ACT 0 : Prologue
*chapter ini di translate oleh : gue
note: boleh share pendapat ente skalian tntang chapter ini pake fb, email, dsb ._.v
‘Apa ini
ruangan resepsinya?’
Kim Hyun Woo
menaikkan kacamata tua miliknya.
Hanya butuh
waktu 5 menit dengan berjalan dari stasiun Seoul Selatan untuk bisa mencapai
gedung tempat ia berada sekarang.
Di bagian
depan bangunan itu, sinar matahari memantulkan tulisan “Global Exos Korea” di
batu marmer berwarna hitam.
Sadar bahwa
ini adalah kesempatan yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidupnya, membuat
Hyun Woo tertekan.
Ia tak punya
keberanian untuk masuk kedalam, namun ia juga tak punya keberanian untuk
berputar dan pergi meninggalkan bangunan itu.
Ia mengambil
nafas dalam-dalam dan berjalan kedalam bangunan itu.
“Saya kesini
untuk interview.”
“Silahkan
naik ke lantai 3.”
Resepsionis
yang penampilannya seperti model mengarahkan Hyun Woo ke arah elevator.
“Ah, baik,
terima kasih.”
Sambil
mengangguk, ia mundur selangkah, membungkukkan badan, dan berjalan ke arah
elevator. Ketika ia mendengar suara seperti orang yang menahan tawa dari
belakang tubuhnya, pipinya mulai memerah karena malu.
Ia cukup
mengerti kenapa mereka tertawa.
Setelah
menerima informasi tentang interview secara mendadak, ia terpaksa datang untuk
interview dengan menggunakan pakaian pinjaman dari orang lain, yang terlalu
besar bagi tubuhnya.
Ia menjadi
malu setelah menyadari sejelek dan sebodoh apa penampilannya ketika mengenakan
pakaian yang terlalu besar ini.
Ia telah
sampai di lantai ketiga, dan ternyata ruang tunggu disitu benar-benar penuh
dengan orang.
Banyak orang
yang mengenakan pakaian mewah berlalu lalang.
Yang
mengejutkan adalah ternyata ada beberapa orang yang mengenakan kaos dan celana
jin berwarna biru, dengan wajah penuh rasa percaya diri, yang menunjukkan
pengalaman mereka dalam bekerja.
Penglihatan
Hyun Woo menjadi buram ketika ia berpikir bahwa dirinya akan diinterview
bersama dengan orang-orang seperti itu. Tidak, ia bahkan tak yakin bahwa ia
benar-benar bisa di interview dalam kondisinya saat ini.
‘Haruskah
aku gak datang kesini? Tapi, kapan lagi ada kesempatan yang lebih bagus dari
ini...’
Hyun Woo
menghela nafas dalam-dalam dengan raut muka penuh cemas.
***
Hyun Woo
adalah anak muda yang biasa-biasa saja. Paling tidak sampai 5 tahun yang lalu.
Dia adalah
pelajar SMA biasa yang suka dengan barang-barang bermerek terkenal, membeli HP
terbaru sekalipun orang tuanya terus mengomel, dan bermain game seharian di
akhir pekan. Sampai saat itu, ia bakal sering melihat sinetron tentang anak
laki-laki di TV, dan berempati pada anak laki-laki itu di satu sisi, sambil
berpikir bahwa ia tak akan pernah bisa hidup seperti anak laki-laki yang ada di
TV itu. Sampai hal itu benar-benar terjadi.
Ia menerima
panggilan darurat ketika sekolah.
Ia menerima
kabar bahwa orang tuanya terlibat dalam kecelakaan mobil.
Hanya dengan
satu panggilan simpel itu, hidup Hyun Woo berubah.
Ayahnya
mati, sedangkan ibunya mampu bertahan hidup setelah menjalani banyak operasi,
namun penyakitnya masih ada.
Penyebab
dari kecelakaan itu adalah ayahnya yang mengemudi sambil mengantuk. Para korban
seharusnya juga masih harus diberi kompensasi. Namun begitu, insuransi milik
mereka telah kadaluarsa, jadi pihak insuransi menyatakan bahwa ini bukanlah
tanggung jawab mereka.
Polisi dan
pengacara korban sering datang mengunjungi rumah.
Ketika Hyun
Woo berusaha untuk mengerti situasi dan percakapan ruwet yang sedang terjadi,
rumah mereka dijual, dan beberapa rencana untuk menabung dan insuransi harus
dibatalkan.
Untuk
menyelesaikan masalah itu, mereka menyewa sebuah apartemen kecil. Namun, ibunya
masih harus dirawat dengan segera.
Insuransi
medik milik mereka dibeli sekitar 10 tahun yang lalu.
Meski
begitu, tiap saat ibunya pergi ke rumah sakit karena demam, sakit perut, atau
hal-hal yang lain, ia membutuhkan lebih banyak perawatan ketimbang orang biasa.
Ditambah dengan perawatan intensif yang dibutuhkan ibunya, sikap perusahaan
insuransi mulai berubah. Mereka memberi Hyun Woo pamplet yang ditulis dalam
bahasa inggris dan mandarin, sambil berceloteh tentang perubahan batas
kompensasi. Karena itu, mereka harus membayar biaya 3 sampai 4 juta tiap
bulannya.
- memang
sulit, namun bertahanlah untuk ibumu. Gunakan ini untuk membayar biaya
perawatan rumah sakit.
5 paman dari
keluarga ayah dan ibu menyelipkan amplop kedalam kantong Hyun Woo yang sedang
linglung. Namun mereka tak pernah lagi menampakkan diri.
Ia merasa
jijik. Uang di dalam amplop miliknya hanya berisi 3 juta won. Uang sebanyak
itu, tak cukup bahkan untuk hanya membayar 1 bulan biaya perawatan.
Untuk
menutupi biaya hidup dan perawatan di rumah sakit, hutang perlahan namun pasti terus
naik. Hyun Woo menyadari itu untuk pertama kalinya. Anak laki-laki kecil yang
mencari uang di sinetron yang tayang di TV, bukanlah memilih untuk bersikap
dewasa. Ia menghadapi situasi dimana ia tak punya pilihan lain dan dipaksa
untuk tumbuh dan menjadi dewasa sebelum waktunya. Situasi itulah yang membuat
orang-orang simpatik.
Ia tahu
dengan pasti arti dari kata-kata itu. Hidup Hyun Woo telah berubah. Bangun
dipagi hari untuk mengirim koran dan susu ke para pelanggan, dan kemudian
bekerja paruh waktu dari sore sampai pagi lagi agar bisa mendapat uang. Di masa
lalu, tak bisa dibayangkan bagaimana ia harus membersihkan tubuhnya ketika
bekerja di situs pembangunan.
Seluruh
tubuhnya terasa sakit, namun ia lebih memilih untuk terus bekerja daripada
istirahat.
Bukan karena
ia sangat rajin. Ia tak punya pilihan lain selain melakukannya. Namun,
pendapatannya hampir tak cukup untuk membiayai hidup dan membayar biaya
perawatan ibunya.
‘Tiap ada
saudara yang datang berkunjung, aku gak akan bisa istirahat gara-gara mereka
terlalu berisik!’
Tiap kali
mereka datang, apa yang bisa ia lakukan hanyalah mengepalkan kedua tangannya.
Ia mendengar
bahwa ayahnya memiliki kepribadian yang baik. Tak ada satu pun pertemuan
keluarga maupun dengan teman yang ia lewatkan, dan ia bahkan akan mengeluarkan
uang dari tabungannya tanpa ragu ketika ada kerabat yang mendapat masalah
besar. Namun, balasan yang ia terima dari Tuhan seperti cerita-cerita di dalam
novel.
Setelah
ayahnya meninggal, dan ketika ibunya harus dirawat dirumah sakit, tak ada yang
mau membantu mereka. Parahnya lagi, mereka bahkan tak mau meminjamkan uang. Itu
karena mereka berpikir bahwa keluarga Hyun Woo tak mungkin bisa mengembalikan
uang yang dipinjamkan. Hubungan antar keluarga mereka lemah karena dibangun
ketika situasi keluarga Hyun Woo masih bagus.
Hyun Woo
juga sangat menyadari tentang kenyataan dingin tanpa akhir yang ia alami
sebelum lulus dari SMA.
Tak peduli
se-spesial apapun seseorang, pada akhirnya mereka juga sama dengan orang lain.
‘Aku hidup
hanya untuk merawat ibu dan diriku sendiri!’
Ia berniat
untuk mengundurkan diri dari SMA, namun ibunya yang sakit-sakitan, tak
sedikitpun menyetujui ide tersebut. Ia tak punya pilihan lain selain meneruskan
sekolahnya hingga setahun kemudian.
Namun, setelah
lulus SMA, keadaan yang mereka alami masih tak membaik.
Setelah ia
lulus SMA, Hyun Woo berniat untuk mencari pekerjaan. Sekalipun pekerjaannya
memiliki jam tambahan, hal-hal yang lain masih tetap seperti biasanya. Seperti
biasa, ia bekerja seharian penuh, dan hari-harinya dipenuhi oleh rasa cemas
karena memikirkan apa dirinya mampu membayar biaya perawatan rumah sakit dan
hutang yang terus menerus tumbuh di tiap akhir bulan.
Ia
perlahan-lahan mulai iri pada kawan-kawannya yang memiliki HP terbaru atau
menggunakan pakaian yang paling trendy.
Ia juga iri
dengan orang-orang yang punya uang untuk ditabung. Itu adalah satu hal yang
tidak bisa dihilangkan dalam ‘daftar sesuatu yang membuat Hyun Woo iri’. Hyun
Woo sejak masih kecil bermimpi untuk bekerja di suatu perusahaan pembuat video
game. Sebelum kecelakaan itu terjadi, ia sering bergadang hanya untuk bermain
game. Kalau tak kesampaian, paling tidak dia ingin punya pekerjaan yang
berhubungan dengan komputer.
***
Sekalipun ia
mengabaikan pemikiran untuk kuliah, ia tak mengabaikan mimpinya.
Itulah
alasan kenapa tiap bulan ia mengeluarkan 300 ribu won untuk mengikuti sekolah
swasta.
Suatu hari
seorang instruktur mendatangi Hyun Woo dan bertanya.
“Hyun Woo,
pernahkah kau berpikir untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan game?”
“Perusahaan
Game?”
“Hmm,
seorang senior memberiku kabar bahwa sebuah perusahaan video game sedang
mencari pegawai baru. Aku diminta untuk merekomendasikan murid-murid yang
pintar, dan aku berpikir untuk merekomendasikan dirimu. Bagaimana? Apa kau
ingin bekerja di sebuah perusahaan game?”
“Apa orang
yang bukan lulusan universitas diterima?”
“Umur 20
tahun atau keatas lebih diutamakan. Tak ada syarat pendidikan atau jenis
kelamin.”
“Dimana?”
“Pernahkah
kau mendengar tentang Global Exos?”
“Ya... Apa?”
Hyun Woo
terdiam selama beberapa saat di tempat ia berdiri.
Sudah biasa
kalau tak ada syarat pendidikan di sebuah perusahaan game kecil.
Namun, lain
halnya untuk sebuah perusahaan besar sekelas Global Exos! Perusahaan itu adalah
pusat dari semua perusahaan di industri game.
Mereka
adalah yang pertama dalam mengimplementasikan konsep virtual reality ke dalam
game, dan mereka juga telah merilis 2 game melegenda yang mampu memberi mereka
pendapatan yang ditaksir mencapai 1 triliun won.
“Apa yang
kurang di Global Exos, sampai-sampai mereka ingin merekrut orang-orang
sepertiku?”
“Aku sih
juga gak tau detilnya. Menurut seniorku, proses perekrutan pegawai akan
dilakukan dengan berbagai cara, yang sangat unik. Penyaringan dokumen untuk
latar belakang pendidikan atau pengalaman bekerja bukanlah prioritas utama. Dan
hal-hal yang akan diuji benar-benar berbeda, dan begitu pula tentang cara
mereka menentukan gaji para pegawai. Namun dengan banyaknya pendaftar, tentu
tak akan mudah... Karena aku tak tahu dengan jelas apa itu pekerjaan
antarpribadi, aku akan mencoba untuk mendaftarkanmu.”
***
Sebuah dunia
dimana latar belakang pendidikan seseorang bukanlah sebuah prioritas. Itu
adalah kalimat yang diucapkan oleh seseorang di masa lalu.
Namun Hyun
Woo bukanlah orang yang cukup naif untuk mempercayai kata-kata seperti itu.
Tanpa latar
belakang pendidikan, akan membuat seorang pegawai mendapat batasan untuk sebuah
jabatan dalam sebuah bisnis besar, dan biasanya terbatas hanya pada posisi-posisi
kecil. Terlebih lagi untuk Global Exos, dan jika ia tak diterima bekerja, ia
akan merasa sangat-sangat tak nyaman.
“Mendaftar
dengan ijazah SMA tak akan membuatku diterima. Jadi mendingan...”
Nama: Kim Hyun Woo
Jenis Kelamin : Pria
Umur : 22
Pendidikan Terakhir : Universitas S Jurusan Mesin, Tahun ke-2,
Dropout.
|
Ranking 1 kelas, tanpa membolos sekalipun.
Sekalipun tak diketahui oleh media sosial, pernah membobol firewall
sebuah perusahaan ketika mereka mengadakan konferensi tentang sistem game,
dan menjadi isu yang besar, yang pada akhirnya membuat mereka mengundurkan
diri.
|
Global Exos
adalah perusahaan yang benar-benar besar. Tentunya mereka tak akan memeriksa
keaslian semua aplikasi pendaftaran. Ketika ia berpikir tentang itu, tak mungkin
bagi mereka untuk melakukannya.
Mungkin,
tapi mencoba toh tak akan membuatnya rugi, lagian, ia tak akan kehilangan
apa-apa...
Beberapa
lama waktu berlalu dan ia sudah lupa tentang aplikasi pendaftaran miliknya,
hingga suatu kabar yang tak terduga datang.
“Ingat kapan
hari aku pernah cerita tentang Global Exos? Aplikasimu lolos penyaringan, dan
mereka mengontak kita.”
Instruktur
itu juga tak kalah terkejut dengan Hyun Woo.
***
Ketika ia
sedang melamun, para pewawancara sudah datang. Pokoknya, ia mendapat kesempatan
untuk bertemu dengan para pewawancara itu.
Mungkin ini
bisa jadi sebuah kesempatan emas. Itulah mengapa ia berpikir bahwa ia harus
memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya, bahkan bila perlu ia akan memohon
sambil menarik-narik celana para pewawancara itu.
‘Apa aku
sudah gila? Ide siapa coba buat datang ke tempat ini? Mendaftar dengan ijazah
palsu adalah masalahku yang paling besar... Kalau begini, siapa tau apa yang
akan muncul di berita nanti? Nah, tentunya Global Exos yang merupakan
perusahaan besar, akan mengerti bahwa insiden tentang ijazah palsu dari salah
seorang pendaftar hanya akan menciptakan kekacauan dan tak akan menguntungkan
mereka... Oh, sama gilanya juga kalau aku mundur sekarang...’
Ia
membayangkan dirinya diborgol dan dibombardir dengan pertanyaan dari para
reporter.
“Oh, apa kau
duduk disini?”
Tiba-tiba,
ia mendengar suara seorang perempuan di sampingnya.
Karena dia
terkejut, ia mengangkat kepalanya dan melihat si cewek resepsionis yang ia
temui di lobi ketika baru masuk ke dalam gedung, namun dengan menggunakan
pakaian formal.
“Kursi ini
kosong. Apa kau ingin duduk disini?”
Gadis itu
mengangguk dan duduk disamping Hyun Woo.
“Maafkan aku
karena tertawa tadi. Apa aku membuatmu marah?”
“Tak apa.
Pasti susah untuk menahan tawa. Aku benar-benar kelihatan aneh, ya kan?”
“Eh?”
Setelah
melihat wajah bingung si cewek resepsionis itu setelah mendengar pertanyaannya,
Hyun Woo jadi ikut-ikutan bingung.
“Ahh...
sepertinya ada salah paham disini. Aku tak tertawa gara-gara pakaianmu.
Sebelumnya tak ada orang yang membungkukkan badan terhadap seorang resepsionis.
Aku tertawa karena aku mengira bahwa kamu adalah orang yang sedikti eksentrik.
Dan juga, pakaianmu cocok kok dengan dirimu.”
Wajah Hyun
Woo memerah. Apa itu berarti ia punya rasa rendah diri yang besar?
“Maaf, aku
salah paham.”
“Um, aku
yang minta maaf, bikin kamu salah paham.”
“Omong-omong,
ngapain kamu kesini?”
“Sejujurnya,
aku juga mendaftar. Namaku Kang Misu.”
“Oh, namaku
Kim Hyun Woo.”
Kang Misu
mengulurkan tangannya. Sementara itu, Hyun Woo mengelap kedua tangannya di
celana miliknya dan ketika ia hampir menjabat tangan Kang Misu...
“Semua
kandidat harap menuju ke auditorium.”
‘Bangsat.
Terserahlah. Palingan aku nanti pingsan, atau kalau gak ya mati. Tunggu dulu,
aku gak akan mati gara-gara ini, ya kan?’
Tak bisa
lolos dari kerumunan, Hyun Woo terseret hingga sampai di auditorium.
***
Sekitar 2000
orang berdesak-desakan di dalam auditorium.
Karena hanya
sekitar 10 orang yang akan diterima, rasio penerimaannya adalah 1 banding 200.
Perhatian semua orang terfokus pada seorang pria berumur 20an yang berdiri di
atas panggung.
“Senang
bertemu kalian. Aku adalah direktur perencanaan, Ha Myung Woo. Mewakili Global
Exos, aku ingin berterima kasih pada kalian semua yang bisa berkumpul disini.”
Pidatonya
diikuti dengan tepuk tangan yang keras.
Ha Myung Woo
mengangguk dan berkata.
“Kalau
begitu langsung saja kita ke poin utama, yang dipikirkan oleh kalian semua.
Anda disini yang sudah mengerti tentang pengumuman Global Exos bulan lalu
tentang game virtual reality baru bernama New World, bisakah mengangkat tangan
kalian?”
Kebanyakan
orang mengangkat tangan. Namun, Hyun Woo tak ikut-ikutan.
Game virtual
reality tak bisa dimainkan di komputer biasa.
Jika
seseorang ingin memainkannya, mereka harus membeli unit network komersial
khusus, yang harganya mahal.
Sekalipun
ada juga game center virtual reality.
Namun karena
harga sebuah unit networknya mahal, mereka memasang tarif bermain yang mahal
pula.
Ha Myung Woo
menganggukkan kepalanya lagi.
“Jadi
kebanyakan dari kalian sudah mengetahuinya. Namun, karena terbatasnya informasi
yang tersebar, kami akan menjelaskan secara singkat. Global Exos menciptakan
game virtual reality pertama di dunia, yang tentu akan mengubah industri game
secara drastis. Tak lama kemudian, satu demi satu, perusahaan game lainnya akan
mulai membuat game virtual reality lain, dan pada akhirnya akan membawa
popularitas virtual reality kepada puncaknya. Namun game yang kami umumkan akan
dirilis nanti memiliki tema yang original dan inovasi yang benar-benar
berbeda.”
Beberapa
orang yang mempunyai pengalaman dengan game-game tersebut menganggukkan kepala
mereka.
Saat diskusi
selanjutnya, mulut Hyun Woo terus terbuka karena rasa kagum.
Sampai sekarang,
game virtual reality berarti sebuah gambaran visual yang dipancarkan secara
langsung ke dalam retina agar bisa melihat dunia virtual tersebut.
Game baru
ini, New World, akan benar-benar berbeda dari game yang lain. Informasi yang
didapat dari retina akan secara langsung dihantarkan ke dalam otak, yang mana
akan membuat game itu bisa dirasakan seperti dunia nyata.
Berkat itu,
sekarang virtual reality game tak hanya melihat melalui mata, namun juga
merasakan dunia lain dengan kelima indra manusia.
Selama 3
tahun terakhir, Hyun Woo hidup tanpa bermain game, dan perkembangan teknologi
di waktu itu benar-benar membuatnya kagum.
“Memang
benar bahwa biayanya akan naik hingga 4 kali lebih mahal dari harga unit yang
sekarang beredar. Namun, New Word bukanlah game yang simpel. Kita menuju era
yang baru. Aku yakin bahwa kami akan bisa menciptakan budaya baru yang akan
bertahan 10 hingga 20 tahun kedepan. Test perekrutan kali ini adalah untuk
mencari orang-orang cakap yang mampu mengelola New World, dan juga membuat
sejarah bersama kami.”
“Apa
syaratnya untuk lolos penyaringan?”
Saat itu,
seseorang bertanya.
“Semua orang
disini pasti penasaran tentang syarat penerimaan disini. Diantara kalian yang
ada disini, mungkin ada yang tak punya pengalaman atau tak menerima pendidikan
yang cukup layak, namun saat ini, aku ingin semua orang melupakan hal-hal
seperti itu. Kami memutuskan untuk tak memasukkan hal-hal tersebut dalam
perhitungan. New World adalah sebuah proyek yang akan bertahan hingga puluhan
tahun, dan kami akan merekrut orang berdasarkan bakat mereka dalam mengelola
proyek dengan skala besar dan berlanjut. Simpelnya, kami akan menilai kalian
berdasar kecintaan kalian terhadap game ini, dan juga kemungkinan kalian untuk
berkembang.”
Psikiater,
ahli kimia, ahli astronom, ahli medis, dan bahkan ahli dalam nanosains. Puluhan
ahli seperti itu akan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelejari game
virtual reality ini, New World.
Namun,
Global Exos tak sedang mencari pegawai dengan pengetahuan seperti diatas.
Malah, mereka mencari seseorang yang mampu menciptakan ‘api’. Global Exos
mencari orang yang mampu mengendalikan ‘api’ tersebut, itulah yang dijelaskan
oleh Ha Myung Woo.
“Bagaimana
cara kalian untuk memutuskan siapa yang memiliki kualifikasi untuk bekerja
disini?”
“Metode yang
kami gunakan sangatlah simpel.”
Ha Myung Woo
sedikit membuka bibirnya, dan menjawab.
“Besok sore,
semua orang disini akan menerima akses terhadap unit game masing-masing, yang
didalamnya sudah terinstall New World. Dengan unit ini, kalian harus
menciptakan akun untuk New World. Di dalam game, jika kalian mampu mencapai
suatu kondisi tertentu, sebuah event akan muncul, dan kalian bisa menganggap
bahwa event tersebut adalah sertifikat resmi untuk penerimaan kalian. Selebihnya,
ketika tes ini berlangsung, Global Exos akan memberi kalian modal 1,5 juta won
per bulan. Ini adalah kebijakan perusahaan agar semua orang bisa benar-benar
berkonsentrasi di dalam game dan bermain dalam kondisi yang sama.”
Itu adalah
cara perekrutan pegawai yang benar-benar tak bisa diduga, dan para kandidat
yang mendengarnya pun menjadi gaduh dan membuat situasi di dalam auditorium
kacau.
Setelah
kegaduhannya berkurang, pertanyaan-pertanyaan mulai diajukan.
“Kondisi apa
yang harus dicapai?”
“Apa kau bicara
tentang quest?”
“Atau
mendapat suatu item langka?”
“Aku sudah
menebak bahwa kalian pasti akan mempunyai banyak pertanyaan, Namun, aku tak
bisa memberimu informasi yang spesifik. Apa yang bisa aku katakan pada kalian
adalah, banyak cara agar kalian bisa mencapai tujuan tersebut, dan juga, tak
ada jalur tetap untuk mencapai tujuan itu.”
“Apa
maksutmu tujuan tes ini adalah untuk mendapatkan sesuatu di dalam game?”
“Kau benar.
Namun, kami tak akan memberi kalian satupun petunjuk. Bukankah itu hal yang
paling menyenangkan di dalam game?”
Ha Myung Woo
berkata dengan suara yang penuh perasaan riang gembira. Namun tak ada
seorangpun yang berbagi rasa senang dengannya.
“Kalian
punya kebebasan untuk melakukan apapun yang kalian inginkan di dalam game. Tapi
sekalipun kalian diberi kebebasan, kalian masih punya tanggung jawab untuk
mematuhi aturan yang ada. Dan juga kalian sendirilah yang akan menentukan
tujuan kalian masing-masing. Tergantung situasi, kalian akan dinilai menurut
apa yang kalian lakukan di dalam game.”
“Berapa lama
periode testingnya berlangsung?”
“Berapa
banyak orang yang akan diterima?”
“Kami hanya
akan merekrut 10 orang.”
“Periode
testing akan berakhir ketika kami sudah memilih 10 orang.”
Ha Myung Woo
menambahkan dengan senyuman.
“Mungkin ini
akan menjadi periode testing pegawai paling lama yang pernah ada. Namun, game
New World ini sudah pasti layak bagi kalian untuk menghabiskan waktu dan usaha
di dalamnya. Saya jamin itu.”
“Aku harap
ini akan memotivasi orang-orang untuk menyatukan kekuatan mereka dan bekerja
bersama-sama. Semangat~”
Ucap Kang
Misu dengan senyuman manis sembari berjalan untuk bercakap-cakap dengan
orang-orang di auditorium.
Tak ada hal
lain yang Hyun Woo inginkan melebihi bekerja di kantor sebuah perusahaan besar
bersama si cantik yang satu ini.
***
Hyun Woo
berdiam diri di depan konter toko sambil mengamati brosur Global Exos.
Ia tau bahwa
mereka adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia, namun ia tak menyangka
bahwa level mereka setinggi ini.
Di pamplet
itu tertulis detil untuk pegawai yang lulus tes spesial.
Ada kabar
bahwa departemen perencanaan eksklusif milih New World menerima gaji awal
sebesar 100 juta won.
Mengingat
gaji awal dari sebuah perusahaan besar yang lain adalah 40 juta, ini
benar-benar luar biasa.
Sebagai
tambahan, ada satu halaman penuh dengan artikel yang menjelaskan
keuntungan-keuntungan yang dijamin oleh perusahaan.
‘Sepertinya
hanya 2000 orang yang menerima kualifikasi. Jika mereka memberi 1,5 juta won
untuk setiap kandidat, itu artinya 30 milyar sebulan! Sekalipun tesnya hanya
berlangsung selama 3 atau 4 bulan, mereka bakal mengeluarkan biaya lebih dari
100 milyar! Kalau mereka mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk tes
penerimaan pegawai...’
Benar-benar
pekerjaan impian semua orang!
Itu adalah
sebuah pekerjaan yang bisa menyelesaikan semua masalah Hyun Woo dalam sesaat.
Apalagi,
Hyun Woo tertarik dengan tes penerimaan yang unik itu.
Mereka tak
ingin orang dengan nilai nyaris sempurna di TOEIC, atau orang dengan pengalaman
kerja yang menakjubkan.
*TOEIC = tes bhs inggris untuk mengukur
kemampuan sehari-hari seseorang dlm bhs inggris, bilamana bekerja di skala
internasional*
Bila mereka
mencari orang dengan keahlian seperti itu, Hyun Woo tak akan mendaftarkan
dirinya.
Namun, mereka
mengajukan sebuah metode agar para kandidat mendapat sesuatu di dalam game
sebagai tes untuk penerimaan mereka. Karena itulah, satu-satunya syarat adalah
kandidat harus pintar dalam bermain game.
‘Apa mereka
benar-benar tak memeriksa latar belakang pendidikanku?’
Jika latar
belakang pendidikannya yang palsu ketahuan, mungkin hal itu akan menjadi
masalah yang besar.
Tapi,
mungkin saja itu tak ketahuan. Ketika Hyun Woo memikirkan tentangnya,
harapannya berkembang.
‘Dengan
begini, mungkin ada harapan bagiku.’
Sejak masa
kecil, Hyun Woo senang bermain game.
Sekalipun ia
menghabiskan banyak waktu untuk memainkan game-game yang menarik, mereka tak
terlalu memberi kesan baik di dalam ingatannya.
Apalagi,
sekali ia menyelesaikan game, semua item yang ia dapat bisa dijual untuk uang.
Sekalipun
begitu, ia tak berpikir bahwa diterima menjadi pegawai adalah hal yang mudah.
Rasio
perbandingan 200 banding 1. Kandidat lain juga pasti akan berusaha sekeras
mungkin hingga mempertaruhkan nyawa mereka.
Namun,
karena mereka memulai dengan kondisi yang sama, Hyun Woo yakin bahwa ia tak
akan tertinggal.
‘Ini adalah
kesempatan sekali dalam seumur hidup. Aku tak boleh melewatkannya!’
Hari itu
juga, Hyun Woo mengundurkan diri dari kerja paruh waktunya di toserba, dan
berhenti mengirim susu dan koran di pagi hari.
Namun,
karena biaya hidup dan perawatan rumah sakit ibunya, ia tak bisa keluar dua
pekerjaan paruh waktunya yang lain.
Dengan 1,5
juta won perbulan yang dijanjikan Global Exos, ia masih tetap tak bisa membayar
biaya perawatan rumah sakit.
Ia tak
percaya bahwa hutangnya akan terselesaikan begitu saja. Ia mengerti bahwa besok
hutangnya masih akan terus bertambah.
Karena
itulah, ia membutuhkan beberapa uang tambahan agar bisa ditabung.
‘Karena aku
punya waktu lebih sedikit dari yang lain, aku harus melakukan ini layaknya
nyawaku sedang dipertaruhkan.’
Segera
setelah ia menyelesaikan pekerjaannya, ia buru-buru pulang ke rumah.
‘Aku harus
mencari informasi tentang game ini...’
Namun, Hyun
Woo mulai menggeleng-gelengkan kepalanya.
‘Itu cuma
informasi. Merasakannya sendiri akan membuatku mengerti tentang game ini lebih
cepat.’
Hyun Woo
langsung masuk ke dalam unit game. Setelah ia menyalakannya, ia mendengar suara
pelan seperti sesuatu yang berputar, dan tiba-tiba, semuanya menjadi gelap.
Tiba-tiba,
cahaya yang menyilaukan, bersamaan dengan dunia yang baru, muncul dihadapannya.
New World Dimulai.
|
gan LMS kapan di update? kalau bisa fokus dlu gan ke satu novel baru beralih ke novel lainnya, cuma saran aja gan. terimakasih
BalasHapus*PembacaSetia
makasih sarannya, untuk skrg LMS sedang di translate sama salah satu pembaca di blog ini, dan akan diupdate seperti bulan kmarin, yang rencananya satu minggu satu chapter. (upload tiap hari minggu) -bisa lebih cepet misal ada pembaca lain yang berminat bantu, sperti awal april kmarin-
Hapusdan saya jamin, LMS bakal lebih sering nongol ketimbang ARK, krn saya translate dari translator lain yg masih sampe vol 3 >_<
sbg info : waktu luang saya di rumah cuma mulai jam 6 sore shbs kerja, dan ga mungkin saya habisin smua cuma buat translate novel huahuahua
*sorry maksud gw akhir april kemarin
Hapus