[Web Novel 35] Persimpangan Jalan - Pt.1
Keesokan harinya, setelah aku menerima saran dari Hitogami.
Keesokan harinya, setelah aku menerima saran dari Hitogami.
Aku membeli beberapa sate yang mirip
seperti yakitori dari sebuah kios dan mulai berjalan di
lorong-lorong kota.
Satu-satunya hal yang aku miliki
hanyalah sate-sate ini.
Sate ini terdiri dari benda-benda yang
mirip seperti kerang, remis, dan ikan asin.
Dan juga, beberapa produk laut yang
tidak aku ketahui.
Beli makanan dari kios katanya, tapi
dia tidak memberikan penjelasan yang spesifik, makanan seperti apa
yang seharusnya aku beli.
Karenanya, aku membeli makanan yang
paling mudah untuk dibawa.
Terakhir kali, aku terlalu banyak
memikirkan saran yang diberikan oleh Hitogami.
Kalau orang amatiran mencoba untuk
menata dan memasak sesuatu dengan gaya seorang chef, tentu saja itu
akan berakhir dengan kegagalan.
Kalau aku terlalu memikirkan itu,
ujung-ujungnya aku malah akan bingung sendiri.
Kali ini berbeda, aku akan coba
menuruti saran yang dia berikan, dan lihat nanti apa yang akan
terjadi.
Seperti yang disarankan, aku membeli
beberapa makanan, dan kini aku berkeliaran di lorong-lorong kota,
untuk mencari suatu peristiwa.
Tanpa pikir panjang.
Inilah yang namanya Role Playing.
Apa yang akan terjadi kepadaku hanyalah
sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
Tidak perlu memikirkan itu secara
berlebihan, cukup ikuti saja alur peristiwa yang muncul.
Orang itu lebih suka dengan peristiwa
yang menarik.
Fakta bahwa aku memikirkan saran yang
ia berikan secara berlebihan, justru itulah yang ia inginkan.
Kalau aku tinggal menjalankan saran
yang ia berikan, maka dia tidak akan menganggap itu menarik.
Saat aku memikirkan itu sambil
berkeliaran selama beberapa menit, tiba-tiba aku sadar.
[Tunggu dulu? Bukannya ini malah
berjalan sesuai dengan apa yang dia prediksikan!?]
Aku rasa aku sudah ditipu olehnya.
Melalui seni percakapannya yang
terampil, dia mampu membuatku berjalan mengikuti prediksi yang dia
buat.
Kalau dipikir baik-baik, aku sadar,
cara bicaranya itu benar-benar menyebalkan.
Rasanya seperti aku menari di atas
telapak tangannya.
Ingat tujuannya yang asli.
Apa yang aku rasakan saat pertama kali
aku bertemu dengannya.
Aku yakin seyakin-yakinnya, kalau aku
tidak bisa mempercayai perkataannya.
Baik, ini akan jadi yang terakhir
kalinya bagiku untuk mengikuti rencana yang dia buat.
Kali ini aku akan mengikuti sarannya
dan melihat seperti apa hasilnya nanti, tapi lain kali aku tidak akan
mengikuti sarannya.
Aku tak mau lagi menuruti keinginannya,
cukup sudah.
***
Berkeliling di lorong-lorong kota.
Sendirian.
Aku penasaran, kenapa aku harus pergi
sendirian.
Harusnya di situlah letak kebenaran di
balik saran yang dia berikan.
Sebuah perkembangan yang tidak akan
terjadi bila ada Ruijerd dan Eris di sini.
Tak perlu memikirkan itu secara
berlebihan.
Aku bakal merasa senang kalau itu
adalah perkembangan yang erotis, jadi aku akan berkeliling sambil
mengharapkan perkembangan seperti itu.
Aku sudah memberitahu Ruijerd dan Eris
bahwa kita akan beraktivitas secara terpisah untuk hari ini.
Karena bahaya jadinya kalau Eris pergi
keluar sendirian, maka aku meminta Ruijerd untuk menjaganya.
Saat ini, mungkin mereka berdua sedang
bersenang-senang di pantai.
[Tunggu dulu? Bukannya itu kencan?]
Mengikuti aliran pemikiranku, aku
membayangkan ada bayangan 2 orang yang sedang bermain di atas pasir
pantai.
Tidak, tidak.
Itu mustahil.
Te... te... te.. tenanglah.
Ingat, itu Eris dan Ruijerd.
Tidak mungkin mereka berdua bisa
menghasilkan cerita panas.
Itu cuma penitipan bayi, penitipan
bayi....
Ah!
Tapi Ruijerd itu kuat!
Eris kelihatannya juga sangat
menghormati Ruijerd!
Belakangan ini aku juga cuma dianggap
sebagai si “Owner”!
Tidak mungkin.
Kenapa aku jadi khawatir?
Fuuuu.
Semuanya akan baik-baik saja, iya kan
Ruijerd-san?
Kisah hidupku tidak akan mendapat label
netorare kan?
Situasinya baik-baik saja kan?
Setelah aku kembali, kalian berdua
tidak akan tiba-tiba menjadi sangat dekat, iya kan?
Aku.... aku percaya denganmu!
Oke, sekarang, untuk pertama kalinya aku mulai membuat simulasi pertarungan antara diriku melawan Ruijerd.
Aku tidak memiliki kesempatan untuk
menang dalam pertempuran jarak dekat.
Untuk bisa menghabisinya, hal pertama
yang harus aku lakukan adalah menjauh darinya, agar aku bisa keluar
dari jarak pengintaian batu permata yang tertanam di dahinya.
Kemudian, untuk mengalahkan Ruijerd,
gunakan air.
Aliran air akan menjadi hambatan bagi
dirinya.
Dan untuk menebus kesalahannya, aku
akan memotong itu-nya dengan air.
Aku akan menciptakan air dalam jumlah
banyak, dan dengan itu aku akan mendorong Ruijerd sampai ke
tengah-tengah lautan, THE END.
Biar dia hanyut di sana sampai mati.
Kukuku.
Tolong jangan salah paham.
Aku percaya dengan Ruijerd.
Tapi, bagaimana ya menjelaskannya.
Ini, seperti itu lho.
Bukannya orang-orang bilang kalau cinta
itu tidak ada bedanya dengan perang?
***
Lorong-lorong di dalam kota tampak
tenang.
Biasanya kalau orang berpikir soal
lorong-lorong, orang itu akan mendapatkan gambaran bahwa itu adalah
tempat berkumpulnya segala jenis orang jahat.
Realitanya, kalau ada anak kecil yang
ceria, polos, dan tidak berdaya sepertiku berjalan melalui
tempat-tempat seperti itu, itu pasti akan menarik perhatian para
penculik.
Lagipula, di dunia ini, penculikan
adalah salah satu tindak kejahatan yang paling populer dan
menguntungkan.
Kalau ada orang yang datang untuk
menculikku, aku akan menghancurkan kaki dan tangan mereka, kemudian
menginterogasi mereka untuk mengumpulkan semua informasi yang mereka
tahu, rampas semua benda bernilai yang mereka miliki, kemudian
serahkan mereka ke pihak berwenang.
[Hehehe, gadis kecil, kalau kamu ikut
denganku, kamu akan bisa makan sampai perutmu kenyang.]
Aku mendengar suara itu datang dari
salah satu lorong.
Aku mengintip untuk melihat situasinya.
Seorang pria dengan wajah menyeramkan
tengah menarik tangan seorang gadis kecil yang sedang duduk
membelakangi tembok.
Yup, itu adalah komposisi peristiwa
yang sangat mudah untuk dipahami.
Langkah pertama menang.
Aku mempersiapkan tongkatku dan
melakukan modifikasi terhadap Stone Cannon ku agar kekuatannya
menjadi kira-kira setara dengan tinju seorang petinju profesional.
Kemudian menembakkannya ke arah
punggung pria itu.
Dalam setahun terakhir, aku jadi
lumayan ahli dalam mengekang kekuatanku.
[Ouch?!]
Setelah pria itu membalikkan badannya,
aku menembakkan satu Stone Cannon lagi.
Kali ini kekuatannya agak lebih tinggi
dari sebelumnya.
[Ga?!?]
Duar! Bunyi yang mantap terdengar, dan
peluru batuku menghantam tepat di wajah si pria, hingga mengeluarkan
bunyi seperti ada sesuatu yang retak.
Tubuh pria itu mulai sempoyongan,dan
kemudian dia terjatuh.
Seharusnya sih dia tidak mati.
Sepertinya aku berhasil mengurangi
kekuatan dari tembakanku dengan cukup baik.
[Apa kamu baik-baik saja, nona?]
Sebisa mungkin aku berusaha menunjukkan
ekspresi wajahku yang paling menyegarkan, dan mengulurkan tanganku ke
arah si gadis kecil yang hendak diculik.
[O... oh??]
Dia adalah seorang gadis kecil yang
mengenakan pakaian dari kulit berwarna hitam yang tampak agak sedikit
cabul.
Sepatu bot yang memanjang hingga
lututnya. Celana pendek dari kulit. Tube top
dari kulit.
Lehernya,
pinggangnya, pusarnya, dan pahanya – semua bagian tubuhnya tampak
pucat.
Dan
yang terakhir, fitur tubuhnya yang paling mencolok; rambut
bergelombang berwarna violet, dan tanduk yang mirip seperti tanduk
kambing.
Saat
aku melihatnya, aku langsung mengerti.
Dia
adalah succubus.
Tidak
hanya itu saja, tapi dia juga seorang gadis kecil.
Tidak
diragukan lagi, usianya pasti lebih muda dariku.
Apa
mungkin ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku oleh Hitogami
karena aku telah berusaha dengan giat?
Sepertinya
orang itu kadang-kadang juga bisa melakukan hal-hal baik.
Bukan,
seharusnya dia bukan succubus.
Di
dunia ini, spesies yang berhubungan dengan succubus dianggap sebagai
sejenis tipe monster.
Kalau
tidak salah, itu adalah monster yang hidup di sekitar Begaritto
Continent.
Aku
ingat pada saat Paul berkata dengan wajah serius, [Keluarga kita
tidak bisa menang melawan mereka].
Aku
yakin kalau aku benar-benar bertemu dengan succubus, aku akan kalah
dan kehabisan energi saat berhadapan dengan tekniknya.
Succubus
adalah musuh alami keluarga Greyrat.
Hm,
terlepas dari itu.
Tidak
ada monster di tengah-tengah kota.
Dengan
kata lain, anak ini bukan succubus.
Seharusnya,
dia hanyalah anak-anak dari ras demon biasa yang mengenakan pakaian
erotis.
[O...ohhhh!
Si.... sialan, apa yang telah kamu lakukaaaaan??! Lihat, apa yang
telah kamu lakukan!]
Seluruh
tubuh gadis kecil itu tampak gemetaran.
[P...pria
ini.... pria ini tadi, kamu tahu...?!]
Dia
menunjukkan ekspresi wajah yang luar biasa.
Apa
yang telah kamu lakukan? Apa yang akan kamu lakukan tentang hal ini?
Ekspresi seperti itu.
[Ah,
maaf soal itu, apa pria itu kenalanmu?]
Aku
menanyakan itu sambil memiringkan kepalaku.
Peristiwa
barusan tidak terasa seperti seorang pria paruh baya normal yang
sedang bicara dengan anak kecil yang dia kenal.
Bagaimana
ya menjelaskannya, pokoknya itu lebih terasa seperti pria tua lolicon
yang sedang nafsu.
Coba
lihat wajahnya yang berwarna merah cerah, bahkan setelah pingsan pun
dia masih tersenyum lebar.
Dia
mungkin hendak membawa gadis kecil ini pulang ke rumahnya dan
mentraktirnya dengan makanan yang mewah, kemudian menawarkan untuk
tidur di kasur yang nyaman, tapi sebagai gantinya dia akan meminta si
gadis kecil ini untuk melayaninya, seperti itulah rasanya.
[Pria
ini hendak memberi makan diri saya, yang perutnya sedang kosong!]
Aku
mendengar bunyi keroncongan yang terdengar keras dari suatu tempat.
Bunyi
itu terdengar seperti tanah yang sedang gempa.
Saat
bunyi itu hendak berakhir, kaki si gadis kecil itu menjadi lemas, dan
dia terjatuh ke tanah.
[Apa...
apa kamu baik-baik saja?]
Tanpa
pikir panjang, aku berjongkok dan mengangkat tubuhnya.
Aku
tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menyentuh tubuh seorang
gadis kecil dengan alasan yang benar lewat begitu saja.
Tapi,
jangan salah.
Aku
datang kemari untuk menyelamatkannya atas perintah Hitogami.
Berbeda
dari pria tua yang barusan.
[Gu??
Ugh? Sudah 300 tahun lamanya sejak diri saya bangkit. Tidak pernah
terpikir bahwa diri saya akan gugur di tempat seperti ini.... Diri
saya tidak boleh membiarkan Laplace mengetahui hal ini!]
Entah
bagaimana, tahu-tahu ada drama aneh yang dia mulai sendiri.
Apa
mungkin pakaian yang dia pakai ini sebenarnya adalah sejenis cosplay?
[U...
untuk sementara, makan ini dulu.]
Aku
menjejalkan sate yang sudah aku persiapkan ke dalam mulut si gadis
kecil.
[Mogyumogyumogyu.]
Saat
sate itu dijejalkan ke dalam mulutnya, kedua mata gadis itu terbuka
lebar, dan dengan mata yang terbuka lebar seperti itu, dia terus
mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
Kemudian
dia juga merampas sate yang ada di tanganku.
Aku
masih memiliki 12 potong makanan yang tersisa di tusukan sateku, tapi
mendadak 10 potong menghilang begitu saja.
[U...u..
o...oh! Rasanya enak! Makanan pertama yang diri saya rasakan dalam
satu tahun, lezat sekali!]
Tenaga
gadis kecil itu kembali pulih.
Tiba-tiba
dia mengangkat punggungnya dari tanah dengan penuh energi dan
melompat, kemudian dia mendarat dengan kedua kakinya di tanah setelah
berputar sekali di udara.
Sepertinya
kekuatan fisik yang dia miliki benar-benar tinggi.
[Diri
saya telah diselamatkan, diselamatkan! Kamu! Dengan ini, diri saya
seharusnya akan bisa bertahan untuk satu tahun berikutnya!]
Kemudian
pada saat itu tatapan si gadis akhirnya bertemu dengan tatapanku.
Kedua
mata gadis itu tampak aneh, yang memiliki warna campuran ungu dan
hitam.
Aku
penasaran, apakah mata itu juga sejenis cosplay?
Tidak,
seharusnya di dunia ini tidak ada yang namanya lensa kontak.
Jadi
memang tampaknya itu adalah warna asli matanya.
[Oh?]
Mata
gadis itu tampak berputar-putar.
Pada
saat itu, warna matanya berubah menjadi biru.
Itu....
itu mengerikan!!
[Uwaaa!
Uwaa! Apa-apaan kamu ini? Luar biasa! Itu menjijikkan! Apa ini, apa
ini?! Fuhahaha! Ini adalah pertama kalinya bagi diri saya untuk
melihat sesuatu seperti ini!]
Setelah
melihat wajahku, gadis kecil itu mulai mengucapkan itu sambil
melompat-lompat dengan penuh semangat.
Ya,
tentu saja itu mengejutkan.
Sudah
cukup lama semenjak terakhir kali ada seseorang yang menatap wajahku
dan menyebutnya menjijikkan.
Namun,
aku juga berpikir kalau dia itu mengerikan.
Jadi
anggap saja kita impas.
[Seperti
itukah? Saat di dalam perut ada dua anak kembar, tapi saat lahir ada
satu yang meninggal, begitu?]
Apa?
Apa
yang dia katakan?
[Tidak,
menurutku tidak seperti itu.]
[Benarkah?]
[Ya.]
[Meski
begitu, kuantitas Mana mu!! Itu lebih tinggi dari Laplace, kamu
tahu?]
Apa
yang lebih tinggi dari siapa?
[Yah,
tidak apa-apa lah! Sebutkan namamu!]
[Namaku
Rudeus Greyrat.]
[Baiklah!
Diri saya ini biasa dipanggil Kishirika Kishirisu! ALIAS GREAT DEMON
EMPRESS!]
Dengan
kedua tangan di pinggangnya, dan pinggulnya yang ia dorong ke depan,
gadis itu mengangkat dadanya dengan penuh bangga.
Mendadak
melihat ada paha yang muncul di depan kedua mataku, secara reflek aku
menjilatnya.
Bau
sih, tapi manis.
[Uhyaa!
Apa yang kamu lakukan!? Itu kotor!]
Gadis
kecil itu mulai melotot ke arahku sembari menempelkan kedua kakinya
rapat-rapat dan mulai menggosoknya.
Tapi,
aku mengerti sekarang.
Great
Demon Empress, Kishirika Kishirisu.
Bahkan
aku pun pernah mendengar nama itu sebelumnya.
Di
Human-Demon war, figur yang memimpin ras demon, bertarung, dan dengan
mudah dihancurkan, sang Immortal Demon Empress.
Apa
mungkin ya kalau dia itu asli?
Aku
datang kemari dengan mengikuti saran dari Hitogami.
Ada
kemungkinan kalau dia adalah Great Demon Empress yang asli.
Tapi,
apa mungkin Demon Empress yang asli berkeliaran di tempat seperti
ini, apalagi sampai kehabisan tenaga gara-gara kelaparan.
Dari
sisi manapun aku melihatnya, rasanya itu tidak mungkin.
Benar
juga.
Ini
pasti seperti itu kan, anak-anak di Demon Continent yang sedang
bermain dan berpura-pura menjadi orang-orang hebat dari masa lalu.
Dan
yang paling populer adalah Demon God Laplace.
Bagi
orang sepertiku yang tahu akan kebenarannya, dia adalah bajingan yang
jahat dan menjijikkan, tapi populer.
Sekalipun
dia kalah dalam perang, dia berhasil menguasai Demon Continent,
mempersatukan ras demon dan mengangkat status mereka, kemudian
membawa kedamaian di sana.
Orang
terhebat dalam sejarah ras demon, begitulah kisah yang tersebar luas
di kalangan masyarakat.
Yang
biasa ditiru oleh anak-anak adalah kisah Laplace.
Khususnya,
episode dimana dia bertarung melawan Great Demon Empress. Itu adalah
sesuatu yang berulang kali aku lihat dalam perjalanan kami menuju
Windport.
Great
Demon Empress Kishirika juga adalah orang yang hebat.
Namun,
mungkin karena dia berasal dari era yang terlalu lama, aku sangat
jarang melihat ada anak-anak yang berpura-pura menjadi dirinya.
Anak
ini pasti adalah penggemar setia Great Demon Emmpress, dan dia tidak
punya teman untuk diajak bermain bersama, jadi dia bermain sendirian
di lorong-lorong.
Kalau
dipikir seperti itu rasanya cocok.
Hmm.
Bermain
sendirian itu terasa kesepian kan?
Mau
bagaimana lagi, aku juga akan bermain denganmu.
[Wa ha
ha! Mohon maafkan aku! Yang mulia!]
Aku
mulai berakting secara berlebihan, dan menundukkan kepalaku sambil
berlutut, mirip seperti seorang pelayan.
[O?
O....oh! Itu bagus, itu bagus! Diri saya selalu menanti-nanti respons
seperti itu! Anak muda jaman sekarang memang benar-benar tidak tahu
tata krama!]
Ya,
ya, Kishirika mulai mengangguk dengan gembira.
Ya,
ya.
Itu
benar, aku yakin kamu ingin ada seseorang yang bermain bersamamu.
[Tolong
ampuni ketidaksopananku, karena aku tidak tahu bahwa anda telah
bangkit kembali, dan bersikap dengan kurang ajar seperti itu!]
[Tidak
apa-apa. Kamu telah menyelamatkan hidup diri saya. Kamu boleh
mengajukan satu permintaan, terserah kamu.]
Menyelamatkan
hidupmu... aku cuma memberimu beberapa makanan saat kamu merasa
lapar, kan?
[Ummm?
Kalau begitu, aku mau jadi kaya raya.]
[Idiot!
Dilihat saja sudah jelas kan, diri saya ini benar-benar miskin!]
Sekalipun
kamu bilang terserah aku?
Bukan,
mungkin settingan ceritanya seperti itu.
Kalau
aku meminta uang, maka nanti akan ada episode dimana aku dipaksa
untuk membayarnya kembali.
[Kalau
begitu, mohon beri aku separuh dunia.]
[Apa!
Separuh dunia kamu bilang! Besar sekali! Tapi, tanggung sekali.
Kenapa cuma separuh?]
[Kan
aku tidak butuh laki-lakinya.]
Oh
gawat, aku tak sengaja membocorkan pikiranku.
Itu
bukanlah sesuatu yang boleh dikatakan kepada seorang gadis kecil.
[Begitu,
diri saya mengerti sekarang! Sekalipun kamu masih muda, tapi kamu itu
penuh dengan gairah. Namun, maaf. Kalau boleh jujur, diri saya juga
belum berhasil mendapatkan seluruh dunia, kamu tahu?]
Mau
bagaimana lagi, semua peperangan yang dipimpin oleh Kishirika selalu
berakhir dengan kekalahan.
[Kalau
begitu, tubuhmu juga tidak apa-apa. Balas kebaikanku dengan tubuhmu.]
[Oh?
Dengan tubuh ini? Bahkan dalam usia sekecil itu, gairahmu sudah
sebesar itu ya, aku merasa khawatir terhadap masa depanmu.]
[Haha,
tentu saja itu cuma bercan-....]
Bercanda,
tadinya aku hendak mengucapkan itu, saat Kishirika mendadak mulai
meletakkan tangannya di celana pendeknya.
[Serius
deh, mau bagaimana lagi. Ini adalah yang pertama kalinya sejak diri
saya bangkit kembali, jadi yang lemah lembut, oke?]
Pipi
Kishirika mulai berubah warna, dan dia mulai membuka kancing yang ada
di celana pendeknya.
Eh?
Serius?
Maksudku
cuma bercanda lho....
Tidak,
tapi, ini bukan sejenis suasana yang bisa dianggap bercanda.
Dalam
situasi seperti ini, aku harus mengapresiasi usaha si gadis kecil
saat melepaskan pakaiannya dengan cermat, kemudian setelah menikmati
sentuhan dari Yang mulia, aku akan menolaknya dengan halus, itulah
cara yang benar.
[Oh,
tunggu, diri saya tidak boleh melakukan itu.]
Tapi,
Kishirika berhenti.
Jangan
berhenti lah, padahal tinggal sedikit lagi aku bisa melihatnya.
[Kali
ini, tunangan diri saya juga sedang berada di sini. Maaf, tapi diri
saya tidak bisa mempersembahkan tubuh ini kepadamu.]
Celana
yang tadinya sudah mulai dilepas, kini dipasang kembali.
Aku
merasa seperti orang yang hatinya baru saja dipermainkan.
Uang
tidak boleh, dunia tidak boleh, tubuh tidak boleh.
[Kalau
begitu apa yang bisa kamu tawarkan?]
[Bodoh,
soal apa yang bisa diberikan oleh Great Demon Empress Kishirika,
tentu saja itu adalah mata iblis!]
Mata
iblis.
Mata
iblis, eh.
Seperti
itukah?
Entah
bagaimana, gambarannya agak berbeda dari para legenda yang ada di
dunia ini.
Kalau
dipikir-pikir, satu mata Ghyslaine juga mata iblis kan?
Tapi,
mata iblis, eh.
[Yang
disebut mata iblis itu, apa maksudmu, “memiliki kemampuan untuk
melihat garis kematian lawan, dan dengan memotong garis itu, musuh
pasti akan mati” - mata iblis seperti itu?]
[Mengerikan!
Apa itu! Diri saya tidak memiliki sesuatu yang mengerikan seperti
itu!]
Sepertinya
bukan begitu.
Selain
itu, satu-satunya mata iblis yang aku tahu adalah mata yang mampu
mengubah lawan menjadi batu saat mereka menatap matamu.
Atau
sejenis mata yang menembakkan sinar, “Mata Sinar”, atau yang bisa
mengeluarkan laser, “Mata Laser”, yang seperti itu mungkin tidak
termasuk dalam kategori mata iblis.
[Apa
kamu benar-benar menginginkan sesuatu yang berbahaya seperti itu? Apa
kamu memiliki dendam terhadap seseorang?]
[Tidak,
tidak juga.]
[Tidak
ada hal bagus yang bisa lahir dari balas dendam. Diri saya sudah
pernah dibunuh dua kali, tapi sekarang diri saya sama sekali tidak
memiliki rasa dendam terhadap lawan yang telah membunuh diri saya.
Saat orang merasa benci, kebencian itu akan menjadi rantai yang
mengekang orang itu. Kemudian, sesuatu yang mirip seperti Human-Demon
war akan terjadi.]
Aku
diceramahi oleh seorang gadis kecil.
Yah,
toh aku juga tidak memiliki niat untuk menghabisi para vampire, jadi
dia sebenarnya tidak perlu menceramahiku.
[Sebenarnya,
aku tidak terlalu paham soal mata iblis. Memang jenis apa saja yang
ada?]
[Hmm.
Diri saya baru saja bangkit, jadi diri saya tidak memiliki mata yang
terlalu kuat, tapi untuk mata yang terkenal di sekitar sini adalah
mata Mana, Identifikasi, Sinar X, Penerawang, Peninjau, dan
Penyerapan.]
Kalau
cuma dikasih tahu namanya sih....
[Bisakah
kamu menjelaskan fungsi masing-masing kepadaku?]
[Umu?
Kamu tidak tahu? Serius deh, memangnya anak muda jaman sekarang tidak
ada yang belajar apa?]
Setelah
mengucapkan itu, Kishirika mulai menjelaskan efek dari masing-masing
mata kepadaku secara mendetil.
Mata
Mana.
Membuatmu
mampu melihat Mana secara langsung.
Mata
yang paling populer. 1 dari 10.000 orang memilikinya.
Mata
Identifikasi.
Saat
kamu melihat sesuatu, mata itu akan menunjukkan detil dari obyek
tersebut.
Namun,
hanya terbatas dalam hal-hal yang diri saya ketahui. Selain dari itu,
mata tersebut akan menganggapnya sebagai obyek yang tidak diketahui.
Mata
Sinar X.
Membuatmu
bisa melihat apa yang ada di balik sesuatu, seperti tembok.
Sekalipun
kamu tidak bisa melihat tembus makhluk hidup atau daerah yang penuh
dengan Mana.
Kalau
mau, kamu bisa melihat seluruh tubuh wanita tanpa dihalangi oleh
pakaian. Mata yang cocok bagi orang yang memiliki nafsu tinggi.
Mata
Penerawang.
Membuatmu
bisa melihat sesuatu dari jauh. Sulit untuk mengatur titik fokusnya.
Karena
kamu hanya bisa melihat dan tidak bisa turut campur dengan apa yang
kamu lihat, mata ini tidak benar-benar dianjurkan.
Mata
Peninjau.
Membuatmu
mampu melihat masa depan dalam jarak pendek.
Yang
ini titik fokusnya juga sulit untuk diatur.
Tapi, disarankan untuk memilih ini.
Tapi, disarankan untuk memilih ini.
Mata
Penyerapan.
Mata
yang menyerap Mana. Karena mata ini juga menyerap Mana mu sendiri,
jadi ini tidak benar-benar dianjurkan.
Kishirika
memiliki pengetahuan yang sangat tinggi soal mata iblis.
Aku
penasaran, dimana dia mempelajari segala jenis informasi tersebut.
Mungkin
orang tuanya yang mengajarinya.
Atau
mungkin, ada sejenis buku yang berjudul Ensiklopedi Mata Iblis.
[Kalau
begitu, ubah kedua mataku menjadi mata iblis.]
[Langsung
memili dua, kamu ini serakah juga ya?]
[Nih,
aku kasih daging yang terakhir.]
Aku
menyerahkan 2 potong daging yang masih berada di tusukan sate, dan
Kishirika menerimanya dengan wajah yang penuh dengan senyuman.
[Yay...
mogumogu. Sebenarnya memang bisa sih kalau kedua matamu dirubah, tapi
diri saya tidak menyarankan itu.]
[Kenapa?]
[Kamu
akan kerepotan kalau kamu tidak bisa melihat secara normal, dan pada
umumnya orang akan menutupinya dengan menggunakan penutup mata bila
tidak digunakan. Kalau kamu harus menutup kedua matamu, kamu tidak
akan bisa melihat.]
[Ah,
kalau dipikir-pikir, aku juga pernah melihat yang seperti itu dari
orang yang aku kenal.]
Ghyslaine
juga mengenakan penutup mata.
Jadi,
yang dimiliki Ghyslaine seharusnya adalah mata iblis.
[Kalau
kamu sudah hidup selama beberapa ratus tahun, mungkin kamu akan bisa
mengontrolnya, tapi kalau diri saya tiba-tiba memberikan dua mata
iblis kepada seorang anak kecil sepertimu, maka itu akan membuatmu
menjadi gila.]
Aku
akan jadi gila, eh?
Mungkin,
itu akan memberikan suatu beban tertentu kepada otak.
Mengerikan
sekali.
[Kalau
begitu, aku tidak jadi memilih 2 mata.]
[Itu
pilihan yang terbaik. Kalau begitu mana yang akan kamu pilih? Diri
saya menyarankan mata peninjau.]
Mata
iblis, eh, kalau aku bisa punya satu, mana ya yang paling bagus.
Mata
mana kelihatannya tidak berguna.
Dan
sepertinya sudah ada lumayan banyak orang yang memilikinya.
Tapi
entahlah, siapa tahu , mungkin saja itu banyak gunanya.
Aku
tidak benar-benar membutuhkan mata identifikasi.
Aku
tidak pernah merasa kerepotan hanya karena tidak mengetahui sesuatu.
Ditambah
lagi, sepertinya mata itu tidak mengetahui sesuatu yang tidak
diketahui oleh Great Demon Empress.
Aku
bisa membayangkan saat mata itu tidak berguna ketika tiba waktunya
kamu sangat membutuhkan itu.
Aku
juga tidak benar-benar membutuhkan pandangan sinar X.
Sebelum
aku bisa mengontrolnya dengan sempurna, sepertinya aku juga akan
melihat Ruijerd telanjang.
Mata
penerawang kelihatannya bisa berguna.
Sekalipun
untuk sekarang aku merasa kalau aku tidak terlalu membutuhkan itu.
Kalau
sekarang mata itu diberikan kepadaku, maka aku akan bisa melihat apa
yang sedang dilakukan oleh Eris dan Ruijerd, tapi aku yakin
pemandangan yang akan masuk ke dalam penglihatanku adalah Eris yang
seperti biasa, sedang berkelahi dengan seseorang, dan Ruijerd yang
akan menghentikannya.
Mata
peninjau.... begitu ya, memang benar yang satu ini tampaknya adalah
mata yang bagus.
Saat
ini, aku tidak bisa menang melawan Ruijerd atau Eris dalam
pertempuran jarak dekat.
Bagaimanapun
juga, makhluk hidup di dunia ini bisa bergerak dengan sangat cepat.
Kalau
aku bisa melihat masa depan, walaupun hanya sesaat, hal seperti itu
bisa menjadi keuntungan yang besar bagiku.
Mata
penyerapan sudah jelas tidak termasuk dalam pilihanku.
Itu
akan menghilangkan kelebihanku sebagai seorang penyihir.
Walaupun
aku merasa senang karena bisa mendapatkan informasi tentang mata
iblis seperti ini.
Kalau
mendadak semua kemampuanku tidak bisa digunakan karenanya, aku akan
menjadi panik, dan situasinya pun akan jadi berbahaya.
Kalau
dipikir baik-baik, maka semua mata itu memiliki kelebihan
masing-masing, tergantung cara mereka digunakan.
Sebenarnya
semuanya juga bagus sih.
Lagipula,
ini kan cuma main-main.
[Kalau
begitu, aku akan menuruti saranmu.]
[Yang
benar? Kebanyakan orang lebih suka untuk memilih mata yang berbeda
daripada yang diri saya sarankan. Biasanya mereka berkata “apa
manfaatnya kalau kamu hanya bisa melihat sesaat ke masa depan?”
seperti itu.]
[Kalau
kamu bisa melihat satu detik ke masa depan, maka kamu akan bisa
menguasai dunia.]
Meskipun
aku mengatakan itu, para pendekar pedang di dunia ini benar-benar
cepat.
Seklaipun
aku bisa melihat satu detik ke masa depan, tetap saja ada kemungkinan
kalau aku akan kalah.
Ditambah
lagi ada teknik “Sword of Light”.
[Yakin
tidak memilih mata sinar X? Kamu bisa melihat sebanyak mungkin wanita
telanjang yang kamu inginkan lho.]
Gadis
kecil ini, dia tidak mengerti apa-apa.
Memang,
bisa melihat gadis-gadis cantik telanjang hanya dengan berjalan di
jalanan itu menyenangkan.
Tapi,
hanya begitu saja.
Itu
akan dengan cepat menjadi membosankan.
Dalam
hal itu, proses saat mereka melepas pakaian dan membayangkan seperti
apa tubuh mereka saat mereka sudah benar-benar telanjang, itulah
bagian yang paling nikmat.
Si
dicky tidak akan merasa puas kalau dia tidak bisa melihat pakaiannya,
kamu tahu?
[Aku
mengerti, kalau begitu dekatkan wajahmu kemari.]
[Ya.]
[Oke,
siap?]
Kishirika
mendadak menusukkan jari-jarinya ke dalam mata kananku.
Aku
mengalami rasa sakit yang luar biasa.
[Guh!!
GIAAAAAAAHHH!!!]
Tanpa
pikir panjang, aku berusaha untuk melarikan diri.
Tapi,
tubuhku dibelit oleh rambutnya Kishirika, dan aku tidak bisa
melarikan diri.
Ternyata
dia benar-benar kuat.
Ouch
ouch ouch ouch!
[Ga?
Aahh?! Apa... apa yang kamu lakukan, bocah?!]
[Diam
dulu kenapa, kamu itu laki-laki kan? Tahan sebentar.]
Dia
mengotak atik lubang mataku dengan jari-jarinya.
Setelah
beberapa saat berlalu, dia menarik kembali jari-jarinya dan
mengeluarkannya dari lubang mataku.
Yakin
sudah, aku tidak akan bisa melihat dengan menggunakan mata kananku
lagi.
[Warna
dari mata peninjau sedikit berbeda dari warna mata aslimu, sekalipun
orang tidak akan bisa menyadarinya kalau mereka melihat dari jauh.]
[Sialan
kamu! Ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sekalipun kamu
hanya bermain-main!]
[Diri
saya ini Great Demon Empress, diri saya tidak akan main-main saat
memberikan mata iblis kepada seseorang.]
Sialan,
mataku, mataku?!
Ah???
Oh?
Aku
bisa melihat.
Semuanya
tampak digandakan, tapi aku bisa melihat.
Apa
ini, rasanya menjijikkan.
[Semuanya
tergantung kepada bagaimana kamu bisa mengontrol aliran Mana yang
mengalir ke matamu, tapi seharusnya kamu bisa membuat alirannya
menjadi setipis mungkin. Yah, berusahalah sebisa mungkin untuk
melatihnya, agar kamu bisa menggunakannya dengan lancar.]
[Ah?
Eh? Apa maksudmu?]
[Itu
artinya, semuanya tergantung kepadamu.]
Dihadapan
diriku yang sedang bingung, Kishirika tampak benar-benar puas.
Ada
efek afterimage yang muncul di tempat ia mengangguk.
Tapi,
bayangannya tampak lebih jelas.
Apa-apaan
ini, rasanya menjijikkan.
[Bagus,
sepertinya kamu bisa melihat dengan baik. Kalau begitu, sekarang
sudah waktunya bagi diri saya untuk pergi. Diri saya harus pergi
untuk mencari Badigadi. Soal makanan yang telah kamu berikan, diri
saya benar-benar berterimakasih.]
Setelah
mengucapkan itu, Kishirika melompat ke atas atap rumah-rumah.
[Baik
kalau begitu, sampai jumpa Rudeus! Kamu boleh meminta bantuan kepada
diri saya kalau kamu nantinya mendapatkan masalah lagi!
Fuahahahahahaha! Fuahahahahaha! FUAHAHAHAHAHKKGGHHuhuk...uhukkk??!]
Sambil
meninggalkan afterimage, dia menghilang di kejauhan sambil tertawa
terbahak-bahak.
Aku
hanya bisa menatapnya dengan bengong.
Eh?
Great
Demon Empress yang asli?
Dan
begitulah, aku berhasil mendapatkan mata peninjau.
***
-=-=-
Sudut Pandang Pria Tua -=-=-
[Ugh,
kepalaku sakit.]
Aku
terlalu banyak minum-minum kemarin.
Aku
berhasil menyelesaikan babak pertama dari sebuah pekerjaan yang
panjang dan berpesta dengan rekan-rekanku.
Kami
minum sampai pagi.
Kami
minum begitu banyak, sampai-sampai kami pikir toko itu bakal
kehabisan.
Kemudian,
aku tidak memiliki ingatan.
Semua
ingatan yang ada di dalam kepalaku setelah aku pergi meninggalkan
toko tampak samar.
Kalau
tidak salah, aku pergi melewati sebuah lorong untuk mengambil jalan
pintas.
Benar
begitu.
Kemudian
aku memlihat ada seorang gadis kecil yang sedang duduk disana.
Setelah
bicara dengannya, dia bilang kalau dia sedang merasa lapar.
Mumpung
suasana hatiku sedang baik, aku mengundangnya untuk berkunjung ke
rumahku.
Istriku
seharusnya sudah mempersiapkan beberapa makanan untuk sarapan.
Sayangnya,
karena aku masih merasa mabuk, jadi aku tidak akan bisa memakannya.
Kalau
aku membiarkan makanan yang sudah disiapkan oleh istriku, maka dia
akan marah.
Kalau
aku menyuruh gadis kecil ini untuk memakannya, seharusnya istriku
tidak akan marah.
Di
dalam pikiranku yang masih mabuk, kelihatannya itu adalah ide yang
bagus.
Ya,
mulai dari sana, aku tidak ingat apa-apa.
Sepertinya
aku terus minum sampai pingsan.
Dompetku?
Masih ada.
Barang-barang
yang aku miliki masih utuh.
Setelah
melihat ke arah langit, matahari masih tampak menjulang tinggi di
atas sana.
Bagaimanapun
juga, aku kan orang yang lumayan terkenal di kota ini.
Seharusnya
tidak ada seorangpun di kota ini yang tidak mengenaliku saat mereka
melihat wajahku yang menyeramkan ini.
Ditambah
lagi, kemarin, kami akhirnya berhasil menyelesaikan pembangunan kapal
baru, jadi semua orang di sekitar kota seharusnya sudah tahu soal
itu.
Tentu
saja, mereka seharusnya juga tahu soal perayaan peluncuran
pertamanya.
Jadi
mereka memutuskan untuk membiarkanku tidur di sini dengan tenang.
[Tunggu,
bukannya sekarang sudah siang? Ah? Ini akan membuat istriku jengkel!]
Ketua
Organisasi Galangan Kapal, Backaz Randaz, buru-buru pulang ke
rumahnya dengan kepala yang terasa sakit gara-gara mabuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar