Selasa, 30 Desember 2014

Mushoku Tensei 21

[Web Novel 21] Ras Supard

Saat aku bangun, hari sudah malam.

Di atas sana terlihat langit yang penuh dengan bintang.

Ada beberapa ranting pohon yang terbakar dan mengeluarkan bunyi berderak.

Bayangan yang terbuat dari bara api tampak bergoyang dan menari.

Sepertinya aku sedang tertidur disamping api unggun.

Tentu saja, aku tidak memiliki ingatan tentang membuat api unggun sebelumnya, dan aku juga tidak memiliki ingatan tentang membuat kemah.

Ingatan terakhir yang aku miliki...... Ah.

Warna langit tiba-tiba berubah, dan tubuh kami diselimuti oleh cahaya berwarna putih.

Dan kemudian, mimpi itu.

Sialan.
Aku melihat sebuah mimpi yang menjengkelkan.

[Hah.......!]

Aku buru-buru melihat tubuhku dengan panik.

Ternyata yang ada disana bukanlah tubuh gendut dan lambat yang tidak mampu melakukan apa-apa. Rudeus yang muda dan kuat telah kembali.

Saat aku memastikan itu, ingatanku tentang mimpi yang tadi mulai memudar.

Aku menghembuskan nafas lega.

[Tch.]

Human God sialan itu benar-benar membuatku merasa tidak nyaman.

Tapi ini sangat bagus. Sepertinya aku aku masih hidup di dunia ini.

Masih ada banyak hal yang belum aku lakukan..... Paling tidak, ijinkan aku untuk membuang bukti bahwa aku telah menjadi seorang penyihir*.
(*pepatah buat otaku di jepang, kalo elu bisa tetep virgin sampe umur 30 tahun, elu bisa jadi penyihir. Jadi dia ngmong klo dia kgk mau mati virgin.)

Aku mencoba untuk bangun.

Punggungku benar-benar sakit. Apa itu gara-gara aku terus berbaring di tanah sejak aku mendarat?

Di bawah langit malam, terbentang tanah yang kering kerontang.

Sepertinya hampir tidak ada tanaman yang tumbuh di sekitar sini. Bahkan tidak ada serangga disini. Selain bunyi berderak api unggun, aku tidak bisa mendengar bunyi apapun.

Dimana ini?

Paling tidak dalam ingatanku aku belum pernah melihat tempat seperti ini.

Kerajaan Asura penuh dengan hutan dan padang rumput.

Apakah cahaya putih itu mengubah pemandangannya menjadi seperti ini...?

Aah, bukan.

Bukan itu. Bukan seperti itu.

Hitogami sudah bilang sebelumnya, aku telah diteleportasi.

Ke Demon Continent.

Kalau begitu, tempat ini harusnya adalah Demon Continent.

Pasti ini gara-gara cahaya itu.... Oh.

Ghyslaine dan Eris...!

Setelah aku berdiri, aku menoleh dan melihat apa yang ada di belakangku. Eris sedang tertidur sambil menggenggam mansetku.

Kenapa ada mantel yang menyelimuti tubuhnya?

Aku tidak memakai sesuatu seperti itu....

Yah, ladies first, mungkin.

Dibelakang Eris ada tongkat sihir, “Aqua Heartia”.

Sepertinya dia tidak terluka, dan sekali lagi aku merasa lega.

Mungkin Ghyslaine telah melakukan sesuatu untuk Eris.

Sekalipun aku ingin membangunkan Eris, aku merasa kalau dia akan menganggapku menjengkelkan, jadi aku membiarkan dia terlebih dahulu.

Dimana Ghyslaine?

Aku mengamati daerah yang ada di sekelilingku sekali lagi, dan ada seseorang yang duduk di samping api unggun yang sebelumnya tidak aku sadari.

[….!?]

Aku segera menyadari bahwa ternyata orang itu bukanlah Ghyslaine.

Dia adalah seorang pria.


Dia duduk disana tanpa bergerak sedikitpun, dan hanya memandang dan mengamatiku.

Tapi aku tidak merasa kalau dia sedang bersikap berhati-hati.

Lebih tepatnya, hmm, ah, benar juga.

Dia seperti seorang Onee-chan yang berjalan mendekati seekor kucing yang pemalu.

Karena kami adalah anak-anak, dia pasti merasa khawatir kalau kami merasa takut dengannya.

Jadi, tidak ada tanda-tanda permusuhan.

Saat aku mulai merasa tenang, aku menyadari penampilan tubuhnya.

Rambut berwarna hijau zamrud. Kulit berwarna putih pucat. Ada batu berwarna merah delima yang mirip seperti mata di dahinya. Dibawah tangannya ada sebuah trisula.

Ras Supard.

Wajahnya penuh dengan luka.

Tatapan matanya tajam, ekspresi wajahnya serius, dan dia kelihatan berbahaya.

Aku kembali mengingat apa yang diajarkan oleh Roxy kepadaku.

[Jangan mendekati ras Supard, dan jangan bicara dengan mereka.]

Aku langsung bersiap untuk meraih Eris dan melarikan diri dengan seluruh kemampuanku, tapi kemudian aku mengingat saran yang diberikan oleh Hitogami, dan berhenti.

[Bergantunglah kepada orang yang ada disampingmu, dan bantu dia.]

Ucapan makhluk yang mengaku sebagai dewa itu tidak bisa dipercaya.

Setelah dia mengucapkan apa yang ingin dia ucapkan, tiba-tiba ada orang aneh yang muncul di hadapan kami, jadi kenapa aku harus percaya dengan kata-katanya?

Ditambah lagi, orang aneh itu berasal dari ras Supard.

Aku mendengar segala jenis hal yang mengerikan tentang ras ini dari Roxy.

Sekalipun si dewa itu berkata “bergantunglah kepadanya kemudian bantu dia”, kenapa aku harus percaya dengannya?

Siapa yang harus aku percayai?

Human God yang bahkan tidak aku kenal, atau Roxy.

Sudah jelas, yang akan aku percayai adalah Roxy.

Jadi aku harus melarikan diri saat ini juga.

Tidak. Justru karena situasi seperti inilah yang membuat Hitogami memberikan saran kepadaku. Kalau aku tidak memiliki informasi lain mengenai situasi ini, aku pasti akan melarikan diri.

Dengan hasil seperti itu, kalau aku berhasil melarikan diri... Apa yang akan terjadi setelahnya?

Aku mengamati daerah yang ada di sekelilingku. Tempat ini sangat gelap, dan aku belum pernah melihat tempat seperti ini sebelumnya. Tanah disini penuh dengan retakan dan ditutupi oleh bebatuan.

[Diteleportasi ke Demon Continent.]

Kalau dipikir-pikir, gara-gara pengaruh yang diberikan Human God, aku jadi lupa bahwa sebelum ini aku pernah melihat sebuah mimpi yang aneh.

Mimpi dimana aku terbang ke segala tempat yang ada di dunia ini.

Pegunungan, laut, hutan, lembah..... Tempat dimana kami pasti akan langsung mati bila mendarat disana.

Kalau mimpi itu ada hubungannya dengan situasi yang kami alami saat ini, maka ada kemungkinan kalau kami memang benar-benar telah diteleportasi.

Saat ini, aku bahkan tidak yakin di bagian Demon Continent yang mana tempat kami berada sekarang. Kalau kami melarikan diri, itu bisa berarti bahwa kami akan terdampar di tempat yang luas ini.

Pada akhirnya, memang benar-benar tidak ada pilihan lain bagi kami.

Melarikan diri dari pria ini atau bertarung dan menang melawannya, hasil akhirnya adalah aku dan Eris akan berkeliaran di Demon Continent sendirian, dan itu adalah hasil yang buruk.

Atau, haruskah aku membuat pertaruhan? Di siang hari, aku akan bertaruh bahwa akan ada sebuah desa yang terletak di dekat sini?

Jangan bercanda.

Bukannya aku sangat paham tentang betapa sulitnya situasi yang akan kami alami kalau kami tidak memiliki tujuan yang jelas?

Tenanglah. Ambil nafas dalam-dalam.

Aku tidak akan mempercayai Human God. Tapi, bagaimana dengan orang ini?

Lihat dia dari dekat. Amati wajahnya. Ekspresi seperti apa yang ia miliki saat ini?

Itu adalah kegelisahan. Wajahnya memiliki campuran antara ekspresi gelisah dan pasrah.

Setidak-tidaknya, dia bukanlah monster yang tidak memiliki emosi.

Roxy bilang, jangan mendekati ras Supard. Tapi sejujurnya, dia juga bilang kalau dirinya belum pernah bertemu dengan mereka.

Aku sadar akan konsep <Diskriminasi> dan <Persekusi>. Ada kemungkinan bahwa ras Supard telah disalahpahami. Roxy seharusnya tidak memiliki niat untuk memberiku informasi yang salah, tapi ada sebuah kemungkinan kalau kebanyakan orang salah paham tentang mereka.

Naluriku berkata, dia bukanlah orang yang berbahaya. Paling tidak, aku tidak merasakan aura meragukan seperti yang dimiliki Human God dari dirinya. Sekalipun, penampilan yang dia miliki akan mampu untuk membuat orang merasa bahwa mereka harus berhati-hati saat berhadapan dengannya.

Aku sudah membuat keputusanku.

Aku akan bicara dengannya.

[Halo.]

[...Aah.]

Aku mendapat jawaban darinya setelah aku menyapanya. Apa yang harus aku tanyakan selanjutnya?

[Apa anda adalah utusan dari God-sama?]

Pria itu memiringkan kepalanya setelah mendengar pertanyaanku.

[Sekalipun aku tidak memahami apa maksud dari pertanyaanmu, tapi kalian jatuh dari langit. Anak-anak dari ras manusia sangatlah lemah, jadi aku membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh kalian.]

Nama <Hitogami> tidak muncul. Apa mungkin Human God tidak bicara dengan orang ini?

Kalau aku mempercayai ucapan [Karena itu menarik], maka situasi ini tidak hanya berdasar pada tindakanku saja.

Namun juga berdasarkan hobi yang dimiliki Human God, yaitu mengamati interaksi diantara kami berdua.

Kalau memang benar begitu, maka pria ini mungkin adalah orang yang bisa dipercaya. Aku akan coba lebih banyak bicara.

[Anda menyelamatkan kami. Terima kasih banyak.]

[… Apa kedua matamu tidak bisa digunakan untuk melihat?]

[Hah?]

Tiba-tiba aku mendapat pertanyaan aneh.

[Um, kedua mataku bisa melihat dengan jelas?]

[Kalau begitu, kau dibesarkan tanpa mendengarkan kisah-kisah tentang ras Supard dari orang tuamu?]

[Sebenarnya bukan orang tuaku, tapi Shishou ku yang memberitahuku untuk berhati-hati saat berhadapan dengan ras Supard. Shishou bilang, jangan dekati mereka.]

[… Apa kamu tidak ingin mematuhi ajaran dari Shishou mu?]

Dia bertanya secara perlahan-lahan, layaknya dia sedang memastikan sesuatu.

[Kamu, bahkan saat melihatku, tidak merasa takut?]

Aku tidak takut. Aku memang tidak merasa takut, tapi aku merasa curiga.

Tapi, aku tidak perlu mengatakan itu terang-terangan.

[Tidak sopan rasanya kalau aku merasa takut dengan orang yang telah menyelamatkan kami.]

[Kamu benar-benar anak yang aneh.]

Dia menunjukkan ekspresi bingung.

Aneh, hm.

Yah, mungkin menghindari ras Supard adalah hal yang normal.

Aku sudah membaca tentang sejarah Laplace. Setelah peperangan usai, ras Supard mengalami penindasan.

Sekalipun penindasan terhadap ras demon sudah menghilang, namun berbeda bagi ras Supard.

Rasanya mirip seperti perlakuan tentara Amerika terhadap tentara Jepang, dimana semua ras disini melakukan penindasan terhadap ras Supard.

Rasanya seperti ada pepatah seperti ini: kalau ada yang namanya kejahatan absolut di dunia ini, itu adalah ras Supard.

[….]

Dia melemparkan ranting-ranting pohon kering ke dalam api unggun. Ranting itu mengeluarkan bunyi retakan. Aku tak yakin apakah hal ini disebabkan oleh bunyi tersebut, Eris sepertinya terbangun dan mengeluarkan suara [Nuuu]. Mungkin dia sudah bangun dari tidurnya.

Uh oh, itu gawat. Kalau Eris bangun, dia pasti akan membuat keributan. Sebelum semuanya menjadi kacau, paling tidak aku harus memperkenalkan diri terlebih dahulu.

[Namaku Rudeus Greyrat. Boleh aku tahu namamu?]

[Ruijerd Supardia.]

Beberapa ras demon kerap menggunakan nama ras mereka sebagai nama keluarga.

Pada dasarnya, menggunakan nama keluarga adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh ras manusia.

Terkadang ras lain yang penasaran akan menanyakan itu.

Sebagai catatan, nama keluarga Roxy adalah Migurdia. Itu tertulis dalam buku kamus yang ditulis Roxy.

[Ruijerd-san. Aku pikir gadis yang disana akan segera bangun. Karena dia adalah gadis yang sedikit berisik, aku akan meminta maaf terlebih dahulu. aku minta maaf.]

[Tidak apa, aku sudah terbiasa.]

Kalau itu Eris, tidak aneh rasanya kalau dia akan memukul wajah Ruijerd begitu dia melihatnya. Agar kami tidak bertarung melawannya, aku harus menghentikan Eris terlebih dahulu.

[Permisi.]

Aku melirik wajah Eris, dan aku pikir situasinya masih aman untuk saat ini.

Aku kembali mengamati Ruijerd.

Di bawah cahaya yang redup, aku bisa melihat kalau dia sedang mengenakan sesuatu yang mirip seperti pakaian adat.

Dia memiliki gambaran seperti orang yang berasal dari Indian Amerika. Ada sulaman di rompi dan celana yang ia pakai.

[Mu.....]

Itu membuatku merasa tidak enak.

Dia terasa berbeda dari Human God yang melakukan pendekatan secara paksa, dan aku memiliki kesan yang bagus tentang dirinya.

[Dimana sebenarnya tempat ini?]

[Tempat ini adalah Bigoya, area yang terletak di bagian timur laut Demon Continent. Lokasinya berada di dekat kota Kishirisu.]

[Demon Continent....]

Kalau tidak salah, kota Kishirisu terletak di bagian timur laut Demon Continent. Itu, kalau ucapannya bisa dipercaya.

[Kenapa kami jatuh disini?]

[Kalau kalian sendiri saja tidak tahu, bagaimana mungkin aku bisa mengetahuinya?]

[Hmm, benar juga.]

Aku pikir, karena ini adalah dunia fantasi, maka situasi seperti ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan...

Bahkan orang besar seperti pengikutnya Pergius pun ikut mengambil tindakan, jadi mungkin peristiwa ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Itu artinya, ada kemungkinan yang sangat tinggi bahwa peristiwa ini ada hubungannya dengan Human God.

Tapi kalau memang kami hanya secara kebetulan terlibat dalam peristiwa ini, maka bisa dibilang bahwa kami sudah sangat beruntung karena bisa bertahan hidup.

[Bagaimanapun juga, aku berterima kasih atas bantuan anda.]

[Kamu tak perlu berterima kasih padaku. Omong-omong, kemana tujuan kalian?]

[Kerajaan Asura di Central Continent, kota Roa di wilayah Fedoa.]

[Asura...... jauh sekali, hmm.]

[Benar.]

[Tapi tak usah khawatir, aku akan mengantar kalian pulang.]

Wilayah timur laut Demon Continent dan kerajaan Asura. Dua tempat yang berada di ujung dunia yang berbeda. Kira-kira sama jauhnya seperti Las Vegas dengan Paris.

Ditambah lagi, di dunia ini, kapal hanya berlayar di tempat-tempat tertentu. Karenanya, kami harus berjalan melewati jalur darat sampai kami mencapai tempat yang bisa digunakan untuk berlayar.

[Apa kalian punya petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi?]

[Petunjuk.... Saat langit mulai bersinar, seseorang bernama Arumanfi of the Bright muncul di hadapan kami, dan berkata bahwa dia datang untuk menghentikan fenomena tersebut. Saat kami sedang berbicara dengannya, tiba-tiba cahaya putih turun dari langit..... Sesaat berikutnya, aku bangun di tempat ini.]

[Arumanfi.... Bahkan Pergius ikut mengambil tindakan? Kalau benar begitu, pasti ada sesuatu yang telah terjadi. Kalian beruntung peristiwa itu hanya berakhir dengan teleportasi.]

[Anda benar. Kalau cahaya itu menyebabkan ledakan besar, kami akan langsung mati.]

Bahkan saat Ruijerd mendengar nama “Pergius”, dia tidak tampak kaget. Mengejutkan. Mungkin Ruijerd adalah seseorang yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun.

[Omong-omong, apa anda pernah mendengar tentang eksistensi bernama Hitogami?]

[Hitogami*? Tidak pernah. Apa itu nama seorang manusia?] (*ruijerd ngmong pake katakana, rudeus ngmong pake kanji)

[Ah, tidak apa-apa kok kalau memang anda belum pernah mendengarnya.]

Aku pikir dia tidak berbohong.

Aku tidak bisa memikirkan alasan tentang..... mengapa dia harus menyembunyikan pengetahuan yang ia miliki tentang Human God.

[Meski begitu, kerajaan Asura hmm.]

[Sangat jauh bukan? Tidak apa-apa. Anda hanya perlu mengantarkan kami ke desa terdekat....]

[Tidak, seorang prajurit Supard tidak akan mengubah keputusan yang telah ia buat.]

Ucapannya terdengar keras kepala, namun mantap.

Sekalipun tanpa saran dari Human God, hanya dengan poin itu saja mungkin akan bisa membuatku percaya dengan Ruijerd.

Tapi aku masih merasa curiga.

[Tapi Asura terletak di ujung dunia yang lain, anda tahu itu bukan?]

[Anak kecil tidak usah terlalu banyak memikirkan hal yang tidak-tidak.]

Ruijerd dengan malu-malu meletakkan tangannya di atas kepalaku, dan mengusapnya.

Dia tampak rileks saat melihat aku tidak menolak tindakannya.

Orang ini, apa dia suka anak-anak?

Tapi perjalanan ini bukanlah perjalanan pendek selama 10 menit. Sekalipun dia bilang kalau dia akan mengantar kami pulang, aku masih merasa kesulitan untuk mempercayai ucapannya.

[Apa kau bisa berbicara dengan bahasa Demon God? Apa kau punya uang? Apa kau tahu tempat-tempat yang harus kau datangi?]

Dia bertanya, dan aku memikirkan kembali kata-katanya.

Sampai saat ini aku terus menggunakan bahasa manusia untuk berbicara dengannya, namun pria dari ras demon ini mampu menjawab dengan lancar dalam bahasa manusia.

[Aku bisa bicara dengan menggunakan bahasa Demon God. Aku bisa menggunakan sihir, jadi aku bisa mencari uang. Kalau anda membawa kami ke tempat dengan banyak orang, kami bisa mencari cara untuk pulang sendiri.]

Aku mencoba untuk membelokkan percakapan kami menuju penolakan. Sekalipun orang ini bisa dipercaya, tapi aku merasa kalau situasinya akan mengarah menuju apa yang diharapkan oleh Human God, dan aku pikir akan lebih baik kalau aku menghindari situasi seperti itu.

Tapi setelah memikirkan ucapanku yang sarat dengan kecurigaan, Ruijerd dengan mantap menjawab.

[Kalau begitu, ijinkan aku untuk menjadi pengawalmu. Aku akan melukai harga diri ras Supard bila aku meninggalkan anak-anak untuk mempertahankan diri mereka sendiri.]

[Ras kalian benar-benar memiliki harga diri tinggi.]

[Itu adalah harga diri yang telah terluka.]

Dengan guarauan itu, aku tertawa dengan 'haha'.

Ruijerd juga menekuk sudut bibirnya dan tertawa.

Senyuman itu berbeda dari senyuman mencurigakan milik Human God, itu adalah senyuman yang hangat.

[Bagaimanapun juga, lebih baik kita pergi ke sebuah desa yang biasa aku kunjungi terlebih dahulu.]

[Ya.]

Sekalipun aku tidak benar-benar percaya dengan Human God, tapi mungkin orang ini bisa dipercaya.

Paling tidak, sampai kami sampai di desa tersebut, aku akan mempercayainya.

***

Setelah beberapa saat, kedua mata Eris terbuka lebar. Dia langsung mengambil posisi duduk dan melihat-lihat sekeliling. Tak lama setelahnya, dia mulai merasa gelisah, namun dengan jelas menunjukkan ekspresi lega setelah tatapannya bertemu dengan tatapan kedua mataku.

Dan kemudian tatapannya ganti bertemu dengan tatapan dari kedua mata Ruijerd.

[KYAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!]

Teriakan yang datang dari dasar jiwanya. Dia mundur kebelakang sambil berbaring, dan kemudian dia mencoba untuk berdiri dan melarikan diri, tapi jatuh terjerembab ke tanah.

Begitu takutnya dia sampai tubuhnya tidak bisa digerakkan dengan benar.

[TIIIIIIDDDAAAAaaaaaaAAAKKKKK!!!]

Eris jatuh dalam kepanikan.

Tapi sekalipun dia tidak meronta-ronta, dia tetap tidak bisa merangkak menjauh.

Dia meringkuk disana, gemetaran, dan berteriak.

[Tidak! Tidaaak! Takut! Akutakuttakuttakut! Tolong aku, Ghyslaine! Ghyslaine! Ghyslaineeee! Kenapa kamu tidak datang kesini! Tidak, tidak! Aku tidak mau mati! Aku tidak mau mati! Maaf! Maaf! Maafkan aku Rudeus! Aku minta maaf telah menendang dan memukulmu! Maafkan aku Rudeus karena aku bersikap seperti seorang pengecut! Aku tidak bisa menepati janjiku. Maaf, aku minta maaffffff, wahhhh, wahhhhhhhhh!]

Akhirnya dia meringkuk seperti kura-kura yang bersembunyi di dalam cangkangnya, dan menangis.

Aku merinding setelah melihat adegan seperti itu.

(Itu, Eris, benar-benar ketakutan......)

Eris adalah gadis yang berkemauan keras. Kemungkinan besar, semboyan yang ia miliki adalah [Aku adalah ratu penguasa seluruh dunia!].

Dia itu benar-benar kasar dan egois, dan dalam kebanyakan kasus, dia akan memukulmu terlebih dahulu sebelum berpikir dengan baik-baik. Dia adalah anak yang memiliki sifat seperti itu.

Apa mungkin bahwa aku telah membuat kesalahan yang luar biasa besarnya?

Apa mungkin bahwa ras Supard adalah ras yang benar-benar tidak boleh didekati?

Aku melihat ke arah Ruijerd. Dia masih tenang.

[Itu adalah reaksi yang normal.]

Bagaimana mungkin?

[Apakah itu karena aku adalah orang yang tidak normal?]

[Kamu memang tidak normal. Tapi...]

[Tapi?]

[Kamu itu tidak buruk.]

Dari samping, wajah Ruijerd tampak benar-benar kesepian.

Aku memikirkan itu untuk sesaat, sambil berdiri dan berjalan mendekati Eris. Mendengar langkah kakiku, tubuh Eris gemetar ketakutan.

Aku membelai punggungnya pelan-pelan. Kalau kupikir-pikir, setiap aku menangis disaat aku takut akan sesuatu, nenek akan membelai punggungku, sama seperti yang aku lakukan sekarang.

[Ba~~ik, jangan takut, jangan takut.]

[Hiks, apa maksudmu jangan takut! I-itu ras Supard!]

Aku tak tahu kenapa dia merasa begitu ketakutan. Maksudku, itu Eris. Dia adalah Eris yang akan memperlihatkan taring-taringnya saat berhadapan dengan Ghyslaine. Harusnya tidak ada hal yang mampu membuatnya merasa takut.

[Begitu seramkah dia?]

[K, karena, ras, ras Supard akan! M, memakan anak-anak! Mereka akan memakan anak-anak, iya kan? Hiks.....]

[Dia tidak akan memakanmu.]

Dia tidak akan memakan kami, iya kan? Aku melihat ke arah Ruijerd, dan dia menggelengkan kepalanya.

[Aku tidak memakan anak-anak.]

Tuh, benar kan?

[Sudah, sudah, kamu dengar kan, dia bilang dia tidak akan memakan anak-anak.]

[T, t, tapi! Tapi dia adalah seorang Supard! Dia berasal dari ras demon!]

[Sekalipun dia berasal dari ras demon, dia bisa bicara dengan bahasa manusia.]

[Masalahnya bukan soal bahasa!]

Eris mengangkat kepalanya dan menggeram padaku. Dia sudah kembali normal. Sudah kuduga, ekspresi ini dimiliki oleh Eris yang asli.

[Oh, apa kau yakin kau akan baik-baik saja? Kalau kau tidak meringkuk, kau akan dimakan, iya kan?]

[Jangan memperlakukanku seperti orang idiot!]

Eris melotot ke arahku setelah aku bicara kepadanya dengan menggunakan nada seolah aku sedang berurusan dengan orang idiot.

Kemudian dia mempertahankan ekspresinya dan menatap tajam ke arah Ruijerd.

Tubuhnya gemetaran. Kedua matanya juga berkaca-kaca. Kalau dia berdiri dengan menggunakan pose seperti biasanya, mungkin dia akan jatuh gara-gara kakinya yang gemetar.

[S, s, s, senang. Berteeee-emu denganmu. Na-namaku, Eris, Bo, Bo, Boreas... Greyrat!]

Dengan agak berteriak, Eris memperkenalkan dirinya.

Memperkenalkan diri sambil bersikap sombong itu kelihatan agak lucu.

Ahh, bukan, bukan aku yang mengajari dia salam seperti itu. Saat bertemu dengan seseorang, cukup perkenalkan dirimu terlebih dahulu untuk meluncurkan serangan pendahuluan.

[Eris Boboboreas Greyrat? Aku tidak tahu kalau ras manusia mulai suka menggunakan nama-nama yang lucu.]

[Bukan! Namaku Eris Boreas Greyrat! Aku cuma sedikit tergagap! Dibandingkan itu, sekarang gantian kamu yang memperkenalkan diri!]

Setelah berteriak, Eris mengeluarkan suara [Ah!] dan menunjukkan ekspresi gelisah. Dia akhirnya sadar, siapa sebenarnya yang barusan dia teriaki.

[Benarkah? Aku minta maaf. Namaku Ruijerd Supardia.]

Eris menenangkan ekspresi tegangnya, dan memamerkan kemenangannya.

Ekspresi di wajahnya seperti mengucapkan, “Lihat, aku tidak takut sama dia!”.

[Benar kan, aku bilang tidak apa-apa? Selama kita bisa berkomunikasi, semuanya bisa menjadi teman.]

[Iya! Yang dikatakan Rudeus benar! Okaa-sama bohong kepadaku!]

Jadi Hilda yang mengajari Eris? Itu kan cuma dongeng yang dilebih-lebihkan. Oh, tunggu sebentar, bahkan aku pun akan merasa takut kalau aku melihat roh yang tidak memiliki kaki, atau sejenis namahage.

[Apa yang dikatakan Hilda?]

[Kalau aku tidak mau tidur dengan cepat, ras Supard akan datang dan memakanku.]

Oh begitu, jadi Hilda menggunakan takhayul untuk menidurkan anaknya.

[Tapi dia tidak akan memakan anak-anak. Kenapa kamu tidak coba untuk berteman dengan ras Supard, agar kamu bisa pamer kepada semua orang.]

[B-bahkan kepada Ojii-sama dan Ghyslaine, aku bisa pamer...?]

[Tentu saja.]

Aku melihat ke arah Ruijerd, dan dia tampak terkejut. Bagus.

[Ruijerd-san kelihatannya tidak memiliki banyak teman, aku pikir kalau Eris mau, dia akan berteman denganmu.]

[T, tapi...]

Apa aku mengucapkan sesuatu yang terlalu kekanak-kanakan ya....?

Saat aku memikirkan kembali apa yang telah aku ucapkan, Eris tampak ragu-ragu.

Kalau aku pikir baik-baik, Eris sebenarnya juga tidak memiliki teman, dan.... situasiku juga tidak banyak berbeda.

Mungkin dia masih agak merasa takut untuk mengucapkan kata “teman”. Sepertinya Eris masih membutuhkan sedikit dorongan.

[Hey, Ruijerd-san juga!]

Saat aku memberikan dorongan kepada Ruijerd, sepertinya dia akhirnya menyadari situasi saat ini.

[Eh? Ahh. Eris.... Aku mohon, bersikaplah baik denganku.]


[! M, mau bagaimana lagi! A, aku akan menjadi temanmu!]

Melihat Ruijerd menundukkan kepalanya, ada sesuatu yang runtuh di dalam hati Eris.

Itu bagus.

Tapi setelah melihat adegan ini, aku paham, Eris itu benar-benar sederhana. Aku merasa bodoh karena telah memikirkan ini dan itu.

Tapi, aku tidak membenci sifat naif yang dimiliki Eris, hmmm...

[Phew, omong-omong, ayo istirahat sebentar untuk hari ini.]

[Apa, kamu sudah mau tidur?]

[Iya Eris, sekarang aku benar-benar merasa lelah. Aku merasa sangat mengantuk.]

[Benarkah? Ya sudah kalau begitu. Selamat malam.]

Aku berbaring di tanah, dan Eris yang berada di sampingku meletakkan sesuatu yang mirip seperti mantel (aku yakin benda itu dimiliki oleh Ruijerd) di atas tubuhku untuk menyelimutiku.

Aku benar-benar kelelahan.

Sebelum aku kehilangan kesadaranku,

[Apa kamu sudah tidak merasa takut?]

[Aku akan baik-baik saja kalau Rudeus ada bersamaku.]

Aku mendengar beberapa kalimat yang ia ucapkan.

Hah, sekalipun itu hanya Eris, aku harus membawanya pulang dalam keadaan selamat.

Aku tertidur saat memikirkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar