Minggu, 08 Februari 2015

Mushoku Tensei 35

[Web Novel 35] Persimpangan Jalan - Pt.1

Keesokan harinya, setelah aku menerima saran dari Hitogami.
Aku membeli beberapa sate yang mirip seperti yakitori dari sebuah kios dan mulai berjalan di lorong-lorong kota.

Satu-satunya hal yang aku miliki hanyalah sate-sate ini.
Sate ini terdiri dari benda-benda yang mirip seperti kerang, remis, dan ikan asin.
Dan juga, beberapa produk laut yang tidak aku ketahui.

Beli makanan dari kios katanya, tapi dia tidak memberikan penjelasan yang spesifik, makanan seperti apa yang seharusnya aku beli.
Karenanya, aku membeli makanan yang paling mudah untuk dibawa.

Terakhir kali, aku terlalu banyak memikirkan saran yang diberikan oleh Hitogami.
Kalau orang amatiran mencoba untuk menata dan memasak sesuatu dengan gaya seorang chef, tentu saja itu akan berakhir dengan kegagalan.
Kalau aku terlalu memikirkan itu, ujung-ujungnya aku malah akan bingung sendiri.


Kali ini berbeda, aku akan coba menuruti saran yang dia berikan, dan lihat nanti apa yang akan terjadi.
Seperti yang disarankan, aku membeli beberapa makanan, dan kini aku berkeliaran di lorong-lorong kota, untuk mencari suatu peristiwa.
Tanpa pikir panjang.
Inilah yang namanya Role Playing.
Apa yang akan terjadi kepadaku hanyalah sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
Tidak perlu memikirkan itu secara berlebihan, cukup ikuti saja alur peristiwa yang muncul.

Orang itu lebih suka dengan peristiwa yang menarik.
Fakta bahwa aku memikirkan saran yang ia berikan secara berlebihan, justru itulah yang ia inginkan.
Kalau aku tinggal menjalankan saran yang ia berikan, maka dia tidak akan menganggap itu menarik.

Saat aku memikirkan itu sambil berkeliaran selama beberapa menit, tiba-tiba aku sadar.

[Tunggu dulu? Bukannya ini malah berjalan sesuai dengan apa yang dia prediksikan!?]

Aku rasa aku sudah ditipu olehnya.
Melalui seni percakapannya yang terampil, dia mampu membuatku berjalan mengikuti prediksi yang dia buat.

Kalau dipikir baik-baik, aku sadar, cara bicaranya itu benar-benar menyebalkan.
Rasanya seperti aku menari di atas telapak tangannya.

Ingat tujuannya yang asli.
Apa yang aku rasakan saat pertama kali aku bertemu dengannya.
Aku yakin seyakin-yakinnya, kalau aku tidak bisa mempercayai perkataannya.

Baik, ini akan jadi yang terakhir kalinya bagiku untuk mengikuti rencana yang dia buat.
Kali ini aku akan mengikuti sarannya dan melihat seperti apa hasilnya nanti, tapi lain kali aku tidak akan mengikuti sarannya.
Aku tak mau lagi menuruti keinginannya, cukup sudah.

***

Berkeliling di lorong-lorong kota.

Sendirian.
Aku penasaran, kenapa aku harus pergi sendirian.
Harusnya di situlah letak kebenaran di balik saran yang dia berikan.
Sebuah perkembangan yang tidak akan terjadi bila ada Ruijerd dan Eris di sini.
Tak perlu memikirkan itu secara berlebihan.
Aku bakal merasa senang kalau itu adalah perkembangan yang erotis, jadi aku akan berkeliling sambil mengharapkan perkembangan seperti itu.

Aku sudah memberitahu Ruijerd dan Eris bahwa kita akan beraktivitas secara terpisah untuk hari ini.
Karena bahaya jadinya kalau Eris pergi keluar sendirian, maka aku meminta Ruijerd untuk menjaganya.
Saat ini, mungkin mereka berdua sedang bersenang-senang di pantai.

[Tunggu dulu? Bukannya itu kencan?]

Mengikuti aliran pemikiranku, aku membayangkan ada bayangan 2 orang yang sedang bermain di atas pasir pantai.

Tidak, tidak.
Itu mustahil.

Te... te... te.. tenanglah.
Ingat, itu Eris dan Ruijerd.
Tidak mungkin mereka berdua bisa menghasilkan cerita panas.
Itu cuma penitipan bayi, penitipan bayi....

Ah!
Tapi Ruijerd itu kuat!

Eris kelihatannya juga sangat menghormati Ruijerd!
Belakangan ini aku juga cuma dianggap sebagai si “Owner”!

Tidak mungkin.
Kenapa aku jadi khawatir?
Fuuuu.

Semuanya akan baik-baik saja, iya kan Ruijerd-san?
Kisah hidupku tidak akan mendapat label netorare kan?
Situasinya baik-baik saja kan?
Setelah aku kembali, kalian berdua tidak akan tiba-tiba menjadi sangat dekat, iya kan?

Aku.... aku percaya denganmu!

Oke, sekarang, untuk pertama kalinya aku mulai membuat simulasi pertarungan antara diriku melawan Ruijerd.

Aku tidak memiliki kesempatan untuk menang dalam pertempuran jarak dekat.
Untuk bisa menghabisinya, hal pertama yang harus aku lakukan adalah menjauh darinya, agar aku bisa keluar dari jarak pengintaian batu permata yang tertanam di dahinya.
Kemudian, untuk mengalahkan Ruijerd, gunakan air.
Aliran air akan menjadi hambatan bagi dirinya.
Dan untuk menebus kesalahannya, aku akan memotong itu-nya dengan air.

Aku akan menciptakan air dalam jumlah banyak, dan dengan itu aku akan mendorong Ruijerd sampai ke tengah-tengah lautan, THE END.
Biar dia hanyut di sana sampai mati.
Kukuku.

Tolong jangan salah paham.
Aku percaya dengan Ruijerd.
Tapi, bagaimana ya menjelaskannya.
Ini, seperti itu lho.

Bukannya orang-orang bilang kalau cinta itu tidak ada bedanya dengan perang?

***

Lorong-lorong di dalam kota tampak tenang.
Biasanya kalau orang berpikir soal lorong-lorong, orang itu akan mendapatkan gambaran bahwa itu adalah tempat berkumpulnya segala jenis orang jahat.
Realitanya, kalau ada anak kecil yang ceria, polos, dan tidak berdaya sepertiku berjalan melalui tempat-tempat seperti itu, itu pasti akan menarik perhatian para penculik.
Lagipula, di dunia ini, penculikan adalah salah satu tindak kejahatan yang paling populer dan menguntungkan.

Kalau ada orang yang datang untuk menculikku, aku akan menghancurkan kaki dan tangan mereka, kemudian menginterogasi mereka untuk mengumpulkan semua informasi yang mereka tahu, rampas semua benda bernilai yang mereka miliki, kemudian serahkan mereka ke pihak berwenang.

[Hehehe, gadis kecil, kalau kamu ikut denganku, kamu akan bisa makan sampai perutmu kenyang.]

Aku mendengar suara itu datang dari salah satu lorong.

Aku mengintip untuk melihat situasinya.
Seorang pria dengan wajah menyeramkan tengah menarik tangan seorang gadis kecil yang sedang duduk membelakangi tembok.
Yup, itu adalah komposisi peristiwa yang sangat mudah untuk dipahami.

Langkah pertama menang.
Aku mempersiapkan tongkatku dan melakukan modifikasi terhadap Stone Cannon ku agar kekuatannya menjadi kira-kira setara dengan tinju seorang petinju profesional.
Kemudian menembakkannya ke arah punggung pria itu.
Dalam setahun terakhir, aku jadi lumayan ahli dalam mengekang kekuatanku.

[Ouch?!]

Setelah pria itu membalikkan badannya, aku menembakkan satu Stone Cannon lagi.
Kali ini kekuatannya agak lebih tinggi dari sebelumnya.

[Ga?!?]

Duar! Bunyi yang mantap terdengar, dan peluru batuku menghantam tepat di wajah si pria, hingga mengeluarkan bunyi seperti ada sesuatu yang retak.
Tubuh pria itu mulai sempoyongan,dan kemudian dia terjatuh.
Seharusnya sih dia tidak mati.
Sepertinya aku berhasil mengurangi kekuatan dari tembakanku dengan cukup baik.

[Apa kamu baik-baik saja, nona?]

Sebisa mungkin aku berusaha menunjukkan ekspresi wajahku yang paling menyegarkan, dan mengulurkan tanganku ke arah si gadis kecil yang hendak diculik.

[O... oh??]

Dia adalah seorang gadis kecil yang mengenakan pakaian dari kulit berwarna hitam yang tampak agak sedikit cabul.
Sepatu bot yang memanjang hingga lututnya. Celana pendek dari kulit. Tube top dari kulit.
Lehernya, pinggangnya, pusarnya, dan pahanya – semua bagian tubuhnya tampak pucat.
Dan yang terakhir, fitur tubuhnya yang paling mencolok; rambut bergelombang berwarna violet, dan tanduk yang mirip seperti tanduk kambing.

Saat aku melihatnya, aku langsung mengerti.
Dia adalah succubus.
Tidak hanya itu saja, tapi dia juga seorang gadis kecil.
Tidak diragukan lagi, usianya pasti lebih muda dariku.
Apa mungkin ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku oleh Hitogami karena aku telah berusaha dengan giat?
Sepertinya orang itu kadang-kadang juga bisa melakukan hal-hal baik.

Bukan, seharusnya dia bukan succubus.
Di dunia ini, spesies yang berhubungan dengan succubus dianggap sebagai sejenis tipe monster.
Kalau tidak salah, itu adalah monster yang hidup di sekitar Begaritto Continent.
Aku ingat pada saat Paul berkata dengan wajah serius, [Keluarga kita tidak bisa menang melawan mereka].
Aku yakin kalau aku benar-benar bertemu dengan succubus, aku akan kalah dan kehabisan energi saat berhadapan dengan tekniknya.
Succubus adalah musuh alami keluarga Greyrat.
Hm, terlepas dari itu.

Tidak ada monster di tengah-tengah kota.
Dengan kata lain, anak ini bukan succubus.
Seharusnya, dia hanyalah anak-anak dari ras demon biasa yang mengenakan pakaian erotis.

[O...ohhhh! Si.... sialan, apa yang telah kamu lakukaaaaan??! Lihat, apa yang telah kamu lakukan!]

Seluruh tubuh gadis kecil itu tampak gemetaran.

[P...pria ini.... pria ini tadi, kamu tahu...?!]

Dia menunjukkan ekspresi wajah yang luar biasa.
Apa yang telah kamu lakukan? Apa yang akan kamu lakukan tentang hal ini? Ekspresi seperti itu.

[Ah, maaf soal itu, apa pria itu kenalanmu?]

Aku menanyakan itu sambil memiringkan kepalaku.
Peristiwa barusan tidak terasa seperti seorang pria paruh baya normal yang sedang bicara dengan anak kecil yang dia kenal.
Bagaimana ya menjelaskannya, pokoknya itu lebih terasa seperti pria tua lolicon yang sedang nafsu.
Coba lihat wajahnya yang berwarna merah cerah, bahkan setelah pingsan pun dia masih tersenyum lebar.
Dia mungkin hendak membawa gadis kecil ini pulang ke rumahnya dan mentraktirnya dengan makanan yang mewah, kemudian menawarkan untuk tidur di kasur yang nyaman, tapi sebagai gantinya dia akan meminta si gadis kecil ini untuk melayaninya, seperti itulah rasanya.


[Pria ini hendak memberi makan diri saya, yang perutnya sedang kosong!]

Aku mendengar bunyi keroncongan yang terdengar keras dari suatu tempat.
Bunyi itu terdengar seperti tanah yang sedang gempa.
Saat bunyi itu hendak berakhir, kaki si gadis kecil itu menjadi lemas, dan dia terjatuh ke tanah.

[Apa... apa kamu baik-baik saja?]

Tanpa pikir panjang, aku berjongkok dan mengangkat tubuhnya.
Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menyentuh tubuh seorang gadis kecil dengan alasan yang benar lewat begitu saja.
Tapi, jangan salah.
Aku datang kemari untuk menyelamatkannya atas perintah Hitogami.
Berbeda dari pria tua yang barusan.

[Gu?? Ugh? Sudah 300 tahun lamanya sejak diri saya bangkit. Tidak pernah terpikir bahwa diri saya akan gugur di tempat seperti ini.... Diri saya tidak boleh membiarkan Laplace mengetahui hal ini!]

Entah bagaimana, tahu-tahu ada drama aneh yang dia mulai sendiri.
Apa mungkin pakaian yang dia pakai ini sebenarnya adalah sejenis cosplay?

[U... untuk sementara, makan ini dulu.]

Aku menjejalkan sate yang sudah aku persiapkan ke dalam mulut si gadis kecil.

[Mogyumogyumogyu.]

Saat sate itu dijejalkan ke dalam mulutnya, kedua mata gadis itu terbuka lebar, dan dengan mata yang terbuka lebar seperti itu, dia terus mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
Kemudian dia juga merampas sate yang ada di tanganku.
Aku masih memiliki 12 potong makanan yang tersisa di tusukan sateku, tapi mendadak 10 potong menghilang begitu saja.

[U...u.. o...oh! Rasanya enak! Makanan pertama yang diri saya rasakan dalam satu tahun, lezat sekali!]

Tenaga gadis kecil itu kembali pulih.
Tiba-tiba dia mengangkat punggungnya dari tanah dengan penuh energi dan melompat, kemudian dia mendarat dengan kedua kakinya di tanah setelah berputar sekali di udara.
Sepertinya kekuatan fisik yang dia miliki benar-benar tinggi.

[Diri saya telah diselamatkan, diselamatkan! Kamu! Dengan ini, diri saya seharusnya akan bisa bertahan untuk satu tahun berikutnya!]

Kemudian pada saat itu tatapan si gadis akhirnya bertemu dengan tatapanku.
Kedua mata gadis itu tampak aneh, yang memiliki warna campuran ungu dan hitam.
Aku penasaran, apakah mata itu juga sejenis cosplay?
Tidak, seharusnya di dunia ini tidak ada yang namanya lensa kontak.
Jadi memang tampaknya itu adalah warna asli matanya.

[Oh?]

Mata gadis itu tampak berputar-putar.
Pada saat itu, warna matanya berubah menjadi biru.

Itu.... itu mengerikan!!

[Uwaaa! Uwaa! Apa-apaan kamu ini? Luar biasa! Itu menjijikkan! Apa ini, apa ini?! Fuhahaha! Ini adalah pertama kalinya bagi diri saya untuk melihat sesuatu seperti ini!]

Setelah melihat wajahku, gadis kecil itu mulai mengucapkan itu sambil melompat-lompat dengan penuh semangat.

Ya, tentu saja itu mengejutkan.
Sudah cukup lama semenjak terakhir kali ada seseorang yang menatap wajahku dan menyebutnya menjijikkan.
Namun, aku juga berpikir kalau dia itu mengerikan.
Jadi anggap saja kita impas.

[Seperti itukah? Saat di dalam perut ada dua anak kembar, tapi saat lahir ada satu yang meninggal, begitu?]

Apa?
Apa yang dia katakan?

[Tidak, menurutku tidak seperti itu.]
[Benarkah?]
[Ya.]
[Meski begitu, kuantitas Mana mu!! Itu lebih tinggi dari Laplace, kamu tahu?]

Apa yang lebih tinggi dari siapa?

[Yah, tidak apa-apa lah! Sebutkan namamu!]
[Namaku Rudeus Greyrat.]
[Baiklah! Diri saya ini biasa dipanggil Kishirika Kishirisu! ALIAS GREAT DEMON EMPRESS!]

Dengan kedua tangan di pinggangnya, dan pinggulnya yang ia dorong ke depan, gadis itu mengangkat dadanya dengan penuh bangga.
Mendadak melihat ada paha yang muncul di depan kedua mataku, secara reflek aku menjilatnya.
Bau sih, tapi manis.

[Uhyaa! Apa yang kamu lakukan!? Itu kotor!]

Gadis kecil itu mulai melotot ke arahku sembari menempelkan kedua kakinya rapat-rapat dan mulai menggosoknya.

Tapi, aku mengerti sekarang.
Great Demon Empress, Kishirika Kishirisu.
Bahkan aku pun pernah mendengar nama itu sebelumnya.
Di Human-Demon war, figur yang memimpin ras demon, bertarung, dan dengan mudah dihancurkan, sang Immortal Demon Empress.

Apa mungkin ya kalau dia itu asli?
Aku datang kemari dengan mengikuti saran dari Hitogami.
Ada kemungkinan kalau dia adalah Great Demon Empress yang asli.

Tapi, apa mungkin Demon Empress yang asli berkeliaran di tempat seperti ini, apalagi sampai kehabisan tenaga gara-gara kelaparan.
Dari sisi manapun aku melihatnya, rasanya itu tidak mungkin.

Benar juga.
Ini pasti seperti itu kan, anak-anak di Demon Continent yang sedang bermain dan berpura-pura menjadi orang-orang hebat dari masa lalu.

Dan yang paling populer adalah Demon God Laplace.
Bagi orang sepertiku yang tahu akan kebenarannya, dia adalah bajingan yang jahat dan menjijikkan, tapi populer.
Sekalipun dia kalah dalam perang, dia berhasil menguasai Demon Continent, mempersatukan ras demon dan mengangkat status mereka, kemudian membawa kedamaian di sana.
Orang terhebat dalam sejarah ras demon, begitulah kisah yang tersebar luas di kalangan masyarakat.

Yang biasa ditiru oleh anak-anak adalah kisah Laplace.
Khususnya, episode dimana dia bertarung melawan Great Demon Empress. Itu adalah sesuatu yang berulang kali aku lihat dalam perjalanan kami menuju Windport.

Great Demon Empress Kishirika juga adalah orang yang hebat.
Namun, mungkin karena dia berasal dari era yang terlalu lama, aku sangat jarang melihat ada anak-anak yang berpura-pura menjadi dirinya.

Anak ini pasti adalah penggemar setia Great Demon Emmpress, dan dia tidak punya teman untuk diajak bermain bersama, jadi dia bermain sendirian di lorong-lorong.
Kalau dipikir seperti itu rasanya cocok.

Hmm.
Bermain sendirian itu terasa kesepian kan?
Mau bagaimana lagi, aku juga akan bermain denganmu.

[Wa ha ha! Mohon maafkan aku! Yang mulia!]

Aku mulai berakting secara berlebihan, dan menundukkan kepalaku sambil berlutut, mirip seperti seorang pelayan.

[O? O....oh! Itu bagus, itu bagus! Diri saya selalu menanti-nanti respons seperti itu! Anak muda jaman sekarang memang benar-benar tidak tahu tata krama!]

Ya, ya, Kishirika mulai mengangguk dengan gembira.
Ya, ya.
Itu benar, aku yakin kamu ingin ada seseorang yang bermain bersamamu.

[Tolong ampuni ketidaksopananku, karena aku tidak tahu bahwa anda telah bangkit kembali, dan bersikap dengan kurang ajar seperti itu!]
[Tidak apa-apa. Kamu telah menyelamatkan hidup diri saya. Kamu boleh mengajukan satu permintaan, terserah kamu.]

Menyelamatkan hidupmu... aku cuma memberimu beberapa makanan saat kamu merasa lapar, kan?

[Ummm? Kalau begitu, aku mau jadi kaya raya.]
[Idiot! Dilihat saja sudah jelas kan, diri saya ini benar-benar miskin!]

Sekalipun kamu bilang terserah aku?
Bukan, mungkin settingan ceritanya seperti itu.
Kalau aku meminta uang, maka nanti akan ada episode dimana aku dipaksa untuk membayarnya kembali.

[Kalau begitu, mohon beri aku separuh dunia.]
[Apa! Separuh dunia kamu bilang! Besar sekali! Tapi, tanggung sekali. Kenapa cuma separuh?]
[Kan aku tidak butuh laki-lakinya.]

Oh gawat, aku tak sengaja membocorkan pikiranku.
Itu bukanlah sesuatu yang boleh dikatakan kepada seorang gadis kecil.

[Begitu, diri saya mengerti sekarang! Sekalipun kamu masih muda, tapi kamu itu penuh dengan gairah. Namun, maaf. Kalau boleh jujur, diri saya juga belum berhasil mendapatkan seluruh dunia, kamu tahu?]

Mau bagaimana lagi, semua peperangan yang dipimpin oleh Kishirika selalu berakhir dengan kekalahan.

[Kalau begitu, tubuhmu juga tidak apa-apa. Balas kebaikanku dengan tubuhmu.]
[Oh? Dengan tubuh ini? Bahkan dalam usia sekecil itu, gairahmu sudah sebesar itu ya, aku merasa khawatir terhadap masa depanmu.]
[Haha, tentu saja itu cuma bercan-....]

Bercanda, tadinya aku hendak mengucapkan itu, saat Kishirika mendadak mulai meletakkan tangannya di celana pendeknya.

[Serius deh, mau bagaimana lagi. Ini adalah yang pertama kalinya sejak diri saya bangkit kembali, jadi yang lemah lembut, oke?]

Pipi Kishirika mulai berubah warna, dan dia mulai membuka kancing yang ada di celana pendeknya.
Eh? Serius?
Maksudku cuma bercanda lho....
Tidak, tapi, ini bukan sejenis suasana yang bisa dianggap bercanda.
Dalam situasi seperti ini, aku harus mengapresiasi usaha si gadis kecil saat melepaskan pakaiannya dengan cermat, kemudian setelah menikmati sentuhan dari Yang mulia, aku akan menolaknya dengan halus, itulah cara yang benar.

[Oh, tunggu, diri saya tidak boleh melakukan itu.]

Tapi, Kishirika berhenti.
Jangan berhenti lah, padahal tinggal sedikit lagi aku bisa melihatnya.

[Kali ini, tunangan diri saya juga sedang berada di sini. Maaf, tapi diri saya tidak bisa mempersembahkan tubuh ini kepadamu.]

Celana yang tadinya sudah mulai dilepas, kini dipasang kembali.
Aku merasa seperti orang yang hatinya baru saja dipermainkan.

Uang tidak boleh, dunia tidak boleh, tubuh tidak boleh.

[Kalau begitu apa yang bisa kamu tawarkan?]
[Bodoh, soal apa yang bisa diberikan oleh Great Demon Empress Kishirika, tentu saja itu adalah mata iblis!]

Mata iblis.
Mata iblis, eh.
Seperti itukah?
Entah bagaimana, gambarannya agak berbeda dari para legenda yang ada di dunia ini.
Kalau dipikir-pikir, satu mata Ghyslaine juga mata iblis kan?

Tapi, mata iblis, eh.

[Yang disebut mata iblis itu, apa maksudmu, “memiliki kemampuan untuk melihat garis kematian lawan, dan dengan memotong garis itu, musuh pasti akan mati” - mata iblis seperti itu?]
[Mengerikan! Apa itu! Diri saya tidak memiliki sesuatu yang mengerikan seperti itu!]

Sepertinya bukan begitu.
Selain itu, satu-satunya mata iblis yang aku tahu adalah mata yang mampu mengubah lawan menjadi batu saat mereka menatap matamu.
Atau sejenis mata yang menembakkan sinar, “Mata Sinar”, atau yang bisa mengeluarkan laser, “Mata Laser”, yang seperti itu mungkin tidak termasuk dalam kategori mata iblis.

[Apa kamu benar-benar menginginkan sesuatu yang berbahaya seperti itu? Apa kamu memiliki dendam terhadap seseorang?]
[Tidak, tidak juga.]
[Tidak ada hal bagus yang bisa lahir dari balas dendam. Diri saya sudah pernah dibunuh dua kali, tapi sekarang diri saya sama sekali tidak memiliki rasa dendam terhadap lawan yang telah membunuh diri saya. Saat orang merasa benci, kebencian itu akan menjadi rantai yang mengekang orang itu. Kemudian, sesuatu yang mirip seperti Human-Demon war akan terjadi.]

Aku diceramahi oleh seorang gadis kecil.
Yah, toh aku juga tidak memiliki niat untuk menghabisi para vampire, jadi dia sebenarnya tidak perlu menceramahiku.

[Sebenarnya, aku tidak terlalu paham soal mata iblis. Memang jenis apa saja yang ada?]
[Hmm. Diri saya baru saja bangkit, jadi diri saya tidak memiliki mata yang terlalu kuat, tapi untuk mata yang terkenal di sekitar sini adalah mata Mana, Identifikasi, Sinar X, Penerawang, Peninjau, dan Penyerapan.]

Kalau cuma dikasih tahu namanya sih....

[Bisakah kamu menjelaskan fungsi masing-masing kepadaku?]
[Umu? Kamu tidak tahu? Serius deh, memangnya anak muda jaman sekarang tidak ada yang belajar apa?]

Setelah mengucapkan itu, Kishirika mulai menjelaskan efek dari masing-masing mata kepadaku secara mendetil.

Mata Mana.
Membuatmu mampu melihat Mana secara langsung.
Mata yang paling populer. 1 dari 10.000 orang memilikinya.

Mata Identifikasi.
Saat kamu melihat sesuatu, mata itu akan menunjukkan detil dari obyek tersebut.
Namun, hanya terbatas dalam hal-hal yang diri saya ketahui. Selain dari itu, mata tersebut akan menganggapnya sebagai obyek yang tidak diketahui.

Mata Sinar X.
Membuatmu bisa melihat apa yang ada di balik sesuatu, seperti tembok.
Sekalipun kamu tidak bisa melihat tembus makhluk hidup atau daerah yang penuh dengan Mana.
Kalau mau, kamu bisa melihat seluruh tubuh wanita tanpa dihalangi oleh pakaian. Mata yang cocok bagi orang yang memiliki nafsu tinggi.

Mata Penerawang.
Membuatmu bisa melihat sesuatu dari jauh. Sulit untuk mengatur titik fokusnya.
Karena kamu hanya bisa melihat dan tidak bisa turut campur dengan apa yang kamu lihat, mata ini tidak benar-benar dianjurkan.

Mata Peninjau.
Membuatmu mampu melihat masa depan dalam jarak pendek.
Yang ini titik fokusnya juga sulit untuk diatur.
Tapi, disarankan untuk memilih ini.

Mata Penyerapan.
Mata yang menyerap Mana. Karena mata ini juga menyerap Mana mu sendiri, jadi ini tidak benar-benar dianjurkan.

Kishirika memiliki pengetahuan yang sangat tinggi soal mata iblis.
Aku penasaran, dimana dia mempelajari segala jenis informasi tersebut.
Mungkin orang tuanya yang mengajarinya.
Atau mungkin, ada sejenis buku yang berjudul Ensiklopedi Mata Iblis.

[Kalau begitu, ubah kedua mataku menjadi mata iblis.]
[Langsung memili dua, kamu ini serakah juga ya?]
[Nih, aku kasih daging yang terakhir.]

Aku menyerahkan 2 potong daging yang masih berada di tusukan sate, dan Kishirika menerimanya dengan wajah yang penuh dengan senyuman.

[Yay... mogumogu. Sebenarnya memang bisa sih kalau kedua matamu dirubah, tapi diri saya tidak menyarankan itu.]
[Kenapa?]
[Kamu akan kerepotan kalau kamu tidak bisa melihat secara normal, dan pada umumnya orang akan menutupinya dengan menggunakan penutup mata bila tidak digunakan. Kalau kamu harus menutup kedua matamu, kamu tidak akan bisa melihat.]
[Ah, kalau dipikir-pikir, aku juga pernah melihat yang seperti itu dari orang yang aku kenal.]

Ghyslaine juga mengenakan penutup mata.
Jadi, yang dimiliki Ghyslaine seharusnya adalah mata iblis.

[Kalau kamu sudah hidup selama beberapa ratus tahun, mungkin kamu akan bisa mengontrolnya, tapi kalau diri saya tiba-tiba memberikan dua mata iblis kepada seorang anak kecil sepertimu, maka itu akan membuatmu menjadi gila.]

Aku akan jadi gila, eh?
Mungkin, itu akan memberikan suatu beban tertentu kepada otak.
Mengerikan sekali.

[Kalau begitu, aku tidak jadi memilih 2 mata.]
[Itu pilihan yang terbaik. Kalau begitu mana yang akan kamu pilih? Diri saya menyarankan mata peninjau.]

Mata iblis, eh, kalau aku bisa punya satu, mana ya yang paling bagus.

Mata mana kelihatannya tidak berguna.
Dan sepertinya sudah ada lumayan banyak orang yang memilikinya.
Tapi entahlah, siapa tahu , mungkin saja itu banyak gunanya.

Aku tidak benar-benar membutuhkan mata identifikasi.
Aku tidak pernah merasa kerepotan hanya karena tidak mengetahui sesuatu.
Ditambah lagi, sepertinya mata itu tidak mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh Great Demon Empress.
Aku bisa membayangkan saat mata itu tidak berguna ketika tiba waktunya kamu sangat membutuhkan itu.

Aku juga tidak benar-benar membutuhkan pandangan sinar X.
Sebelum aku bisa mengontrolnya dengan sempurna, sepertinya aku juga akan melihat Ruijerd telanjang.

Mata penerawang kelihatannya bisa berguna.
Sekalipun untuk sekarang aku merasa kalau aku tidak terlalu membutuhkan itu.
Kalau sekarang mata itu diberikan kepadaku, maka aku akan bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh Eris dan Ruijerd, tapi aku yakin pemandangan yang akan masuk ke dalam penglihatanku adalah Eris yang seperti biasa, sedang berkelahi dengan seseorang, dan Ruijerd yang akan menghentikannya.

Mata peninjau.... begitu ya, memang benar yang satu ini tampaknya adalah mata yang bagus.
Saat ini, aku tidak bisa menang melawan Ruijerd atau Eris dalam pertempuran jarak dekat.
Bagaimanapun juga, makhluk hidup di dunia ini bisa bergerak dengan sangat cepat.
Kalau aku bisa melihat masa depan, walaupun hanya sesaat, hal seperti itu bisa menjadi keuntungan yang besar bagiku.

Mata penyerapan sudah jelas tidak termasuk dalam pilihanku.
Itu akan menghilangkan kelebihanku sebagai seorang penyihir.
Walaupun aku merasa senang karena bisa mendapatkan informasi tentang mata iblis seperti ini.
Kalau mendadak semua kemampuanku tidak bisa digunakan karenanya, aku akan menjadi panik, dan situasinya pun akan jadi berbahaya.

Kalau dipikir baik-baik, maka semua mata itu memiliki kelebihan masing-masing, tergantung cara mereka digunakan.
Sebenarnya semuanya juga bagus sih.
Lagipula, ini kan cuma main-main.

[Kalau begitu, aku akan menuruti saranmu.]
[Yang benar? Kebanyakan orang lebih suka untuk memilih mata yang berbeda daripada yang diri saya sarankan. Biasanya mereka berkata “apa manfaatnya kalau kamu hanya bisa melihat sesaat ke masa depan?” seperti itu.]
[Kalau kamu bisa melihat satu detik ke masa depan, maka kamu akan bisa menguasai dunia.]

Meskipun aku mengatakan itu, para pendekar pedang di dunia ini benar-benar cepat.
Seklaipun aku bisa melihat satu detik ke masa depan, tetap saja ada kemungkinan kalau aku akan kalah.
Ditambah lagi ada teknik “Sword of Light”.

[Yakin tidak memilih mata sinar X? Kamu bisa melihat sebanyak mungkin wanita telanjang yang kamu inginkan lho.]

Gadis kecil ini, dia tidak mengerti apa-apa.
Memang, bisa melihat gadis-gadis cantik telanjang hanya dengan berjalan di jalanan itu menyenangkan.
Tapi, hanya begitu saja.
Itu akan dengan cepat menjadi membosankan.
Dalam hal itu, proses saat mereka melepas pakaian dan membayangkan seperti apa tubuh mereka saat mereka sudah benar-benar telanjang, itulah bagian yang paling nikmat.
Si dicky tidak akan merasa puas kalau dia tidak bisa melihat pakaiannya, kamu tahu?

[Aku mengerti, kalau begitu dekatkan wajahmu kemari.]
[Ya.]
[Oke, siap?]

Kishirika mendadak menusukkan jari-jarinya ke dalam mata kananku.
Aku mengalami rasa sakit yang luar biasa.

[Guh!! GIAAAAAAAHHH!!!]

Tanpa pikir panjang, aku berusaha untuk melarikan diri.
Tapi, tubuhku dibelit oleh rambutnya Kishirika, dan aku tidak bisa melarikan diri.
Ternyata dia benar-benar kuat.
Ouch ouch ouch ouch!

[Ga? Aahh?! Apa... apa yang kamu lakukan, bocah?!]
[Diam dulu kenapa, kamu itu laki-laki kan? Tahan sebentar.]

Dia mengotak atik lubang mataku dengan jari-jarinya.
Setelah beberapa saat berlalu, dia menarik kembali jari-jarinya dan mengeluarkannya dari lubang mataku.
Yakin sudah, aku tidak akan bisa melihat dengan menggunakan mata kananku lagi.

[Warna dari mata peninjau sedikit berbeda dari warna mata aslimu, sekalipun orang tidak akan bisa menyadarinya kalau mereka melihat dari jauh.]
[Sialan kamu! Ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sekalipun kamu hanya bermain-main!]
[Diri saya ini Great Demon Empress, diri saya tidak akan main-main saat memberikan mata iblis kepada seseorang.]

Sialan, mataku, mataku?!
Ah??? Oh?

Aku bisa melihat.
Semuanya tampak digandakan, tapi aku bisa melihat.
Apa ini, rasanya menjijikkan.

[Semuanya tergantung kepada bagaimana kamu bisa mengontrol aliran Mana yang mengalir ke matamu, tapi seharusnya kamu bisa membuat alirannya menjadi setipis mungkin. Yah, berusahalah sebisa mungkin untuk melatihnya, agar kamu bisa menggunakannya dengan lancar.]
[Ah? Eh? Apa maksudmu?]
[Itu artinya, semuanya tergantung kepadamu.]

Dihadapan diriku yang sedang bingung, Kishirika tampak benar-benar puas.
Ada efek afterimage yang muncul di tempat ia mengangguk.
Tapi, bayangannya tampak lebih jelas.
Apa-apaan ini, rasanya menjijikkan.

[Bagus, sepertinya kamu bisa melihat dengan baik. Kalau begitu, sekarang sudah waktunya bagi diri saya untuk pergi. Diri saya harus pergi untuk mencari Badigadi. Soal makanan yang telah kamu berikan, diri saya benar-benar berterimakasih.]

Setelah mengucapkan itu, Kishirika melompat ke atas atap rumah-rumah.

[Baik kalau begitu, sampai jumpa Rudeus! Kamu boleh meminta bantuan kepada diri saya kalau kamu nantinya mendapatkan masalah lagi! Fuahahahahahaha! Fuahahahahaha! FUAHAHAHAHAHKKGGHHuhuk...uhukkk??!]

Sambil meninggalkan afterimage, dia menghilang di kejauhan sambil tertawa terbahak-bahak.
Aku hanya bisa menatapnya dengan bengong.

Eh?
Great Demon Empress yang asli?

Dan begitulah, aku berhasil mendapatkan mata peninjau.

***

-=-=- Sudut Pandang Pria Tua -=-=-

[Ugh, kepalaku sakit.]

Aku terlalu banyak minum-minum kemarin.
Aku berhasil menyelesaikan babak pertama dari sebuah pekerjaan yang panjang dan berpesta dengan rekan-rekanku.
Kami minum sampai pagi.
Kami minum begitu banyak, sampai-sampai kami pikir toko itu bakal kehabisan.
Kemudian, aku tidak memiliki ingatan.

Semua ingatan yang ada di dalam kepalaku setelah aku pergi meninggalkan toko tampak samar.
Kalau tidak salah, aku pergi melewati sebuah lorong untuk mengambil jalan pintas.
Benar begitu.
Kemudian aku memlihat ada seorang gadis kecil yang sedang duduk disana.
Setelah bicara dengannya, dia bilang kalau dia sedang merasa lapar.
Mumpung suasana hatiku sedang baik, aku mengundangnya untuk berkunjung ke rumahku.
Istriku seharusnya sudah mempersiapkan beberapa makanan untuk sarapan.
Sayangnya, karena aku masih merasa mabuk, jadi aku tidak akan bisa memakannya.
Kalau aku membiarkan makanan yang sudah disiapkan oleh istriku, maka dia akan marah.
Kalau aku menyuruh gadis kecil ini untuk memakannya, seharusnya istriku tidak akan marah.
Di dalam pikiranku yang masih mabuk, kelihatannya itu adalah ide yang bagus.

Ya, mulai dari sana, aku tidak ingat apa-apa.
Sepertinya aku terus minum sampai pingsan.
Dompetku? Masih ada.
Barang-barang yang aku miliki masih utuh.
Setelah melihat ke arah langit, matahari masih tampak menjulang tinggi di atas sana.

Bagaimanapun juga, aku kan orang yang lumayan terkenal di kota ini.
Seharusnya tidak ada seorangpun di kota ini yang tidak mengenaliku saat mereka melihat wajahku yang menyeramkan ini.

Ditambah lagi, kemarin, kami akhirnya berhasil menyelesaikan pembangunan kapal baru, jadi semua orang di sekitar kota seharusnya sudah tahu soal itu.
Tentu saja, mereka seharusnya juga tahu soal perayaan peluncuran pertamanya.
Jadi mereka memutuskan untuk membiarkanku tidur di sini dengan tenang.

[Tunggu, bukannya sekarang sudah siang? Ah? Ini akan membuat istriku jengkel!]
Ketua Organisasi Galangan Kapal, Backaz Randaz, buru-buru pulang ke rumahnya dengan kepala yang terasa sakit gara-gara mabuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar