara
diam-diam.
Dia adalah putra dari Pangeran Penguasa
Timur, dan ditambah lagi, dia juga merupakan Pangeran Ketiga, lalu
bagaimana mungkin dia akan dibiarkan untuk berkeliaran di sebuah
gunung yang besar sendirian?
“Pangeran Ketiga memang masih
anak-anak, namun dia benar-benar baik hati. Aku tidak mengerti,
mengapa Yang Mulai mengirim Pangeran Ketiga ke Vila Berkabut. Dalam 2
tahun ini, beliau hanya pernah sekali mengunjungi Pangeran Ketiga.
Setiap kali aku melihat Pangeran Ketiga duduk sendirian di puncak
gunung semalaman, melihat tubuh kecilnya yang diselimuti oleh angin
malam yang dingin, aku merasa sedih,” rintih seseorang dengan suara
rendah.
Satu orang lain mengangguk dan berkata:
“Kapanpun Pangeran Ketiga memandang langit, ekspresi wajahnya
membuat hatiku terasa sakit. Yang Mulia, beliau....ah!”
“Cukup! Apa yang ingin dilakukan oleh
Yang Mulia bukanlah sesuatu yang bisa kita pahami. Tugas kita
hanyalah untuk melindungi Pangeran Ketiga.”
Tiba-tiba, di jalan pegunungan, seorang
pria berkulit gelap dengan tubuh yang mengesankan dan mata sebesar
koin perunggu datang dengan kecepatan tinggi sambil mengendarai
seekor harimau berwarna merah. Saat ia melihat Qin Yu, ia berteriak
dengan suara lantang: “Pangeran Ketiga, Pangeran Pertama dan
Pangeran Kedua telah tiba!” Begitu bahagianya Qin Yu mendengar
kabar tersebut, sampai-sampai matanya tampak berkilauan. Ia langsung
berlari menghampiri pria berkulit gelap tersebut dan melompat ke atas
punggung harimau. Wajahnya memerah karena merasa begitu senang. Ia
buru-buru berkata: “Paman Wang, cepatlah, ayo berangkat. Ayo kita
kembali ke Vila Berkabut!”
Pria tersebut memeluk Qin Yu dengan
hati-hati, kemudian ia mengendarai Fierce Tiger untuk menuruni gunung
dengan kecepatan tertinggi, meninggalkan gumpalan debu di
belakangnya.
Cukup menarik....
BalasHapuskurang penjelasan, misal 1 li itu berapa meter
nanti ane suruh buatin daftar istilahnye. ane jg lupa wkwk
Hapus1li = 1/2 km atau 500 meter
Hapusthx, aku edit
HapusSaya akan memulai membaca novel China. Dan sepertinya novel ini sangat bagus. Thanks min sudah ditranslate.
BalasHapusbagus ni,apakah butuh orang untuk translete?
BalasHapus