"Dengarkan
panggilanku, [Iblis Lemegeton]."
Sebuah
golem yang terbuat dari mineral langka bergerak untuk mematuhi
perintah Momonga.
Momonga
pada akhirnya telah menerima fakta bahwa Dunia Virtual telah berubah
menjadi dunia nyata.
Sekarang
hal yang paling penting bagi dirinya adalah untuk melindungi dirinya
sendiri.
Walaupun
NPC yang dia temui sejauh ini menunjukkan sikap hormat kepadanya,
bukan berarti bahwa pertemuannya dengan NPC yang lain akan berakhir
sama. Lebih baik cari aman daripada nanti menyesal.
Momonga
harus memastikan fungsionalitas dari Golem, item legendaris, dan
sihir yang ia miliki di dalam Nazarick... Kelangsungan hidupnya
sendiri akan dipertaruhkan dalam situasi ini.
"Akhirnya,
dengan ini masalahku yang pertama telah terselesaikan."
Melihat
pada Golem, pikiran Momonga menjadi sedikit tenang. Golem hanya akan
mematuhi perintah yang diberikan oleh masternya, bahkan dalam situasi
terburuk–– seperti pemberontakan NPC, misalnya– setidaknya
sekarang Momonga telah memiliki asuransi jiwa.
Momonga
melihat jari-jari tulangnya. Dia memakai total 9 cincin di kesepuluh
jarinya, dengan hanya jari manis di tangan kiri yang kosong. Di
Yggdrasil, biasanya, memakai cincin di jari lain selain jari manis
kanan dan kiri itu adalah hal yang mustahil. Tapi karena Momonga
menggunakan kemampuan khusus dari sebuah benda sihir, dia bisa
memakai cincin pada seluruh tangannya, dan juga menggunakan semua
kemampuan mereka. Tidak hanya dianggap spesial, dia juga dikenal
sebagai salah satu pengguna kemampuan terbaik di seluruh server.
Salah
satu cincin yang dipakai di jari Momonga adalah cincin dari Ainz Ooal
Gown. Cincin itu membuatnya mampu berteleportasi dengan bebas di
antara seluruh ruangan yang berada di dalam Nazarick. Setiap anggota
Ainz Ooal Gown wajib memakai cincin ini.
Setelah
mengaktifkannya, tubuhnya mulai berjalan melewati lorong yang gelap,
hingga pada akhirnya dia mencapai cahaya putih di ujung lorong
tersebut.
"Berhasil...."
Setelah
teleportasi berhasil, Momonga melanjutkan perjalanannya di lorong
beratap lebar. Suasana yang terasa di sekitar lantai ini mirip
seperti aroma dari hutan. Momonga menjadi semakin percaya bahwa
tempat ini benar-benar menjadi dunia nyata.
Sebuah
pertanyaan melintas di dalam pikirannya saat dia berjalan. Karena
seluruh tubuhnya terbuat dari tulang yang di dalamnya tidak memiliki
paru-paru maupun batang tenggorokan, bagaimana caranya dia bisa
bernapas? Beberapa keraguan yang parah melanda dirinya, tapi dia
mulai merasa bodoh dan segera berhenti memikirkan itu.
Hampir
mencapai ujung lorong, sebuah pintu otomatis terbuka untuk Momonga.
Di sisi lain pintu itu adalah arena besar yang dikelilingi oleh
auditorium yang memiliki beberapa lapis.
Ampiteater
oval terbuka itu memiliki panjang 188 meter, lebar 156 meter dan
tinggi 48 meter. Ampiteater ini meniru model Kolisium yang ada di
Kekaisaran Roma.
Sebuah
mantera yang bernama [Continuous Light] digunakan di seluruh bagian
dari bangunan tersebut, dan oleh karenanya bagian dalam bangunan
tersebut selalu cerah seperti di siang hari. Para penontonnya terdiri
dari banyak Golem yang tidak menunjukan aktivitas apapun.
Tempat
ini dinamakan Arena. Yang berperan sebagai gladiator adalah para
penyusup yang memasuki Nazarick, dan penontonnya terdiri dari para
Golem dan anggota dari Ainz Ooal Gown yang duduk di ruang VIP. Tidak
peduli seberapa gigih atau banyaknya pemain yang menyusup, di tempat
ini, mereka semua akan bertemu dengan kematian mereka.
Pada
saat itu, langit berwarna hitam pekat bisa terlihat di atas arena,
dan jika tidak ada sihir cahaya yang digunakan di dekatnya, kamu
bahkan bisa melihat bintang yang berkelip-kelip di angkasa.
Lantai
6 dari Nazarick ditutupi oleh langit virtual. Tidak hanya
perlahan-lahan berganti waktu, langit itu bahkan memiliki matahari
terbit, lengkap dengan efek siang hari.
Orang
bisa merasa tenang saat mereka berada dalam skenario fiksi ini, jadi
bisa dibilang hasil yang di dapat setara dengan usaha yang telah
dikeluarkan oleh para anggota guildnya. Walaupun suasana hati Momonga
menjadi agak baikan saat dia berada di sini, namun situasi yang ia
alami saat ini tidak mengijinkan dirinya untuk terus melakukan itu.
Momonga
melihat ke sekelilingnya. Arena ini seharusnya dikelola oleh si
kembar...
Lalu
tiba-tiba.
"Hai
yang disana!"
Sambil
berteriak, tampak bayangan seseorang yang melompat dari ruang VIP.
Ruangan tersebut terletak di lantai 6, dan orang tersebut melompat
tanpa menggunakan sihir, hanya dengan kemampuan fisik. Kakinya yang
ditekuk dengan lembut menghilangkan dampak benturan dari lompatannya,
dan ia menunjukan ekspresi bangga sambil membentuk huruf "V"
untuk Victory dengan jari tangannya.
Seorang
anak dengan tampang genit dengan senyuman manis dan hangat di
wajahnya. Rambut emasnya yang berayun-ayun di dekat bahunya
memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya. Pupil mata dengan dua
warna yang berbeda, biru dan hijau, membuat matanya bersinar seperti
mata anak anjing. Telinganya panjang dan runcing, dan kulitnya yang
berwarna gelap menunjukan bahwa dia adalah seorang Dark Elf, saudara
dekat dari Forest Elf.
Dilengkapi
dengan pakaian dari kulit sisik naga berwarna hitam kemerahan yang
pas dan rompi bersulam putih dan emas dengan simbol Ainz Ooal Gown di
bagian dadanya. Di bagian bawah, ia mengenakan sepasang celana
panjang berwarna putih, dan di lehernya ada sebuah kalung berbentuk
biji pohon ek yang memancarkan cahaya keemasan. Pinggangnya dililit
dengan sebuah cambuk, dan punggungnya membawa busur berukuran besar,
yang pegangannya dihiasi dengan ukiran eksotis.
"Ah,
Aura."
Momonga
berjalan mendekati Dark Elf tersebut sambil memanggil namanya. Anak
perempuan itu merupakan Floor Guardian dari lantai 6 di Makam Besar
Nazarick, Aura Bella Fiora.
Ia
mampu mengendalikan magical beast, seorang beast tamer, dan ahli
dalam perang gerilya.
Dengan
langkah kecil, Aura mulai berlari ke arah Momonga. Langkahnya memang
terlihat kecil, tapi sebenarnya kecepatan larinya lebih tinggi
daripada kecepatan seekor hewan buas. Langkahnya tajam, dan ia mampu
menutup jarak yang ada di antara dirinya dan Momonga dengan cepat.
Aura
mengaktifkan rem darurat dengan kedua kakinya, dan karena pergesekan
yang terjadi, sepatunya yang terbuat dari pelat logam campuran emas
menghasilkan awan debu di belakangnya.
"Puh."
Walau
jelas tidak berkeringat, Aura pura-pura menyeka dahinya dan
menunjukan senyuman yang mirip seperti seekor anjing yang mencoba
menyenangkan tuannya. Dengan suara bernada tinggi yang unik dan
kekanakan, ia memberi salam kepada Momonga:
"Selamat
datang, Momonga-sama. Selamat datang di lantai yang saya jaga!"
Salam
yang ia berikan tidak se-elegan dan penuh hormat seperti yang
diberikan oleh Albedo atau Sebastian, tapi itu terasa lebih akrab di
telinganya. Bagi Momonga, dia tidak tahu apakah keakraban tersebut
asli atau dibuat-buat, karena Momonga tidak memiliki pengalaman yang
membuatnya bisa memahami hal-hal seperti itu, dan itu membuat
kepalanya terasa sakit.
Dari
ekspresi yang ditunjukkan Aura, wajahnya penuh dengan senyuman dan
Momonga sama sekali tidak merasakan adanya rasa permusuhan dari Aura.
Dia juga tidak mendapat respon dari skill "Enemy Scan".
Momonga
melihat ke kiri dan kanan dengan matanya dan melemaskan pegangannya
pada tongkat sihirnya.
Dalam
keadaan darurat, dia bermaksud untuk menyerang dan kemudian segera
mundur, tapi sekarang tampaknya hal seperti itu tidak lagi
dibutuhkan.
"...
Ah, apakah barusan aku mengganggumu?"
"Apa?
Momonga-sama adalah pemilik Nazarick, penguasa tertinggi! Tidak
peduli kapanpun anda datang berkunjung kemari, tidak mungkin itu bisa
dianggap sebagai gangguan!"
"Jadi...
Aura, dimana... ?"
Mendengar
Momonga bertanya, tiba-tiba Aura membalikkan badannya dengan teratur
dan melihat ke arah ruang VIP, dan berteriak dengan keras:
"Ada
Momonga-sama disini! Jangan bersikap tidak sopan begitu, cepatlah!"
Di
dalam bayangan ruang VIP, tampak ada siluet seseorang yang sedang
gemetaran.
"Mare,
kamu disana?"
"Ya,
benar, Momonga-sama. Karena dia itu sangat pemalu... dia tidak mau
melompat!"
Sebuah
suara yang nyaris tidak terdengar menanggapi panggilan Aura. Karena
ada jarak yang cukup jauh menuju ruang VIP, biasanya butuh sebuah
keajaiban untuk mendengar suara yang muncul dari sana. Tapi karena
Aura memakai kalung yang mengandung sihir di tubuhnya, hal tersebut
tidak menimbulkan masalah baginya.
"Tidak,
tidak... kakak..."
Aura
mendesah dan menjelaskan:
"Itu,
anu... Momonga, tuan, dia itu cuma sangat pemalu, dan tentu tidak
bermaksud untuk bersikap tidak sopan kepada anda."
"Tentunya
aku memahami itu Aura, dan aku tidak pernah meragukan kesetiaanmu."
Di
dalam sebuah komunitas, kita harus memahami kapan waktu yang pas
untuk berbicara dan makna yang ada dibalik setiap ucapan.
Kadang-kadang mengucapkan kebohongan itu perlu agar lawan bicara bisa
merasa senang. Momonga mengangguk dengan tegas.
Aura
tampak sangat lega dan kembali memalingkan wajahnya ke arah ruang
VIP:
"Penguasa
tertinggi, Momonga-sama, telah datang ke lantai ini untuk bertemu
dengan para Guardian. Sikapmu ini benar-benar tidak sopan, kamu
seharusnya sangat memahami itu kan! Kalau kamu merasa terlalu takut
untuk melompat, aku akan menendangmu sampai jatuh!"
"Um...
Aku akan menuruni tangga..."
"Berapa
lama kamu ingin membiarkan Momonga-sama menunggu?! Turunlah
sekarang!"
"Aku
tahu, aku tahu...!"
Dengan
seluruh keberaniannya, tampak sesosok kecil melompat turun. Dark
Wizard, itulah gelar yang dimiliki Dark Elf ini. Kakinya mendarat
dengan sangat tidak stabil di atas tanah, tidak seperti Aura. Mungkin
karena penggunaan kemampuan fisiknya yang salah, dampak dari
lompatannya itu membuat tubuhnya menjadi tidak seimbang.
Setelah
mendarat, anak itu mulai berlari menuju Aura dan Momonga dengan
kecepatan penuh, tapi itu masih lebih lambat bila dibandingkan dengan
Aura.
"Cepatlah!"
"Ya,
ya..."
Seorang
anak kecil dengan penampilan yang identik dengan Aura. Baik itu warna
rambut, warna mata, atau penampilan wajah, dua anak kembar itu bagai
pinang yang dibelah dua. Tapi jika Aura adalah matahari, maka dia
adalah bulan. Yang satu gemetar ketakutan, sementara yang lain
memarahinya. Momonga merasa sedikit terkejut melihat bagaimana mereka
mengungkapkan ekspresi tersebut. Menurut pengetahuan yang dimiliki
Momonga, kepribadian Mare tidak diprogram seperti itu. NPC hanya
memiliki ekspresi dasar, dan bahkan sekalipun peran dari seorang NPC
diperluas, mereka seharusnya tetap tidak dapat mengubah ekspresi
mereka. Dua dark elf kecil yang berdiri di hadapan Momonga ini
menunjukan perubahan ekspresi wajah yang sangat nyata.
"Maaf
telah membuat anda menunggu, Momonga-sama...."
Anak
kecil itu terlihat takut dan mengintip-intip ke arah Momonga. Dia
mengenakan pakaian sisik naga berwarna biru jenuh dan jubah pendek
berwarna hijau daun. Walaupun kostumnya memiliki warna dasar putih
yang sama seperti Aura, kulit di bagian bawah tubuhnya tampak sedikit
lebih terbuka, karena ia memakai rok. Sebuah kalung yang mirip
seperti yang dipakai oleh Aura di sekitar lehernya, terbuat dari biji
pohon ek yang memancarkan cahaya perak. Tangan kurusnya memakai
sarung tangan sutera berwarna putih berkilauan sambil memegang
tongkat kayu hitam yang berliku-liku.
Mare
Bello Fiora.
Baik
Mare dan Aura merupakan Guardian dari lantai 6 di Nazarick. Momonga
menyipitkan matanya - sekalipun lubang matanya kosong, dia mengamati
mereka berdua.
Aura
berdiri dengan tegak, sementara Mare dengan malu-malu menerima
tatapan Momonga.
Seperti
di masa lalu, sepertinya mereka masih bersahabat.
"Kalian
tampak bersemangat, bagus sekali."
"Oh-
belakangan ini rasanya sedikit membosankan, misalkan ada penyusup
yang sesekali datang kemari pasti rasanya akan menyenangkan.."
"Aku,
aku tidak ingin melihat penyusup... Aku akan merasa takut..."
Mendengar
cara bicara Mare, ekspresi wajah Aura berubah:
"...
Oh. Momonga-sama, mohon ijinkan saya sebentar. Mare, ikuti aku."
"Ah,
ah itu sakit. Kak, kakak, sakit, ah."
Setelah
melihat Momonga mengangguk perlahan, Aura menjewer telinga Mare yang
runcing. Setelah mereka berada agak jauhan dari Momonga, Aura
berbisik ke dalam telinga Mare. Bahkan dari jauh pun kamu bisa dengar
kalau Aura sedang mengomeli Mare.
"Ah,
Penyusup. Sama sepertimu, Mare, aku juga tidak ingin melihat
mereka..." Setidaknya aku ingin bertemu musuh setelah aku sudah
siap, pikir Momonga setelah melihat guardian kembar itu dari jauh.
Setelah
Mare pulih dari serangan verbal Aura, dia berlutut diatas tanah
dengan wajah mewek dan mata berkaca-kaca. Sebuah pemandangan yang
menjelaskan seperti apa hubungan yang dimiliki dua kakak beradik
tersebut. Momonga yang melihat pemandangan itu tersenyum dan
memikirkan sesuatu:
"He
he, Mare jelas-jelas tidak cocok untuk membunuh musuh. Rasanya akan
lebih cocok kalau dia membuat teh dan mendengarkan omelan kakaknya.
Tapi kalau dipikir-pikir... Mare dan Aura pernah mati sekali...
Bagaimana caranya mereka menghadapi kenyataan itu?"
Di
masa lalu, ada 1500 orang yang bersama-sama menyerang makam ini, dan
berhasil mencapai lantai 8. Pada saat itu, baik Aura dan Mare tewas
dalam pertempuran. Mereka harusnya bisa mengingat itu kan?
Sekarang,
seperti apa konsep kematian yang dimiliki oleh kedua orang ini? Dan
pada akhirnya, apakah kematian itu juga memberikan dampak yang besar
bagi mereka? Menurut pengaturan Yggdrasil, setiap kematian harus
dibayar dengan 5 level dan item yang dipakai akan terjatuh. Jika
seseorang masih memiliki level 5 atau dibawahnya, orang itu akan
menghilang setelah mati. Tapi karena karakter milik pemain mempunyai
perlindungan khusus, mereka tidak akan menghilang. Sebaliknya, level
mereka akan kembali menjadi 1.
Keuntungan
dari "lahir kembali" atau "bangkit dari kematian"
dan sihir pembangkitan lain adalah, itu semua mampu mengurangi
penurunan level. Tidak hanya itu, jika kamu menggunakan item yang
tepat, kamu hanya perlu membayar sedikit EXP.
Dalam
kasus NPC, itu lebih sederhana. Selama guild membayar biaya
pembangkitan sesuai level yang dimiliki NPC, maka kematian mereka
tidak akan mendapatkan efek buruk.
Kematian
sering digunakan untuk melemahkan pemain yang dianggap kuat. Untuk
menaikkan level, dibutuhkan banyak EXP, dan meskipun saat mati hanya
ada 1 item yang menghilang, itu masih merupakan hukuman yang berat.
Namun di Yggdrasil, hal seperti itu bukanlah hal yang mengerikan. Aku
dengar kalau perusahaan yang memproduksi permainan ini berharap agar
para pemain tidak merasa takut dengan penalti yang diberikan, dan
berani menjelajahi wilayah-wilayah baru untuk melakukan petualangan.
Para pemberani itu akan menemukan hal-hal yang baru dan belum
diketahui di dalam dungeon. Dihadapkan dengan aturan soal kematian
tersebut, mereka berdua pernah menghadapi 1500 orang yang mencoba
untuk membunuh mereka. Lalu apakah sekarang mereka adalah dua orang
yang berbeda setelah mereka bangkit?
Sementara
dia ingin memastikan teorinya, tapi dia tidak ingin menimbulkan
kecurigaan. Mungkin serangan besar-besaran tersebut juga merupakan
pengalaman yang mengerikan bagi Aura. Hanya karena rasa keingintahuan
yang ia miliki, menanyakan hal tersebut kepada Aura bukanlah hal yang
baik. Hal yang paling penting bagi anggota Ainz Ooal Gown adalah
kecintaan mereka terhadap NPC yang mereka buat.
Konsep
kematian di masa lalu dan sekarang kemungkinan telah berubah. Mati di
dunia nyata, tentu itu artinya bahwa semuanya akan selesai. Tapi
sekarang, mungkin tidak lagi. Walau menurutku aku harus menguji teori
tersebut, namun sebelum aku memperoleh berbagai informasi, aku tidak
bisa memutuskan tindakan yang harus aku lakukan selanjutnya. Jadi
akan lebih bijak untuk mengesampingkan masalah tersebut terlebih
dahulu, sampai nanti ada pertimbangan selanjutnya.
Sejauh
ini, Momonga tahu bahwa Yggdrasil telah berubah sampai ke titik ini,
tapi masih ada banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikirannya.
Saat
Momonga memikirkan hal-hal tersebut, Aura melanjutkan ceramahnya.
Momonga
merasa kalau itu tampak sedikit menyedihkan. Di masa lalu, di saat
rekan atau saudaranya sedang berkelahi, Momonga hanya akan mengamati
mereka dari samping. Tapi sekarang ini berbeda.
"Mari
kita hentikan itu sampai di sini, oke?"
"Tapi
Momonga-sama, sebagai seorang Guardian, Mare-!"
"-
Jangan khawatir Aura, aku memahami perasaanmu sebagai seorang Floor
Guardian. Tentu saja kamu akan merasa tidak senang ketika Mare
mengatakan kata-kata pengecut seperti itu di hadapanku. Tapi aku juga
percaya bahwa jika ada seseorang yang datang untuk menyerang
Nazarick, kamu dan Mare akan berdiri dengan gagah dan bertempur
sampai akhir. Selama dia mampu melakukan itu, maka kamu tidak perlu
menyalahkan dia secara berlebihan."
Aura
berjalan mendekati Mare dan menariknya, kemudian Momonga berkata
kepadanya:
"Mare,
melihatmu dalam keadaan seperti ini, kakakmu yang baik akan
memaafkanmu. Kamu lebih baik berterimakasih lah kepadanya."
Mare
menunjukan sedikit ekspresi terkejut, sambil melihat kakaknya.
Aura
buru-buru berkata:
"Uh?
Bukan, bukan, ini bukan seperti itu! Kamu lebih baik berterimakasih
kepada Momonga-sama!"
"Aura,
itu bukanlah masalah bagiku. Aku sangat memahami niat baikmu. Aku
tidak meragukan kemampuan Mare sebagai seorang Guardian."
"Ah,
ya, ya! Terima kasih, Momonga-sama."
"Terima,
terima kasih."
Mereka
memberi hormat dan Momonga mau tak mau merasa tidak nyaman. Khususnya
karena tatapan kedua anak yang berbinar-binar itu menusuk Momonga.
Tidak pernah diperlakukan dengan begitu hormat sebelumnya, Momonga
mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya dan sedikit berpura-pura
batuk:
"Uhm,
ya, aku ingin bertanya kepadamu Aura, apa kamu merasa bosan karena
tidak ada penyusup yang datang?"
"-
Ah, tidak, anu, itu..."
Melihat
ekspresi Aura yang ketakutan, Momonga merasa bahwa dia telah
menanyakan pertanyaan yang salah:
"Aku
tidak akan menyalahkanmu, jadi silahkan utarakan isi hatimu."
"......
Benar, sedikit bosan. Tidak ada lawan di sekitar sini yang bisa
mengimbangi saya selama lebih dari 5 menit."
Sambil
menjawab, ia menempelkan kedua jari telunjuknya dengan satu sama
lain. Sebagai Floor Guardian di lantai ini, Aura telah mencapai level
100. Hanya ada beberapa orang yang mampu mengimbangi kekuatannya di
Nazarick. Omong-omong soal NPC, termasuk Aura dan Mare, total ada 9
orang yang mampu melakukan itu, dengan pengecualian satu orang.
"Bagaimana
jika kamu memilih Mare sebagai lawanmu?"
Tiba-tiba,
tubuh Mare mulai gemetar. Dia menggelengkan kepalanya terus menerus
dengan mata basah dan terlihat sangat takut. Aura menatap Mare yang
ketakutan dan mendesah. Saat ia mendesah, ada aroma manis yang
tersebar di sekelilingnya. Memikirkan kemampuan yang dimiliki oleh
Aura, Momonga mundur untuk menjauhi aroma itu tersebut.
"Ah,
maaf, Momonga-sama!"
Aura
buru-buru menggerakan tangannya dan membuyarkan aroma itu.
[Skill
Pasif]
Aura
yang memiliki skill khusus Beast Trainer, juga mampu mengaktifkan
semacam efek penguat dan pelemah dengan skill tersebut. Skill itu
diaktifkan melalui nafas, dan efeknya mencapai beberapa meter. Jika
dia menggunakan skill itu secara aktif, efeknya bisa diperpanjang
hingga mencapai jarak yang luar biasa, dan kadang-kadang radius
puluhan meter bisa dicapai.
Di
Yggdrasil, untuk efek penguat dan efek pelemah, sebuah ikon akan
muncul di hadapanmu untuk menunjukan apakah skill tersebut aktif atau
tidak. Namun sekarang perubahan seperti itu tidak tampak lagi, jadi
skill itu menjadi cukup rumit.
"Sudah
tidak ada lagi, efeknya telah berhenti!"
"Ini,
ah..."
"...
Tapi Momonga-sama adalah Undead, efek dari skill ini seharusnya tidak
mempan terhadap anda bukan?"
Di
Yggdrasil, itu memang benar. Undead tidak akan bisa dipengaruhi oleh
efek apapun, entah itu baik atau buruk, itu semua sama.
"...
Apakah aku sudah masuk ke dalam efek area skillmu?"
"Umm..."
Aura
menciutkan lehernya, bahkan Mare yang berdiri di sebelahnya pun juga
melakukan hal yang sama.
"...
Aku tidak marah, Aura." Momonga mencoba bersikap seramah mungkin
untuk menenangkan mereka.
"Aura...
kamu tidak perlu merasa setakut itu. Apa kamu pikir skill biasa
seperti itu bisa mempengaruhi aku? Aku hanya bertanya padamu, apakah
aku sudah berada di dalam efek area skillmu?"
"Ya!
Anda sudah memasuki jangkauan efek dari kemampuan saya."
Aura
merasa lega mendengar jawaban Momonga. Momonga merasa ada tekanan di
dalam pakaiannya dan perutnya mulai berdenyut. Jadi kalau dia menjadi
lemah, apa yang harus dia lakukan? Setiap kali dia memikirkan itu,
dia ingin membuang jauh-jauh pemikiran itu.
"Jadi
apa efeknya?"
"Hasilnya...
seharusnya [Takut]."
"Hmm,
hmm......"
Dia
tidak merasa takut. Di Yggdrasil, sesama anggota guild atau party
tidak bisa menyerang satu sama lain. Walau peraturan itu seharusnya
tidak lagi berlaku, tapi tetap saja, itu masih harus dipastikan
terlebih dahulu.
"Aku
ingat, kemampuan Aura tidak akan memberi efek negatif kepada kawan."
"Huh?"
Kedua
mata Aura terbuka lebar. Mare yang ada di sebelahnya juga menunjukan
ekspresi yang sama. Melihat ekspresi keduanya, Momonga mengerti kalau
jawabannya bukan seperti apa yang ia pikirkan.
"Apa
aku salah mengingatnya?"
"Ya,
saya hanya bisa merubah jangkauan efek dengan bebas, mungkin anda keliru?"
Peraturan
yang melarang sesama rekan untuk menyerang satu sama lain benar-benar
tidak efektif. Mare yang berada di dekat Aura juga tidak tampak
terpengaruh, mungkin dia dilengkapi dengan item yang mencegah efek
ini.
Item
Artifak yang Momonga pakai tidak mempunyai pertahanan terhadap efek
ini, apa mungkin karena dia adalah Undead? Mengapa Momonga tidak
merasa [Takut]?
Ada
dua spekulasi. Entah dia bergantung kepada kemampuan dasar yang ia
miliki untuk menangkis efek itu. Atau efek itu di blokir karena ia
memiliki kemampuan khusus yang bisa mengatur roh orang mati.
Karena
dia tidak tahu spekulasi mana yang benar, Momonga memiliki niat untuk
melakukan percobaan selanjutnya:
"Bisakah
kamu mencoba menggunakan efek skillmu kepada yang lain?"
Aura
memiringkan kepalanya dan mengeluarkan pertanyaan yang terdengar
aneh. Sekali lagi, itu mengingatkan Momonga dengan penampilan
menggemaskan milik anak anjing, dan tidak bisa menahan diri untuk
mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Aura.
Kepalanya
terasa halus seperti sutera dan terasa cukup nyaman. Karena Aura
tidak menunjukkan ekspresi yang tmapak tidak nyaman, Momonga tak bisa
menahan dirinya untuk menyentuh wajahnya juga. Tapi kedua mata Mare
yang menatapnya dari samping membuat Momonga berhenti. Apa yang
dipikirkan Mare soal itu? Setelah sesaat merenung, Momonga melepas
tongkat sihirnya dan mengelus-elus rambut Mare dengan tangannya yang
lain. Rambut Mare tampaknya terasa lebih nyaman dan sementara Momonga
tanpa sadar berpikir tentang hal-hal seperti itu, dia akhirnya ingat:
"Aku
ingin sedikit merepotkan kalian. Aku punya beberapa percobaan yang
sedang berlangsung.... Dan aku membutuhkan bantuan kalian."
Mereka
masih sedikit terbawa suasana, tapi setelah Momonga menjauhkan
tangannya dari kepala mereka, mereka menunjukkan ekspresi malu dan
sedikit bangga.
Aura
menjawab dengan senang hati:
"Ya,
saya akan melakukannya! Momonga-sama, silahkan beri perintah apapun
kepada saya."
"Pertama-tama,
tunggu–"
Momonga
mengambil tongkat yang mengapung di udara ke tangannya. Ada beberapa
kemampuan yang tersimpan di dalam tongkat tersebut. Di antara
banyaknya kemampuan yang tersedia, Momonga memilih salah satu batu
permata hiasan yang ada di tongkat itu.
Satu
item dengan kemampuan berkelas artifak "Moon Jade"
–– summon
Moonlight Wolf.
Batu
permata itu memanggil 3 hewan buas secara instan. Efek sihir
pemanggil monster, baik disini maupun di Yggdrasil adalah sama, jadi
Momonga tidak merasa terkejut.
Moonlight
Wolf dan Serigala Siberian sangatlah mirip dengan satu sama lain,
kecuali yang satu ini memancarkan cahaya berwarna perak dari
tubuhnya. Di antara Momonga dan Moonlight Wolf itu, ada sebuah
hubungan yang luar biasa. Dan hubungan itu dengan jelas menunjukan
siapa yang berkuasa.
"Moonlight
Wolf, huh?"
Suara
Aura menyiratkan bahwa ia tidak bisa mengerti apa makna dari tindakan
Momonga, yang memanggil monster lemah tersebut.
Moonlight
Wolf adalah monster yang sangat lincah dan bisa digunakan untuk
melancarkan serangan kejutan, tapi mereka hanya memiliki level di
sekitar angka 20. Dari sudut pandang Momonga dan Aura, monster itu
sangat lemah. Tapi untuk menguji apa yang ada di dalam pikiran
Momonga, level monster ini sudah cukup. Tidak, malahan, lebih lemah
lebih baik.
"Baik,
saya akan memasukannya ke dalam jangkauan efek napas saya."
"Hm?
Bisakah kamu melakukan itu?"
"Tidak
masalah."
Momonga
merasa ragu-ragu untuk memaksa Aura melakukannya dengan kasar.
Sekarang sudah tidak sama lagi seperti saat ini semua masih berupa
permainan, ada kemungkinan kalau Aura akan meloak untuk menuruti
perintah Momonga. Ada pula kemungkinan bahwa kemampuan Aura tidak
berjalan dengan lancar. Uuntuk menghindari situasi seperti itu, dia
harus melibatkan pihak ketiga, dan karena itulah dia memanggil
Moonlight Wolf.
Serigala
itu tampak dipaksa untuk bernapas dengan terengah-engah, tapi Momonga
sama sekali merasa kalau tidak ada yang salah dengan dirinya. Dia
mencoba untuk bersantai, dan dia tetap tidak merasakan adanya sesuatu
yang aneh dengan dirinya. Dia berada dalam jarak yang sama dengan
para Moonlight Wolf yang dengan jelas tampak terpengaruh oleh skill
milik Aura, jadi kini dia yakin bahwa skill milik Aura benar-benar
aktif.
Dari
percobaan ini, bisa dilihat kalau skill yang mempengaruhi fungsi
suasana hati tampaknya tidak bisa memberikan efek kepada Momonga. Ini
artinya––
Ras
sub-manusia dan ras lainnya, selama kelas tersebut mampu mencapai
hirarki rasial yang telah ditentukan, seorang pemain bisa memperoleh
kemampuan khusus untuk ras tersebut. Dan juga untuk Lich seperti
Momonga, dia juga mempunyai kemampuan khusus––
Setiap
hari mampu memanggil 4 Undead tingkat tinggi, setiap hari mampu
memanggil 12 Undead biasa, setiap hari mampu memanggi 20 Undead
tingkat rendah, kontak negatif, Aura putus asa V [instant death],
abaikan pertahanan lawan, jiwa kegelapan, cahaya kegelapan, berkah
abadi, kemampuan untuk menilai kerusakan IV, pertahanan terhadap
senjata menusuk V, pertahanan terhadap senjata menebas V, penangkis
sihir tingkat tinggi III, pembatalan sihir lawan tingkat tinggi III,
membatalkan serangan berproperti es/asam/listrik, penguatan
penglihatan sihir / tembus pandang.
Juga
kemampuan tambahan tingkat profesional–– penguatan sihir instant
death, ahli ritual kegelapan, aura keabadian, menciptakan undead dan
sebagainya.
Kemampuan
dasar khusus yang dimiliki undead adalah, imunitas terhadap serangan
fatal, serangan terhadap mental tidak efektif,
makan/racun/sakit/tidur/insta-death/lumpuh semuanya tidak bisa
dialami, sihir necromancer, resistensi terhadap serangan tangan
kosong, tidak perlu oksigen, imunitas terhadap aura pelemah, tidak
efektif dalam menyerap tenaga, menggunakan pemulihan tenaga negatif,
penglihatan malam.
Tentu
saja ada juga kelemahan di antara semua kemampuan positif itu:
cahaya, rentan serangan suci, rentan serangan tumpul V, hukuman
kerusakan suci II, dua kali damage api dan sebagainya.
–– Kemampuan
dasar itu dipelajari sebagai Undead, dan kemampuan khusus diperoleh
saat game mengalami upgrade. Bosa dono;amg. lemampuan Momonga
sangatlah tinggi.
"Jadi,
dengan hasil ini... Terima kasih. Aura, apa kamu punya pertanyaan?"
"Tidak,
tidak juga."
"Ini
sudah cukup - kembalilah sekarang."
Tiga
Moonlight Wolf menghilang tanpa jejak.
"....Momonga-sama,
apakah anda datang ke lantai kami hari ini untuk melakukan
percobaan?"
Mare
juga mengangguk.
"Huh?
Ah, tidak juga. Aku datang untuk berlatih."
"Berlatih?
Huh? Momonga-sama, anda berlatih?"
Kedua
mata Aura dan Mare terbuka lebar, sampai isinya kelihatan nyaris
jatuh. Ini adalah kejutan, aku yang merupakan pemimpin tertinggi dan
juga penguasa Nazarick, tidak tahu apa-apa soal mantera sihir. Reaksi
ini sudah diprediksi oleh Momonga, dan dia dengan cepat membalas:
"Ya."
Melihat
balasan singkat Momonga, wajah Aura mulai kembali normal. Momonga
merasa cukup puas karena ia mendapatkan reaksi yang sama dengan apa
yang ia harapkan.
"Kalau
boleh saya tanya, anu, seperti apakah tingkat senjata tertinggi yang
bisa digunakan oleh Momonga-sama, senjata legendaris kah?"
Senjata
legendaris? Momonga sedikit merasa bingung, tapi setelah melihat mata
Mare yang berbinar-binar, dia menyadari bahwa pertanyaan itu murni
tanpa ada sedikitpun pemikiran buruk.
"Ya,
senjata ini... Semua anggota guild bekerja sama untuk membuat senjata
ini. Senjata dengan tingkatan tertinggi, Staff of Ainz Ooal Gown."
Momonga
mengangkat tongkat sihirnya, dan tongkat itu segera memancarkan
cahaya yang indah. Namun pada waktu yang sama, di sekitar cahaya itu
muncul bayangan-bayangan menakutkan yang hanya bisa dirasakan oleh
mereka yang berhati jahat.
Semakin
banyak Momonga menjelaskan tentang tongkat itu, ia semakin merasa
bangga, dan suaranya terdengar menjadi lebih riang gembira:
"Tongkat
ini memiliki ukiran tujuh ular di permukaannya, dan ada permata
dengan level artefak dan relik. Karena tongkat ini memiliki seluruh
rangkaian item, setelah koleksinya lengkap, penggunanya bisa
memperlihatkan kekuatannya yang sangat besar. Kami terus bersabar dan
menghabiskanwaktu yang sangat lama untuk melengkapi seluruh koleksi
ini. Nyatanya, ada satu anggota guild ingin menyerah selama periode
pengumpulan materi berlangsung. Aku tidak tahu berapa banyak monster
yang harus kami lawan untuk memperoleh harta karun... tidak hanya
itu, tongkat ini mempunyai kemampuan untuk mengalahkan item dengan
level artifak, dan bahkan bisa di bandingkan dengan item legendaris.
Kemampuan yang paling kuat adalah, tongkat ini bisa betempur
otomatis... Ahem."
....
Momonga terlalu terbawa dengan suasana. Meskipun di masa lalu dirinya
dan rekan-rekannya membuat tongkat itu bersama-sama, tapi karena
tongkat itu tidak pernah keluar dari Throne Room, tidak ada
kesempatan bagi tongkat itu untuk menunjukan kemampuannya yang
sebenarnya. Dan karena sekarang tongkat itu sudah berada di luar,
Momonga ingin memperlihatkannya kepada orang lain. Momonga ingin
terus memamerkannya, namun emosi yang ia rasakan berhasil
menghentikan keinginannya.
Dia
benar-benar merasa malu...
"...
Itu saja."
"Wow,
kuat sekali..."
"Anda
yang paling kuat, Momonga-sama!"
Tatapan
yang berbinar-binar dari kedua anak itu, nyaris membuat Momonga
tertawa. Usahanya untuk menahan tawanya agar tidak keluar dari
mulutnya hampir menghempaskan ekspresi yang ada di wajahnya – walau
pada awalnya, tidak ada ekspresi yang bisa di tunjukkan di kepala
tengkorak itu –– dia melanjutkan:
“Jadi
aku ingin melakukan percobaan dengan tongkat ini, dan aku harap
kalian bisa membantuku dengannya."
"Ya!
Kami akan segera mempersiapkannya. Lalu... apkaha kami boleh melihat
kekuatan dari tongkat ini?"
"Ya,
tentu saja. Aku akan mengijinkan kalian untuk merasakan senjata
terkuat yang bisa aku gunakan."
"Luar
biasa! - Aura berteriak gembira dan melompat-lompat dengan manisnya.
Mare
mencoba untuk menyembunyikan kegembiraannya, tapi telinga panjangnya
yang tidak bisa berhenti gemetaran membuat usahanya menjadi sia-sia.
Ini
gawat, aku harus menunjukkan ekspresi serius, dan karenanya, aku
tidak boleh bersikap santai. Momonga mengingatkan dirinya sendiri,
sambil berusaha keras untuk mempertahankan kewibawaannya.
"...
Ada satu hal lagi Aura. Aku telah memberi perintah kepada seluruh
Floor Guardian untuk datang ke sini. Mereka semua akan berkumpul di
sini dalam waktu kurang dari satu jam."
"Huh?
Kalau begitu kita harus bersiap -"
"Tidak,
itu tidak perlu, kita tunggu saja di sini sampai mereka datang."
"Ah,
semua Floor Guardian -?? Kalau begitu, Shalltear juga akan datang?"
"Ya,
semua Floor Guardian."
"....
Oh."
Telinga
panjang Aura tiba-tiba melemas dan menghadap ke bawah.
Namun
tidak seperti Aura, Mare tampaknya begitu senang. Menurut bahasa
tubuh mereka, sepertinya Aura dan Shalltear membenci satu sama lain,
berbeda dengan Mare. Apa yang akan terjadi mulai dari sekarang?
Momonga mendesah pelan.
***
Sebanyak 50 prajurit berkuda melintasi padang rumput.
Masing-masing dari mereka yang
tergabung dalam barisan memiliki tubuh yang berotot, penuh tenaga, dan terutama enak untuk dilihat.
"Kuat" akan jadi kata yang sempurna untuk
menggambarkan orang-orang ini. Walaupun mereka
tengah
mengenakan pelindung dada, kamu bisa melihat otot-otot
tubuh mereka yang berada di bawahnya.
Seorang pria dengan usia sekitar 30 tahun, berwajah gelap akibat terjemur oleh sinar matahari
dengan kerutan yang terlihat jelas, rambut hitam
pendek dan mata berwarna hitam, dengan tatapan yang tajam seperti pedang, melihat ke arah pria yang ada di sampingnya.
"Kapten,
kita sedang mendekati desa pertama pada patroli kita."
"Benar, Letnan."
Prajurit
kebanggaan Kerajaan Re-Estize Georgiev Stolonov, belum melihat satupun desa.
Menekan
keinginannya, Georgiev memecut kudanya untuk mempertahankan kecepatan larinya. Walau seharusnya kecepatannya saat ini tidak membuat kuda yang dia tunggangi terlalu lelah, namun kuda itu
sudah dipaksa untuk berlari mulai
dari
Ibukota Kerajaan. Sedikit demi sedikit, kelelahan perlahan-lahan meresap ke dalam tubuhnya. Bahkan seekor kuda pun akan lelah setelah melakukan perjalanan yang panjang seperti ini, dan oleh karena itu dia tidak bisa terus menambah
beban kudanya.
"Aku harap
tidak ada hal buruk yang terjadi."
Sedikit
kecemasan tersembunyi dalam perkataan ini. Georgiev juga mempunyai perasaan
yang sama. Raja yang mengeluarkan perintah, meminta Georgiev untuk
menginvestigasi penampakan Ksatria Kekaisaran yang kabarnya telah muncul di dekat perbatasan. Jika memang laporan itu benar, maka Georgiev dan orang-orangnya harus segera menekan mereka.
Awalnya, karena lokasinya berada di pinggiran dari kota Re-Lantier, mengirim pasukan
dari sana seharusnya akan lebih cepat. Namun, setelah mempertimbangkan bahwa musuh yang akan dihadapi Ksatria Kekaisaran yang terlatih dan
bersenjata dengan
baik, itu akan menjadi ide buruk.
Di kerajaan, satu-satunya orang yang mampu
melawan Ksatria Kekaisaran, adalah prajurit yang berada di bawah
perintah langsung Georgiev. Kini menahan serangan dari Kekaisaran
menjadi tanggung jawab penuh bagi Georgiev, dan ini membuat kepalanya terasa sakit.
Sebelum Georgiev
tiba di tujuan, seharusnya
Kerajaan
bisa mengerahkan prajurit lain untuk melindungi
desa-desa. Itu akan cukup untuk menahan para musuh dan
memberikan waktu yang berharga bagi Georgiev. Ada banyak kemungkinan lain yang tersedia untuk bertahan. Namun tidak ada yang dilakukan - bukan, tidak ada seorangpun yang di
ijinkan untuk melakukan sesuatu.
Mengetahui alasannya, Georgiev tidak
henti-hentinya merasa cemas. Dia mencoba untuk menenangkan diri,
sementara tangannya menggengam tali kuda dengan erat. Menahan bara api yang ada di dalam hatinya itu sulit.
"Kapten, rasanya bodoh sekali mengingat bahwa tidak ada satu orang pun yang memulai
penyelidikan sebelum kita tiba. Tidak hanya itu,
mengapa mereka tidak mengerahkan orang lain untuk melakukan penyelidikan secara terpisah? Seperti merekrut petualang dengan
komisi, misalnya. Mereka juga bisa
mencari keberadaan Ksatria Kekaisaran. Mengapa tindakan
tersebut tidak diambil?"
"...
Hentikan Letnan, jika Ksatria Kekaisaran memang benar-benar muncul di wilayah Kerajaan di siang bolong,
situasi kita akan menjadi lebih
buruk."
"Kapten,
tidak ada orang lain disekitar sini. Aku harap anda bisa mengatakan masalah yang sebenarnya kepadaku."
Senyum cibiran tampak di wajah sang Letnan, yang sama sekali tidak
menunjukkan kebaikan dan berkata
dengan jijik:
"Itu karena para bangsawan, kan?"
Georgiev tidak
memberikan balasan, karena dia tahu kalau itu adalah benar.
"Para bangsawan terkutuk itu ternyata tega untuk menggunakan nyawa rakyat
sebagai alat dalam perebutan kekuasaan mereka! Tidak hanya itu, karena wilayah
ini berada di bawah kendali Raja secara langsung,
mereka akan memanfaatkan situasi ini untuk menertawakan sang Raja."
"... Tidak
semua bangsawan berpikir seperti itu."
"Mungkin
Kapten benar, ada juga bangsawan yang hidup untuk kepentingan orang-orang,
misalnya puteri emas. Namun hanya ada sedikit... Kalau saja
kita bisa memusatkan kekuatan sang Raja sebagai
Kaisar, maka kita akan bisa menentang para bangsawan
terkutuk itu demi kepentingan rakyat, benar kan?"
"Tapi jika kamu
terburu-buru, mungkin itu akan menyebabkan perang sipil, dan wilayah negeri kita akan terbagi. Sekarang, Kerajaan kita sedang menghadapi ambisi Kekaisaran tetangga yang berniat untuk
meluaskan wilayahnya. Jika krisis seperti perang sipil terjadi, itu akan menjadi bencana nasional."
"Aku tahu,
tapi...."
"Mari jangan bahas itu dahulu untuk sementara waktu..."
Tiba-tiba
Georgiev terdiam dan matanya memandang lurus kedepan. Tampak ada asap yang keluar dari belakang bukit
kecil yang berada di depan mereka. Semua orang yang
melihatnya tahu
apa arti dibalik tanda tersebut.
Georgiev mau tak
mau mendecakkan lidahnya. Memacu kudanya,
dia bergegas pergi menuju bukit kecil yang ada
di depannya, dan kemudian tampak sebuah
pemandangan yang sudah dia duga sebelumnya. Seluruh desa hangus terbakar. Beberapa atap rumah yang hancur dan terbakar tampak
seperti batu-batu nisan yang berada di dalam reruntuhan itu.
Georgiev mengeluarkan perintah dengan suara tegas:
"Semuanya
bersiap. Kita harus mengambil tindakan cepat."
Desa itu
benar-benar hangus, dan reruntuhan dari rumah-rumah sama
sekali
tidak mirip dengan penampilan aslinya. Berjalan melewati
reruntuhan, Georgiev mencium bau gosong yang tercampur dengan bau darah.
Wajah Georgiev tampak sangat tenang, dia merasa emosinya tidak bergejolak saat melihat
pemdangan itu.
Namun bila ekspresinya dilihat dari dekat, orang bisa dengan jelas melihat suasana hati yang ia rasakan. Berjalan di sampingnya, Letnan
memiliki ekspresi yang sama.
Ada lebih
dari seratus orang tinggal di desa ini, dan hanya 6 orang saja
yang selamat. Selain itu, setiap orang di bunuh dengan kejam. Tidak peduli apakah
itu perempuan,
anak-anak, atau bahkan bayi, semuanya sama saja.
"Letnan,
kirim beberapa orang untuk mengantar yang selamat kembali ke Re-Lantier."
"Tunggu
sebentar, dengan ..."
"Kamu
benar, dengan kondisi seperti ini,
kita harus melindungi mereka."
Ya, Re-Lantier merupakan salah satu wilayah yang dimiliki oleh
Raja. Dan sudah merupakan
kewajiban bagi seorang Raja untuk melindungi desa-desa yang ada sekitarnya. Bila mereka yang
selamat diabaikan disini, itu akan menyebabkan masalah yang besar bagi Raja.
Bisa dibayangkan, faksi
aristrokat akan sengaja menggunakan kesempatan ini untuk membesar-besarkan masalah dan memperlemah
pengaruh yang dimiliki oleh Raja.
Yang lebih
penting––––
"Mohon
pikirkan itu kembali. Orang-orang yang
selamat ini semuanya telah melihat Ksatria Kekaisaran dengan mata kepala mereka sendiri. Ini merupakan
prioritas pertama dari tugas yang diberikan oleh Raja. Aku pikir kita harus mundur
sementara ke Re-Lantier. Kita perlu mempersiapkan
langkah selanjutnya dengan tepat.”
"Tidak."
"Kapten!
Tentu anda seharusnya sangat paham, bahwa ini jelas-jelas adalah sebuah perangkap. Desa ini di serang
pada saat yang sama saat kita tengah melakukan perjalanan ke Re-Lantier, itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan.
Tindakan brutal ini jelas-jelas untuk memancing kita, atau
mereka tidak akan bersikap sekejam ini. Ini
jelas-jelas merupakan sebuah perangkap.”
"Penduduk
yang selamat tidak lolos dari permusuhan para Ksatria dengan bersembunyi, namun itu karena musuh sengaja membiarkan mereka. Aku khawatir bahwa mereka telah merencanakan
ini semua. Untuk melindungi para penduduk
yang masih selamat, mereka ingin
kita membagi pasukan."
"Kapten,
anda tidak akan mengejar mereka setelah anda
tahu bahwa ini adalah perangkap, bukan?"
"...
ya."
"Apa anda
serius mengenai hal itu?! Kapten, saya tahu
anda itu sangat kuat. Meskipun menghadapi seratus ksatria,
anda pasti bisa menang. Tapi Kekaisaran mempunyai penyihir terkenal. Jika si tua itu ikut bersama musuh, situasinya
bisa menjadi cukup berbahaya, bahkan untuk
anda. Meskipun Kapten menghadapi prajurit kebanggaan dari
kekaisaran, 4 Paladin, mereka kemungkinan tetap akan kalah
saat melawan anda. Jadi aku mohon pada anda, tolong
mundur untuk sekarang. Demi
kepentingan kerajaan, sekalipun ada beberapa desa yang harus dikorbankan, itu tidak bisa dibandingkan
dengan kehilangan nyawa Kapten!"
Georgiev
mendengarkan penjelasannya tanpa mengeluarkan sepatah kata, sementara
Letnan melanjutkan dengan semangat:
"Jika anda memang tidak ingin mundur... Lalu bagaimana kalau kita mengabaikan penduduk yang selamat ini, dan kita semua mengejar mereka bersama anda."
"Itu mungkin adalah pilihan yang
paling masuk akal... tapi dengan melakukan itu, sama saja dengan
membiarkan mereka mati. Penduduk yang selamat di sini, apa kamu pikir mereka
bisa bertahan hidup sendiri?"
Letnan menjadi
terdiam, karena dia tahu bahwa hampir tidak
ada
kesempatan bagi para penduduk desa yang selamat untuk bertahan hidup.
Jika mereka tidak mengirim orang untuk melindungi mereka dan membawa mereka ke
tempat yang aman, mereka akan terbunuh dalam beberapa hari.
Meskipun begitu, apa yang dikatakan Letnan tidak
salah, - bukan, benar dan salah tidak artinya
di sini.
"...
Kapten, nyawa anda lebih berharga, itu tidak bisa dibandingkan dengan nyawa
para penduduk."
Georgiev sangat
memahami penderitaan yang dirasakan oleh Letnan-nya setelah harus membuat keputusan seperti itu, itu sebabnya dia membiarkan sang Letnan untuk mengatakan hal-hal
tersebut. Tapi meskipun begitu, dia masih tidak bisa setuju dengan pendapatnya:
"Aku lahir
sebagai rakyat biasa, dan kamu juga."
"Ya, tapi
sebagian prajurit bergabung dengan pasukan kerajaan karena rasa kekaguman
mereka terhadap Kapten."
"Kalau tidak salah, kamu juga lahir
di sebuah desa?"
"Benar pak..."
"Kehidupan di desa itu tidak mudah, dan orang-orang sering mati dalam lingkungan mereka. Menderita dari serangan monster,
itu adalah situasi yang
sering terjadi, dan kerap menyebabkan banyak korban, benar bukan?"
"...
Ya."
"Ketika
menghadapi monster, bahkan seorang prajurit biasa tidak akan bisa menang sendirian. Jika tidak ada uang untuk
mempekerjakan petualang khusus melawan monster-monster itu,
para penduduk desa hanya bisa tunduk pada monster dan
menunggu ajal mereka datang."
"...
Ya."
"Jadi kamu
tidak pernah berharap untuk menerima pertolongan?
Ketika kamu membutuhkan bantuan,
dan ketika para bangsawan sama
sekali tidak melakukan apa-apa, siapa lagi yang memiliki kekuatan untuk melakukan itu?"
"... Mereka
hanya akan menantikan kebohongan, karena kenyataannya tidak ada seorang pun yang akan memberikan bantuan kepada mereka.
Aristrokat tidak akan pernah memberi
uang kepada desa yang terkena dampak bencana."
"Karena itulah... Mari
kita buktikan bahwa realita tidaklah seperti itu. Aku ingin membantu para penduduk desa."
Letnan menjadi
terdiam setelah mengingat pengalamannya sendiri.
"Kawanku, mari kita tunjukan kepada para
penduduk, apa itu artinya untuk
menghadapi bahaya sambil rela mengorbankan
hidup kita, membuat mereka tahu bahwa para pemberani
akan datang untuk menyelamatkan mereka, dan bahwa memang benar bahwa
mereka yang
kuat akan membantu mereka yang
lemah."
Tatapan Georgiev
dan Letnan bertemu, dan mereka
saling bertukar emosi yang tidak terhitung jumlahnya
dengan satu sama lain. Letnan akhirnya menyerah dan menjawab dengan nada yang terdengar sedikit lelah, namun penuh dengan
semangat:
"... Kalau begitu ijinkan aku untuk
berangkat dan mengambil alih pimpinan. Ada banyak yang bisa menggantikan aku, tapi tak
ada yang bisa mengganti Kapten."
"Jangan
bodoh. Semenjak masa lalu, tingkat kelangsungan hidupku sangatlah tinggi. Kita tidak akan kesana untuk mati, tapi
untuk menyelamatkan penduduk Kerajaan."
Letnan ingin
membuka mulutnya beberapa kali, tapi akhirnya memilih untuk diam.
"Segera bawa sebagian
prajurit untuk melindungi para penduduk dan pergi ke Re-Lantier
bersama mereka."
Matahari
tenggelam menyinari padang rumput yang tampak memiliki banyak siluet
dengan cahaya merah.
Jumlah bayangan itu tepatnya adalah 45 orang. Kelompok itu tiba-tiba muncul dari tempat kosong. Itu ada cara penyamaran cerdik
yang dibuat dengan menggunakan sihir.
Kelompok
orang-orang itu tidak terlihat seperti tentara bayaran biasa, pengembara,
atau petualang. Lebih tepatnya,
mereka semua mengenakan pakaian yang sama. Memakai perlengkapan yang di buat dari logam khusus untuk meningkatkan kemampuan bergerak dan bertahan.
Diperkuat dengan
efek sihir, pakaian mereka mampu mengungguli
setiap pertahanan konvensional. Sambil membawa tas kulit
kecil, jika tidak ada tambahan tanda sihir diatas tas tersebut,
maka tas itu akan terlihat seperti tas ransel pengembara. Pada pinggang mereka, tampak ikat pinggang yang membawa
beberapa botol cairan, dan ada sebuah jubah di
punggung mereka yang memancarkan aura magis.
Terlepas dari uang, waktu,
dan usaha, untuk mengumpulkan begitu banyaknya
benda sihir seperti itu tidaklah mudah. Kelompok yang
mengenakan perlengkapan sihir seperti itu, membuktikan
bahwa mereka mendapat dukungan pada tingkat nasional. Dengan melihat dari penampilan perlengkapan mereka, tidak ada
tanda-tanda identitas atau afiliasi. Mereka adalah pasukan ilegal, yang harus
menyembunyikan identitas mereka sendiri.
Mata orang-orang
itu, menatap lurus ke arah desa yang hancur. Sambil melihat, bau
darah dan hangus mengalir keluar dari desa. Dari tatapan
mereka, orang bisa melihat bahwa biasanya mereka tidak suka
melihat adegan yang keji dan berdarah
dingin.
"...
Melarikan diri huh."
Ucap
sebuah suara tumpul yang terdengar sedikit kecewa.
"... Mau bagaimana lagi. Bersiap untuk menyerang desa
selanjutnya untuk memancing agar dia mau keluar. Kita harus memancing hewan buas itu untuk masuk ke dalam
perangkap kita."
Orang-orang tersebut menatap bayangan Georgiev yang tengah pergi ke arah yang sama dengan yang dituju oleh kelompok orang itu.
"Beritahu aku nama desa sasaran selanjutnya untuk umpan
kita."
***
Di dalam arena, Momonga tengah menyiapkan
jari-jarinya untuk mengeluarkan mantera ke arah
orang-orangan sawah yang berada di pojokan.
Selain damage sihir biasa, mantera yang
Momonga pelajari memiliki keahlian khusus dalam status instant death dan damage over time yang lain. Jumlah mantera yang tidak mematikan yang dia miliki sangatlah sedikit.
Nyatanya,
kapanpun dia memilih untuk hanya mengeluarkan sihir yang menyebabkan damage, karena kelas pilihan Momonga adalah Necromancer, otomatis kelas tersebut akan memperkuat damage sihir karena adanya "efek damage tambahan".
Hasilnya, mantera dengan damage sederhana akan
bisa
memberikan lebih banyak damage dari beberapa mantera dari kelas yang memiliki keahlian khusus dalam hal
bertarung.
Momonga menatap
kesamping dan melihat bahwa dia tengah diamati
oleh
tatapan penasaran dari dua anak-anak. Hatinya terasa sedikit tertekan, karena dia tidak merasa yakin, apakah dirinya mampu memenuhi harapan mereka atau
tidak.
Momonga
diam-diam melihat ke arah dua monster
besar yang ada di dekatnya. Ukuran mereka mencapai 3 meter
tingginya. Tulang mereka adalah gabungan dari tulang manusia dan
naga,
otot mereka tampak sangat kuat dan terlatih,
dan memiliki sisik yang lebih keras daripada baja yang melindungi
otot-otot tersebut.
Mereka memiliki
wajah seekor naga, ekor setebal pohon, dan tidak memiliki sayap. Mereka
terlihat seperti naga yang berdiri
dengan dua kaki.
Lengan atas mereka tampak lebih tebal dari lengan manusia, dan memiliki panjang
sekitar setengah dari tinggi tubuh mereka - menggenggam pedang tebal yang mirip seperti perisai.
Dua monster ini
merupakan keturunan naga yang dipanggil oleh
Aura. Sebagai seorang beast tamer, ia memiliki kemampuan untuk
mengendalikan mereka, dan ia memanfaatkan mereka untuk mengelola permainan yang ada di dalam arena.
Walaupun level
mereka hanyalah 55, dan hampir tidak
memiliki
kemampuan khusus, mereka mampu menyerang dengan
stamina yang tidak terbatas
sambil menggunakan tangan-tangan mereka
yang kuat.
Itu sudah cukup untuk menandingi monster-monster dengan tingkat tinggi.
Momonga menghela
napas dan kembali memalingkan pandangannya ke arah orang-orangan sawah.
Kedua matanya
menatap ke arah orang-orangan sawah, dan jika kamu melihatnya
dari dekat, kamu bisa melihat bahwa dia sebenarnya merasa sangat gugup. Tujuan yang ia miliki sekarang adalah untuk memastikan bahwa apakah dia masih bisa
menggunakan sihir atau tidak.
Dengan
mengijinkan Aura dan Mare untuk melihat "percobaan sihir" ini, tujuan
utamanya adalah untuk menunjukan kekuatan yang ia miliki, dan membuat
mereka tahu bahwa memusuhi dirinya adalah hal yang
bodoh untuk dilakukan. Dia harus melakukan ini sebelum Guardian
yang lain tiba.
Dua anak itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda untuk melakukan pengkhianatan, dan Momonga sendiri tidak berpikir kalau mereka
akan mengkhianati dirinya. Namun, jika dia kehilangan
kemampuan untuk menggunakan sihir, Momonga tidak yakin bahwa mereka akan
menjaga kesetiaan mereka.
Sikap Aura
terhadap Momonga terasa seperti dirinya mengenal Momonga untuk waktu yang lama. Namun bagi Momonga sendiri, itu terasa
seperti pertemuan pertama mereka.
Itu bisa
terlihat dari pengaturan peran dari kedua anak tersebut, yang semuanya di buat dengan cermat. Mereka adalah hasil dari pemikiran
dari para anggota guildnya.
Namun, reaksi emosional dan pola
kebiasaan sampai berbagai kondisi yang ada di dalam pengaturan tersebut tidaklah
sempurna, dan memiliki beberapa
kekurangan. Tapi sekarang, mereka menjadi makhluk yang cerdas
dengan memiliki pemikiran sendiri, dan entah bagaimana, kekurangan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkah lalu
mereka.
Jika itu tidak melemahkan kesetiaan mereka, lalu apa yang
telah berubah? Sebagai catatan, jumlah kesetiaan yang mereka miliki tidak pernah
dicatat dengan jelas dalam program mereka. Jadi apakah mereka mau menaati perintah atau tidak, bisa juga bervariasi.
Jika mereka hanya tidak mau
menaati perintah Momonga, itu masih bisa
diatasi. Namun apa yang harus ia lakukan
jika mereka mengkhianati dirinya, segera setelah mereka megetahui
bahwa dirinya tidak mempunyai kekuatan yang cukup......?
Meskipun menjadi terlalu paranoid itu buruk, rasanya tidak bijak kalau Momonga
mempercayai mereka sepenuhnya. Singkatnya, pada saat ini ide terbaik bagi Momonga adalah untuk bersikap dengan hati-hati. Alasan lain untuk percobaan
ini adalah, jika dia tidak bisa menggunakan sihir, dia bisa mendiskusikannya
dengan Aura dan Mare. Dua anak ini percaya bahwa percobaan ini adalah untuk
memastikan kekuatan yang dimiliki oleh Staff of
Ainz Ooal Gown,
jadi kekuatan sihir yang muncul akan tergantung
pada item itu sendiri. Jika ada masalah dengan sihirnya,
Momonga bisa dengan mudah
menggunakan tongkat yang ia pakai sebagai
alasannya. Rencana yang sempurna.
Momonga mau tak
mau memuji dirinya sendiri. Di
masa silam, apakah pikirannya selalu tenang dan fleksibel seperti ini? Tidak
ada yang bisa menjawab pertanyaan Momonga yang satu ini.
Keraguan yang ada di dalam otaknya dibuang, dan dia mulai berpikir tentang sihir yang digunakan
di Yggdrasil. Di dalam permainan, kekuatan mantera sihir dibagi dalam ranking 1 sampai 10, dan jumlah semua
mantera sihir yang ada di dalam game dengan mudah mampu melebihi angka 6.000.
Mantera-mantera ini dipisahkan berdasarkan perbedaan jenis sistem. Ada 700 mantera dari 18 sistem berbeda yang bisa digunakan oleh
Momonga. Secara umum, pemain dengan level 100
biasanya hanya bisa menggunakan 300 jenis mantera, jadi jumlah mantera yang bisa digunakan oleh Momonga bisa dibilang luar biasa.
Hampir semua
mantera ini tersimpan di dalam otak
Momonga, dan dia sedang mencari mantera yang paling tepat
untuk digunakan saat ini.
Karena larangan salah tembak sudah tidak berlaku,
dia harus tahu jarak dan luas efek
yang dimiliki suatu
mantera secara tepat. Karena itulah, ia perlu
memilih mantera sihir yang tidak perlu memilih jumlah
perorangan sebagai target, namun sihir yang memiliki jangkauan efek luas.
Tujuan selanjutnya adalah memperhitungkan orang-orangan sawah itu, jadi ––
Di Yggdrasil,
hanya memencet ikon akan mengaktifkan mantera sihir. Namun, karena sudah tidak adanya konsol antarmuka, kita harus
menggunakan metode lain.
Meskipun dia merasa sedikit tidak yakin, dia memiliki
sedikit pemahaman tentang cara untuk memulainya. Dia merasakan kekuatan
tersembunyi yang berada di dalam tubuhnya. Rasanya seperti hubungan antara dirinya dan kekuatan itu tidak terhubung
dengan benar. Momonga berkonsentrasi.
Dia membayangkan kekuatan itu tengah mengambang di udara ––
Momonga tersenyum dengan gembira.
Dia sudah tahu
perkiraan jangkauan efek dan berapa lama delay
yang dibutuhkan untuk meluncurkan mantera berikutnya. Hal-hal seperti itu sudah ia kuasai secara menyeluruh di masa silam. Setelah memastikan
kemampuan yang ia miliki, semacam kegembiraan melanda dirinya.
Dia merasa puas karena dia tahu bahwa saat ini, sihir adalah bagian dari kekuatannya
sendiri, yang tidak dia alami di
Yggdrasil.
Munculnya kebahagiaan - walau perasaan itu
dengan cepat ditekan, dia mampu
merasakan kegembiraannya - pada jari-jari tangannya, dia mengumpulkan tenaganya, dan kemudian dengan mengucapkan kata:
"Fireball."
Dia menunjukkan jarinya ke arah orang-orangan sawah, dan bola api yang ukurannya membesar
terbang ke arah yang dia tunjuk. Seperti yang diperkirakan, bola api mengenai sebagian dari tubuh orang-orangan sawah. Sebuah bola
api yang terbuat dari bara api
yang panas melayang dan mengenai
orang-orangan sawah. Setelah kena, muncul
ledakan api
dari dalam orang-orangan sawah, yang menjadikan tanah disekitar orang-orangan sawah itu menjadi lautan api.
Itu semua
terjadi hanya dalam sekejap mata. Selain
dari orang-orangan sawah yang hangus, tak ada apapun lagi yang tersisa.
"Ohhhh...."
Aura dan Mare
melihat dengan tatapan bingung dan tidak bisa menahan tawa kecil mereka kepada Momonga.
"- Aura,
siapkan orang-orangan sawah yang baru."
"Ah, baik,
akan segera disiapkan! Cepat persiapkan itu!"
Seekor naga datang memegang orang-orangan sawah lain,
menempatkannya di samping orang-orangan
sawah gosong yang tadi. Momonga berjalan
kesamping orang-orangan sawah tersebut dan
menghadapnya dan meluncurkan sebuah mantera:
"Razing
Flame."
Tiba-tiba muncul kepulan api yang
mengelilingi orang-orangan sawah. Momonga terus
meluncurkan mantera ke arah orang-orangan sawah yang hancur itu:
"Fireball."
Orang-orangan
sawah dihantam oleh bola api dan berubah menjadi abu.
Jarak antara casting dari tipe sihir yang berbeda tetap sama seperti di Yggdrasil. Bukan, bahkan mungkin sebenarnya proses casting itu menjadi lebih cepat, dari awal sampai peluncuran.
Di dalam permainan, kamu harus terlebih dahulu memilih jangkauan lemparan, lalu
menggerakannya dengan kursor untuk menunjukan area yang dituju.
"Sempurna."
Karena hasil
percobaan itu sangat memuaskan, Momonga menyuarakan kepuasannya.
"Momonga-sama,
apakah anda ingin saya
menyiapkan beberapa orang-orangan sawah lagi?"
Aura masih tampak bingung. Ia tahu kalau
Momonga adalah penyihir yang kuat, jadi ia
tidak merasa kalau penampilan seperti
ini adalah sesuatu yang spesial. Tapi Momonga ingin
memberikan kesan kepada dua bersaudara itu, bahwa dirinya
memang masih memiliki kekuatan yang tinggi. Dan tujuan
tersebut telah berhasil dicapai.
"... Tidak,
aku ingin membuat percobaan lain."
Setelah menolak
usulan Aura, Momonga melanjutkan dengan tes berikutnya.
"Message."
Kontak utama untuk menghubungi GM. Ketika kamu menggunakan sihir
"message" di dalam Yggdrasil, selama ada orang
lain di dalam permainan, kamu bisa mendengar bunyi
dering telepon. Jika tidak ada suara, maka kontak akan
segera diputus.
Sekarang, dia merasa seperti tengah
mendengarkan suara yang berada di tengah-tengah
pikirannya. Rasanya seperti ada benang yang memanjang tanpa
henti yang bertugas untuk
mencari orang yang hendak dihubungi. Bagi
Momonga, ini adalah pertama kalinya dirinya mengalami perasaan seperti ini, dan
itu sangat sulit untuk dijelaskan.
Perasaan seperti itu berakhir setelah
beberapa
saat berlalu, tapi jika akhirnya tidak ada
tanda-tanda terhubung, efek "message" akan berakhir. Rasa kekecewaan
yang kuat bangkit di dalam hatinya. Momonga terus menggunakan sihir yang sama tersebut berulang-ulang. Orang yang dipilih bukanlah GM, tapi rekan-rekannya di masa lalu - Anggota guild
Ainz Ooal Gown.
Setelah 99
percobaan yang tidak memberikan hasil,
dia menyerah. Dia menggunakan fitur "mengirim
pesan ke semua" kepada selurh 40 anggota guildnya, tapi tidak ada satupun yang terhubung. Setelah mengkonfirmasi ini, Momonga
perlahan menggelengkan kepalanya.
Meskipun dia
tahu bahwa dirinya sudah lama ditinggalkan, setelah
fakta tersebut tampak dengan jelas di hadapannya, dia masih
merasa sangat kecewa.
Akhirnya, dia
menggunakan sihir untuk menghubungi Sebastian.
–– terhubung.
Dengan ini, dia bisa memastikan
bahwa sihir "message" masih bisa
digunakan,
dan itu tidak terbatas pada orang-orang yang ada di dunia ini.
"Momonga-sama."
Suara yang terdengar penuh dengan rasa hormat masuk ke dalam pikirannya. Momonga berpikir bahwa mungkin di sisi lain,
Sebastian tengah membungkuk dengan hormat, sama seperti dengan
apa yang akan ia lakukan
di dunia nyata. Sambil memikirkan tentang hal-hal konyol tersebut dan terdiam, Sebastian merasa agak aneh, dan dia
berbicara lagi:
"... Boleh saya bertanya, apa yang anda
butuhkan?"
"Ah, ah,
maaf, aku melamun sebentar. Ya, bagaimana keadaan di sekitar?"
"Ya, di sekililing
Nazarick adalah padang rumput, dan saya tidak menemukan
sedikit pun tanda-tanda kehidupan."
"Padang
rumput... bukan rawa?"
Seharusnya, yang mengelilingi Makam Besar
Nazarick adalah rawa
berukuran
besar. Rawa itu adalah rumah bagi monster seperti katak yang bernama
Zwick. Kabut tebal menyelimuti daerah sekeliling, dengan banyaknya
rawa beracun.
"Ya, di sekitar kita adalah padang
rumput."
Momonga
tersenyum lemah. Keadaan ini terasa agak
kelewatan...
"Makam
Besar Nazarick menyeberang ke suatu tempat yang sama
sekali
tidak aku ketahui? .....
Sebastian, apa ada sesuatu yang melayang di
langit, atau apakah ada mantera
sihir yang muncul?"
"Tidak, saya tidak melihat sesuatu seperti itu. Ada langit yang membentang tanpa batas seperti di
lantai 6."
"Apa! Kamu bilang langit? ..... Tanpa dikelilingi
oleh sesuatu yang aneh?"
"Tidak.... Tidak ada tanda-tanda keanehan yang bisa ditemukan dimana-mana. Selain dari
Nazarick, tidak ada bangunan lain yang bisa
saya di luar sini."
"Begitu....
Jadi begitu...."
Apa yang bisa dia katakan? Tampaknya pemikiran Momonga benar-benar
tidak bisa mempercayai itu. Namun hatinya
tahu bahwa hal ini mungkin benar.
Sebastian terdiam sambil menunggu perintahnya. Momonga melihat jam hologram yang ada di pergelangan
tangan kirinya. Dalam sekitar 20 menit lagi, Floor Guardian
yang lain akan tiba. Jika memang hasilnya seperti itu, maka
hanya ada satu perintah yang bisa ia keluarkan.
"Kembalilah dalam waktu 20 menit.
Kembali ke Nazarick dan pergi ke arena yang akan didatangi oleh semua
Guardian. Ceritakan masalah dan hal-hal yang kamu lihat kepada kita semua."
"Baik, tuan."
"Jadi
kumpulkan sebanyak mungkin informasi sebelum kamu kembali."
Setelah
mendengar persetujuan dari lawan
bicaranya,
Momonga menghentikan efek "message" untuk memutus
kontak. Sementara Momonga berpikir bahwa hal itu telah berakhir dan hampir
menghela napas, dia tiba-tiba mengingat bahwa dirinya tengah diamati oleh tatapan dari si kembar.
Kini setelah kamu
menunjukan kekuatan tongkat ini kepada mereka, kamu
harus memberikan tugas kepada mereka. Sambil memegang tongkatnya,
Momonga merasa ragu, karena ia tidak tahu sihir mana yang sebaiknya ia tampilkan.
Tersembunyi di
dalam Staff of Ainz Ooal Gown adalah pasukan monster yang tidak terhitung jumlahnya, dan jika Momonga
menginginkan itu, dia bisa menggunakan
[Quick
Summon] untuk memanggil mereka. Ini adalah trik kecil yang sangat indah-
[Summon Primal Fire Elemental]
Momonga memikirkan itu dan memilih batu permata
api dan mengaktifkan satu mantera yang tersembunyi di
dalam batu permata tersebut, [Summon Primal
Fire Elemental].
Menuruti pemikiran
Momonga, batu berkilau yang berada di dalam mulut
ular mulai bergetar dan memancarkan tenaga yang
kuat
dari dalamnya. Momonga mengangkats
Staff of Ainz Ooal Gown dan sebuah bola cahaya besar mulai bersinar di hadapannya. Bola cahaya itu menghasilkan bola
cahaya yang lebih besar lainnya, dengan dikelilingi oleh pusaran api. Pusaran api itu berputar semakin cepat, dan akhirnya berubah
menjadi tornado api yang memiliki diameter lebar 4 meter dan
tinggi
6 meter.
Uap yang sangat panas tersebar
ke sekelilingnya. Di pojok penglihatannya, Momonga
melihat dua tubuh besar monster keturunan naga membentuk barisan di depan Aura dan Mare. Udara panas
berhembus ke arah jubah Momonga sambil membuat suara retakan. Tidak
akan mengejutkan rasanya bila hawa panas yang luar biasa ini mampu menyebabkan kebakaran. Tapi Momonga memiliki resistansi api
absolut untuk mengatasi kelemahan yang
aslinya dimiliki
Undead, jadi hawa panas itu tidak memberikan dampak sama sekali kepada dirinya.
Tak lama setelahnya, tornado api
besar yang sudah
cukup kuat untuk melelehkan besi dan mulai
diliputi oleh cahaya yang menyilaukan itu,
terus-terusan mengalami goncangan dan bentuknya berubah menjadi bentuk manusia.
Primal Fire
Elemental - bisa dianggap sebagai monster dengan tingkat tertinggi diantara monster-monster elemen
yang lain,
dan memiliki level 85 keatas. Sama seperti Moonlight Wolf, Momonga juga merasa ada suatu hubungan khusus
antara dirinya dan elemental api tersebut.
"Wow...."
Aura terdengar menghembuskan
napas panjang, sambil menonton dengan semangat. Benar-benar tidak
mampu memanggil Elemental tingkat tertinggi dengan
mantera yang dia miliki sendiri, di
wajah Aura, muncul ekspresi bahagia seperti anak
kecil yang menerima kado natal.
"... Apa kamu
ingin berduel dengannya?"
"Huh?"
"Huh,
Huh?"
Sedikit tertegun
untuk sesaat, Aura memperlihatkan senyuman kekanak-anakan yang polos. Untuk ukuran senyuman anak-anak,
senyuman Aura tampak sedikit...- bukan,
itu terlalu ganas. Segera setelah ia menyentuh
Mare yang ada di sampingnya, senyumannya kembali berubah menjadi kekanak-anakan.
"Sungguh?"
"Sekalipun kamu menghancurkannya juga tidak masalah."
Momonga
mengangkat bahunya, sambil mengatakan bahwa itu tidak masalah. Dengan kekuatan tongkatnya, dia bisa memanggil
satu Primal Fire Elemental perharinya. Dengan kata
lain, bila keesokan hari tiba, dia akan bisa memanggil satu monster yang lainnya. Jadi meskipun monster itu dihancurkan,
dia tidak akan mengalami kerugian besar.
"Ah, aku
tiba-tiba ingat bahwa ada urusan penting lain yang harus aku urus dengan cepat..."
"Mare."
Salah satu
tangan Aura menggengam kuat tangan Mare,
dan tidak ingin membiarkan kembarannya itu kabur. Senyuman Aura
membuat tubuh Mare membeku. Bagi Momonga,
itu adalah senyuman gadis kecil yang manis, tapi
jika kamu melihatnya dari sudut pandang saudaranya, itu
benar-benar sangat berlawanan dengan
senyuman. Melihat itu, wajah Mare hanya bisa membeku.
Mare diseret ke hadapan
Primal Fire Elemental. Matanya terus-menerus melihat ke sekeliling,
terutama menuju Momonga untuk meminta bantuan. Mare menunjukkan ekspresi seperti bunga yang sedang bermekaran kepada Momonga, tapi hanya memperoleh balasan dalam bentuk doa dari Momonga. Bunga itu langsung layu ditempat.
"Yah,
kalian berdua bermain-mainlah dengan itu. Tapi jika kalian terluka,
jangan salahkan aku."
"Baik-"
Aura menjawab dengan penuh semangat, tapi orang bisa mendengar balasan
frustasi yang agak kesulitan untuk didengar dari Mare.
Momonga merasa bahwa Mare tidak akan menyimpan dendam terhadap dirinya untuk masalah yang dia sebabkan ini. Oleh karenanya, dia ingin menguji hubungan yang ia miliki dengan Elementalnya,
dan mengeluarkan perintah kepada si kembar
untuk menyerang Primal Fire Elemental.
Berhadapan
dengan api yang dengan ganas terpancar dari Fire
Elemental, Aura dan Mare menghadapi musuh mereka dalam pertarungan dua lawan
satu.
Aura menyerang
Elemental Api dengan tangannya yang memegang cambuk
di udara, sementara Mare menggunakan sihir untuk memberikan kerusakan pada
monster itu.
"Tampaknya
mereka akan bisa menangani situasi ini dengan
mudah."
Sementara pandangan Momonga meninggalkan adu kekuatan tersebut, dia mulai berpikir tentang bagaimana cara yang seharusnya dia gunakan untuk melanjutkan
investigasi soal masalah ini. Sihir dan pengaktifan item sudah
dikonfirmasi. Kalau begitu yang selanjutnya perlu ia uji adalah perlengkapan yang ia miliki. Diantaranya,
yang paling penting adalah gulungan kertas sihir, tongkat sihir, tongkat pendek, dan perlengkapan
lainnya. Item sihir seperti gulungan kertas sihir akan
hancur setelah digunakan, sementara tongkat sihir dan
tongkat pendek perlu diisi dengan sihir sebelum mereka bisa digunakan.
Momonga
memiliki banyak item sihir. Dengan kepribadian yang ada pada dirinya,
pada dasarnya Momonga lebih suka untuk menyimpan item-itemnya
daripada menggunakannya. Momonga merasa menyesal bila dirinya harus
menggunakannya, jadi dia tidak menggunakan item sekali pakai. Bahkan
ketika dia menghadapi monster sekelas bos, dia tidak ingin
menggunakan item pemulihan yang paling tinggi. Salah kalau ada orang
yang menyebut dirinya memiliki kepribadian berhati-hati, karena
aslinya dia itu hanya memiliki sifat pelit. Perlahan-lahan, item
seperti itu mulai menumpuk.
Saat
dia bermain di Yggdrasil, Momonga menyimpan item-item tersebut di
dalam sebuah kotak. Di mana perginya kotak itu sekarang?
Momonga
membayangkan adegan membuka kotak berisi item di dalam kepala, dan
tangannya mulai mencari-cari di udara. Lalu, sebagian tangannya yang
ia julurkan ke depan tiba-tiba menghilang.
Seolah-olah
ada sebuah jendela yang terbuka, dan tangan Momonga melintasinya. Di
tempat yang awalnya kosong, muncul sebuah lubang dengan beberapa
tongkat sihir yang indah di dalamnya. Lubang ini mirip dengan kotak
item di Yggdrasil.
Saat
menggerakan tangannya, item-item yang ada di dalam ruang itu
berganti-ganti. Gulungan kertas, tongkat pendek, senjata, armor,
ornamen, batu berharga, dan juga obat-obatan plus item sihir sekali
pakai yang lain, semuanya ada di dalam sana.... dan jumlahnya sangat
mengejutkan.
Momonga
mau tak mau merasa senang dan tersenyum. Dengan ini, meskipun semua
orang di dalam Nazarick menjadi musuhnya, item-item tersebut sudah
cukup untuk menjamin keselamatan Momonga sendiri.
Menatap
kosong pertarungan Aura dan Mare, Momonga mulai membuat kesimpulan
dari berbagai informasi yang dia peroleh sejauh ini.
NPC
yang telah dia temui sejauh ini, apakah mereka hanya program?
Tidak,
mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, dan tidak ada
perbedaan dalam hal tersebut. Sebuah program pasti tidak akan bisa
menunjukan emosi sebaik itu. Harus diasumsikan bahwa karena suatu
alasan tertentu, mereka berubah menjadi seperti manusia.
Dan
apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini?
Momonga
tidak tahu. Karena sihir dari Yggdrasil bisa digunakan disini, maka
akan lebih tepat untuk menganggap bahwa dunia ini adalah permainan
yang mirip seperti Yggdrasil. Tapi menurut penilaiannya sendiri, hal
itu diragukan. Dunia ini sama sekali tidak mirip dengan dunia yang
ada di dalam permainan. Dan terakhir, apakah dirinya masih berada di
dalam permainan, atau apakah ini adalah dunia lain? Seharusnya, ada
satu jawaban yang benar diantara kesimpulan itu. Walau sedikit aneh
rasanya untuk menanyakan pertanyaan itu.
Apa
yang harus dia lakukan untuk menghadap masa depan?
Dia
harus mencari tahu, seluas apakah pengaruh dari Yggdrasil di dalam
dunia ini. Jika seluruh monster-monster dan NPC yang tinggal di dalam
Nazarick didasarkan kepada data elektromagnetik dari Yggdrasil, maka
seharusnya dia tidak memiliki musuh disini.
Masalahnya
adalah, jika ada suatu data lain yang bukan berasal dari data
elektromagnetik Yggdrasil terlibat di dalam pemrograman para NPC.
Maka dia harus mengambil tindakan yang berbeda untuk menghadapi
mereka. Singkatnya, untuk sementara waktu, dia memiliki posisi
tertinggi di dalam Nazarick, dan dia juga perlu menunjukkan sikap
yang penuh dengan keanggungan - jika memang harus dilakukan - dia
harus bertindak dengan lebih tepat.
Jenis
tindakan seperti apa yang harus diambil di masa depan?
Dia
harus mencoba untuk mengumpulkan petunjuk-petunjuk, walaupun cara
kerja dunia ini masih belum jelas, pada saat ini Momonga hanya
seperti pengembara yang tidak tahu apa-apa. Dia harus berjalan dengan
hati-hati, dan dengan cermat mengumpulkan informasi.
Jika
ini adalah dunia yang berbeda, haruskah dia berusaha untuk mencari
cara untuk kembali ke dunia aslinya?
Dia
merasa ragu. Jika kamu punya teman di duniamu yang dulu, maka kamu
harus melakukannya. Mungkin jika orang tuamu masih hidup, akan baik
jadinya untuk memikirkan cara agar bisa pulang. Jika ada keluarga
yang harus diberi makan, atau pacar...
Tapi
tidak ada orang seperti itu yang menunggu Momonga disana.
Hidupnya
hanyalah kerja berulang-ulang untuk perusahaannya, kemudian pulang.
Setelah pulang dari bekerja, login ke Yggdrasil dan menunggu
rekan-rekannya untuk login. Aku takut hal seperti ini tidak akan
terjadi lagi di masa depan. Lalu apa pentingnya untuk kembali pulang?
Tapi
kalau memang ada kemungkinan untuk bisa kembali, maka dia harus
mencoba untuk mencari caranya. Akan selalu lebih baik bila dia
memiliki pilihan lain, karena mungkin di luar sana adalah neraka.
"Apa
yang harus aku lakukan sekarang...."
Ucapan
rindu Momonga bergema di udara.
***
bro lanjutan LMS mana??? mnding itu LMS d lnjutin,,, please
BalasHapus^_^ lanjutannya dong,... Overlord dan LMS nya, klu boleh req Re:Monster
BalasHapus