Minggu, 24 Agustus 2014

Mushoku Tensei 4


[Web Novel 4] Guru Privat

Translated by : Yakup
Usiaku sekarang 3 tahun.

Baru-baru ini, aku akhirnya tahu nama orang tuaku.

Nama Ayah adalah Paul Greyrat. Nama Ibu adalah Zenith Greyrat.

Namaku adalah Rudeus Greyrat.

Anak tertua dalam keluarga Greyrat.

Meskipun aku dinamai Rudeus, orang tuaku selalu menggunakan nama pertama, dan bahkan menyingkat namaku menjadi Rudi, jadi aku baru mengetahui nama panjangku setelah waktu yang lama.


[Ara ara, Rudei benar-benar menyukai buku.]

Zenith selalu tertawa sambil mengatakan itu, karena aku sering berjalan-jalan sambil membawa buku.

Mereka tidak mengkritikku, ataupun mengambil buku yang kubawa.

Bahkan saat makan, tanganku juga masih menenteng buku. Hanya saja, aku tidak membaca buku sihir di hadapan keluargaku.

Bukan karena apa-apa. Hanya saja, aku tidak tahu seperti apa sihir diperlakukan di dunia ini.

Di duniaku dahulu, pernah ada pembunuhan massal orang-orang yang diduga penyihir di sekitar abad 14 sampai 16 masehi.

Orang-orang menganggap mereka sebagai makhluk yang tidak normal, dan membakar mereka.

Meskipun ada penggunaan buku sihir di dunia ini, jadi sihir mungkin tidak dianggap sebagai sesuatu yang tidak normal, tapi mungkin saja masih banyak orang yang tak mau mengakui ilmu sihir.

Mungkin sihir hanya bisa digunakan ketika orang sudah dewasa.

Karena kamu mungkin pingsan jika menggunakannya secara berlebihan.

Itu bisa saja dianggap sebagai kerusakan pada pertumbuhan.

Jadi, aku memutuskan untuk merahasiakan latihan sihirku dari keluargaku.

Tapi, aku mungkin ketahuan bila aku menembakan sihir keluar jendela.

Tidak ada pilihan lain, aku ingin mencoba seberapa cepat aku bisa menembakkan sihir.

Si pembantu (kalau gak salah namanya Lilia) kadang-kadang memandangku dengan ekspresi berbahaya di matanya, tapi karena orang tuaku masih bersikap santai, aku merasa semuanya masih baik-baik saja.

Bakat akan tumpul jika tidak dilatih selama periode pertumbuhan.

Aku harus terus berlatih pada masa-masa ini.

***

Meski begitu, latian rahasiaku terhenti.

Di suatu siang.

Kapasitas mana ku telah tumbuh cukup banyak, dan aku mulai mencoba sihir intermediate, dengan niat untuk mencoba mengeluarkan Water Cannon(meriam air) menggunakan voiceless incantation.

Ukuran: 1, Kecepatan: 0

Aku hanya ingin melakukan ini seperti sebelumnya, yaitu menembakan sihirku kedalam gentong untuk mengisinya dengan air.

Aku pikir, paling-paling yang akan terjadi hanyalah air akan meluap dari gentong.

Tapi secara tak terduga, apa yang keluar adalah pilar air besar, yang menciptakan lubang besar di dinding rumah.

Aku tidak bisa memikirkan apapun untuk sesaat karena syok yang aku terima.

Sebuah lubang di  dinding, bila melihatnya, keluargaku pasti akan mengetahui rahasia kalau aku bisa menggunakan sihir.

Aku tak bisa melakukan apapun untuk menghindari itu.

Dengan segera, aku pasrah.

[Apa yang terjadi!! Whoa......]

Pertama-tama, Paul bergegas masuk ke ruangan tempatku berlatih.

Dan kemudian, ia memandang dinding dengan mulut menganga.

[Ini, hey, apa yang...... Rudi, apa kau baik-baik saja.......?]

Ya, Paul memang pria baik seperti itu.

Tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, sudah jelas lubang ini disebabkan olehku, tapi dia hanya mementingkan keselamatan diriku.

Bahkan sekarang dia bergumam [Monster.....? Tapi di daerah ini....] dan hal seperti itu, sambil mengamati daerah sekeliling dengan penuh waspada.

[Ara ara......]

Dan tak lama kemudian Zenith juga memasuki ruangan.

Dia jauh lebih tenang bila dibandingkan dengan ayah.

Setelah melihat dinding yang rusak dan genangan air di lantai.

[Eh...........?]

Pandangannya berhenti pada halaman buku panduan sihir yang sedang aku buka.

Setelah menatapku dan buku panduan sihir, ia berdiri di hadapanku, dan menatap kedua mataku dengan lemah lembut.

Menyeramkan.

Tidak ada senyuman di matanya.

Aku terus memfokuskan pandanganku pada Janis.

Aku mempelajari sesuatu ketika aku masih menjadi NEET. Saat kau membuat kesalahan, sikap keras kepala hanya akan membuat situasi menjadi lebih buruk.

Oleh karena itu, aku tak boleh menghindari pandangan Zenith.

Pada detik ini, sikap jujur diperlukan.

Jangan hindari pandangan orang, tatap mereka secara langsung. Cukup dengan melakukan itu, kamu akan tampak jujur.

Tak peduli apa yang sebenarnya ada di pikiranmu. Setidaknya, kau kelihatan jujur.

[Rudei, apa kau membaca dan mengikuti buku panduan sihir ini?]

[Aku minta maaf.]

Ketika sesuatu yang salah telah kau lakukan, meminta maaf secara langsung akan memberikan hasil yang lebih baik.

Bagaiamanapun, tak ada orang lain kecuali aku yang bisa melakukan ini.

Berbohong dan langsung ketahuan, hanya akan membuat kepercayaan mereka terhadapku menurun.

Dimasa lalu aku berbohong secara bebas, dan pada akhirnya aku kehilangan banyak kepercayaan.

Aku tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi.

[Oi, itu tingkat intermediate......]

[Kyaa! Apa kau dengar itu sayang!! Berarti anak kita memang benar jenius!!]

Kecurigaan Paul ditutupi oleh teriakan Zenith.

Ia meraih kedua tangan Paul, dan melompat-lompat dengan senang.

Betapa enerjiknya.

Apa permintaan maafku diabaikan?

[Itu tidak benar, sayang, kita belum mengajarkan dia cara membaca....]

[Cepat, pergi cari guru privat sekarang juga!! Anak ini akan menjadi penyihir yang luar biasa di masa depan!!]

Paul masih bermasalah dengan itu, sementara Zenith sudah senang bukan kepalang.

Sepertinya Zenith sangat bersemangat ketika mengetahui bahwa aku bisa menggunakan sihir.

Kelihatannya aku berpikir berlebihan mengenai fakta bahwa anak-anak tidak seharusnya menggunakan sihir.

Lilia tidak menunjukan sedikitpun tanda-tanda keterkejutan, dan hanya membersihkan ruangan tanpa banyak kata.

Aku khawatir pembantu ini sebenarnya sudah tahu kalau aku bisa menggunakan sihir, atau ia sudah merasakan kalau entah bagaimana caranya aku bisa melakukannya.

Mungkin ia tidak menganggap insiden ini adalah hal yang buruk, jadi ia tidak terlalu memikirkannya.

Atau mungkin, ia diam hanya karena melihat ekspresi bahagia yang ditunjukkan orang tuaku.

[Sayang, pergilah ke Roa dan buatlah brosur penawaran kerja!! Bakat harus dikembangkan dengan benar!!]

Zenith dengan senang meneriakkan kata jenius, atau bakat, atau sesuatu seperti itu lah.

Mendadak, bisa menggunakan sihir dianggap sebuah bakat?

Apa ini pendapat bias orang tuaku? Atau fakta bahwa menggunakan sihir intermediate dianggap luar biasa? Aku tak bisa menyimpulkan dengan jelas.

Nah, mungkin itu memang pendapat bias orang tuaku.

Aku tidak pernah menggunakan sihir didepan Zenith.

Tapi ia mengatakan [[memang benar]] jadi ia sudah berpikir kalau aku adalah anak yang jenius.

Tidak ada bukti......

Ah, bukan.

Aku tiba-tiba ingat.

Karena aku selalu suka sendirian.

Ketika aku sedang membaca, aku kadang-kadang akan membaca atau mengulangi kata-kata yang aku sukai.

Ketika aku baru datang ke dunia ini, terkadang aku akan bergumam sendiri sambil membaca.

Pada awalnya aku menggunakan bahasa Jepang, tapi ketika aku sudah bisa bicara, aku secara tidak sadar menggunakan bahasa dunia ini.

Dan kemudian, ketika aku menggumam sendiri, Zenith akan mengatakan padaku [Rudei, itu adalah.....] dan mengatakan padaku arti dari kosakata tersebut.

(*TL note : kemungkinan besar Rudeus ngucapin kata-kata jorok, seperti p*ssy, d*ck, dll, dalam bahasa barunya)

Karena Zenith lah aku bisa mengingat cukup banyak nama-nama sesuatu di dunia ini - yah, itu, gak usah dipikirin.

Meskipun aku bilang biasa saja, tapi aku bisa mempelajari sendiri tulisan dan bahasa dunia ini.

Orang tuaku bahkan tidak mengajarkanku cara berbicara.

Dari sudut pandang orang tuaku [[Anak kita bisa membaca kalimat yang tidak pernah diajarkan padanya, dan bahkan bisa membaca buku]] dan menganggapnya seperti itu.

Anak seperti itu sudah pasti merupakan seorang anak yang jenius.

Jika itu anakku, aku juga akan berpikir bahwa dia itu jenius.

Di masa lalu, aku berpikiran seperti itu ketika adikku lahir.

Dia tumbuh dengan cepat, mampu melakukan berbagai hal lebih cepat dari aku dan kakakku.

Berbicara, berjalan dengan kakinya sendiri.

Orang tuaku juga optimis. Setiap kali anak mereka melakukan sesuatu, mereka akan mengatakan [Anak itu mungkin saja jenius], meskipun yang dilakukan bukanlah hal yang terlalu berarti.

Yah, meskipun aku pecundang NEET yang tak lulus SMA, usia mentalitasku sudah lebih dari 30 tahun.

Jika aku tidak mempunyai itu, bagaimana caranya aku bisa menjalani hidup?

Itu 10 kali banyak dari anak berusia 3 tahun!!

[Sayang, cepat!! Kita pasti bisa menemukan guru sihir yang cocok di kota Roa!!]

Dan untuk mengajari anak yang berbakat dengan benar, tidak peduli orang tua manapun, mereka akan mempunyai pikiran yang sama.

Orang tuaku di kehidupanku yang dulu memuji bakat adikku, dan membiarkan dia mempelajari berbagai hal.

Jadi Zenith menyarankan untuk mempekerjakan seorang penyihir untuk menjadi guru privatku.

Tapi Paul keberatan.

[Tunggu, bukankah keputusannya kalau anak kita seorang laki-laki, kita akan membiarkan dia menjadi swordsman(pendekar pedang)?]

Kalau anak cowok, dia akan mempelajari ilmu pedang. Kalau cewek, dia akan mempelajari ilmu sihir.

Tampaknya itu telah diputuskan sebelum aku lahir.

[Tapi, dia bisa mengaktifkan sihir tingkat menengah pada usia segini!! Jika dia berlatih mulai dari sekarang, dia akan menjadi seorang penyihir luar biasa!!]

[Tapi janji adalah janji!!]

[Janji apa!! Kau selalu melanggar janjimu!!]

[Hal itu tidak ada hubungannya dengan masalah ini, kan!!]

Tepat disini, di hadapanku, pasangan itu mulai bertikai.

Lilia masih membersihkan ruangan dengan tenang.

[Biarkan dia mempelajari sihir di pagi hari, kemudian ilmu pedang di siang hari. Bisa kan?]

Setelah pertikaian Paul dan Zenith berlanjut untuk beberapa saat, dan Lilia telah selesai bersih-bersih, ia menghela napas dan memberi saran itu. Pertikaian pun berakhir.

Yah, kedua orang tua baka(bodoh) itu tidak mempertimbangkan apa yang diinginkan oleh anak mereka, dan memaksaku mempelajari hal yang mereka inginkan begitu saja.

Oh terserah dah. Karena aku memutuskan untuk menjalani hidup dengan sikap serius, aku menganggap ini adalah hal yang baik.

***

Untuk alasan diatas, keluarga kami memutuskan untuk mempekerjakan guru privat.

Tampaknya bahwa pendapatan bagi guru yang mengajar anak bangsawan tidaklah buruk.

Paul adalah seorang knight, yang jarang ada di wilayah ini, dan dia masih punya status sebagai bangsawan kelas bawah, dan oleh karenanya dia punya pendapatan yang cocok baginya.

Tapi, tempat ini adalah sebuah desa yang jauh dari ibu kota.

Oleh karena itu, wilayah ini punya personel yang sesuai dengan wilayah ini. Lupakan orang berbakat - bahkan seorang penyihir dianggap langka disini.

Hanya dengan bergantung pada Magician’s Association(asosiasi penyihir) dan Adventurer’s Guild(serikat petualang), ada ada seseorang yang mau melamar untuk bekerja disini......

Meskipun ada kekhawatiran seperti itu, ternyata tak butuh waktu lama untuk menemukan seseorang yang memiliki minat untuk bekerja disini, dan orang itu akan datang keesokan harinya.

Desa ini tidak memiliki penginapan, jadi kontrak kerja meliputi tempat tinggal.

Menurut prediksi orang tuaku, guruku mungkin adalah petualang yang sudah pensiun.

Orang muda tidak akan datang ke wilayah terpencil ini, dan penyihir istana akan mampu mencari pekerjaan di ibukota dengan mudah.

Di dunia ini, hanya penyihir dengan kelas advanced yang bisa memiliki kualifikasi untuk menjadi guru penyihir lain.

Jadi, seorang petualang biasanya memiliki sihir tingkatan intermediate keatas.

Oleh karena itu, orang yang akan datang kemungkinan adalah orang yang sudah tua, atau orang yang umurnya sudah lebih dari separuh abad, memiliki jenggot panjang, dan memberikan kesan seperti seorang penyihir sungguhan.

[Aku Roxy. Mohon bimbingannya.]

Tapi, berlawanan dengan dugaan awal, yang datang adalah seorang gadis muda.

Kira-kira umurnya masih setara dengan anak SMP.

Mengenakan jubah penyihir coklat, mempunyai rambut berwarna biru air yang dikuncir seperti kelopak bunga wijen, ia memiliki penampilan seorang gadis yang cantik.

Kulit yang cerah, didampingi dengan mata setengah tertutup, yang dipenuhi dengan sedikit kebosanan dan ekspresi mengantuk. Sudut bibirnya membuat orang merasa ia sedikit tak bersahabat. Meskipun ia tidak memakai kacamata, ia memberikan gambaran seorang gadis rajin yang selalu belajar di dalam perpustakaan dengan sempurna.

Satu tangan membawa sebuah tas, sementara yang lainnya memegang long staff(tongkat panjang) yang biasa digunakan seorang penyihir.

Dan demikianlah, ia bertemu dengan kami bertiga yang ada di dalam rumah.

[.........]

[.........]

Reaksi ini wajar.

Ini diluar perkiraan kami.

Dalam gambaran kami, seorang guru adalah seseorang yang memiliki pengalaman bertahun-tahun.

Tapi yang datang adalah orang yang kecil seperti ini.

Meski bagi seseorang yang telah memainkan banyak game sepertiku, penyihir bertipe loli ini bukanlah sesuatu yang luar biasa.

Loli, mata setengah tertutup, nggak sok imut (acuh).

Memiliki 3 kualitas itu - sempurna.

Tolong jadilah istriku.

[Ah, ah, kau, itu, guru privat?]

[Ah, itu, sungguh---]

Dengan kegagapan orang tuaku, aku dengan cepat menambahkan:

[Kau benar-benar kecil]

[Aku tak mau mendengar kalimat itu darimu.]

Ucapanku segera dibantah.

Sepertinya ia benci dipanggil kecil.

Meskipun maksudku bukan soal dadanya.

Roxy menghela napas.

[Hah. Baiklah, dimana murid yang harus aku ajari?]

Ia melihat-lihat daerah sekitar sambil bertanya.

[Ah, anak kecil ini.]

Zenith memperkenalkanku, yang sedang berada di gendongannya.

Aku mengedip ke arah Roxy.

Kemudian, kedua matanya terbelalak, dan pada akhirnya ia menghela napas.

[Hah. Kadang-kadang hal seperti ini terjadi huh, anak-anak yang tumbuh lebh cepat dari biasanya, dan orang tua baka yang berpikir kalau anak mereka punya bakat.]

Ia bergumam pelan.

Aku dengar itu!! Roxy-san!!

Yah, meskipun aku sangat setuju dengan pendapatmu.

[Kenapa?]

[Tak apa. Cuma, aku pikir anakmu tidak mengerti konsep dari sihir kan?]

[Tak masalah, Rudi-chan sangat berbakat!!]

Zenith mengatakan kalimat yang biasa dikatakan orang tua baka.

Roxy menghela napas lagi.

[Hah. Aku mengerti. Aku akan mencoba sebisa mungkin.]

Ia beranggapan kalau tak akan ada gunanya lagi untuk mengatakan apapun.

Dengan itu, diputuskan bahwa aku akan menerima kelas Roxy di pagi hari, dan mempelajari ilmu pedang dari Paul di sore hari.

***

[Baik, mari mulai dari buku panduan sihir.... Tidak, sebelum itu, mari kita tes seberapa banyak sihir yang bisa Rudi gunakan.]

Untuk pelajaran pertama, Roxy membawaku ke halaman.

Sihir sebagian besar dilakukan di luar ruangan.

Ia juga paham tentang apa yang akan terjadi jika sihir digunakan didalam rumah.

Jadi ia tidak akan melakukan sesuatu seperti menghancurkan dinding, seperti yang aku lakukan.

[Aku akan mendemonstrasikannya. Anugerahkan perlindungan air ke tempat dimana engkau kehendaki, biarkan air yang jernih mengalir ke arahnya, WATER BULLET.]

Pada waktu yang sama ketika Roxy membaca mantera, ada bola air seukuran bola basket.

Dan bola air itu terbang ke salah satu pohon di halaman dengan kecepatan tinggi.

*KRASH!*

Ranting-ranting pohon dengan mudah dipatahkan, dan pagar rumah menjadi basah.

Ukuran: 3, kecepatan: sekitar 4

[Bagaimana?]

[Ya. Pohon itu dirawat dengan hati-hati oleh ibuku, jadi aku pikir ibuku akan marah.]

[EH? Benarkah begitu!?]

[Aku sangat yakin.]

Pernah sekali, ketika Paul mengayunkan pedangnya dan tak sengaja memotong ranting pohon. Kemarahan yang ditunjukkan Zenith, sangat jauh dari kata normal .

[Ini benar-benar buruk, pikirkan sesuatu....!!]

Roxy buru-buru berlari ke pohon itu, dan mengambil ranting-ranting yang jatuh.

Ia memegang ranting-ranting pohon itu dengan wajahnya memerah karena panik,

[Oooh, Biarkan kuasa Tuhan diubah menjadi rejeki yang melimpah, dan diberikan pada orang yang telah kehilangan kekuatan mereka agar bisa bangkit sekali lagi, HEALING]

Ranting-ranting itu itu kembali ke kondisi mereka sebelumnya.

[Phew.]

[Sensei bisa juga menggunakan healing magic!!]

[Eh, ya. Aku bisa menggunakan healing magic sampai tingkat intermediate tanpa masalah.]

[Luar biasa!! Itu luar biasa!!]

[Tidak, jika kau berlatih dengan benar siapapun bisa melakukan itu.]

Meskipun responnya terdengar ketus, sudut-sudut bibirnya menghianatinya dengan melengkung ke atas, dan hidungnya tampak bergerak sedikit dalam kebanggaan. Ia terlihat cukup senang.

Aku hanya meneriakkan "luar biasa" dua kali dan dia sudah sesenang ini, itu benar-benar terlalu mudah.

[Kalau begitu, Rudi, cobalah itu.]

[Baik.]

Aku mengangkat tanganku.......

Oops, aku tak pernah menggunakan chanting ketika mengeluarkan water bullet selama hampir setahun. Aku tidak bisa mengingatnya.

Mencoba apa yang Roxy baru katakan, mmm, itu.

[Maaf, bagaimana tadi manteranya?]

[Anugerahkan perlindungan air ke tempat dimana engkau kehendaki, biarkan air yang jernih mengalir ke arahnya.]

Roxy menjawab dengan acuh. Apa situasi ini sudah kau perkirakan sebelumnya?

Tapi, meskipun kau mengulangi mantera itu, aku tidak bisa mengingatnya dalam sekali coba.

[Ke tempat dimana engkau kehendaki.....WATER BULLET]

Aku benar-benar tidak bisa mengingatnya, jadi aku tinggal menyingkatnya saja.

Dibandingkan peluru air dari Roxy, punyaku sedikit lebih kecil dan lebih lambat.

Jika aku melakukan ini lebih baik darinya, ia mungkin akan membuat keributan.

Aku sangat murah hati pada gadis muda.

Peluru air seukuran bola basket kutembakkan.

Hasilnya, pohon kesayangan Zenith mengeluarkan suara "kkrakk", dan tumbang.

Roxy menatapku dengan ekspresi rumit.

[Kau menyingkat manteranya?]

[Ya.]

Apa itu sesuatu yang buruk?

Kalau dipikir-pikir, buku panduan pada dasarnya tidak pernah mencatat cara untuk melakukan voiceless incantation.

Meskipun aku biasanya menggunakan itu, apa mungkin aku telah melakukan sesuatu yang terlarang?

Atau, apakah karena ia pikir aku 10 tahun terlalu awal untuk menggunakan voiceless incantation dan jadi marah.....

Dengan skenario itu, apakah lebih baik jika aku membantah dengan mengatakan [Terus kenapa, siapa yang mau menggunakan mantera kuno seperti itu?].

[Apa kau biasanya menyingkat manteramu?]

[Biasanya..... Aku menggunakan voiceless incantation.]

Aku tidak tahu cara menjawab itu, jadi aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya.

Toh cepat atau lambat rahasia itu akan terungkap kalau aku terus mengikuti kelas Roxy.

[Voiceless incantation!?]

Mata Roxy terbelalak, seolah-olah mencurigaiku.

[......Begitukah. Kau biasa menggunakan voiceless incantation. Begitu. Apa kau merasa lelah?]

Tapi Roxy segera kembali menunjukkan ekspresinya yang biasa.

[Um, tak ada masalah.]

[Jadi begitu. Untuk water bullet mu, ukuran dan kecepatannya sudah bagus]

[Terima kasih atas pujiannya.]

Roxy akhirnya menunjukan senyuman kecil.

Senyuman yang sangat kecil.

Kemudian ia menggumam sendiri.

[...... Sepertinya ia layak aku ajari, hmm.]

Seperti yang sudah kukatakan, aku bisa dengar apa yang baru saja kau katakan.

[AAAAAH=====!!]

Sebuah teriakan keras terdengar dari belakang punggungku.

Zenith datang kemari untuk memeriksa keadaan.

Minuman pada nampan yang ia bawa jatuh ke tanah. Zenith menatap cabang-cabang pohon yang patah sambil menutupi mulut dengan kedua tangannya.

Sebuah wajah dipenuhi kesedihan.

Dan dalam sekejap, ekspresi itu diganti oleh kemarahan.

Ah, uh, oh.

Zenith melangkah ke hadapan Roxy.

[Nona Roxy!! Bisa tidak kau tak memperlakukan rumah kami sebagai tempat yang bisa kau gunakan dengan seenaknya untuk bereksperimen dengan sihir!!]

[Eh! Tapi ini dilakukan oleh Rudi......]

[Meskipun itu dilakukan oleh Rudi, kau yang membiarkan dia melakukan ini!!]

Roxy bertingkah seolah-olah ia tersambar petir, menerima kejutan besar, kemudian menundukkan kepalanya.

Yah, kau tidak bisa menyalahkan anak berusia 3 tahun.

[Ya..... Kau benar.]

[Aku harap ini tidak akan terjadi lagi!!!]

[Ya, aku benar-benar minta maaf, nyonya......]

Setelah itu, Zenith menggunakan healing magic dan memperbaiki pohon. kemudian kembali ke dalam rumah.

[Aku tak percaya aku akan membuat kesalahan begitu cepat.......]

[Sensei.....]

[Haha, aku mungkin dipecat besok.]

Roxy duduk di tanah dan mulai menggambar [[]] dengan jarinya.

Ia benar-benar tidak bisa menerima syok sedikitpun.

Aku menepuk pundaknya.

[..........]

[Rudi?]

Meskipun aku menepuk pundaknya, tapi karena aku belum pernah berkomunikasi dengan seseorang secara normal selama 20 tahun lebih, jadi aku tak mempunyai satupun ide tentang bagaimana caranya aku bisa menghiburnya.

Maaf, apa yang bisa aku katakan di waktu seperti ini.......

Tidak, tenanglah.

Pikirkan dengan baik. Apa yang akan dikatakan oleh protagonis dalam ero-game ketika menghadapi keadaan semacam ini?

Hmmmhmmm, sesuatu seperti ini.

[Sensei tidak salah.]

[Ru, Rudi?]

[Kau sedang mengumpulkan pengalaman.]

Roxy menatapku.

[Be, benar. Terima kasih.]

[Tak masalah. Kalau begitu, mari kita teruskan pelajarannya.]

Dengan begitu, aku memiliki hubungan yang baik dengan Roxy.

***

Siang hari adalah waktunya untuk berlatih dengan Paul.

Karena tidak ada pedang kayu yang cocok ukuran tubuhku, jadi pada dasarnya latihan Paul adalah untuk melatih tubuhku.

Jogging, push up, sit up.

Rencana Paul adalah untuk membuatku berolah raga.

Meskipun ada beberapa hari dimana Paul harus bekerja dan tak bisa melatihku, olah raga adalah sesuatu yang tidak bisa aku lewatkan.

Di dunia manapun, hal ini sama.

Aku akan mencoba sebisa mungkin.

Sebagai anak kecil, fisikku tidak bisa bertahan lama, jadi kelas ilmu pedang berakhir sekitar jam 2 siang.

Jadi, sebelum waktu makan malam tiba, aku akan menggunakan mana ku sampai mencapai batas.

Sihir akan membutuhkan jumlah mana yang berbeda, tergantung pada ukuran sihir.

Jika ukuran biasa adalah 1 untuk voiceless incantation, untuk apapun yang lebih besar, jumlah mana yang digunakan akan bertambah juga.

Hukum konservasi massa.

Tapi, sebaliknya, semakin kecil sihir, jumlah mana yang digunakan juga akan bertambah.

Aku benar-benar tidak mengerti logikanya.

Membuat setetes air akan membutuhkan lebih banyak mana dari pada membuat peluru air sebesar tangan.

Itu benar-benar aneh.

Aku bertanya pada Roxy tentang penemuanku ini, tapi aku hanya menerima jawaban [Ya memang begitu.]

Tampaknya pertanyaan itu masih belum terjawab.

Meskipun aku tidak mengerti logikanya, aku menganggap ini bukanlah hal buruk dalam latihan.

Kapasitas mana ku telah bertambah cukup banyak baru-baru ini. Jadi jika aku tidak menggunakan beberapa sihir yang menghabiskan banyak mana, aku tidak akan bisa menghabiskan semuanya.

Hanya untuk menghabiskan mana ku saja, aku harus mengerahkan seluruh kekuatanku sebelum aku lelah.

Tapi, ini adalah waktu untuk mencoba melatih ketangkasanku.

Demikianlah, aku memutuskan untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketangkasan tinggi.

Menggunakan sihir untuk menciptakan sesuatu yang rumit, kecil, dan rapuh.

Contohnya, membuat patung es, menyalakan api di ujung jari tangan, atau menulis kata-kata di papan papan.

Mengambil tanah dari halaman dan memisahkan isi-isinya.

Membuka kunci dan menutupnya kembali.

Sihir tanah punya beberapa pengaruh terhadap benda yang memiliki sifat seperti metalik dan mineralistik.

Tapi, makin tinggi kualitas metalik suatu benda, semakin banyak pula mana yang harus digunakan.

Ketika melakukan sesuatu, semakin kecil aksi itu, semakin sulit aksi itu, semakin rumit aksi itu, semakin akurat aksi itu, dan semakin efisien aksi itu, semakin banyak pula mana yang harus dikeluarkan.

Melempar bola baseball dengan seluruh kekuatanmu.

Perlahan-lahan memasukan benang melewati lubang jarum.

Jumlah mana yang dikeluarkan kasarnya sama.

Juga, aku mencoba berbagai jenis sihir yang berbeda pada waktu yang sama.

Dibandingkan dengan menggunakan 2 sihir dengan jenis yang sama, aku perlu menggunakan setidaknya 3 kali lebih banyak mana.

Jadi, jika aku mengaktifkan 2 tipe sihir, secara ringan, akurat, dan cepat, pada waktu yang sama, aku bisa dengan mudah menghabiskan semua manaku.

Dengan latihan seperti ini setiap hari------

Aku tidak bisa menghabiskan manaku, bahkan sekalipun aku menggunakan metode seperti itu selama lebih dari setengah hari sekarang.

Ini seharusnya cukup, hatiku mulai ragu-ragu.

Kemalasan dalam diriku mulai mengatakan padaku bahwa ini seharusnya cukup.

Setiap waktu, aku berteriak dan memarahi diriku sendiri.

Melatih otot-otot juga sama. Sekali aku mulai malas, tubuhku akan melambat.

Mana ku kemungkinan bisa jadi sama. Hanya karena aku mempunyai sedikit penambahan dalam kapasitas, aku tidak boleh berhenti berlatih.

***

Ketika aku menggunakan sihir di malam hari, aku bisa mendengar suara 'rawr rawr nyan nyan' yang mengganggu.

Dimana itu? Apa kau perlu bertanya? Itu jelas-jelas datang dari ruangan Paul dan Zenith.

Sibuk bekerja, hmph.

Mungkin tidak lama lagi, adik laki-laki atau perempuanku akan segera lahir.

Aku pikir mempunyai adik perempuan itu lebih baik.

Yup, aku tidak ingin adik laki-laki.

Dalam ingatanku, gambaran adik laki-lakiku yang menggunakan tongkat baseball untuk merusak komputerku masih membekas dengan jelas.

Aku tidak ingin adik laki-laki.

Adik perempuan yang manis jelas lebih baik.

Di kehidupanku yang lalu, jika aku mendengar sesuatu yang begitu mengganggu, aku akan segera menghantam dinding dan lantai untuk membuat mereka diam.

Jadi kakak perempuanku tidak pernah membawa pria kembali lagi.

Jadi nostalgia.

Pada waktu itu, aku selalu menganggap orang-orang yang melakukan itu adalah orang yang ingin membuat warna kehidupanku menjadi gelap.

Aku selalu berpikir bahwa mereka adalah para pengganggu yang mengejekku, karena tidak bisa meraih tempat itu dengan tanganku sendiri, jadi aku selalu punya kemarahan dalam diriku yang tak bisa aku lepaskan.

Dan mereka yang membuatku jadi seperti itu, kenapa gak mati saja kalian?

Itu adalah hal yang paling memalukan bagiku.

Tapi, baru-baru ini aku mengubah gaya pikiranku.

Aku tidak yakin entah itu karena tubuhku adalah seorang anak kecil, atau karena yang sedang melakukan itu adalah orang tuaku, atau karena aku sedang bekerja keras untuk mencerahkan masa depanku.

Aku bisa mendukung dan memberi mereka toleransi, sambil mendengarkan erangan mereka berdua.

Hmph, aku juga orang dewasa.....

Hanya dengan mendengar suara itu, aku kurang lebih bisa menebak apa yang sedang terjadi.

Tampaknya, Paul sangat ahli soal hal itu.

Zenith akan menyerah setelah beberapa saat, tapi Paul akan mengatakan sesuatu seperti [Ini masih terlalu awal~], dan terus menyerang.

Sama seperti seorang protagonis dalam beberapa game ero.

Jumlah stamina yang tidak bisa dibayangkan......

Hah, mungkin sebagai anak Paul, aku juga punya energi semacam itu!?

Bangkitlah.

Protagonis!!

Berilah aku hidup yang berwarna seperti itu!!

Yah, pemikiran itu entah bagaimana mereda, jadi aku bisa dengan tenang pergi ke toilet sambil melewati lorong 'rawr rawr nyan nyan' itu.

Asal kau tahu, setiap kali aku melewati ruangan mereka, suara rawr nyan itu akan berhenti. Lumayan menarik.

Hari itu, untuk menunjukan kalau anak mereka ada di sekitar mereka, aku berjalan ke toilet.

Baiklah kalau begitu, haruskah aku menyapa mereka hari ini?

Papa, Mama, kalian sedang apa, kok mama papa nggak pakai baju? Dan bertanya seperti ini.

Gwehehe. Aku penasaran dengan alasan apa yang akan mereka pilih.

Namun ternyata sudah ada tamu lain yang hadir.

Ada gadis berambut biru yang jongkok di dalam kegelapan, sambil mengintip kedalam celah pintu kamar.

Wajahnya terlihat kemerah-merahan, dan ia menahan nafasnya yang terengah-engah. Tapi pandangan matanya terpaku ke arah sesuatu yang sedang terjadi di dalam kamar.

Aku bisa melihat tangannya melakukan sesuatu dibawah jubah yang ia kenakan.

Aku diam-diam kembali ke ruanganku.

Roxy adalah gadis dalam masa pertumbuhan.

Aku cukup murah hati untuk pura-pura tidak menyadari itu, dan aku akan melupakan fakta kalau Roxy sebenarnya terobsesi dengan hal seperti itu.

......... Bercanda.

Arara, aku melihat sesuatu yang bagus.

***

Setelah 4 bulan berlalu, sekarang aku bisa menggunakan semua sihir kelas intermediate.

Jadi, aku mulai mengambil kelas malam dari Roxy.

Jangan salah paham, tidak ada "keanehan" mengenai kelas malam ini.

Konten yang diajarkan di kelas malam bervariasi.

Roxy adalah guru yang baik.

Ia tidak terlalu terpaku dengan satu metode pengajaran saja.

Apa yang ia ajarkan bergantung pada kemampuanku untuk memahami sesuatu.

Kemampuan Roxy untuk bereaksi terhadap muridnya sangatlah tinggi.

Ia menyiapkan sebuah pertanyaan dari catatannya dan menyuruhku untuk menjawabnya, dan jika aku menjawabnya dengan benar, ia akan beralih ke pertanyaan selanjutnya.

Jika aku tidak mengerti, ia akan mengajariku dengan sabar.

Seperti itulah, aku merasa duniaku meluas.

Di kehidupanku yang dulu, sebelum kakak laki-lakiku mengerjakan ujiannya, ada waktu dimana orang tuaku mempekerjakan guru privat.

Dengan iseng, aku mencoba ikut bergabung.

Tapi ternyata, apa yang diajarkan tidak berbeda dari apa yang diajarkan di sekolah.

Dibandingkan itu, kelas Roxy jauh lebih menarik dan mudah untuk dimengerti.

Sebuah kelas yang menjawab pertanyaan apapun.

Ditambah lagi, yang menjadi guruku adalah gadis SMP.

Skenario semacam ini terlalu bagus.

Jika aku masihlah aku yang dulu, cukup dengan memikirkan tentang delusi seperti ini dapat membuatku mast*rbasi 3 kali.

[Sensei, mengapa sihir hanya digunakan dalam pertempuran?]

[Sebenarnya sihir gak cuma digunakan dalam pertempuran.....]

Roxy akan selalu menjawab dengan serius pada pertanyaan-pertanyaanku yang mendadak.

[Hmm, benar juga ya, dimana aku harus mulai...... Pertama-tama, sihir, dikatakan berasal dari ras high elf(ras telinga panjang).]

WHOA, elf!!

Apa mereka benar-benar ada!!

Rambut emas, pakaian hijau, membawa busur, dan selalu diserang dan diikat oleh tentakel!!

Arara, tenanglah, tenanglah.

Kemungkinan elf disini berbeda dari apa yang aku tahu.....

Meskipun kalau dilihat dari kata-kata Roxy, elf adalah orang dengan telinga yang sangat panjang……

[Elf adalah?]

[Hmm, ras bertelinga panjang hidup di suatu tempat di bagian utara daratan Millis.]

Menurut deskripsi Roxy:

Dahulu kala, sebelum dimulainya peperangan antara manusia dan makhluk sihir, ketika dunia masih dalam kekacauan, dan perang pecah dimana-mana, High elf dapat berkomunikasi dengan spirit hutan, dan dengan menggunakan kekuatan tanah dan angin, mereka melawan para penjajah. Dikatakan bahwa itu adalah sihir tertua yang ada di dunia.

[Oh, ada catatannya.]

[Tentu saja.]

Roxy mengangguk.

[Sihir yang umum sekarang merupakan hasil dari ras manusia yang meniru dan melakukan beberapa perubahan dari sihir High elf. Manusia sangat ahli dengan hal semacam itu.]

[Ras manusia sangat ahli dengan hal semacam itu?]

[Ya, ras manusia selalu membuat hal-hal baru.]

Ras manusia tampaknya senang membuat hal-hal baru.

[Alasan kenapa sihir hanya digunakan dalam pertempuran adalah karena sihir pada dasarnya hanya digunakan untuk bertarung. Meskipun kau tidak bergantung pada sihir, dengan menggunakan barang yang ada di sekitar, kita juga bisa saja mencapai hal yang sama.]

[Hal di sekitar kita merujuk pada?]

[Sebagai contoh, jika kau memerlukan cahaya, kau bisa menggunakan lilin atau minyak kan?]

Jadi begitu, itu adalah sesuatu yang sangat umum.

Daripada menggunakan sihir, menggunakan peralatan pasti lebih sederhana.

Masuk akal juga.

Meskipun, voiceless incantation sebetulnya akan lebih sederhana bila dibandingkan dengan menggunakan alat.


[Dan juga, tak semua tipe sihir cocok untuk bertempur. Contohnya, summoning magic, kau bisa memanggil keluar binatang sihir atau spirit yang tingkatnya sama.]

[Summoning magic!! Bisakah kahu mengajarkannya padaku suatu hari nanti?]

[Tidak, aku juga belum pernah menggunakannya. Dan juga, diantara peralatan yang beredar, ada juga yang disebut magic item(peralatan sihir).]

Magic item.

Hanya dengan mendengarnya, aku bisa membayangkan barang seperti apa itu.

[Magic item adalah?]

[Benda yang memiliki efek khusus. Magic formation biasanya digambarkan di bagian dalam benda, jadi seseorang, meskipun bukan penyihir, masih bisa menggunakannya. Tapi, magic item ini memerlukan banyak pengeluaran mana.]

[Oh begitu.]

Sama seperti yang aku bayangkan.

Kalau dipikir-pikir, sayang sekali ya Roxy tidak bisa menggunakan summoning magic.

Konsep attack magic dan healing magic masih bisa dimengerti, tapi aku tidak punya ide bagaimana  cara kerja summoning magic.

Dan juga, ada banyak kosakata baru yang tiba-tiba muncul.

Perang antara ras manusia-demon, familiar, spirit.....

[Sensei, apa perbedaan antara magical beast dan magical creature?]

[Tidak banyak perbedaan.]

Intinya, magical creature adalah makhluk yang mengalami beberapa perubahan.

Dan, setelah makhluk sihir bertambah jumlahnya, dan menjadi sebuah ras baru, setelah beberapa generasi mereka akan memiliki kecerdasan tertentu, dan akhirnya menjadi magical beast.

Hanya saja, meskipun ada makhluk yang memiliki kecerdasan, namun tetap menyerang manusia, mereka akan tetap dipanggil magical creature.

Kalau ditinjau kembali, magical beast yang menjadi ganas setelah beberapa generasi, ada contoh dimana mereka kembali menjadi magical creature.

Tidak ada garis yang jelas.

Magical creature = Menyerang manusia.

Magical beast = Tidak menyerang manusia.

Garis pemikiran ini seharusnya oke.

[Berarti, ras demon adalah evolusi dari magical creature?]

[Tidak juga. Ras demon sudah memiliki nama itu ketika perang ras manusia-demon berlangsung.]

[Apa itu perang antara manusia melawan demon yang baru kau sebutkan?]

[Ya. Perang pertama sekitar 7000 tahun yang lalu.]

[Jadi perangnya sudah berakhir lama ya.]

Ternyata dunia ini memiliki sejarah sepanjang itu.

[Gak terlalu lama sih. Sampai 400 tahun yang lalu, manusia masih bertempur. Dari 7000 tahun yang lalu, ras manusia dan ras demon terus melawan satu sama lain.]

Aku pikir 400 tahun itu dianggap sebagai waktu yang sangat lama, tapi ternyata peperangan itu berlangsung selama hampir 7000 tahun.

Apa hubungan mereka seburuk itu?

[Hah, jadi begitu. Jadi kesimpulannya, ras demon itu merujuk pada apa?]

[Untuk mendiskripsikan ras demon itu cukup susah....

Kalau kau benar-benar ingin tahu, [[Magical beast dan creature yang berada di sisi ras demon selama perang sebelumnya]], seharusnya lebih mudah untuk dimengerti.

Tentu saja, ada beberapa pengecualian.]

*buat yg blm ngerti, ada ‘dua’ ras demon yg dimaksud. Yang pertama, ras demon yang modelnya bener-bener seperti iblis. Yang kedua, ras sihir – magical beast/creature lain yang membela ras demon ketika melawan manusia*

[Ah, omong-omong, aku juga dari ras sihir.]

[Oh, begitu.]

Ada ras demon disini yang menjadi guru privat.

Apa itu artinya tidak ada perang yang berlangsung sekarang?

Damai itu memang lebih baik.

[Ya. Lebih tepatnya, aku berasal dari Ras Migurd yang tinggal di area Bigoya, yang terletak di magic continent(benua sihir). Bukankah orang tua Rudi terlihat terkejut ketika mereka melihatku?]

[Aku pikir alasan mereka terkejut adalah Sensei terlihat kecil.]

[Aku tidak kecil.]

Roxy membantahku. Sepertinya dia menganggap topik itu sebagai hal yang sangat serius.

[Mereka menjadi terkejut ketika mereka melihat rambutku.]

[Rambut??]

Aku pikir itu adalah rambut biru yang indah.

[Rumor yang biasa beredar, makin dekat warna rambut ras demon dengan warna hijau, maka makin berbahaya ras demon tersebut. Apalagi ketika warna rambutku terlihat seperti warna hijau dengan pencahayaan yang berbeda….]

Hijau.

Apa itu warna peringatan dunia ini?

Rambut Roxy yang berwarna hijau indah mampu membuat mata orang-orang terbelalak.

Ia bermain dengan ujung rambutnya saat ia menjelaskan hal itu.

Tindakannya benar-benar manis.

Jika ada rambut biru di Jepang, yang memilikinya kalau bukan preman pasti nenek-nenek.

Tidak peduli jenis yang mana itu, melihat warna rambut yang tak alami itu membuatku merasa jijik.

Tapi rambut Roxy terlihat alami, dan tak membuatku merasa jijik.

Bisa dikatakan, warna itu cocok dengan ekspresi mengantuk Roxy.

Kalau dia adalah gadis yang ada di dalam ero-game, maka dia adalah gadis yang sangat pantas untuk dijadikan sebagai target pertama.

[Rambut Roxy sangat indah.]

[..... Terima kasih atas pujiannya. Tapi, kau seharusnya mengatakan perkataan semacam itu pada seorang gadis yang kau suka dimasa depan.]

[Tapi aku menyukai Sensei.]

Aku mengatakannya tanpa ragu-ragu.

Aku bukan seorang yang suka ragu-ragu.

Aku akan mengekspresikan cintaku pada semua gadis yang manis.

[Baik. Jika kau tidak merubah pikiranmu hingga 10+ tahun kemudian, kita akan membicarakan ini lagi.]

[Okay, Sensei.]

Meskipun hanya sesaat, tapi aku tak melewatkan ekspresi Roxy yang terlihat sedikit senang.

Meskipun aku tidak tahu ada berapa banyak opsi untuk menaklukkan gadis di dalam ero-game yang bisa diterapkan ke dunia yang berbeda ini.

Tapi cara-cara itu tak bisa dibilang tak ampuh.

Suatu ucapan seperti dokidoki memang merupakan bahan candaan yang using di Jepang, tapi itu bisa saja menjadi jalan membara menuju cinta yang romantis.

Yup, apa sih yang sebenarnya aku katakan?

Kemanisan Roxy, dan H(hentai/mesum). Kalau saja aku bisa meraihnya.

Tapi perbedaan umur kami lumayan besar.

Apa yang akan terjadi di masa depan?

[Kembali ke topik awal, semakin cerah warna rambutnya, maka akan semakin berbahaya, itu benar-benar takhayul.]

[Ah, jadi itu semua takhayul.]

Aku tadinya benar-benar berpikir kalau hijau adalah warna peringatan.

[Ya, ras Supard dari wilayah Babinos adalah ras yang memiliki rambut hijau, dan mereka melakukan banyak hal keji selama perang 400 tahun yang lalu. Itulah penyebabnya muncul rumor itu, jadi sebenarnya rumor itu memang tak ada hubungannya dengan warna rambut.]

[Banyak hal keji?]

[Ya. Selama perang yang berlangsung 10 tahun lebih, kejahatan mereka membuat kedua kelompok yang berperang merasa takut dan benci. Ras mereka sangatlah berbahaya, dan setelah perang usai pun mereka dihukum dan diusir keluar dari magic continent.]

Diusir bahkan setelah perang sudah berakhir?

Itu luar biasa.

[Apa mereka benar-benar dibenci.....]

[Memang begitu.]

[Apa yang mereka lakukan?]

[Yah ini, aku hanya sedikit..... pokoknya, aku hanya dengar kabar ini selama aku masih kecil. Aku dengar mereka menyerang lokasi dimana rekan mereka berada, dan membunuh semua anak dan perempuan, atau membantai semua musuh dan kemudian membunuh sekutu mereka. Ada juga cerita, kalau kau tak mau tidur di malam hari, akan ada Supard yang datang memakanmu, dan hal semacam itulah.]

Shimaachau oji-san?*
(*referensi sebuah karakter dari anime Bonobono.)

[Ras Migurd adalah ras yang penampilannya mirip dengan ras Supard, jadi mereka juga terlibat di masa lalu. Walaupun cepat atau lambat orang tuamu akan menceritakan ini padamu.......]

[Ingatlah ini.]

Roxy menegaskan.

[Jika kau melihat orang yang memiliki rambut berwarna hijau emerald dan sebuah batu seperti ruby di dahinya, jangan mendekati mereka. Meskipun kau tidak punya pilihan kecuali berbicara pada mereka, jangan sampai membuat mereka marah.]

Rambut hijau emerald, batu ruby di dahinya.

Sepertinya itu adalah cirri khusus milik ras Supard.

[Apa yang terjadi jika kau membuat mereka marah?]

[Mereka mungkin akan membunuh seluruh keluargamu.]

[Rambut berwarna hijau emerald dan batu ruby di dahinya kan?]

[Ya, benda yang ada di dahi mereka bisa melihat aliran Mana, itu adalah mata ketiga mereka.]

[Jangan-jangan anggota ras Supard cuma ada wanita?]

[Eh? Nggak? Ada laki-laki juga?]

[Akankah batu itu akan berubah jadi biru setelah melakukan sesuatu?]

[Huh? En-nggak? Setidaknya aku tidak pernah mendengar itu sebelumnya.]

Apa sih yang kau bicarakan? Roxy memiringkan kepalanya, bingung.

Aku hanya ingin menanyakan itu untuk kepuasanku sendiri.*
(*referensi ras Kala/Color dari game Rance buatan Alicesoft)

[Tapi ciri semacam itu mudah dikenali kan?]

[Ya. Jika kau melihat mereka, segeralah membuat alasan sesuatu seperti "Aku harus pergi sekarang" dan hindari mereka. Berlari secara tiba-tiba mungkin akan membuat mereka marah.]

Jadi sama halnya kalau kita lari waktu berpapasan dengan preman, mereka malah akan mengejar.

Aku punya pengalaman semacam itu.

[Berdasarkan pada hal-hal yang kau katakan, bukannya akan baik-baik saja jika kau menghormati mereka?]

[Aku pikir situasimu akan baik-baik saja kalau kau tidak menghina mereka secara terbuka. Karena ada banyak perbedaan akal sehat antara manusia dan ras demon, kau mungkin akan membuat mereka marah gara-gara beberapa hal. Jadi lebih baik, jangan sekalipun menggunakan kata-kata sindiran.]

Hm.

Mereka tampaknya mudah di provokasi.

Tapi, rasanya gambaran yang kudapat tentang ras Supard ini, bukan karena orang-orang takut dilukai ketika melihat ras Supard, namun hanya dengan melihat ras Supard saja mereka sudah merasa takut.

Perasaan itu seperti, oh orang itu pasti menyeramkan ketika dia marah, jadi lebih baik aku menghindari dia,” sesuatu seperti itu.

Ngeri, ngeri.

Aku tidak kepikiran kalau aku bisa bereinkarnasi setelah dibunuh untuk kedua kalinya.

Lebih baik aku menghindari mereka sebisa mungkin.

Ras Supard, jangan mengganggu mereka.

Aku mengukirnya kedalam hatiku.

***

Kelas sihir berlangsung dengan lancar.

Sekarang aku bisa menggunakan semua sihir advanced.

Tentu saja dengan menggunakan voiceless incantation.

Dibandingkan dengan latihan yang biasa aku lakukan, menggunakan sihir advanced itu rasanya semudah ngupil.

Hanya saja, karena kebanyakan sihir advanced bertipe AoE, jadi aku tak bisa menggunakannya secara bebas.

Menurunkan hujan di area yang luas – apa yang bisa kulakukan dengannya?

Aku benar-benar memikirkan itu, tapi sepertinya ketika Roxy datang ke desa ku, ia menciptakan hujan, dan dipuji karenanya.

Aku dengar ini dari Paul ketika aku istirahat di dalam rumah.

Disamping itu, Roxy juga menerima banyak permintaan dari penduduk desa, dan ia pun menggunakan sihir untuk menuntaskan berbagai masalah.

[Aku menemukan batu besar ketika aku menggali tanah, tolong bantu aku Rokaemon(roxy+doraemon)!]

[Serahkan padaku.]

[Sihir apa itu?]

[Sihir ini membuat tanah di sekitar batu itu basah, dan kemudian aku akan mengubahnya menjadi lumpur dengan sihir tanah, ini disebut sihir gabungan.]

[Woah, itu hebat, batunya tenggelam!!!]

[Hmphhh.]

Perasaan semacam itu! (mungkin)

[Sensei memang hebat. Kau membantu orang lain.]

[Membantu orang lain? Tidak, yang aku lakukan menghasilkan uang saku.]

[Kau meminta bayaran?]

[Tentu saja.]

Pelit sekali!

Meskipun aku berpikir seperti itu, tapi tampaknya meminta bayaran adalah hal yang normal bagi penduduk desa.

Karena tidak ada orang lain yang bisa melakukan hal seperti itu di desa, jadi mereka terus memuji Roxy.

Memberi dan menerima.

Persepsiku yang salah.

Membantu orang lain tanpa meminta bayaran adalah keharusan.

Ini adalah perasaan yang biasa dimiliki orang Jepang.

Yang normal adalah meminta bayaran.

Ini adalah normal (untuk meminta bayaran). Masuk akal.

Yah, karena aku seorang NEET, jangan berbicara tentang membantu orang lain yang kurang beruntung, aku saja diperlakukan sebagai orang bermasalah oleh keluargaku.

Hahaha.

***

Suatu hari, aku bertanya.

[Haruskah aku memanggil Sensei sebagai Shishou*?]
(*setingkat lebih tinggi daripada sensei, lebih menghormati gitu lah pokoknya)

Namun Roxy malah menunjukan perasaan tidak senang.

[Jangan, kemungkinan besar kau bisa dengan mudah melampauiku. Jadi lebih baik jangan memanggilku seperti itu.]

Tampaknya aku punya potensial untuk melampaui Roxy.

Aku merasa sedikit malu ketika aku dipuji seperti itu.

[Kau tidak akan memanggil seseorang yang lebih lemah darimu sebagai Shishou kan?]

[Aku tak keberatan.]

[Aku benci itu. Seseorang yang lebih baik dariku memanggilku Shishou - bukankah itu hanya akan membuatmu malu sendiri?]

Begitukah?

[Apa sensei mengatakan itu karena sensei lebih kuat daripada guru sensei?]

[Dengarkan aku, Rudi. Shishou itu, adalah seseorang yang tidak bisa mengajarimu apapun lagi tapi masih tetap mengharapkan sesuatu yang lebih darimu ----- sesuatu yang merepotkan seperti itu.]

[Tapi, Roxy tidak akan melakukan itu kan?]

[Mungkin saja aku melakukannya.]

[Meskipun begitu, aku masih akan menghormatimu.]

Meskipun Roxy yang mengambil sikap seperti itu dan meminta hal-hal yang berlebihan dariku.

Aku masih akan tetap tersenyum dan menghormatinya.

[Tidak, aku mungkin iri pada potensial muridku dan mengatakan sesuatu yang jelek.]

[Seperti?]

[Anak setan yang menjijikkan, atau sesuatu seperti, kau tidak seharusnya pergi ke desa ini, dll.]

Apa dulu kau di kritik seperti itu?

Kasihan sekali.

Diskriminasi merupakan hal yang buruk.

Tapi, hubungan antara bos dan anak buah memang selalu seperti ini.

[Tak apa, itu hanya hal kecil.]

[Hanya karena umur orang itu sedikit lebih tua darimu, bukan berarti dia bisa semena-mena!! Hubungan guru dan murid tanpa kedekatan yang kuat hanya akan membuat keduanya tak bahagia!!]

Perkataanku dipotong.

Tampaknya hubungan Roxy dengan gurunya jauh lebih buruk dari yang aku bayangkan.

Karenanya, aku tidak pernah memanggil Roxy Shishou.

Tapi, didalam hatiku aku memutuskan untuk selalu memanggil ia Shishou.

Gadis ini yang terkadang bersikap sedikit kekanak-kanakan ini mengajariku banyak hal yang tak bisa aku temukan dari buku-buku.

***

Bonus xD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar