Minggu, 03 Mei 2015

Stellar Transformation Vol 1 Chapter 2

Resolusi

Vila Berkabut terletak di lereng Gunung Donglan. Di permukaan, Vila tersebut dijaga oleh sekelompok prajurit yang ganas, namun berapa jumlah pasti pendekar yang menjaganya secara rahasia, tidak diketahui oleh orang luar. Ditambah lagi, karena Vila Berkabut adalah properti milik Pangeran Penguasa Timur, hanya orang yang sudah bosan hidup yang akan datang dan berani membuat onar disini.

Di luar Vila Berkabut, ada 2 patung singa besar yang terbuat dari batu dan 2 prajurit yang mengenakan baju zirah berwarna hitam yang berdiri tegak di kedua sisi pintu utama. Tatapan mereka terus tertuju ke depan, dan figur mereka bagaikan 2 pohon cemara yang menjulang tinggi dan tak tergoyahkan. Badan mereka yang kekar dan kuat memiliki aura seperti seorang pembunuh. Aura seperti itu hanya bisa dimiliki oleh para prajurit yang telah berulang kali menjalani pertempuran hidup dan mati.

“Pangeran Ketiga!”

Kedua prajurit berbaju zirah hitam tersebut mendadak berlutut dan berkata dengan hormat.

Qin Yu segera melompat turun dari punggung Fierce Tiger. Si elang hitam masih tetap berdiri dengan tegak di atas pundaknya. Qin Yu jelas merasa sangat bahagia pada saat ini. Ia berlari melewati pintu masuk vila dengan kecepatan tinggi, dan pada waktu yang sama ia berkata kepada kedua prajurit sambil tertawa: “Paman-paman, tolong berdirilah dengan cepat.”

Kedua prajurit berbaju zirah hitam itu berdiri. Ada tanda-tanda kasih sayang di tatapan mereka berdua, saat mereka melihat tubuh kecil Qin Yu yang sedang berlari tergesa-gesa ke dalam halaman utama.

“Haha, kakak pertama dan kakak kedua pasti sedang berendam di pemandian air panas.” tanpa banyak pikir, Qin Yu langsung berlari menuju pemandian air panas yang terletak di taman barat Vila Berkabut. Dia bahkan menggumam: “Humph, humph, padahal sudah jelas aku adalah tuannya Vila Berkabut. Berani-beraninya kedua orang ini masuk ke dalam pemandian air panas tanpa meminta ijin kepadaku terlebih dahulu?”

Setelah beberapa saat, Qin Yu tiba ti taman barat vila.

Ia berdiri dengan bertolak pinggang, dan tiba-tiba menunjuk dengan tangan kanannya. Sambil melotot kepada 2 orang yang sedang berendam di pemandian air panas layaknya orang yang sedang merasa marah, ia berkata: “Hey! Kalian cari mati ya! Aku adalah masternya disini. Berani-beraninya kalian masuk ke dalam pemandian air panas tanpa ijinku? Ah...” Qin Yu hanya bisa berteriak sesaat sebelum satu tangan seseorang menjulur ke arahnya dan menarik badannya. Ia pun segera kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam pemandian air panas.

“Hey, aku masih belum melepas pakaianku!” teriak Qin Yu. Tubuhnya jatuh ke dalam pemandian air panas dengan menghasilkan bunyi 'splash' yang keras, dan juga menyebarkan semprotan air yang tak terhitung jumlahnya. Si elang hitam, yang berdiri di pundak Qin Yu, harus buru-buru mengepakkan sayapnya agar dia tidak ikut terjatuh ke dalam pemandian air panas. Kalau tidak, elang yang perkasa ini akan menjadi anak ayam yang basah kuyup.

“Haha, Xiao Yu, berani-beraninya kamu bersikap sombong terhadap kakakmu sendiri. Kamu ini sudah kelewatan. Di saat kedua kakakmu bekerja keras siang dan malam, eh kamu malah berendam di pemandian air panas ini, apalagi, ini adalah pemandian air panas di Vila Berkabut!” ucap seorang anak remaja dengan nada marah, namun ada tanda-tanda geli di dalam tatapannya.

“Pfff!”

Qin Yu dengan paksa memuntahkan air yang tidak sengaja ia telan. Seluruh tubuhnya basah. Ia menatap marah anak remaja yang ada di hadapannya.

“Kakak kedua, jadi itu benar-benar kamu. Aku tahu kalau itu adalah kamu. Hanya kamu yang akan menarikku sampai aku jatuh basah kuyup seperti ini. Kakak pertama tidak akan pernah melakukan itu.” Qin Yu segera melepas baju dan celananya. Ia kemudian melompat ke dalam pemandian air panas dengan hanya menggunakan sepasang celana pendek, dan menatap kakak keduanya, Qin Zheng, dengan jengkel.

Qin Zheng adalah anak remaja yang baru berusia 12 tahun, namun selalu ada ekspresi senyuman yang ramah di wajahnya. Ia selalu membuat orang-orang yang berurusan dengannya merasa layaknya mereka sedang berendam di bawah hembusan angin musim semi. Hanya disaat ia bersama dengan kedua saudaranya, Qin Zheng bisa bersikap konyol seperti anak remaja pada umumnya.

“Kamu bilang kakak pertama? Haha, dia sudah tertidur lelap,” ucap Qin Zheng sambil tertawa.

“Qin Zheng, memangnya kamu pikir kakakmu ini seperti babi apa? Bagaimana bisa aku tidur secepat itu?” ucap seorang pemuda yang berpenampilan keren dan berkepribadian tenang yang baru sesaat yang lalu berbaring dengan mata tertutup di sisi lain pemandian air panas. Setelah membuka kedua matanya dan mengucapkan itu kepada Qin Zheng, ia berbalik menghadap Qin Yu dengan senyuman dan berkata: “Xiao Yu, pemandian air panas di Vila Berkabut ini benar-benar memiliki efek yang tidak biasa. Terakhir kali aku datang kemari, aku hanya berendam sebentar dan luka yang aku derita langsung menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Sekarang hanya ada bekas luka tipis yang bisa dilihat. Kalau aku berendam disini selama beberapa hari lagi, mungkin seluruh tubuhku juga akan menjadi seperti tubuhmu.”

Ini adalah kakak pertama Qin Yu, Qin Feng, yang sudah berusia 16 tahun. Karena ia berlatih ilmu bela diri, ia pun tampak seperti pemudia berusia 18 atau 19 tahun. Kakak Qin Feng ini adalah orang yang paling disayangi oleh Qin Yu. Terakhir kali mereka bertemu, Qin Yu melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri bahwa kakak pertamanya ini mampu menghancurkan sebuah pohon sebesar paha orang dewasa menjadi debu dengan hanya satu pukulan, dan sejak saat itu ia merasa iri dengan keahlian bela diri kakaknya.

Mendengar kakaknya bicara tentang efek pemandian air panas yang tidak biasa, Qin Yu berdiri dengan gaya yang sangat nakal, sambil memajukan dada kecilnya dan mendongakkan kepalanya yang kecil, ia berkata dengan bangga: “Tentu saja, tidak aneh lagi kalau pemandian air panas di Vila Berkabut ini memiliki efek yang tidak biasa. Humph, memangnya kalian tidak bisa lihat, siapa masternya Vila Berkabut ini? Dia tidak lain dan tidak bukan adalah adikmu sendiri ini!”

“Bocah ini ya!”

Qin Feng dan Qin Zheng tertawa terbahak-bahak.

Karena Qin Yu sudah cukup lama tidak bertemu dengan kedua kakaknya, mereka pun bermain dan bersenang-senang bersama-sama. Namun Qin Feng dan Qin Zheng memberikan sedikit keunggulan kepada Qin Yu, karena mereka berdua sangat memanjakan adik mereka yang satu ini. Mereka semua tidak memiliki ibu, jadi wajar bila mereka merasa sayang kepada adik kecil mereka.

Setelah bermain-main selama beberapa waktu, Qin Yu membaringkan dirinya dengan nyaman dan tenang di dalam pemandian air panas. Qin Feng dan Qin Zheng juga ikut membaringkan diri mereka masing-masing.

“Kakak, bukannya kalian sangat sibuk? Bagaimana bisa kalian memiliki waktu untuk datang mengunjungiku?” tanya Qin Yu.

“Ayah, dia...” Seakan menyadari bahwa dirinya telah mengucapkan sesuatu yang salah, Qin Feng buru-buru berkata: “Tidak ada apa-apa kok. Hanya saja, saat ini tidak ada urusan yang penting bagi pasukan klan kita, jadi aku datang kesini. Ayah juga mengijinkan ini. Kemudian aku mencari kakak keduamu dan mengajaknya ikut datang kemari.”

Qin Zheng juga mengangguk dan berkata kepada Qin Yu sambil tersenyum: “Itu benar. Kamu mungkin tidak mengetahui ini, tapi untuk mendapatkan waktu luang agar aku bisa pergi kesini, aku harus berusaha keras. Namun meski begitu, aku hanya mendapat waktu istirahat selama setengah hari. Setelah setengah hari berlalu, aku harus buru-buru kembali.”

“Aku juga, setelah setengah hari berlalu, akan kembali bersama kakak kedua,” ucap Qin Feng dengan rasa penyesalan.

“Oh, hanya setengah hari ya,” balas Qin Yu. Jelas, dia merasa kecewa. Kegembiraan dan kenakalan yang barusan ia tunjukkan sudah menghilang sepenuhnya.

Qin Yu memiliki 3 kerabat keluarga –- ayahnya dan kedua kakaknya. Ayahnya begitu sibuk sampai-sampai dia hanya pernah sekali mengunjungi Qin Yu dalam jangka waktu dua tahun. Sangat sulit bagi Qin Yu untuk bertemu dengan kedua kakaknya hari ini, namun setelah setengah hari berlalu, dia akan sendirian lagi, atau mungkin lebih tepatnya, dia masih memiliki Xiao Hei, yang sedang berdiri di samping pemandian air panas.

Qin Feng dan Qin Zheng saling bertukar pandang. Mereka berdua merasa tidak berdaya.

Qin Yu tiba-tiba tersenyum dan berdiri. “Kakak, ayah pernah pergi mengunjungi Hutan Rimba. Ayah mengajarkan banyak hal tentang seni peperangan kepadamu bukan?” tanya Qin Yu, “Aku tahu ayah itu sangat ahli dalam memimpin pasukan. Kakek Lian menceritakan itu kepadaku.”

“Itu benar. Ayah benar-benar hebat dalam seni peperangan. Saat ayah dan aku menjalankan latihan catur pertempuran darat, butuh waktu setengah tahun bagiku untuk bisa mencapai batas minimal yang ditentukan oleh ayah.” Qin Feng tampak seperti mengingat hari-hari tersebut. Tanpa sadar ia berkata: “Seni peperangan yang dimiliki ayah memang tidak ada tandingannya!”

“Kakak!” Qin Zheng menatap langsung ke arah kakaknya. Jantung Qin Feng serasa berhenti sesaat. Dia pun tersenyum pahit di dalam hatinya. Ia tahu, dirinya agak ceroboh dengan apa yang barusan ia katakan.

Qin Yu tampaknya tidak menyadari itu. Dengan ekspresi yang sangat bersemangat, ia mulai mengobrol bersama Qin Zheng dan Qin Feng tentang apa yang telah terjadi kepada mereka dalam beberapa hari ini. Ketiga bersaudara itu mengobrol di dalam pemandian air panas untuk waktu yang cukup lama. Kemudian, baru setelah pesta makan malam selesai, Qin Feng dan Qin Zheng berangkat pergi.

Di luar Vila Berkabut, Qin Yu, yang mengenakan jubah hitam dari kain brokat, mengikuti gerakan kedua kakaknya dengan kedua matanya dan sambil melambaikan kedua tangannya saat mereka pergi.

“Sampai jumpa, kakak pertama, kakak kedua!” Kedua mata Qin Yu tampak seperti berkelap-kelip tanpa henti.

Qin Feng dan Qin Zheng memutar kepala mereka dan tersenyum kepada Qin Yu. Kemudian, mereka melompat ke atas 2 ekor Fierce Tiger. Ada sekitar 100 prajurit kuat yang mengikuti mereka dari belakang, yang juga menunggangi Fierce Tiger mereka masing-masing. Dalam waktu singkat, mereka sudah menghilang ke jalan pegunungan tanpa meninggalkan sedikitpun jejak.

…....

Di suatu tempat di jalan pegunungan, Qin Feng dan Qin Zheng menunggangi 2 ekor Fierce Tiger berdampingan. “Kakak, kali ini kamu benar-benar ceroboh dengan ucapanmu. Xiao Yu tidak suka tentang hal-hal yang berhubungan dengan tipu daya dan politik. Dan juga, karena masalah yang dimiliki oleh dantian miliknya, ia tidak bisa berlatih ilmu bela diri untuk menjadi komandan dari pasukan militer. Jadi, dia tidak bisa mendapat prestasi yang bagus dalam hal militer dan kesusasteraan. Ayah telah mengerahkan seluruh tenaganya kepada kita berdua, sedangkan Xiao Yu tidak bisa menemui ayah selama satu tahun penuh. Menurutmu apa yang dia pikirkan tentang itu?” ucap Qin Zheng kepada Qin Feng. Tampak jelas, dia merasa sangat jengkel kepada kakaknya.

Qin Feng berkata sambil memaksakan senyuman: “Kakak kedua, pada saat itu aku kurang memperhatikan ucapanku. Setelah itu, aku juga menyesal karena telah mengucapkan itu.”

Tiba-tiba, wajah Qin Feng berubah menjadi serius. Ia berkata: “Kakak kedua, karena cacat bawaan pada dantian yang ia miliki, Xiao Yu tidak bisa berbuat banyak dalam seni bela diri maupun kesusasteraan. Dia tidak akan memiliki cukup banyak kekuatan untuk bisa melindungi dirinya sendiri. Kita berdua harus melindungi Xiao Yu dengan baik. Kita tidak boleh membiarkan siapapun yang mau mengganggunya.”

“Kalau ada orang yang berani mengganggu Xiao Yu, aku akan membuat mereka menyesal karena mereka telah lahir!” ucap Qin Zheng, dengan ekspresi kejam yang terpancar di kedua matanya.

Dalam waktu singkat, kedua bersaudara dan para pengawal yang mengikuti mereka dari belakang itu telah pergi meninggalkan Gunung Donglan dan pergi menuju Kota Yan dengan cepat.

…......

Larut malam, di Gunung Donglan, ada seorang anak dengan tubuh kecil dan kurus yang berdiri di puncak gunung, diselimuti oleh hembusan angin dingin. Seekor elang hitam yang masih muda berdiri dengan tenang di atas pundaknya. Qin Yu sedang memandangi indahnya langit yang berbintang, namun ekspresi dari tatapan yang ia miliki menunjukkan bahwa dirinya adalah anak yang jauh lebih dewasa daripada anak lain yang seumuran dengannya.

Setiap harinya, dia akan membaca buku di dalam perpustakaan sendirian, atau merenung sendiri. Itu membuat Qin Yu memiliki pemikiran yang jauh lebih unggul daripada anak berusia 8 tahun sewajarnya.

“Xiao Hei,” ucap Qin Yu tiba-tiba, namun kedua matanya masih memandangi langit yang berbintang. Elang hitam yang berada di pundaknya membuat beberapa gerakan tubuh, kedua matanya yang berwarna gelap pekat bergerak beberapa kali, namun ia tidak mengerti untuk alasan apakah pemiliknya memanggil namanya.

Senyuman tiba-tiba muncul di wajah Qin Yu, senyuman yang sangat bahagia dan bersinar terang: “Xiao Hei, apa kau tahu? Saat aku masih sangat kecil, ayah sering menemaniku dan sangat peduli tentang diriku. Setelah kedua belas guru itu datang, ayah menyuruhku untuk mengikuti para guru itu untuk belajar. Walaupun aku tidak menyukai hal-hal tersebut, aku tetap berusaha sebisa mungkin dan memaksa diriku untuk bisa mempelajarinya, agar ayah bisa merasa senang. Aku mempelajari karakter-karakter itu dengan sangat cepat, dan bahkan ayah menyebut bahwa diriku adalah seorang jenius, namun setelah itu...”

Ia berhenti untuk sesaat, kemudian melanjutkan.

“Aku ingat dengan jelas, saat usiaku 6 tahun, di halaman terpencil yang terletak di dalam Rumah Besar milik ayah, kedua belas guru tersebut mengatakan bahwa diriku tidaklah cocok untuk menjadi seorang pemimpin. Kemudian Paman Feng berkata bahwa dantianku memiliki masalah dan tidak bisa mengumpulkan energi internal, sehingga mustahil bagiku untuk berlatih ilmu bela diri. Setelah itu, aku datang ke Vila Berkabut. Mulai dari saat itu, ayah tidak lagi memperhatikan atau peduli terhadapku. Pada saat itu aku tidak mengerti dengan apa sebenarnya yang bernama dantian itu, dan tidak tahu dengan apa yang sebenarnya dimaksud dengan pemimpin. Jadi aku bahkan berpikir bahwa ayah benar-benar membawaku kemari agar aku bisa bermain. Tapi...”

Qin Yu menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya. Tatapan matanya menunjukkan bahwa ia merasa sangat depresi. “Dalam waktu 2 tahun ini, aku juga bertanya kepada orang-orang seperti Paman Wang tentang makna dari dantian dan pemimpin. Aku pikir, sekarang aku sudah mengerti, mengapa ayah tidak lagi memperhatikan diriku.”

Qin Yu kembali menghentikan ucapannya dan mendongakkan kepalanya untuk melihat langit yang berbintang.

“Aku benar-benar tidak menyukai buku-buku tentang tipu daya dan politik itu. Faktanya, aku bahkan harus memaksa diriku agar aku bisa mempelajarinya. Aku benar-benar, sangat ingin melihat senyuman di wajah ayah dan mendengar dirinya menerimaku dan juga memujiku, namun buku-buku tentang tipu daya itu, buku-buku yang kejam itu.... aku, aku memaksa diriku dan harus menahan kebencianku untuk bisa membacanya. Aku tahu tentang semua tipu daya dan muslihat yang tertulis disana, tapi aku tidak mampu melakukan itu! Aku tidak bisa menjalankan itu. Ayah, aku benar-benar tidak bisa!”

Qin Yu menangis dengan suara rendah. Tubuhnya yang lemah dan kurus tampak gemetaran. Xiao Hei, yang berdiri di sampingnya, menggerak-gerakkan kedua matanya dan membersihkan wajah Qin Yu dengan sayap kecilnya.

Qin Yu memiringkan kepalanya dan menatap elang muda yang sedang berdiri di pundaknya. Kemudian, QinYu memeluk elang itu di dadanya erat-erat. Elang tersebut terdiam di dada Qin Yu, layaknya ia mengetahui suasana hati yang sedang dirasakan oleh masternya pada saat itu. “Xiao Hei, aku benar-benar ingin mendengar pujian dari ayah, ingin melihat senyum bahagianya, aku benar-benar ingin...” gumam Qin Yu dengan suara yang semakin terdengar kecil.

….......

Di suatu tempat rahasia di puncak gunung, 3 pendekar yang melindungi Qin Yu secara diam-diam, tak henti-hentinya menghela nafas mereka.

Tiba-tiba – sebuah meteor yang memancarkan cahaya yang menyilaukan melaju dan menebas langit malam yang penuh dengan bintang. Untuk sesaat, di langit sana, cahaya yang dipancarkan oleh meteor tersebut tampak jauh melampaui cahaya dari bintang-bintang lainnya.

“Meteor!”

Kedua mata Qin Yu tiba-tiba bersinar. Ia segera melepaskan Xiao Hei dari pelukannya, lalu berdiri, menutup kedua matanya erat-erat, dan mengangkat kedua tangannya di depan tubuhnya: “Aku harap ayah peduli kepadaku, sama seperti bagaimana ayah memperlakukan kakak pertama dan kakak kedua. Aku tidak takut bila nanti ayah memukulku atau menghukumku. Aku hanya ingin agar ayah tidak mengabaikan aku.”

Qin Yu perlahan membuka matanya dan melihat meteor yang sudah tiba di cakrawala.

“Ayah pernah bilang, harapan yang dibuat di saat meteor jatuh akan dikabulkan. Tidak mungkin ayah membohongiku. Harapanku pasti akan terpenuhi.” Sambil menatap langit yang penuh dengan bintang, wajah kekanak-kanakan Qin Yu memiliki ekspresi teguh.

Tiba-tiba, ada ide cemerlang yang muncul di dalam pikiran Qin Yu.

Kedua matanya menjadi cerah. Ia menepuk kepalanya: “Ah, aku benar-benar bodoh. Seni bela diri dan kesusasteraan; aku tidak bisa mengerjakan kesusasteraan dengan baik, dan aku juga tidak bisa berhasil dalam ilmu bela diri? Paman Wang bilang ada banyak teknik energi internal di dunia ini. Mungkin beberapa diantaranya ada yang cocok dengan dantian milikku. Sekalipun memang tidak ada satupun yang cocok, memangnya siapa yang bilang kalau melatih energi internal adalah hal yang wajib dalam seni bela diri?”

Bagaimanapun juga, Qin Yu hanyalah anak berusia 8 tahun. Sekalipun pikirannya sudah menjadi jauh lebih dewasa berkat banyaknya buku-buku yang ia baca sendirian, dia tetaplah seorang anak kecil. Karena dahulu Fengyuzi bilang bahwa orang yang memiliki masalah dalam dantian mereka tidak bisa mempelajari seni bela diri, pemikiran tersebut pun terpaku di dalam pikiran Qin Yu. Baru pada saat inilah dia sadar.

Apakah benar orang yang memiliki dantian yang aneh tidak bisa mempelajari seni bela diri?

“Hum, dengan resolusi yang kuat, bahkan alu padi yang terbuat dari besi juga bisa diasah sampai menjadi jarum yang kecil. Prinsip tersebut diucapkan sendiri oleh ayah. Selama aku berusaha dengan giat, aku akan berhasil,” ucap Qin Yu kepada dirinya sendiri sambil menganggukkan kepalanya berulang kali. Tatapannya tampak penuh dengan rasa kepercayaan diri tinggi dan determinasi yang tidak bisa ditandingi oleh siapapun.

“Xiao Hei, ayo kita kembali ke vila!” Qin Yu segera melakukan apa yang ia ucapkan. Karena kini ia sudah memiliki tujuan, semuanya pun menjadi berbeda.

Elang hitam yang berdiri di pundak Qin Yu pun tampak seperti merasa sangat bahagia, dan berulang kali mengepakkan sayapnya. Di saat Qin Yu berlari menuju Vila Berkabut, 3 siluet hitam muncul untuk sesaat dan pergi mengejar Qin Yu layaknya 3 gumpalan asap hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar