Minggu, 07 Desember 2014

Mushoku Tensei 13.5

[Chapter Spesial]

Pasca Penculikan & Permohonan Gaya Boreas

Orang yang ada dibalik peristiwa penculikan ini adalah si butler, Thomas.

Ia memiliki suatu hubungan dengan bangsawan mesum yang sebelumnya disebutkan oleh para penculik.

Bangsawan mesum tersebut sudah lama memiliki rasa ketertarikan dengan Ojou-sama, dan ingin “menganiaya” si gadis yang buas dan arogan tersebut.

Dengan iming-iming uang dalam jumlah besar, ia berhasil mencuci otak Thomas, yang pada akhirnya membiarkan dua orang yang sudah diatur sebelumnya oleh si bangsawan mesum untuk berpartisipasi dalam rencana yang aku buat.

Serius deh, ternyata ada pengkhianat seperti itu disekitarku.

Lain kali kalau kamu mau melakukan hal-hal seperti ini lagi, tolong beritahu aku terlebih dahulu, oke?


Tapi dia salah perhitungan, karena dia tidak mengira kalau aku memiliki kemampuan untuk melarikan diri dari dua penculik itu. Dan mereka juga ternyata tidak seloyal yang ia kira.

Si bangsawan mesum menolak semua tuduhan yang diajukan, dan tidak ada cara yang tersedia untuk menghukumnya.

Ia mengucapkan sesuatu tentang kurangnya bukti yang hanya berdasarkan pada testimoni yang diberikan Thomas, dan bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan kematian kedua penculik. Dengan tidak adanya bukti lain yang mengarah kepada si bangsawan mesum tersebut, kira-kira seperti itu, apalah, aku tidak peduli.

Bagian yang meragukan tidak bisa digunakan sebagai bukti. Aku pikir inilah yang disebut-sebut sebagai politik.

Insiden ini diangap layaknya Ghyslaine lah yang membereskan semuanya sendirian.

Membiarkan seluruh dunia tahu bahwa keluarga Greyrat telah mempekerjakan Sword King Ghyslaine sebagai prajurit bayaran mereka, membuat insiden ini sebagai sebuah pencegahan bagi masalah yang mungkin akan timbul di masa depan, dan juga menunjukkan kekuatan dan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga mereka.

Setelah aku ditanyai, mereka menyuruhku untuk tidak berpartisipasi dalam masalah ini, dan membiarkan Ghyslaine untuk mengatasi semuanya.

Kalau kehadiranku diketahui oleh anggota keluarga Greyrat yang lain, situasinya akan menjadi rumit.

Ini juga politik bukan?

Tapi aku tak menduga kalau ternyata ada keluarga Greyrat yang lain.

[Beginilah jadinya nanti. Kamu tidak keberatan kan?]

[Ya. Saya akan mematuhinya dengan penuh rasa hormat.](rudeus bersikap kelewat sopan disini, seperti nyindir)

Philip menjelaskan masalah diatas kepadaku di ruang resepsi.

Aku hanya tau kalau Philip adalah putranya Lord, tapi kenyataannya, dia mengemban tugas sebagai walikota Roa. Insiden ini diserahkan sepenuhnya kepada Philip untuk ia atasi.

[Walaupun anak anda barusan diculik, anda tampak benar-benar tenang.]

[Kalau dia masih belum ditemukan, tentu aku akan merasa gelisah.]

[Benar juga.]

[Yah, sehubungan dengan isu untuk menjadi guru privatnya Eris……]

Saat Philip mulai bicara soal urusan di masa mendatang, pintu ruangan sekali lagi dibuka dengan tendangan keras, dan si Jii-san(kakek) yang energetik pun masuk ke dalam ruangan.

[Aku sudah dengar kabarnya!]

Orang yang menerobos masuk ke dalam ruangan adalah Sauros.

Ia memasuki ruangan dengan kasar, dan memegang kepalaku.

Kemudian ia mengusap kepalaku dengan kasar.

[Aku dengar yang menyelamatkan Eris itu kamu, ya kan!?]

[A-a-a-a-apa yang anda katakan? Yang melakukan itu adalah sekertaris (Ghyslaine) sendiri. Aku tidak melakukan apa-apa!]

Kedua mata Sauros bersinar. Seperti tatapan seekor hewan buas.

S-seram.

[Kau sialan. Berani-beraninya kau berbohong terhadapku!?]

[B, bukan, Philip-sama yang memintaku untuk melakukan itu……]

[PHILIP!]

Sauros memutar tubuhnya dan memberikan pukulan melingkar kepada Philip.

Bruak~ suara mengerikan seperti itu terdengar di dalam ruangan resepsi.

[Guuh!]

Tubuh Philip melayang sampai ke belakang sofa setelah wajahnya menerima pukulan Sauros.

Itu benar-benar terlalu cepat. Bahkan Eris pun tidak akan bisa menandingi kecepatan pukulan itu.

[Bajingan kau! Kau bahkan tidak mengucapkan terima kasih kepada penyelamat anakmu sendiri! Apa kau sengaja mempraktekkan ajaran-ajaran bodoh yang dimiliki para bangsawan pada umumnya?]

Philip yang sedang terbaring di lantai menjawab dengan tenang.

[Ayah. Sekalipun Paul sudah memutuskan hubungan dengan kita, ia masih memiliki darah keluarga Greyrat. Dengan begitu, tentu saja Rudeus, anaknya, juga mewarisi darah keluarga Greyrat, dan otomatis menjadi anggota keluarga kita. Daripada memberikan hadiah berupa materi, aku pikir akan lebih baik bila kita memperlakukan Rudeus seperti anggota keluarga sendiri.]

Sekalipun Philip baru saja dipukul sampai jatuh ke lantai, nada bicaranya tetap terdengar seperti acuh tak acuh.

Mungkin dia sudah terbiasa dengan itu. Dipukuli Sauros, maksudku.

[Bagus kalau begitu! Jangan melakukan hal-hal menjijikkan yang biasa dilakukan oleh para bangsawan!]

Saurus duduk di sofa setelah mendengar penjelasan Philip.

Sepertinya ia tidak akan meminta maaf saat ia memukul seseorang. Aku pikir dia adalah orang seperti itu. Dunia ini memang penuh dengan hukuman fisik.

Kalau dipikir-pikir, Eris juga tidak meminta maaf setelah ia memukulku.

Dia juga tidak meminta maaf setelah aku menyelamatkan dia…… Nah, aku abaikan dulu masalah ini untuk sekarang.

[Rudeus!]

Sauros menyilangkan kedua tangannya dan mengangkat dagunya. Sorot matanya memandangku dari posisi yang lebih tinggi.

Emm, sepertinya aku pernah melihat hal seperti itu sebelumnya.

[Aku punya permohonan untukmu!]

Apa itu sikap yang layak ditunjukkan saat memohon pada seseorang?

Dia benar-benar mirip dengan Eris dalam hal ini. -------- Bukan, ini yang asli. Eris yang meniru Sauros.

[Aku harap kau mau mengajarkan ilmu sihir kepada Eris.]

[Soal itu...]

[Eris baru saja memintaku untuk menyampaikan hal itu. Dia bilang bahwa sihirnya Rudeus telah meninggalkan kesan yang mendalam*, dan ia tak ingin kau pergi.](ungkapan yang digunakan disini punya arti literal – terbakar di mata)

Sebenarnya. Tepat seperti kedengarannya. Kamu ingin belajar sihir yang mampu membakar mata orang lain, ya kan?

[Tentu saja……]

Sebenarnya aku berencana untuk langsung menyetujui permohonan tersebut, namun aku segera menutup mulutku.

Mungkin saja Eris memiliki sifat seperti itu gara-gara terlalu dimanja oleh Sauros.

Sekalipun aku tidak dapat sepenuhnya melimpahkan semua kesalahan kepada hal tersebut, hanya dengan melihat fakta bahwa Eris meniru sifat dan sikap yang ditunjukkan oleh Sauros, itu berarti sifat dan sikap yang dimiliki Eris sangat terpengaruhi oleh Sauros.

Agar Eris bisa tumbuh menjadi dewasa, ia tidak boleh dimanja lagi.

Sekalipun aku tidak punya kewajiban untuk membesarkan Eris dengan benar, aku tidak bisa mengajarinya apa-apa kalau dia tetap seperti ini.

Sepertinya aku harus mengoreksi sikapnya sedikit demi sedikit, dimulai dari tempat dimana aku bisa melihat masalah yang ia miliki.

[Urusan ini seharusnya tidak boleh disampaikan oleh Sauros-sama, melainkan Eris sendirilah yang harus datang dan memohon secara langsung.]

[Apa kau bilang!?]

Sauros tiba-tiba mengangkat tinjunya, layaknya gunung berapi yang hendak meletus.

Aku menutupi wajahku dengan panik. Jii-san yang satu ini benar-benar seperti bom nuklir.

[D-dia tentu memiliki permohonan terhadap orang lain, tapi dia tak ingin menundukkan kepalanya saat memohon. Apa anda mau kalau Eris tumbuh menjadi gadis seperti itu nantinya?]

[Oh! Perkataan yang bagus! Kau benar!]

Sauros meletakkan kembali tinjunya ke atas lututnya, dan mengangguk tegas.

Kemudian, dengan suara yang begitu lantang:

[ERI---------S!! DATANG KE RUANG RESEPSI SEKARANG JUGA!]

Aku merasa gendang telingaku nyaris pecah.

Kapasitas paru-paru sebesar apa yang dibutuhkan untuk bisa mengeluarkan suara dengan volume sebesar itu?

Tapi Eris juga sama seperti itu. Apa tidak ada cara untuk menyampaikan pesan yang lebih sopan, seperti menggunakan para pembantu?

Orang-orang pinggiran sialan ini……

Philip kembali duduk di sofa, dan si butler (kalau tidak salah namanya Alphonse) yang menggantikan pendahulunya menutup pintu yang terbuka. Aku dengar Sauros selalu datang dan pergi seenaknya sendiri, jadi pintu ruangan tidak segera ditutup.

Dia benar-benar suka untuk membuka pintu dengan kekuatan penuh, tapi dia tidak begitu suka untuk menutupnya kembali. Jii-san yang satu ini benar-benar egois.

[Ya!]

Sebuah jawaban datang dari suatu tempat di dalam mansion.

Sesaat kemudian, aku mendengar bunyi pit-pat yang dihasilkan saat ada anak yang berlari.

[Aku masuk!]

Sekalipun ia tidak memiliki aura yang dimiliki oleh kakeknya, Eris juga membuka pintu dengan sekuat tenaga dan masuk ke dalam ruangan.

Rasanya seperti seluruh aksi yang diperagakan Eris didasarkan pada seluruh aksi yang diperagakan kakeknya. Anak-anak benar-benar suka untuk meniru orang lain. Hmm.

Kalau pada hari pertama aku tidak dihajar olehnya, hatiku mungkin akan tersentuh melihat pemandangan ini, tapi aku harus bersikap tegas sekarang.

Kebiasaan buruk itu harus dirubah.

[Ah……]

Eris melihatku duduk, kemudian ia mengangkat dagunya dan menatap ke arahku.

Apakah ini adalah postur intimidasi keluarga Boreas yang diajarkan secara turun menurun?

[Ojiii-sama, sudahkah kau membantuku dalam memohonkan permintaanku?]

Sauros berdiri dan menyilangkan tangannya sambil menatap Eris.

Pose yang sama persis.

[Eris! Kalau kau punya permohonan kepada orang lain, kau harus menundukkan kepalamu dan memohon sendiri!]

[Sekalipun barusan Oji-sama sudah berjanji untuk membantuku……]

[Hentikan omong kosongmu! Kalau kau tak mau memohon sendiri, kita tidak akan mempekerjakan Rudeus!]

Eh?

A, apa!?

Ah, tapi, benar juga, itu……

Oh sialan. Apa aku barusan menggali lubang kuburanku sendiri!?

[Urgh, urgh……]

Eris menatapku dengan wajah memerah. Itu bukan karena merasa malu, tapi karena marah dan merasa direndahkan.

Kalau bukan karena Ojii-sama disini, sekalipun kau bersembunyi di neraka yang paling dalam, aku akan menemukanmu dan menghajarmu habis-habisan. Ekspresi seperti itulah kira-kira.

Itu benar-benar mengerikan……

[T, tolong……]

[Apa itu sikap yang layak ditunjukkan saat memohon pada seseorang?]

Teriak Sauros.

Apa kau benar-benar memiliki kualifikasi untuk mengucapkan itu…?

[Guh……]

Eris tiba-tiba memegang rambut merahnya setelah mendengar ucapan kakeknya, dan membuat model rambut twintail darinya. Model twintail yang diimprovisasi. Kemudian ia berkedip.

[T, tolong ajari Eris sihir, nyan~ ]

***

Huh!?

Apa ini mimpi? Kesadaranku melayang diantara awan-awan, rasanya seperti aku sedang berada di dalam mimpi buruk.

[Kamu tak perlu mengajariku bahasa, nyan~]

Aaaapppaaaa~~ Apa aku sedang bermimpi!?

A, apa yang terjadi. Apa yang sebenarnya sedang terjadiiiii!?

Aktifkan mesin menuju dimensi lain!

Cepat install mesin 2 dimensi dan bawa aku kedalam dunia Manga!

[Kamu juga tak perlu mengajariku matematika, nyan~]

Kesimpulannya adalah. Sangat mengerikan. Bulu kudukku merinding.

Walaupun ia menunjukkan ekspresi manis, hatiku dipenuhi oleh rasa ketakutan.

Ujung bibirnya tersenyum, namun tidak ada senyuman di wajahnya. Itu adalah tatapan seekor predator.

Apakah ini sikap yang harus ditunjukkan saat memohon kepada seseorang di dunia ini!?

Aku tak bisa mempercayai ini……

[Cukup ajari aku ilmu sihir, nyan~]

Apa kau bilang? Kau bercanda kan? Apa sikapmu berubah menjadi tambah parah?

Silahkan lihat ekspresi yang ditunjukkan Eris sekali lagi.

Wajahnya memerah karena marah, dan tertulis dengan jelas: Aku akan memukulmu begitu kerasnya, sampai-sampai kau akan melayang sampai ke surga dari neraka yang paling dalam.

Kemarahan = 8, Penghinaan = 2, rasa malu… dia sama sekali tidak merasa malu……?

S, Sauros Jii-san, tolong pukul kepala Eris dan beritahu dia kalau caranya memohon itu salah.

[Mmm. Eris benar-benar manis. Kalau begini tidak apa-apa kan? Bagaimana menurutmu, Rudeus?]

Hanya ada Jii-san yang kekanak-kanakan disana.

Siapa kau!?

Kemana paman yang kuat dan bisa diandalkan itu pergi!?

[Tuan besar sangat menyukai ras beast. Saat Ghyslaine pertama kali dipekerjakan juga, beliaulah yang mengambil keputusan akhir.]

Si butler mengingatkanku dengan serius. Oh, jadi begitu. Itu bukan model twintail, tapi telinga. Dan itu benar-benar kelihatan seperti telinga yang terkulai. Kalau dipikir-pikir, ada banyak pembantu wanita yang berasal dari ras beast.

Ehhh, jadi begitu?

Oalah……

[Eris.]

Ayahnya Eris melangkah masuk ke dalam situasi ini!

Oh. Aku lupa kalau kau masih ada disini! Cepat, tampar kepala anakmu dan marahi dia, Philip-san!

[Kurang bagus kalau kamu tidak mengangkat pinggangmu!]

Walah, yang satu ini juga tidak berguna ternyata.

OK, aku paham sekarang. Jadi seperti ini rupanya.

Keluarga Greyrat, termasuk Paul, isinya adalah orang-orang seperti ini.

Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, Paul bisa dianggap lebih normal, iya kan?

[Permisi, Sauros……Sama, boleh saya bertanya……?]

[Tanya apa?]

[A, apa laki-laki kalau memohon juga harus bersikap seperti itu?]

[Kau idiot! Pria ya harus bersikap seperti pria!]

Sekalipun aku benar-benar bingung, anggap saja masalah ini selesai.

Ini benar-benar normal. Dan yang memiliki selera seksual yang paling normal adalah Paul.

Pria itu cuma suka payudara berukuran besar.

T, tapi tunggu sebentar. Coba pikir baik-baik.

Sekalipun hal seperti ini adalah hal yang paling normal buatku, tapi tetap saja ini salah!

[….(Jiiii~)](sfx melotot)

Sekali lagi aku mengamati Eris.

Aku hanya bisa melihat bahwa ekspresi wajahnya penuh dengan amarah dan penghinaan, seperti seekor singa yang dipaksa untuk menggigit pagar besi……

Tapi hal seperti ini juga tidak apa-apa kalau aku tidak memikirkan masa-masa yang akan mendatang, iya kan?

Tidak, tidak, tunggu sebentar. Kalau aku mengubah pemikiranku. Pikirkan tentang masa depan.

Bukannya Eris membenci hal-hal seperti ini!

Dia juga tidak suka dengan formalitas!

Kalau di masa depan dia mencoba untuk memohon sesuatu kepadaku dengan cara yang sama seperti sekarang.

Semenit kemudian, akan ada seseorang (aku) yang dicabik-cabik hingga tidak meninggalkan sisa.

Bagus sekali. Aku akan melakukan revolusi dan mengakhiri kebiasaan buruk ini!

[Apa itu sikap yang layak ditunjukkan saat memohon pada seseorang!?]

Suaraku yang lantang menggema di seluruh mansion.

Setelah itu, aku menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan perkataanku dengan pidato panjang.

Pada akhirnya mereka pun merasa tersentuh dengan pidatoku. Dan mulai dari saat itu, [Permohonan] dengan gaya Boreas pun dihilangkan.

Di satu sisi, Ghyslaine memuji usahaku, dan disisi lain, Eris mulai memandangku dengan tatapan yang begitu dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar