[Web Novel 10] Hambatan
Usiaku sekarang 7 tahun.
Kedua adikku, Norn dan Aisha, tumbuh
dengan tanpa masalah.
Mereka menangis ketika mereka
ngompol, BAB, lapar, atau ketika mereka merasa ada sesuatu yang salah. Mereka
bahkan menangis sekalipun tak ada yang salah.
Menangis di malam hari itu wajar.
Menangis di pagi hari itu wajar. Mereka menangis lebih keras di siang hari.
Mental Paul dan Zenith runtuh dengan
cepat.
Tapi hanya Lilia yang masih penuh
dengan energi dan berkata:
[Ini yang benar, ini baru namanya
merawat anak-anak! Merawat Tuan Muda Rudeus benar-benar terlalu mudah! Kamu tak
bisa menyebut itu merawat anak-anak!]
Dia merawat kedua bayi itu dengan
pengalaman yang ia miliki.
Oh iya, soal tangisan yang terjadi
di malam hari, aku sudah terbiasa berkat adik laki-laki ku di kehidupanku yang
lalu, jadi aku tak terlalu memikirkannya.
Aku gak bermaksud pamer, tapi aku
sudah punya pengalaman soal merawat bayi, berkat adik laki-laki ku juga.
Melihatku mengganti popok, mencuci pakaian, dan membersihkan kotoran
adik-adikku, Paul hanya bisa menunjukkan ekspresi seperti orang yang tidak
berguna.
Pria ini mirip seperti pria Jepang
sebelum zaman perang berakhir, yang tak tahu apapun soal pekerjaan rumah
tangga.
Meskipun dia sangat ahli dalam
berpedang, dan mendapat kepercayaan tinggi dari para penduduk desa, tapi dia
itu masih belum benar-benar siap untuk menjadi seorang ayah.
Ini sudah bayi ke dua…… sheesh.
***
Dalam bagian ini, aku akan
menggunakannya untuk memperbaiki reputasi Paul dan bicara tentang sisi-sisi
bagus yang dia miliki.
Tentang orang ini, yang punya segala
jenis kelemahan, dan merupakan seorang bajingan tak peduli bagaimanapun caramu
melihatnya. Tapi aku tetap mengakui Paul.
Kenapa? Karena dia itu kuat.
Pertama, tingkatan ilmu pedang yang
dimiliki Paul.
Teknik Sword-God : Advanced
Teknik Water-God : Advanced
Teknik North-God : Advanced
Semua tekniknya punya tingkatan
Advanced.
Omong-omong soal Advanced, ada rumor
yang menyebutkan kalau orang yang memiliki bakat harus menghabiskan waktu
sekitar 10 tahun untuk bisa mencapai tingkat advanced.
Kalau kamu membandingkan tingkat
Advanced dengan kendo, kisarannya seperti dan
4 sampai 5. Tingkat intermediate itu sekitar dan 1 sampai 3, dan sebagai prajurit biasa, mencapai tingkat
intermediate itu sudah cukup untuk mendapatkan kualifikasi. Tingkat saint
kira-kira sama seperti dan 6 ke atas,
tapi tak usah membahas itu untuk sekarang.
Dari contoh di atas, bisa dianggap
Paul memiliki tingkat dan 4 untuk
kendo, judo, dan karate.
Dan semua itu dia latih
setengah-setengah sebelum akhirnya diabaikan.
Meskipun dia bukanlah manusia yang
layak, tapi kekuatannya bisa dijamin mumpuni. Dan juga, meskipun dia baru
berumur 25 tahun, pengalamannya dalam bertarung sudah sangat melimpah.
Saran-saran yang ia berikan
sangatlah cerdik dan praktikal.
Karena dia terlalu mengandalkan
naluri, aku tak bisa memahami setengah dari saran yang ia berikan, tapi aku
tahu kalau semua saran yang ia berikan itu benar.
Dua tahun yang aku habiskan untuk
belajar dari Paul, belum bisa membuatku mengalami kenaikan tingkat di atas
elementary. Setelah beberapa tahun lagi, aku tak tahu apakah kekuatan fisik ku
akan meningkat atau tidak, tapi untuk sekarang, tak peduli bagaimanapun caranya
aku melakukan latihan mental, aku tetap tak bisa menemukan cara untuk mengalahkan
Paul. Bahkan sekalipun aku menggunakan sihir atau bermain-main dengan strategi,
aku masih merasa kalau aku sama sekali tidak bisa meraih kemenangan.
Aku sudah pernah melihat Paul
bertarung melawan magical creature.
Lebih tepatnya, dia lah yang sengaja
menunjukkan pertarungannya kepadaku. Setelah datang laporan bahwa ada magical creature muncul, dia berkata
[Mengamati itu sama dengan belajar] dan menarikku keluar rumah, dan menyuruhku
untuk melihat pertarungannya dari jarak jauh.
Sejujurnya ya.
Dia keren banget.
Musuh yang ia hadapi adalah 4 ekor magical creature.
3 ekor ‘Assault Dog’, yang
penampilannya mirip seperti anjing Doberman yang terlatih, dan 1 ekor
‘Terminate Boar’, makhluk yang mirip babi liar dan punya 4 tangan.
Sepertinya si babi liar lah yang
menuntun anjing-anjing itu sampai mereka muncul di dalam hutan.
Paul dengan mudah mengatasi mereka,
dan memenggal kepala mereka dalam sekejap mata.
Biarkan aku mengucapkan ini lagi,
itu keren bangetz.
Bagaimana ya caranya aku menjelaskannya?
Saat bertarung rasanya seperti gerakan Paul penuh dengan keanggunan. Apa yang
membuatku antusias adalah, gerakannya memiliki ritme yang tak bisa ditebak, dan
terlihat sangat rapi.
Kurang cocok rasanya kalau aku
mendeskripsikan itu dengan kata-kata. Kalau kamu benar-benar perlu untuk
menggunakan kata-kata agar bisa mendeskripsikannya, itu adalah daya tarik.
Gaya bertarung Paul penuh dengan
daya tarik. Daya tarik itu mampu menarik kepercayaan masyarakat, membuat Zenith
jatuh cinta kepadanya, Lilia menyerahkan tubuhnya kepadanya, dan aku bisa
mengerti mengapa Nyonya Ada sangat tergila-gila kepadanya.
Pria nomer satu di desa yang ingin kamu
tiduri.
Halah, terserah.
Aku bersyukur atas kehadirannya. Aku
bersyukur ada eksistensi sekuat ini di samping ku.
Kalau saja tak ada Paul di sini, aku
mungkin saja dengan mudah berubah menjadi bocah yang sombong di dunia ini.
Seperti, menantang magical creature dengan nekat hanya
karena aku tahu beberapa sihir, tapi seranganku tak bisa mengenai si ‘Assault
Dog’, dan pada akhirnya digigit sampai mati.
Bukan, mungkin yang aku tantang
bukanlah magical creature, tapi
sesama manusia.
Dengan arogan menantang lawan yang
tak terkalahkan.
Skenario yang terlalu gampang dan
sering terjadi.
Sok menghukum orang jahat, tapi pada
akhirnya malah dihabisi sendiri.
Kekuatan para pendekar di dunia ini
benar-benar di luar akar sehat.
Kalau mereka serius, mereka bisa
lari dengan kecepatan 50 kilometer per jam. Penglihatan dan reaksi mereka itu
tidak normal.
Berkat adanya Healing Magic, orang
tak akan bisa mati dengan mudah karena terluka, tapi apa gunanya itu kalau
musuh bisa membunuh dalam sekali serang.
Eksistensi magical creature telah membuat ras manusia beradaptasi dan menjadi
kuat.
Ditambah lagi, Paul yang sekuat itu
saja masih di tingkat advanced. Dengan melihatnya, aku bisa menebak kalau ada
banyak orang di luar sana yang lebih kuat dari Paul. Di dunia ini, ada terlalu
banyak orang terkenal dan magical
creature yang tak bisa ditandingi oleh Paul.
Selalu ada orang yang lebih baik
darimu.
Eksistensi Paul mengajariku
kesimpulan yang alami ini.
Sekalipun, tak peduli seberapa
banyak sisi bagus yang dia miliki, dia tetap merupakan seorang ayah yang tak
berguna di rumah.
Bahkan meskipun kamu adalah atlet
olimpiade yang mendapat medali emas, kamu tetap akan dianggap sebagai pelaku
kriminal kalau kamu melakukan kejahatan.
***
Di suatu hari, seperti biasa, aku
latihan pedang bersama dengan Paul.
Hari ini aku juga tak bisa menang
melawan Paul. Aku mungkin juga tak bisa menang besoknya.
Belakangan ini, aku tak merasa
diriku mendapat perkembangan. Tapi kalau aku tidak melanjutkan latihanku, aku
tak akan bisa berkembang.
Meskipun tak ada logika yang
mendukung, proses dari latihan yang aku jalani akan menjadi keahlianku nantinya.
Mungkin.
Pasti begitu kan? Aku gak salah kan?
Saat aku memikirkan ini dan itu,
Paul mendadak ingat sesuatu dan berkata:
[Oh iya Rudi. Soal sekolah, kamu……]
Ketika dia sampai di
tengah-tengahnya, dia berhenti.
[……Lupakan. Yuk kita lanjut.]
Paul kembali mengangkat pedang
kayunya layaknya tak ada yang terjadi sebelumnya.
Aku tak melewatkan itu.
[Apa, sekolah……?]
[Sekolah yang aku maksud adalah
sistem edukasi yang dimiliki Ranoa, ibukota Fedoa. Tugasnya adalah untuk
mengajari bahasa, sejarah, etik, dan matematika kepada para murid.]
[Aku pikir aku pernah mendengar
tentang ini sebelumnya.]
[Biasanya anak seumuranmu akan
sekolah…… Tapi kamu tak membutuhkan itu kan? Belajar bahasa dan matematika?]
[Hm, itu benar.]
Aku akan bersikap layaknya Roxy lah
yang mengajariku matematika.
Setelah kedua adikku lahir, keuangan
kami menjadi sedikit kritis, dan aku membantu mereka dalam mengatur buku
keuangan. Pada akhirnya, mereka terkejut. Aku takut mereka akan menyebutku
jenius atau apalah, jadi aku segera menyebutkan nama Roxy.
Pada akhirnya, evaluasi Roxy kembali
meningkat, tapi itu tak masalah buatku.
[Tapi aku tertarik dengan sekolah.
Bukannya ada banyak anak-anak yang seumuran denganku yang berkumpul
bersama-sama? Aku mungkin akan bisa mendapat banyak teman.]
Tapi Paul membenci ide itu.
[Tempat itu tak sebagus yang kamu
pikir. Tak ada fleksibilitas dalam pelajaran etik, ada banyak aturan yang tak
berguna, dan tak ada gunanya dari mempelajari sejarah. Kamu pasti akan di
bully, dan ketika bocah-bocah bangsawan berkumpul, mereka akan membuat
keributan kalau mereka tidak menjadi yang terbaik. Kalau mereka melihatmu,
mereka akan membentuk kelompok untuk membully mu. Sesuatu seperti, kenapa kamu
lebih baik dariku, padahal ayahku adalah seorang duke.]
Em, rasanya seperti Paul mengalami
itu secara langsung.
Aku dengar Paul pergi meninggalkan
rumahnya gara-gara ayahnya yang terlalu ketat dan juga para bangsawan yang
menjijikkan.
Pelajaran etik dan sejarah ada untuk
memberikan kesombongan pada bangsawan Asura, dan hal-hal itu mungkin adalah
sesuatu yang membuat orang-orang merasa tertekan.
Aku tentu juga akan merasa seperti
itu, karena Paul dan aku itu mirip.
[Begitukah? Aku pikir disana mungkin
ada gadis-gadis bangsawan yang manis.]
[Aku sarankan kamu lupakan itu.
Gadis-gadis bangsawan mungkin akan menggunakan make up, menata rambut, dan
memakai parfum, tapi saat mereka di atas kasur, karena mereka tak melakukan
aktifitas apapun yang membutuhkan fisik, bentuk tubuh mereka itu benar-benar
buruk. Yah, ada beberapa yang suka berpedang dan punya bentuk tubuh yang bagus,
tapi kebanyakan menggunakan korset untuk menutup-nutupi kecacatan mereka, jadi
kalau kamu tak menelanjangi mereka, kamu tak akan tahu. Ayah sudah sangat
sering tertipu……]
Paul melihat ke arah langit di saat
ia mengatakan itu, dan entah kenapa itu terdengar meyakinkan.
Meskipun dia bicara seperti seorang
bajingan, tapi karena pengalaman-pengalaman seperti itulah, ia berhasil
mendapatkan istri yang baik seperti Zenith, jadi kata-kata yang ia ucapkan
memiliki makna yang lebih dalam.
[Kalau begitu…… aku tak akan pergi
ke sekolah.]
Ada banyak hal yang ingin aku
ajarkan kepada Sylphy.
Dan juga, kalau aku tahu kalau aku
akan di bully, dan masih tetap pergi ke sana dengan sengaja, pasti ada sesuatu
yang salah dengan pikiranku.
Bukannya aku menjadi seorang NEET
selama 20 tahun gara-gara aku di bully?
[Benar juga. Daripada pergi ke
sekolah, kamu mending jadi adventurer(petualang) dan pergi menjelajahi dungeon.]
[Adventurer……?]
[Benar. Dungeon adalah tempat yang
sangat bagus. Karena gadis-gadis yang disana tidak memakai make up, kamu bisa
melihat dengan jelas apakah mereka cantik atau tidak. Entah itu pendekar pedang
atau penyihir, mereka memiliki bentuk tubuh yang bagus.]
Ehem, mari kita sampingkan komentar
bajingan itu terlebih dahulu.
Menurut buku yang aku baca, dungeon
adalah salah satu bentuk dari magical
creature.
Itu hanyalah goa sederhana yang
berubah karena akumulasi mana yang berlebihan, dan pada akhirnya berubah menjadi
sebuah dungeon.
Ada yang bilang kalau di bagian
terdalam dungeon, akan ada Kristal mana yang merupakan sumber kekuatan dari dungeon,
dan juga ada pelindung yang menjaganya (monster bos).
Kristal mana adalah umpan yang mempunyai godaan kuat.
Magical creature yang tertarik dan masuk ke dalam dungeon, akan terbunuh gara-gara
jebakan, mati kelaparan, atau dibunuh oleh si pelindung.
Dungeon juga akan menyerap mana dari para magical creature.
Tapi, ada kemungkinan dimana magical creature yang masuk berhasil
melahap Kristal mana dungeon, dan
terkadang terkubur ketika dungeonnya runtuh.
Dungeon terdengar seperti magical creature gara-gara deskripsi
yang tak jelas ini.
Dan juga, tak hanya magical creature yang tertarik untuk
mendapatkan Kristal mana.
Manusia juga, secara bodoh tertarik
dengan itu.
Sepertinya Kristal mana bisa digunakan sebagai katalis
untuk sihir, jadi harganya sangatlah tinggi. Meskipun pada dasarnya harga
Kristal itu tergantung dengan ukurannya, bahkan Kristal mana yang kecil pun sudah cukup untuk bisa membuatmu berfoya-foya
selama setahun. Ditambah lagi, walaupun magical
creature hanya tertarik pada Kristal mana
yang ada di dalam dungeon, namun para manusia tak hanya mengincar itu.
Ada magical creature yang tubuhnya mengandung jumlah mana yang telah terakumulasi selama
bertahun-tahun, atau peralatan para adventurer yang tertinggal.
Ada juga umpan lain.
Magic Item.
Magic item agak berbeda, karena
mereka tak membutuhkan mana dari
orang yang menggunakannya untuk mengeluarkan sihir. Hanya saja, kebanyakan
magic item tak memiliki kemampuan yang sangat berguna.
Faktanya, kebanyakan adalah sampah.
Tapi di antara mereka ada yang
setingkat seperti cheat di dalam game, yang bahkan bisa membuat karakter yang
mendewa kewalahan.
Kalau sesuatu seperti itu laku
terjual, mereka bisa mendapatkan jumlah uang yang luar biasa banyak, dan ada
banyak orang yang mimpi jadi kaya mendadak dengan cara memasuki dungeon.
Kebanyakan dari mereka mati dalam
perjalanan, dan mana yang diterima
oleh dungeon itu membuatnya makin bertambah besar.
Ada konfirmasi, bahwa dungeon yang
tertua dan terpanjang adalah 『Dragon God’s Hole(lubang dewa naga)』yang terletak di Crimson Dragon’s Sacred
Mountain Region(pegunungan suci naga merah) – di kaki gunung
Dragon’s Cry(teriakan naga), di Central Continent. Menurut artikel,
dungeon ini sudah ada sejak 10.000 tahun yang lalu. Bagian terdalam dari
dungeon diduga mencapai 2.500 lantai. Ada rumor yang mengatakan bahwa ada suatu
lubang tertentu yang menyambungkan puncak dari gunung Dragon’s Cry dengan
bagian terdalam dungeon, dan jika kamu melompat dari sana, kamu akan bisa
mencapai bagian terdalam dungeon secara instan, namun dengan menggunakan metode
itu, tak ada satupun orang yang bisa kembali naik.
Sekedar tambahan, lubang itu tak
mengeluarkan lava.
Dragon’s God Hole sepertinya
bertujuan untuk menangkap naga merah.
Terkadang naga-naga yang lewat di
atasnya akan tersedot masuk ke dalamnya.
Isu itu memang tak bisa dipastikan,
tapi karena Dragon’s God Hole adalah magical
creature yang telah hidup selama 10.000 tahun, tak aneh lagi rasanya bila
dia mampu melakukan sesuatu seperti itu.
Selain itu, dungeon yang diakui
sebagai dungeon yang tersulit untuk dijelajahi adalah 『Hell』 yang terletak di Heaven Continent, dan juga 『Demon God’s Cavern』yang terletak
di Laut Ringus. Pintu masuk menuju kedua tempat itu sangatlah sulit untuk
diakses, dan juga sangat sulit untuk membawa persediaan kesana. Rumor yang
beredar, dungeon itu sangatlah dalam dan tak ada satupun cara untuk
menjelajahinya selangkah demi selangkah, jadi kedua dungeon itu dianggap
memiliki tingkat kesulitan tertinggi.
Tulisan di
atas adalah pengetahuan yang kumiliki tentang berbagai dungeon di dunia ini.
[Aku membaca
beberapa hal tentang dungeon dalam sebuah buku.]
[Tiga pendekar
pedang dan labirin? Kalau kamu bisa menjelajahi dungeon legenda seperti yang
ada di dalam buka, namamu pasti akan tertulis dalam sejarah. Apa kamu mau
memilih itu sebagai targetmu?]
--- Tiga
pendekar pedang dan labirin –
Tiga pendekar
pedang jenius yang nantinya dikenal sebagai Sword God, Water God, dan North
God, yang menantang dungeon raksasa setelah beberapa kali mengalami kemunduran.
Dalam perjalanan mereka, ada tawa, bertarung melawan satu sama lain, dan juga
perpisahan, namun pada akhirnya mereka berhasil menguasai dungeon itu.
Dungeon yang
mereka masuki memiliki kedalaman 100 lantai.
[Bukannya itu
cuma cerita yang dibuat-buat?]
[Bukan begitu.
Ada yang bilang kalau berbagai teknik yang ada sekarang datang dari dungeon.]
[Eh. Tapi
kalau orang yang memiliki tingkatan God saja kesulitan, apalagi aku?]
[Ayah sudah
pernah mencoba itu sebelumnya. Rudi pasti bisa melakukannya.]
Kemudian Paul
menceritakan sebuah kisah kepadaku, tentang pemuda dari ras ghost(hantu?) yang
memasuki dungeon [Water-Fish’s Nest] bersama seorang pendekar pedang manusia,
dimana mereka kehilangan rekan mereka, namun tetap bersikeras untuk mengalahkan
ras water-fish. Ada penyihir setengah matang yang tak sengaja jatuh ke dalam
dungeon, dan dipungut oleh party yang barusan kehilangan penyihir mereka,
kemudian penyihir itu berhasil membangkitkan potensi yang tersembunyi di dalam
tubuhnya, dan menjadi kuat.
Aku merasa
selama ini Paul telah mencari-cari kesempatan untuk bisa menceritakan kisah ini
kepadaku.
Kalau
dipikir-pikir, Paul bilang kalau dia ingin aku menjadi seorang pendekar pedang.
Dia pasti
mengira kalau setelah aku mendengarkan ceritanya, lalu membaca buku
<<Tiga pendekar pedang dan labirin>>, aku pasti akan merasa kagum
dengan kalimat-kalimat seperti dungeon, adventurer, dan pendekar pedang.
Dungeon.
Menarik.
Tapi meskipun
aku menganggap itu menarik, pada waktu yang sama aku juga menganggapnya
berbahaya.
Itu karena
karakter yang muncul di dalam buku itu mati mendadak.
Di dalam buku
<<Tiga pendekar pedang dan labirin>>, ada karakter lain yang muncul
selain 3 pendekar pedang itu.
Tapi dengan
pengecualian tiga pendekar pedang itu, semuanya mati.
Beberapa dari
mereka terkena bola api dan menjadi abu. Beberapa dari mereka jatuh ke dalam
lubang dan berubah menjadi sup. Salah satu dari mereka terbelah menjadi dua
ketika mendongak. Mereka yang mati itu tak menerima satupun luka ketika
bertarung melawan magical creature,
namun di saat mereka lalai, nyawa mereka hilang gara-gara jebakan.
Meskipun
ketiga pendekar pedang itu mampu menghindari semua jebakan dengan anggun
seperti layaknya protagonis dalam sebuah cerita, namun aku tak berpikir kalau
orang yang ceroboh seperti ku akan bisa menghindarinya. Aku kan orang tipe
donkan.
[Bagaimana?
Adventurer itu menarik kan?]
[Apa kamu
bercanda?]
Lagian untuk
apa aku sengaja pergi ke tempat berbahaya seperti itu? Untuk bersenang-senang?
Heh.
Kalau bisa,
aku mau hidup seperti Paul, dikelilingi oleh wanita.
[Sepertinya
karakterku lebih cocok untuk mengejar bokong gadis-gadis.]
[Impianku
adalah untuk menjadi seperti ayah, yang dikelilingi oleh beberapa wanita.]
[Oh begitu ya?
Tapi mengejar satu bokong saja lebih baik lho.]
Paul menunjuk
ke belakangku, dan saat aku menoleh aku menemukan Sylphy yang sedang cemberut
di belakangku.
Sungguh sangat
disayangkan.
***
Belakangan ini
aku mengajari Sylphy banyak hal di dalam kamarku.
Untuk
menjelaskan detil dari teori yang ada di balik voiceless incantation, akan
lebih cepat untuk mengajarinya dengan menggunakan rumus dasar fisika dan
matematika.
Sekalipun aku
adalah murid terbodoh di kelasku saat SMP. Aku masuk ke SMA yang dikenal bobrok
dengan susah payah, dan pada akhirnya aku tak sampai tamat sekolah.
Karena itulah,
hal-hal yang bisa aku ajarkan sangatlah terbatas.
Meskipun
belajar bukanlah segalanya di sekolah, tapi aku menyesal karena aku tidak
mempelajari hal-hal yang lebih banyak.
Pada dasarnya
Sylphy sudah mengerti tentang bagaimana cara untuk menulis dan membaca, dan
juga penjumlahan dan pengurangan 2 angka. Mengajari Sylphy tabel perkalian
sedikit lebih sulit, tapi dia memiliki pemikiran yang tajam. Aku yakin tak lama
lagi dia akan bisa memahami pembagian.
Bersama dengan
sihir, aku juga mengajarinya ilmu sains.
[Kenapa air
yang dipanaskan menjadi udara……. Uap?]
[Hm, airnya
menguap . Kalau kamu mau menguapkan air, temperaturnya harus diperhatikan. Jadi
kalau kamu memanaskan airnya, airnya akan jadi lebih mudah untuk menguap.]
Saat ini aku
sedang mengajarinya konsep tentang penguapan, pengembunan, dan sublimisasi.
[…….?]
Ekspresi yang
penuh dengan ketidakpahaman.
Tapi dia
adalah anak yang pintar, dia bisa menyerap berbagai hal yang aku ajarkan dengan
cepat.
[Ya, pokoknya
kamu harus tahu kalau apapun yang dipanaskan akan meleleh, dan akan memadat
kalau dingin.]
Karena aku
bukan guru, seharusnya penjelasan seperti itu sudah cukup.
Sylphy itu
lebih pintar dariku. Kalau dia mencoba-coba bereksperimen sendiri, dia pasti
akan memahaminya. Kalau dia menggunakan sihir, aku tak akan merasa takut,
sekalipun sihir itu masih belum dicoba dengan cukup.
[Apa batu juga
bisa meleleh?]
[Kamu butuh
temperatur yang sangat tinggi.]
[Bisakah Rudi
melelehkan batu?]
[Tentu saja.]
Meskipun aku
bilang begitu, tapi sebenarnya aku belum pernah mencobanya.
Belakangan ini
aku berhasil memisahkan udara. Dengan begitu, aku bisa menambahkan oksigen dan
hidrogen secara paksa, jadi aku bisa mendapatkan temperatur yang dibutuhkan
untuk melelehkan batu, tapi ada kemungkinan kalau aku akan membakar tubuhku
sendiri, jadi aku tak mau mencobanya.
Sekedar
tambahan, ada sihir tingkat advanced yang bernama [Molten Rocks].
Dari sisi
manapun kamu melihatnya, sihir itu adalah melded magic yang menggabungkan sihir
tanah dan api, namun sihir itu diklasifikasikan sebagai sihir api tingkat
advanced. Meskipun sihir itu diklasifikasikan dalam sistem tertentu, masih ada
hubungan dengan sistem lain. Kamu bisa mengalirkan mana terus-terusan ke dalam sihir itu kalau kamu ingin meningkatkan
daya rusaknya, tapi kamu akan bisa meningkatkan daya rusaknya dengan lebih
efektif kalau kamu menggunakan bahan-bahan yang mudah terbakar.
Aku paham
sampai disitu.
Tapi cuma itu.
Tingkatan
sihirku tak berubah banyak sejak Roxy mengucapkan selamat tinggal kepadaku.
Meskipun aku
sudah mencoba untuk menggabungkan sihir, atau menggunakan berbagai metode, atau
menggunakan sains untuk meningkatkan kekuatan.
Mungkin
sebenarnya kekuatanku sudah lumayan meningkat.
Tapi kini aku
tengah mengalami hambatan. Dengan pengetahuan yang aku miliki, aku tak bisa menyelesaikan
sesuatu yang lebih sulit. Kalau aku mengalami kesulitan di hidupku yang dulu,
aku bisa mencari solusinya di internet, tapi dunia ini tak memiliki sesuatu
yang sangat nyaman seperti itu.
Aku harus
belajar dari siapa……
[Sekolah?......]
Sepertinya ada
tempat yang namanya sekolah sihir. Meskipun Roxy punya sedikit kritikan
terhadap sekolah sihir, tapi seharusnya aku bisa masuk ke sana.
[Apa Rudi akan
pergi ke sekolah?]
Aku bergumam
sendiri, dan Sylphy memandangku dengan tatapan yang sangat gelisah.
Tiap kali dia
memalingkan kepalanya, rambut hijaunya juga akan bergerak.
Setelah aku
mengatakan [Rambutmu lebih baik dipanjangkan] dengan frekuensi setiap bulan,
aku akhirnya berhasil, belakangan ini Sylphy mulai membiarkan rambutnya tumbuh
panjang.
Meskipun
panjang rambutnya masih sekitar potongan rambut pendek yang biasa dimiliki
perempuan, rambut berwarna emerald yang agak tidak rapi itu akan ikut bergerak
tiap kali dia menggerakkan kepalanya.
Rasanya
benar-benar mantap.
Tinggal butuh
sedikit lagi sampai rambutnya bisa dikuncir.
[Aku tak akan
pergi ke sana. Ayah juga bilang aku akan di bully dan tak bisa belajar apapun
di sana.]
[Tapi
belakangan ini Rudy terasa aneh.]
Benarkah?
Aku tak
menyadari itu. Apa aku kembali melakukan hal-hal bodoh?
Meskipun aku
dengan hati-hati berusaha untuk bersikap layaknya karakter Donkan di hadapan
Sylphy.
[Aku memang
sudah aneh sejak aku lahir.]
Aku menjawab
dengan niat untuk mencari tahu hal aneh apa yang sudah aku lakukan, tapi Sylphy
mengkerutkan dahinya dan menggelengkan kepalanya.
[Bukan begitu.
Bagaimana ya? Rasanya seperti kamu kurang bersemangat……]
Oh. Jadi itu
yang dia maksud.
Aku terlalu
banyak berpikir. Aku kira aku telah melakukan hal-hal yang bodoh lagi.
Aku membuatnya
khawatir.
[Itu karena
aku menemui sebuah hambatan. Aku tak mengalami banyak peningkatan dalam hal
sihir dan ilmu pedang.]
[Tapi…… Rudi
itu benar-benar luar biasa?]
[Untuk
seumuranku mungkin begitu.]
Benar, di
dunia ini, aku mungkin sangat luar biasa bila dibandingkan dengan anak
seumuranku lainnya.
Tapi, aku
masih belum melakukan sesuatu yang spesial. Sihir juga, aku hanya bergantung
pada ingatan tentang kehidupanku yang lalu, dan berhasil menyadari tentang cara
menggunakan voiceless incantation, dan melakukannya dengan sedikit lebih baik
dari yang lain.
Tapi karena
kemampuan mengingat yang aku miliki di kehidupanku yang lalu sangatlah rendah,
sekarang aku sudah mencapai batasan, dan aku tak bisa melangkah lebih maju.
Sudah berapa kali aku menyesal karena aku tak bisa mempelajari lebih banyak
hal, dan kini aku tak bisa mempelajari itu lagi. Dan juga, pengetahuan umum di
kehidupanku yang lalu mungkin tak akan berguna di sini. Ada banyak aturan di
dunia ini yang tidak aku ketahui. Aku tak bisa terus-terusan bergantung pada
ingatan masa laluku, ya kan?
Sihir adalah
logika di dunia ini.
Jadi aku harus
memahami dunia ini.
[Aku merasa
kalau ini adalah waktunya untuk maju ke babak selanjutnya.]
Keahlian sihir
Sylphy menjadi semakin baik, dan dia sekarang sudah menjadi pintar.
Melihat
dirinya, hatiku merasa gelisah. Aku merasa berguna, karena menjadi satu-satunya
yang tak mengalami kemajuan.
Meskipun aku
terus-terusan ngomong kalau aku adalah protagonis donkan, setelah aku tumbuh
jadi besar, mungkin saja aku ditinggalkan oleh Sylphy.
[Apa kamu mau
pergi ke suatu tempat?]
Sylphy bertanya
dengan alisnya yang mengkerut.
[Iya. Ayah
juga bilang kalau aku lebih baik menjadi seorang adventurer dan pergi memasuki
dungeon, dan tak ada banyak hal yang bisa aku lakukan di desa…… Aku harus
memilih antara pergi ke sekolah, atau menjadi seorang adventurer…]
Aku tak
terlalu banyak berpikir dan hanya mengucapkan kalimat itu secara acak.
[J…… Jangan!]
Sylphy
tiba-tiba berteriak dan memelukku.
Woah. Apa
yang, apa yang salah?
Pernyataan
cinta?
Saat aku
memikirkan itu, aku menyadari seluruh tubuh Sylphy gemetaran.
[Umm, Nona
Sylphiette?]
[J, ja-jangan……
Jangan!!]
Sylphy memelukku
dengan erat, sampai-sampai aku merasa aku tak bisa bernafas.
Apakah Sylphy
merasakan sesuatu dalam diriku yang diam dan kebingungan ini……
[J, jangan,
jangan pergi…… Uuu, uuu, hiks.]
Dia menangis.
Pundak Sylphy
yang kecil gemetaran dengan hebat. Dia juga membenamkan wajahnya di dadaku.
…… Apa, apa?
Apa yang salah?
Pertama-tama
aku mengusap kepala Sylphy, kemudian menepuk pundaknya dengan ringan.
Pada waktu
yang sama bokongnya……. Bukan, aku bukan Paul.
Tinggalkan
bokong sendirian.
Aku
melingkarkan tanganku di sekitar punggungnya, dan menggunakan seluruh tubuhku
untuk merasakan sentuhan Sylphy.
Dia terasa
sangat hangat dan lembut. Aku membenamkan wajahku ke dalam rambutnya, dan aku
mencium sesuatu yang enak.
Ah, ini
mantap. Ini, benar-benar mantap…… Aku merasa seperti……
[Uu, aku tak
mau kamu pergi. Jangan pergi, kemanapun……]
Aku kembali
sadar.
[Ah, ahh……]
Jadi begitu,
aku mengerti sekarang.
Belakangan
ini, Sylphy makin sering mengunjungi rumah kami di pagi hari.
Setelah dia
datang berkunjung, dia akan melihatku latihan berpedang dengan gembira,
kemudian kami akan latihan sihir atau belajar.
Kami telah
melakukan hal-hal seperti itu.
Kalau suatu
hari nanti aku pergi, Sylphy akan menjadi sendirian. Meskipun dia bisa
menggunakan sihir untuk mengusir anak-anak nakal, dia tak akan bisa mendapat
teman.
Setelah aku
berpikir sampai di sana, di dalam hati aku merasa dia menjadi lebih manis.
Dia hanya disukai
olehku.
Itu adalah
sesuatu yang hanya dimiliki olehku.
[Oke, oke, aku
mengerti. Aku tak akan pergi kemana-mana.]
Aku harus
meninggalkan anak semanis ini untuk pergi ke suatu tempat?
Meningkatkan kemampuan
sihirku?
Terus kenapa?
Aku sudah bisa menggunakan sihir tingkat saint dan advanced, kalau perlu, aku
akan menjadi seorang guru seperti Roxy. Sebelum aku menjadi dewasa, aku akan
menghabiskan waktuku bersama Sylphy.
Mari kita
lakukan itu.
Tumbuh besar
bersama-sama, dan sedikit-demi sedikit membesarkan Sylphy agar dia cocok dengan
seleraku.
Proyek Hikari
Genji.(google klo mw tau)
Hehehehehehe.
……………….Ha!
Tidaaaaaaaak!
Tenanglah tenanglah tenanglah tenanglah.
Rudeus,
bukannya kamu sudah memutuskan untuk menjadi protagonis donkan?
Kenapa kamu
tiba-tiba merencanakan itu……
Tapi, tapi.
Protagonis
donkan bukanlah alasan untuk melaksanakan proyek Hikaru Genji…… iya kan?
Tunggu dulu!
Apa yang aku pikirkan!!
Tapi…… Bah.
Harus sebanyak apa aku berpura-pura untuk tidak mengetahui apa yang dirasakan
oleh anak ini?
Dia masih
berumur 6 tahun.
Dia sangat
menempel denganku. Aku bisa merasakan perasaannya terhadapku.
Tapi, perasaan
itu harusnya bukan seperti cinta yang romantis.
Kalau begitu,
ayo jaga perasaan itu.
Tapi sampai
kapan aku harus menjaga perasaan itu?
10 tahun, 15
tahun…… atau lebih lama lagi……?
Bagaimana
kalau nantinya Sylphy membenciku?
Meskipun aku
menduga kalau sekarang ‘meteran cinta’ yang dia miliki sedang dalam puncaknya,
tak ada jaminan kalau meteran itu tak akan turun.
Di saat
seperti itu, bisakah aku menahannya……?
Aku…… tidak
bisa!!
Ada hal yang
bisa dan tidak bisa dilakukan oleh manusia!!
Lihat dia. Dia
itu halus, lembut, hangat, dan baunya juga sedap.
Dia mencoba
untuk mengatakan perasaannya kepadaku, dan aku harus mengabaikan itu?!
Itu terlalu
aneh kan?
Kalau memang
kita suka satu sama lain, aku harus melangkah ke babak selanjutnya.
Aku tak boleh
menyimpan itu sendirian dan tak melangkah maju. Kami harus melangkah
bersama-sama!!
Haruskan aku
menyia-nyiakan waktuku dalam kesalahan?
Sekalipun aku
tahu kalau itu adalah kesalahan dan tidak memperbaikinya?
Aku sudah
memutuskan!! Aku akan membesarkan Sylphy agar dia bisa menjadi wanita yang aku
sukai!!
Oh, aku
menyerah sebagai protagonis donkan!! Sylphy----------!!
[Hey Rudi………
Ada surat untukmu.]
Paul datang
dan aku kembali dari [Dunia] ku.
Aku buru-buru
mendorong Sylphy.
Itu tadi
terlalu berbahaya. Aku hampir saja menjadi karakter bajingan besar.
Aku harus
berterima kasih kepada Paul.
Tapi kali ini
aku berhasil menahan perasaanku yang sesungguhnya. Aku masih memiliki batasan.
Aku berhasil
menahan diriku kali ini. Tapi, bisakah aku menahan diri kalau sesuatu seperti
ini terjadi lagi……?
Surat yang aku
terima dikirim oleh Roxy.
[Untuk Rudi
yang terhormat:
Bagaimana
kabarmu?
Waktu
benar-benar cepat berlalu, tak terasa sudah 2 tahun sejak kita berpisah.
Sekarang
karena aku sudah tak berkelana, aku akhirnya bisa menulis surat untukmu.
Aku sekarang
tinggal di ibukota kerajaan Shirone. Sepertinya aku menjadi terkenal setelah
aku memasuki sebuah dungeon sebagai seorang adventurer, dan aku dipekerjakan
sebagai guru sekolah rumah Pangeran.
Mengajari sang
pangeran membuatku mengingat kembali hari-hariku di keluarga Greyrat.
Pangeran itu
mirip dengan Rudeus. Dia memang tak sebagus Rudi, tapi potensi sihir yang dia
miliki berbeda dari kebanyakan orang, dan dia juga sangat pintar. Dan juga, dia
itu mirip denganmu, karena dia mengintipku saat aku sedang ganti baju, dan
mencuri celana dalamku. Dia selalu penuh dengan rasa percaya diri, dan berbeda
dengan Rudeus dalam hal itu, tapi sikapnya kebanyakan sama sepertimu.
Apakah sikap
penuh nafsu seperti itu wajar dimiliki oleh murid-muridku?
Aku khawatir kalau
aku akan di ‘serang’ ketika aku bekerja disini.
Apa bagusnya
sih tubuhku yang lemah dan rapuh ini?
Ah, apa aku
menjadi tak sopan dan tak menghormati kerajaan dengan menulis ini semua…?
Yah, aku akan
bicara soal itu nantinya. Aku pikir ini seharusnya tak apa, karena aku tak
mengatakan hal-hal yang buruk di belakang si pangeran. Kerajaan Shirone ingin
menunjukku sebagai penyihir kerajaan, meskipun hanya untuk waktu yang terbatas.
Kebetulan aku
sedang melakukan penelitian sihir di sini.
Oh iya. Aku
akhirnya bisa menggunakan sihir air tingkat King.
Perpustakaan
di Kerajaan Shirone memiliki buku-buku yang berhubungan dengan sihir air
tingkat King.
Aku pikir aku
tak lagi bisa melangkah lebih lanjut setelah mempelajari sihir tingkat Saint, tapi
ternyata aku bisa melakukannya kalau aku mau mencobanya.
Rudeus pasti
sudah bisa menggunakan sihir air tipe Emperor sekarang. Atau haruskah aku bilang,
kalau sistem sihirmu yang lain juga sudah mencapai tingkat Saint? Kamu yang
rajin belajar mungkin bahkan sekarang sudah menguasai Healing Magic atau
Summong Magic, ya kan?
Atau apa kamu
sudah memilih untuk menapaki jalur pendekar pedang?
Meskipun aku
sedikit merasa menyesal, tapi kalau itu Rudeus, jalan apapun yang kamu tempuh
hasilnya pasti jadi bagus.
Target ku
adalah untuk menjadi penyihir tingkat Water-God.
Aku sudah bilang
sebelumnya, kalau kamu menemui hambatan dalam mempelajari sihir, kamu bisa coba
untuk mengetuk pintu Universitas Ranoa.
Kalau kamu tak
memiliki surat pengantar, kamu harus menjalani tes terlebih dahulu. Tapi kalau
kamu sih, tesnya aku pikir bisa kamu lalui dengan mudah.
Baiklah kalau
begitu, kita akhiri sampai disini.
- Roxy
Catatan: Saat
kamu menulis surat balasan, aku mungkin sudah tak lagi berada di Kerajaan
Shirone, jadi kamu tak perlu mengirimkan surat balasan.]
Surat ini
benar-benar menyadarkanku.
Sialan.
Aku mencari
letak Kerajaan Shirone di peta.
Shirone adalah
kerajaan kecil yang terletak di daerah tenggara Central Continent.
Tak terlalu
jauh dari tempatku berada saat ini kalau dilihat dengan garis lurus. Tapi
pegunungan di Central Continent memiliki naga merah, jadi tak mungkin orang
bisa melaluinya, dan orang harus memutar jauh untuk bisa sampai ke sisi selatan
benua.
Kerajaan yang
jauh disana.
Ditambah lagi,
untuk sampai di Universitas Sihir Ranoa, akan membutuhkan perjalanan yang lebih
memutar untuk sampai di daerah barat laut benua.
[Hm……]
Roxy tak
mengajariku satupun sihir tingkat King……
Itu karena dia
tak mengetahuinya.
Di surat
balasan, aku tak menulis sesuatu yang penting.
Itu karena aku
tak mau Roxy mengetahui keadaanku yang tak berguna saat ini.
Meskipun aku
tak begitu yakin seberapa menakjubkannya diriku di mata Roxy, aku tak ingin
membuatnya kecewa.
Tapi, saat aku
memikirkan itu kembali. Universitas Sihir?
Roxy pernah
bilang kalau disana adalah tempat yang fantastis.
Tapi, itu
terlalu jauh.
Aku tak bisa
membuang Sylphy begitu saja.
Apa yang bisa
aku lakukan……?
Omong-omong,
aku menambahkan catatan di surat yang aku tulis:
[Dan juga, aku
minta maaf karena telah mencuri celana dalammu.]
***
Hari kedua
setelah surat dari Roxy tiba, aku mengutarakan pendapatku di saat seluruh
keluarga sedang berkumpul.
[Ayah, bolehkah
aku membuat permintaan yang egois?]
[Tidak boleh.]
Aku segera
mendapat penolakan.
Tapi, Zenith
yang duduk di samping memukul kepala Paul. Lilia yang duduk di sisi lain juga
ikut menambahkan pukulan.
Karena chapter
kehamilan yang sebelumnya, Lilia kini juga duduk di meja makan untuk makan. Di
masa lalu, dia hanya menyajikan makanan dari sisi, tapi sekarang dia adalah
keluarga.
Apa poligami
diperbolehkan di negara ini?
Terserahlah.
[Rudeus.
Apapun yang kamu butuhkan, katakan saja. Ayah akan memenuhinya.]
Ucap Zenith
dengan lemah lembut sambil melihat ke arah Paul yang menggenggam kepalanya
sendiri.
[Tuan Muda
Rudeus tak pernah mengatakan sesuatu yang egois sebelumnya. Sudah waktunya
untuk menguji kehormatan dan kehandalan yang dimiliki Tuan besar.]
Lilia juga
membantuku.
Paul kembali meluruskan
posisinya, menyilangkan kedua lengannya, dan mengangkat dagu, membuatnya
terlihat seperti orang penting.
[Rudeus benar-benar
mengatakan kalau dia memiliki permintaan yang egois. Itu pasti di luar
kemampuanku.]
Paul kena
pukul lagi, dan jatuh mendatar di meja makan.
Itu adalah
candaan ringan yang sering muncul saat keluarga kami sedang berkumpul.
Kemudian aku
memberitahu mereka.
[Sebenarnya,
aku merasa kalau latihan sihirku tengah menemui hambatan. Aku ingin pergi ke
Universitas Ranoa untuk belajar……]
[……Oh.]
[Tapi setelah
aku mengutarakan niatku kepada Sylphy, dia mulai menangis, dan tak mau berpisah
denganku.]
[Oh, playboy
kecil ini, mirip siapa kamu ya? Heh?]
Paul kena
pukul untuk ketiga kalinya, kali ini dengan 2 serangan beruntun.
[Jadi aku
ingin pergi ke universitas itu bersamanya, namun keluarga Sylphy tidak semampu
keluarga kita. Jadi, aku ingin membuat permintaan, agar ayah mau menanggung
biaya sekolah kami berdua.]
[Oh……]
Paul
meletakkan kedua sikunya ke atas meja, dan menggunakan tatapan yang tajam untuk
melihatku, layaknya seorang atasan yang melihat bawahannya.
Itu adalah
tatapan yang ia gunakan ketika ia menggenggam pedang.
Satu-satunya
momen dimana Paul berhak mendapatkan respek.
[Tidak boleh.]
Paul
mengucapkan hal yang sama seperti sebelumnya.
Kali ini dia
sungguh-sungguh.
Zenith dan
Lilia juga terdiam.
[Ada 3 alasan.
Nomor 1, kamu
masih mempelajari ilmu pedang. Kalau kamu mengabaikan itu sekarang, ilmu mu tak
akan berkembang. Dan sebagai gurumu, aku tak ingin kamu mengabaikan latihanmu.
Nomor 2, soal
uang. Kalau cuma untuk kamu, kami masih bisa mengatasinya, tapi kami tak
sanggup kalau kamu ingin kami juga membiayai Sylphy. Biaya untuk Universitas
Sihir itu tidaklah murah, keuangan rumah tangga kita itu tidak seperti air
panas, dimana kamu bisa terus-terusan mengalirkannya.
Nomor 3, usiamu.
Kamu sekarang masih berumur 7 tahun. Meskipun kamu itu anak yang pintar, masih
ada banyak hal yang tidak kamu ketahui. Pengalamanmu juga sangat kurang. Kami
tak bisa begitu saja membuang tanggung jawab kami sebagai orang tua.]
Seperti yang
kuduga, permintaanku tak dikabulkan.
Tapi aku tak
menyerah.
Paul kini
berbeda dari masa lalu. Dia akan memikirkan suatu masalah dan akan memberi
alasan saat menjawab. Itu artinya, kalau aku bisa memenuhi 3 kondisi di atas,
semuanya akan baik-baik saja. Tak usah khawatir. Aku tak harus pergi ke sana
sekarang juga.
[Aku mengerti,
ayah. Kalau begitu, aku akan tetap latihan berpedang seperti biasa, dan soal
masalah umur, berapa tahun aku harus menunggu?]
[Itu benar……
15, sebelum umurmu mencapai 12 tahun, kamu harus tinggal di rumah.]
12 tahun, hmm.
Aku ingat anak
akan dianggap dewasa setelah mencapai usia 15 tahun.
[Boleh aku
tanya, kenapa kok 12 tahun?]
[Karena aku
pergi meninggalkan rumah di saat usiaku 12 tahun.]
[Oh begitu,
aku mengerti.]
12 tahun bagi
Paul bukanlah sesuatu yang bisa dirundingkan.
Karena aku tak
ingin meremehkan harga dirinya sebaga pria, aku hanya bisa menutup mulut dan
mengangguk.
[Kalau begitu
masalah yang terakhir.]
[Oh.]
[Tolong carikan
pekerjaan untukku. Karena aku bisa menulis dan membaca, dan juga menggunakan
matematika, aku bisa menjadi guru privat atau mengajar sihir. Kalau bisa, yang
gajinya tinggi.]
[Pekerjaan?
Kenapa?]
Paul menatapku
dengan tatapan serius, layaknya ia sedang mengintimidasiku.
[Aku akan
mencari uang untuk menanggung biaya sekolah Sylphy.]
[………… Aku tak
yakin itu adalah hal yang bagus untuk Sylphy.]
[Ya, tapi aku
melakukan ini untuk diriku sendiri.]
[……]
Keheningan
bertahan untuk sementara waktu.
Ini bukan
suasana yang nyaman bagi ku.
[Begitu ya………
Aku mengerti……]
Paul
sepertinya telah memikirkan sesuatu, dan mengangguk.
[Aku mengerti.
Aku bisa membantumu dalam hal ini.]
Paul
menunjukkan ekspresi yang bisa diandalkan ketika memberikan jawaban kepadaku.
Berbeda dari ekspresi gelisah yang ditunjukkan Zenith dan Lilia.
[Terima kasih
banyak.]
Aku
menundukkan kepalaku sebagai tanda terima kasih, dan makan malam pun berlanjut.
***
-- Sudut
Pandang Paul –
Aku tak
percaya Rudeus akan mengatakan sesuatu seperti itu.
Anakku
benar-benar tumbuh terlalu cepat.
Biasanya orang
paling tidak harus mencapai umur 14 atu 15 terlebih dahulu sebelum mereka
mengatakan hal seperti itu.
Bahkan aku pun
harus menunggu hingga usiaku mencapai 11 tahun, yaitu di saat teknik Sword-God
ku mencapai tingkat advanced.
Orang-orang
yang tak bisa mengucapkan hal seperti itu, tak akan bisa mengucapkan hal itu
untuk seumur hidupnya.
[Kalau kamu
terlalu terburu-buru, kamu akan mati lebih cepat…… huh.]
Pernah
sebelumnya, seorang pendekar mengucapkan kalimat itu kepadaku.
Tentu saja,
aku mengabaikan dia ketika aku mendengar itu.
Orang-orang
yang hidup di sekitarku itu terlalu santai. Periode dimana ras manusia memiliki
kekuatan itu sangatlah pendek, tapi tak ada yang mau berlari. Hal-hal yang bisa
dilakukan harus bisa diselesaikan sesegera mungkin. Meskipun akan ada orang
yang menyalahkanmu, tapi ketika kamu berhasil, kamu akan bisa menceritakan
kisahmu di kemudian hari.
Yah, sekalipun
aku melakukan ini dan itu dan pada akhirnya mempunyai seorang anak, aku harus
bergantung pada kerabatku yang merupakan seorang bangsawan agar aku bisa
menjadi seorang ksatria.
Aku akan
kesampingkan itu untuk sekarang.
Gaya hidup
Rudeus jauh lebih tergesa-gesa bila dibandingkan dengan gaya hidupku.
Aku merasa
khawatir ketika aku melihatnya.
Orang-orang
yang ada di sekitarku ketika aku masih muda pasti juga memikirkan hal yang
sama.
Tapi Rudeus
berbeda dari aku yang kerap bertindak liar. Semua yang ia lakukan telah
direncanakan.
Apa itu dia
warisi dari Zenith?
[Yah, ijinkan
ayah mengikatmu lebih lama lagi.]
Aku menulis
sebuah surat saat aku memikirkan itu.
Beberapa hari
yang lalu Rawls juga mendiskusikan suatu isu denganku. Sylphy terlalu menempel
dengan Rudeus.
Dari sudut
pandang Sylphy, Rudeus pasti adalah pangeran menawan yang menyelamatkan dirinya
dari masa anak-anak yang penuh dengan penderitaan. Mengajarinya berbagai hal
seperti seorang kakak, dan akhirnya menyadari perbedaan dalam jenis kelamin
mereka. Rawls juga bilang, kalau Rudeus bisa memenangkan hati Sylphy, itu akan
menjadi opsi yang terbaik.
Aku juga
berpikir, punya anak semanis itu sebagai menantu perempuan bukanlah hal yang
buruk, tapi ketika aku mendengarkan pendapat Rudeus hari ini, aku mengubah
pikiranku.
Yang dia
lakukan saat ini hampir sama dengan pencucian otak.
Aku sudah
pernah melihat tipe orang seperti itu saat aku masih tinggal bersama para
bangsawan.
Terlalu
bergantung pada orang tua mereka. Orang-orang yang seperti boneka.
Meskipun oke-oke
saja kalau orang yang mereka andalkan masih ada di samping mereka.
Meskipun
mereka seperti boneka, kamu masih bisa membuatnya melakukan hal-hal yang
menarik kalau kamu mengaturnya dengan benar. Kalau Rudeus masih mencintai
Sylphy, dia akan baik-baik saja.
Tapi Rudeus
mewarisi darahku.
Darah yang
menyukai para wanita.
Ada
kemungkinan dia akan memiliki hubungan dengan wanita lain tanpa disengaja. Eh
bukan, karena dia mewarisi darahku, dia pasti akan sengaja melakukan itu.
Dan pada
akhirnya, ada kemungkinan kalau Sylphy tak akan menjadi gadis yang terpilih.
Pada saat itu,
Sylphy yang terabaikan tak akan bisa berdiri sendiri. Seperti boneka yang
rusak, dia tak akan bisa lagi berdiri.
Aku tak akan
membiarkan anakku menyebabkan hidup gadis semanis itu hancur. Itu juga bukan
hal yang bagus untuk anakku.
Aku menulis
sebuah surat.
Aku berharap
aku akan menerima jawaban yang memuaskan.
Tapi untuk
selanjutnya.
Bagaimana
caranya aku bisa meyakinkan anakku yang jago berdebat?
Mungkin aku
akan menggunakan kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar